MAKALAH ASAM DAN BASA
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kimia Dasar
DOSEN PENGAMPU : Romario A. Wicaksono, ST, M.Eng
DISUSUN OLEH:
WAHYUDI D113121004
PRODI TEKHNIK MESIN
KATA PENGANTAR
Berikut ini saya telah membuat makalah yang berjudul “ASAM DAN BASA”. Makalah ini merupakan tugas dari mata kuliah KIMIA DASAR yang bertujuan untuk memberikan Pendekatan belajar agar mahasiswa lebih mudah memahami materi yang terkandug, juga membangun Motivasi mahasiswa untuk dapat mengaitkan suatu materi pada kehidupan sehari hari. Penulis menyadari bahwa daalam penulisan makalah ini jauh dari kesempurnaan, maka penulis Menerima kritik dan saran yang membngun untuk menyempurnakan makalah ini.
Akhirnya, penulisBerharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembacanya dan dapat memenuhi harapan Kita semua.
Pontianak, 21 Mei 2022
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR... II DAFTAR ISI...III
BAB 1 PENDAHULUAN...1
A. Latar Belakang...1
B. Tujuan... 1
C. Rumusan Masalah...2
BAB 2 PEMBAHASAN... 3
A. Pengertian Asam dan Basa... 3
B. Teori Asam dan Basa...3
C. Reaksi Asam Dan Basa...4
D. Sifat Asam dan Basa...5
E. Jenis Asam dan Basa... 5
BAB III PENUTUP... 6
Kesimpulan... 6
DAFTAR PUSTAKA...7
BAB 1 PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam percobaan titrasi, suatu larutan yang konsentrasinya diketahui secara pasti disebut sebagai larutan standar (standar solution). Penambahan larutan standar dilakukan hingga reaksi berlangsung sempurna. Beberapa titrasi harus dibantu oleh indikator untuk mencapai titik akhir titrasi reaksi yang ditandai dengan perubahan warna larutan (Chang, 2005:111).
Indikator merupakan salah satu bagian penting dalam analisis titrimetri karena kemampuannya dalam menunjukkan titik akhir titrasi. Dalam titrasi asam basa, indikator merupakan zat yang memiliki perubahan warna yang tajam dalam medium asam dan basa.
Terdapat berbagai indikator sintesis dengan jangkauan pH masing-masing yang biasa digunakan dalam titrasi asam-basa, diantaranya yaitu : fenolftalein, metil merah, metil jingga, dan bromotimol biru (Chang, 2005:112).
Nuryanti, dkk (2010:178) menyatakan bahwa penggunaan indikatorindikator sintetik tersebut memiliki keterbatasan seperti menyebabkan pencemaran lingkungan atau polusi kimia, ketersediaan dan biaya produksi tinggi. Indikator sintesis titrasi asam-basa harganya pun relatif mahal dan sangat sulit didapatkan di daerah pedesaan (khususnya di luar Jawa). Salah satu cara untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah penggunaan indikator alami yang berasal dari pigmen tumbuhan, baik yang berasal dari bunga, daun, buah atau kulit.
B. TUJUAN PENULISAN
Untuk memenuhi nilai tugas
Untuk mengetahui berbagai teori asam dan basa
Mengetahui dan memahami materi mengenai asam dan basa
1
C. RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas pada makalah ini adalah:
1. Apa definisi dari asam dan basa?
2. Bagaimana memberi nama pada basa?
3. Bagaimana mengidentifikasi asam dan basa?
4. Bagaimana indikator asam dan basa?
5. Bagaimana sifat dari asam dan basa?
6. Apa sajakah jenis-jenis asam dan basa?
BAB II PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN ASAM DAN BASA
Pada tahun 1800,banyak kimiawan termasuk Antonie Lavoisier secara keliru berkeyakinan bahwa semua asam mengandung oksigen. Lavoisier mendefinisikan asam sebagai zat mengandung oksigen karena pengetahuannya akan asam kuat hanya terbatas pada asam-asam okso dan karena is tidak mengetahui komposisi sesungguhnya dari asam halida,HCI,HBr, dan HI.
Lavoisier lah yang memberi nama oksigen dari dua kata bahasa yunani yaitu oxus (asam) dan gennan (menghasilkan) yang berarti “penghasil/pembentuk asam”. Isitilah asam berasal dari bahasa latin “ Acetum “ yang berarti cuka, karena diketahui zat utama dalam cuka adalah asam asetat, yaitu zat yang berasa asam.
Secara umum basa yaitu zat yang berasa pahit dan bersifat kaustik. Definisi umum dari basa adalah senyawa kimia yang menyerap ion hydronium ketika dilarutkan dalam air. Basa adalah lawan dari asam, yaitu ditunjukan untuk unsur/senyawa kimia yang memiliki pH lebih dari 7.
B. TEORI ASAM DAN BASA
Teori pertama asam bas aini dicetuskan pertama kali oleh seorang ahli kimia berasal dari Swedia bernama Svante Arrhenius. Teori ini menghubungkan sifat keasaman dengan ion hidrogen atau H+ dan pertama kali dicetuskan pada tahun 1884. Menurut teori Arrhenius, asam Arrhenius merupakan zat yang jika dilarutkan dalam air, maka air tersebut akan menghasilkan ion H+ dalam larutan tersebut. Contohnya adalah ketika asam klorida atau HCI serta asam asetat atau CH3COOH dilarutkan, dengan persamaan reaksi yang terjadi dari asam klorida serta asam asetat sebagai berikut:
HCl (aq) → H+ (aq) + Cl (aq)
CH3COOH (aq) → Ch3COO– (aq) + H+ (aq)
Berdasarkan persamaan reaksi yang terjadi tersebut, maka diperoleh ciri khas yaitu pelarut air zat tersebut mengion kemudian berubah menjadi hidrogen dengan muatan positif dengan lambing H+ serta ion yang memiliki muatan negative maka akan disebutkan dengan sisa asam.
Sedangkan menurut teori Arrhenius, basa merupakan zat yang jika dilarutkan dalam air maka akan menghasilkan ion OH-. Contohnya adalah ketika natrium hidroksida atau NaOH serta ammonium hidroksida atau NH4OH, dilarutkan maka akan terjadi persamaan reaksi basa pada larutan tersebut sebagai berikut:
NaOH (aq) → Na+ (aq) + OH– (aq)
3
NH4OH (aq) → Nh4+ (aq) + OH– (aq)
Basa dalam larutan natrium hidroksida serta amonium hidroksida akan menghasilkan banyak ion OH- dan kemudian dapat disebut sebagai basa kuat. Sedangkan, larutan yang menghasilkan sedikit dari ion OH- dapat disebut sebagai basa lemah. Tentu tidak semua senyawa dalam rumus kimia tersebut ada gugus hidroksida dan termasuk dalam golongan basa.
Secara singkat, itulah teori Arrhenius yang diperkenalkan oleh Svante August Arrhenius. Teori ini memiliki kekurangan atau kelemahan, di mana teori ini hanya dapat digunakan pada penggunaan air sebagai pelarut saja. Dapat disimpulkan, bahwa teori Arrhenius ini menyatakan bahwa senyawa asam merupakan senyawa yang dapat melepaskan ion H+ atau ion hydronium H3O+ apabila dilarutkan dalam air. Sedangkan senyawa basa adalah senyawa yang melepaskan ion OH- jika dilarutkan dalam air. Teori Arrhenius juga mengatakan bahwa senyawa asam yang menghasilkan satu ion hidrogen per molekulnya maka disebut sebagai asam monoprotic.
Sedangkan senyawa asam yang menghasilkan dua ion hidrogen per molekulnya maka disebut sebagai asam diprotic.
Senyawa asam yang menghasilkan tiga ion hydrogen per molekulnya maka disebut sebagai asam triprotik serta secara umum menurut teori Arrhenius, asam menghasilkan lebih dari satu hydrogen maka disebut sebagai asam poliprotik. Sebutan tersebut berlaku pula pada senyawa basa yang memiliki ion hidroksida per molekul. Jika senyawa asam memiliki satu ion hidroksida per molekul maka disebut sebagai monoprotic dan seterusnya. Dalam teori ini, asam kuat adalah senyawa asam yang terionisasi secara sempurna dan kemudian menghasilkan sebuah ion H+ dalam larutannya. Sedangkan untuk asam lemah, adalah senyawa asam yang tidak mengalami ionisasi secara sempurna dalam larutannya. Sementara itu basa kuat merupakan senyawa basa yang mengalami ionisasi dengan sempurna, sehingga menghasilkan ion OH- dalam larutannya. Sedangkan untuk basa lemah adalah senyawa basa yang tidak mengalami ionisasi dalam larutannya.
sebagai asam dan basa. Model Brønsted–Lowry menjelaskan ini, menunjukkan disosiasi air menjadi hidronium dan ion hidroksida berkonsentrasi rendah:
H2O + H2O is in equilibrium with H3O+ + OH−
D. SIFAT ASAM DAN BASA
Ada beberapa sifat khusus untuk membedakan suatu zan atau senyawa berupa asam atau basa yaitu :
1. Ciri ciri asam
Rasanya masam
Biasanya, asam mineral bersifat korosif karena dapat mengiritasi dan merusak jaringan kulit.
Dapat mengubah warna lakmus biru menjadi merah, pH di bawah 7.
2. Ciri ciri basa
Pahit dan licin di kulit
Mengubah warna lakmus merah menjadi biru, ph di atas 7.
Dapat menetralkan sifat asam
Bersifat kaustik atau dapat terbakar, berkarat, hancur, dan rusak akibat peristiwa kimia.
E. JENIS ASAM DAN BASA 1. JENIS ASAM
Asam klorida (HVI)
Asam nitrrat (HNO3)
Asam sulfat (H2SO4)
Asam bromida (HBr)
Asam hidrogen iodida (HI) 2. JENIS BASA
Kalium hidroksida (KOH)
Barium hidroksida (Ba(OH)2)
Cesium hidroksida (CsOH)
Natrium hidroksida (NaOH)
BAB III PENUTUP Kesimpulan
5
Asam dalam pelajaran kimia adalah senyawa kimia yang bila dilarutkan dalam air akan menghasilkan larutan dengan pH lebih kecil dari 7. Dalam definisi modern, asam adalah suatu zat yang dapat memberi proton (ion H+) kepada zat lain (yang disebut basa), atau dapat menerima pasangan elektron bebas dari suatu basa. Asam terbagi atas dua maca yaitu asam kuat dan asam lemah. Asam mempunyai rasa asam dan bersifat korosif.
Basa adalah senyawa kimia yang menyerap ion hydronium ketika dilarutkan dalam air. Basa memiliki pH lebih besar dari 7. Seperti hal-nya asam, basa juga terbagi dua macam yaitu basa kuat dan basa lemah. Basa mempunyai rasa pahit dan merusak kulit, terasa licin seperti sabun bila terkena kulit. Dan dapat menetralkan asam. Jika pH = 7, maka larutan bersifat netral. Jika pH < 7, maka larutan bersifat asam. Jika pH > 7, maka larutan bersifat basa.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-smk/kelas_xi/kekuatan-asam-dan-basa/
http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia_dasar/asam_dan_basa/konsep-ph-poh-dan- pkw/
http://www.smkn1bandung.com/modul/adaptip/adaptif_kimia/larutan_asam_dan_basa.pdf http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia_dasar/asam_dan_basa/sifat-sifat-asam-basa- dan-garam/
7