• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tugas 2 Manajemen energi

N/A
N/A
Sulistya Ramadhani

Academic year: 2025

Membagikan "Tugas 2 Manajemen energi"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

Nama : Sulistya Ramadhani Nim : 43121075

Kelas : 4C D4 TRKB

TUGAS 2 Klausul ISO 50001

1. Lingkup/Scope

Klausul ini mengidentifikasi ruang lingkup ISO 50001. Tujuan utama dari klausul ini adalah untuk memberikan panduan kepada organisasi dalam menciptakan, melaksanakan, memelihara, dan terus meningkatkan sistem manajemen energi. Klausul ini menegaskan bahwa standar ini dapat diterapkan di berbagai jenis organisasi, tanpa memperhatikan ukuran atau sektor mereka, dan mencakup semua jenis energi yang digunakan oleh organisasi tersebut. Standar Ini mencakup identifikasi kesempatan untuk meningkatkan efisiensi energi dan pengelolaan sumber daya energi yang ada.

2. Referensi Normatif/Normative References

Klausul ini menyebutkan referensi dan standar yang relevan yang digunakan dalam penyusunan ISO 50001. Meskipun klausul ini tidak terlalu berfokus pada penerapan langsung dalam praktik sehari-hari, klausul ini berfungsi untuk memberikan dasar legal dan teknis bagi pengembangan standar. Beberapa referensi yang sering dikaitkan dengan ISO 50001 adalah standar internasional lain yang berhubungan dengan manajemen sistem, seperti ISO 14001 untuk manajemen lingkungan dan ISO 9001 untuk manajemen mutu.

3. Istilah dan Definisi/Terms and Definitions

Klausul ini mengandung penjelasan tentang istilah dan definisi yang digunakan dalam ISO 50001 untuk memastikan pemahaman yang konsisten dalam semua aspek penerapan sistem manajemen energi. Beberapa istilah utama yang sering digunakan termasuk:

a. Kinerja energi: Mengacu pada pengukuran atau evaluasi seberapa baik penggunaan energi dibandingkan dengan target atau sasaran yang ditetapkan.

b. Penggunaan energi: Menunjukkan seberapa banyak energi yang digunakan oleh organisasi dalam berbagai proses dan kegiatan.

c. Manajemen energi: Proses untuk merencanakan, melaksanakan, memantau, dan mengendalikan penggunaan energi untuk mencapai efisiensi yang lebih baik.

(2)

4. Konteks Organisasi/Context of the Organization

Klausul ini mengharuskan organisasi untuk memahami dan mengevaluasi konteks internal dan eksternal yang memengaruhi sistem manajemen energi mereka. Organisasi perlu mengidentifikasi faktor-faktor seperti kebijakan pemerintah, peraturan energi, dan kebutuhan pelanggan yang dapat memengaruhi kebijakan dan tujuan energi organisasi. Organisasi juga harus mengidentifikasi pihak-pihak yang berkepentingan, seperti pelanggan, pemasok, atau regulator, serta memahami kebutuhan dan harapan mereka terkait dengan penggunaan dan pengelolaan energi. Selain itu, organisasi harus memahami risiko dan peluang yang ada dalam konteks energi mereka, untuk membantu dalam merumuskan strategi yang tepat.

5. Kepemimpinan dan Komitmen/Leadership and Commitment

Klausul ini sangat penting, karena menggarisbawahi pentingnya komitmen dan keterlibatan dari tingkat manajemen puncak dalam implementasi sistem manajemen energi. Pimpinan organisasi harus menunjukkan komitmen terhadap kebijakan energi dan secara aktif mendukung implementasi, pemantauan, dan peningkatan berkelanjutan. Kepemimpinan yang efektif termasuk memberikan arahan yang jelas, memastikan sumber daya yang cukup, dan terlibat dalam pengambilan keputusan strategis terkait efisiensi energi. Klausul ini juga mengatur pembentukan tanggung jawab dan wewenang dalam organisasi terkait dengan sistem manajemen energi.

6. Perencanaan/Planning

Perencanaan adalah bagian krusial dalam sistem manajemen energi yang mencakup beberapa langkah strategis:

a. Tinjauan Energi: Proses pertama dalam perencanaan adalah memahami dan menganalisis penggunaan energi yang ada, termasuk pengidentifikasian area-area yang memiliki potensi untuk efisiensi energi yang lebih baik.

b. Tujuan, Sasaran, dan Rencana Aksi: Berdasarkan tinjauan energi, organisasi harus menetapkan tujuan dan sasaran energi yang terukur dan dapat dicapai. Rencana aksi yang terperinci harus disusun untuk mencapai tujuan tersebut, dengan mempertimbangkan sumber daya yang tersedia dan potensi penghematan energi.

c. Perencanaan Pengelolaan Risiko dan Peluang: Organisasi juga harus mengidentifikasi risiko dan peluang yang berkaitan dengan penggunaan energi, serta menyusun rencana mitigasi untuk menghadapinya.

7. Dukungan/Support

(3)

Klausul ini berfokus pada dukungan yang dibutuhkan untuk memastikan sistem manajemen energi dapat berjalan dengan efektif. Beberapa aspek utama yang diatur dalam klausul ini adalah:

a. Sumber Daya: Organisasi harus menyediakan sumber daya yang cukup untuk menerapkan dan memelihara sistem manajemen energi, baik dalam bentuk keuangan, teknologi, maupun sumber daya manusia.

b. Kompetensi: Personel yang terlibat dalam manajemen energi harus memiliki keterampilan dan pengetahuan yang sesuai. Ini bisa dilakukan melalui pelatihan dan pengembangan kompetensi.

c. Kesadaran dan Komunikasi: Organisasi perlu memastikan bahwa setiap orang yang terlibat dalam proses energi memiliki kesadaran yang baik mengenai kebijakan energi dan pentingnya efisiensi energi. Komunikasi yang jelas dan efektif juga harus dilakukan, baik internal maupun eksternal.

d. Dokumentasi: Prosedur dan kebijakan yang berkaitan dengan manajemen energi harus didokumentasikan dengan jelas agar mudah diakses dan diikuti.

8. Operasi/Operation

Klausul ini berfokus pada penerapan operasional sistem manajemen energi. Organisasi perlu mengimplementasikan kontrol operasional untuk memastikan bahwa penggunaan energi sesuai dengan kebijakan yang telah ditetapkan. Ini mencakup:

a. Pengendalian dan Pemantauan Penggunaan Energi: Organisasi harus memantau dan mengendalikan penggunaan energi secara berkala dan mengidentifikasi area yang memiliki potensi penghematan lebih lanjut.

b. Prosedur Operasional Standar (SOP): Organisasi perlu merancang prosedur yang memastikan bahwa setiap kegiatan yang menggunakan energi dilakukan dengan cara yang efisien dan sesuai dengan kebijakan yang telah ditetapkan.

9. Evaluasi Kinerja/Performance Evaluation

Evaluasi kinerja energi adalah bagian penting untuk memastikan bahwa sistem manajemen energi berfungsi dengan baik. Dalam klausul ini, organisasi diminta untuk:

a. Pemantauan dan Pengukuran: Organisasi harus mengukur kinerja energi dan melakukan pemantauan yang teratur untuk menilai apakah tujuan dan sasaran energi tercapai.

b. Audit Internal: Audit internal dilakukan secara berkala untuk menilai efektivitas sistem manajemen energi dan untuk memastikan kepatuhan terhadap standar yang ditetapkan.

(4)

c. Tinjauan Manajemen: Pimpinan organisasi harus melakukan tinjauan manajemen secara berkala untuk memastikan bahwa kebijakan dan tujuan energi tetap relevan dan efektif.

10. Tindakan Perbaikan/Improvement

Klausul ini menekankan pentingnya perbaikan berkelanjutan dalam sistem manajemen energi. Organisasi harus selalu berusaha meningkatkan kinerja energi mereka, dan langkah-langkah perbaikan dapat dilakukan berdasarkan hasil evaluasi kinerja, audit internal, dan tinjauan manajemen. Tindakan perbaikan ini bisa mencakup perbaikan prosedur operasional, peningkatan teknologi, atau perubahan dalam kebijakan dan sasaran energi. Proses ini memastikan bahwa organisasi tidak hanya menjaga tetapi juga terus meningkatkan efisiensi energi mereka.

Referensi

Dokumen terkait

Demikian Demikian Standar Standar Operasional Operasional Prosedur Prosedur ( ( SOP SOP ) ) tentang tentang Pelayanan Pelayanan penerbitan penerbitan Surat Surat Izin

Demikian Demikian Standar Standar Operasional Operasional Prosedur Prosedur ( ( SOP SOP ) ) tentang tentang Pelayanan Pelayanan penerbitan penerbitan Surat

Perusahaan telah menyesuaikan kebijakan dan prosedur maupun strategi bisnis dengan regulasi yang berlaku melalui Standar Operasional Prosedur (SOP) pada setiap Unit

Peningkatan sistem pelayanan melalui penerapan standar operasional prosedur (SOP).. Terlaksananya standar operasional prosedur (SOP) dan standar pelayanan minimal (SPM)

Berdasarkan analisis data menunjukkan bahwa Standar Operasional Prosedur (SOP) Audit Internal dalam manajemen risiko pembiayaan pada BMT Taruna Sejahtera yakni mengenai

Dokumen ini membahas proses rekapitulasi data yang diperlukan untuk merancang Standar Operasional Prosedur (SOP) di PT Multistrada Arah Sarana, Tbk

Standar Operasional Prosedur (SOP) JAGUNG

Prosedur Operasional Standar Pengembangan Prototipe Pengering Ikan Kayu Sistem Kontrol Dual