• Tidak ada hasil yang ditemukan

TUGAS TUTORIAL 1 PDGK4301/EVALUASI PEMBELAJARAN DI SD

N/A
N/A
Ayesha Sinta

Academic year: 2023

Membagikan "TUGAS TUTORIAL 1 PDGK4301/EVALUASI PEMBELAJARAN DI SD"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS TUTORIAL 1

PDGK4301/EVALUASI PEMBELAJARAN DI SD

Disusun Oleh : VENTY KARSINTA

(857699499)

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR UPBJJ UT SEMARANG

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TERBUKA

(2)

2023.1

1. Tes objektif dan tes uraian adalah alat ukur yang paling banyak digunakan di sekolah untuk mengukur hasil belajar siswa. Bagaimana pendapat Anda, diantara kedua tes tersebut manakah yang lebih unggul jika mengacu pada taksonomi Bloom.

Jawab:

Tes merupakan alat ukur yang tepat untuk digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa dalam ranah kognitif. Ada dua jenis tes yang digunakan di sekolah yaitu tes objektif dan tes uraian. Tes objektif sering digunakan sedangkan tes uraian sering digunakan pada saat ulangan harian. Sebelumnya saya akan mengingat kembali tentang taksonomi Bloom.

Taksonomi Bloom adalah struktur hierarki (bertingkat) yang mengidentifikasikan keterampilan berpikir mulai dari jenjang rendah sampai paling tinggi. Adapun tujuan taksonomi Bloom dalam ranah kognitif (berfikir) terdapat enam tingkatan pada taksonomi Bloom revisi yaitu C1 (mengingat), C2 (memahami), C3 (mengaplikasikan), C4 (menganalisis), C5 (mengevaluasi), C6 (mencipta).

Tes objektif dan tes uraian masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan.

Sebenarnya, kedua tes tersebut dapat digunakan sesuai kebutuhannya (tujuan pembelajarannya). Diantara kedua tes tersebut, menurut saya tes uraianlah yang lebih unggul jika mengacu pada taksonomi Bloom. Tes uraian yang biasanya digunakan untuk mengukur proses berfikir yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan tes objektif. Saya memilih tes uraian karena mengacu pada kelebihan dari tes uraian yang tidak dimiliki oleh tes objektif yaitu dengan diberikannya tes uraian kita (guru) mampu mengukur sejauh mana dari siswa terkait keterampilan menulisnya, kemampuan dalam menghasilkan ide- ide atau gagasannya (level C4), mengorganisasi dan mengekspresikan ide atau gagasannya (level C5), juga kemampuan dalam membuat/mencoba, (level C6 nya) rancangan penelitiannya. Apabila kita hendak memiliki tujuan pembelajaran yang demikian, maka kita mengukurnya dengan menggunakan tes uraian walaupun jumlah siswanya banyak.

Kelebihan yang lain dari tes uraian terkait waktu yakni untuk menulis satu set tes uraian untuk satu waktu ujian lebih cepat daripada waktu yang digunakan untuk menulis satu set tes objektif.

Pada dasarnya, menurut saya untuk menentukan salah satu jenis tes yang akan digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa, hendaknya kita berpedoman pada tujuan pembelajaran yang akan kita tes kan (ukur). Jika tujuan pembelajarannya kita hendak

(3)

mengukur (mengujikan siswa dalam bentuk tes) yang mana lebih banyak pada ranah kognitif rendah sampai dengan sedang dan jumlah peserta tesnya banyak maka tes objektif merupakan pilihan yang tepat. Tetapi jika tujuan pembelajarannya yang akan kita ukur berada pada tingkatan kognitif tingkat tinggi seperti analisis, evaluasi, dan kreasi maka tes uraian merupakan pilihan yang lebih tepat.

2. Menurut Grounlund & Linn, 1990 kesulitan utama dalam memeriksa jawaban siswa terletak pada sulitnya memberikan skor yang objektif dan konsisten, upaya apa yang Anda untuk meminimalkan kesulitan tersebut? Jelaskan!

Jawab:

Mengutip dari buku modul PDGK4301 Evaluasi pembelajaran di SD halaman 2.11 bahwasannya, kesukaran utama dalam memeriksa jawaban siswa terletak pada sulitnya memberikan skor yang objektif dan konsisten (Grounlund & Linn, 1990). Jawaban tes uraian seorang siswa jika diperiksa oleh dua orang pemeriksa akan menghasilkan skor yang berbeda bahkan walaupun diperiksa oleh seorang pemeriksa tetapi jika dilakukan dalam waktu yang berbeda dapat menghasilkan skor yang berbeda. Seperti yang kita ketahui bersama, ketika siswa menjawab pertanyaan dalam tes uraian mereka menjawab dengan kata-katanya sendiri, jawabannya mungkin bisa sesuai atau kurang sesuai tergantung yang dikehendaki oleh si pembuat soal, maka dalam pemberian skor jawaban siswa sangat tergantung pada pertimbangan si pemeriksa (korektor). Kondisi yang demikian muncul unsur subjektivitas pemeriksa dalam pemberian skor jawaban siswa.

Berikut upaya yang dapat saya berikan dalam meminimalkan kesulitan tersebut diantaranya:

a. Membuat tes uraian yang terbatas.

Maksudnya, membuat tes uraian yang dapat dijawab dengan cepat oleh siswa. Saat ingin mengukur kemampuan siswa dengan memberikannya tes uraian terbatas, maka siswa dapat segera mengetahui jawaban apa yang akan dikehendaki oleh butir soal tersebut. Sehingga waktu yang diperlukan untuk menjawab (mengerjakan) satu soal tersebut akan menjadi lebih cepat, dan dapat berpindah mengerjakan soal berikutnya.

b. Gunakan dua pemeriksa untuk memeriksa setiap hasil tes siswa

Apabila kita menggunakan dua pemeriksa, maka unsur subjektivitas pemeriksa dapat diminimalisirkan. Jawaban tes uraian seorang siswa jika diperiksa oleh dua orang pemeriksa akan menghasilkan skor yang berbeda bila dibandingkan dengan seorang pemeriksa. Alangkah baiknya, menurut saya saat memeriksa setiap hasil tes siswa

(4)

tanpa nama, maksudnya dengan memeriksa hasil tes tanpa nama masing-masing pemeriksa tidak mengetahui hasil tes siswa yang saat itu dianggap pandai atau kurang pandai merka mendapatkan perlakuan yang sama untuk setiap hasil tes yang diperiksa.

c. Sepakat tentang pemberian skor dengan pemeriksa kedua.

Sebelum melakukan pemeriksaan hasil tes siswa, kedua pemeriksa harus duduk bersama untuk melihat kembali pedoman penskoran yang telah dibuat oleh penulis soal dan kemudian membuat kesepakatan-kesepakatan dalam memberi skor.

Berdasarkan pengalaman saat saya mengajar di SD saat ini, biasanya nilai yang diperoleh siswa yaitu nilai yang diberikan oleh masing-masing pemeriksa kemudian di jumlahkan lalu dibagi dua.

d. Lakukan uji coba pemeriksaan

Setelah menyepakati bersama dalam pemberian skor pada masing-masing soal antara pemeriksa 1 dan pemeriksa 2, hendaknya pemeriksa 1 dan pemeriksa 2 melakukan uji coba terlebih dahulu sebelum melakukan pemeriksaan yang sebenarnya. Menurut saya, hal ini dilakukan untuk mengetahui kriteria tingkat ketepatan jawaban dari masing-masing siswa terhadap kunci jawaban yang dikehendaki oleh si pembuat soal.

3. Buatlah 2 contoh soal pilihan ganda yang baik dan berikan alasan mengapa soal tersebut dikatakan baik!

Jawab:

1. Menjaga kebersihan dan kerapian di sekolah merupakan tanggung jawab ....

a. guru

b. kepala sekolah c. penjaga sekolah d. seluruh warga sekolah Jawaban : d

(Soal untuk kelas 3 SD) Seluruh warga sekolah memiliki tanggung jawab dalam menjaga kebersihan dan kerapian sekolah, bukan hanya penjaga sekolah yang biasanya disetiap hari menyapu halaman sekolah, tetapi juga para siswa, guru dan kepala sekolah juga mempunyai tanggung jawab menjaga kesersihan sekolah.

2.Tumbuhan yang hidup di tempat yang lembab disebut ….

a. xerofit b. bonafit

(5)

c. higrofit d. hidrofit Jawaban: c

(Soal untuk kelas 6 SD) Higrofit adalah tumbuhan yang hidup di daearah lembab.

Contohnya tumbuhan paku, lumut, talas. Xerofit adalah tumbuhan yang hidup di daerah kering. Contohnya kaktus, pohon kurma, lidah mertua. Hidrofit adalah tumbuhan yang hidup di air. Contohnya teratai, enceng gondok, padi. Sedangkan bonafit adalah dipercaya dengan baik (tentang perusahaan dan sebagainya dan jujur). Bonafit bukan istilah terkait tumbuhan yang dapat hidup di tempat-tempat tertentu.

Soal pilihan ganda yang baik yaitu apabila terdapat alternatif pilihan jawaban salah atau pengecoh (distractor) dalam suatu butir soal pilihan ganda dapat dikatakan baik, jika setidaknya terdapat 5% dari peserta tes memilih jawaban tersebut. Dan dalam soal diatas terdapat jawaban pengecoh yang bisa mengecoh peserta tes untuk menjawab soal.

Penjelasan tentang pengecoh soal saya cantumkan pada kunci jawaban dan pembahasan di bawah soal tersebut.

Sumber/Referensi:

Adi Suryanto, dkk. (2022). EVALUASI PEMBELAJARAN di SD. Tangerang Selatan:

Universitas Terbuka. (Modul 1 Konsep Dasar Penilaian dalam Pembelajaran dan Modul 2 Pengembangan Tes Hasil Belajar).

Referensi

Dokumen terkait

 Membaca kosa kata dan teks dengan lafal dan nada yang benar sesuai yang dicontohkan guru..  Menjawab pertanyaan yang berhubungan

 Membaca kosa kata dan teks dengan lafal dan nada yang benar sesuai yang dicontohkan guru.  Menjawab pertanyaan yang berhubungan

 Membaca kosa kata dan teks dengan lafal dan nada yang benar sesuai yang dicontohkan guru..  Menjawab pertanyaan yang berhubungan

Kemudian, guru memberikan pertanyaan yang menuntut siswa berpikir pada tingkat yang lebih tinggi, sehingga siswa dapat menjawab pertanyaan sesuai dengan kompetensi

jawabannya kepada siswa melainkan melemparkan kepada siswa lain untuk menjawab. Untuk menambah semangat siswa untuk bertanya dan menjawab pertanyaan maka guru memberikan 1

Hasil post tes menunjukkan bahwa 15 atau sebesar 50% dari 31 jumlah siswa tidak dapat untuk menjawab pertanyaan yang diberikan guru, (2) Siswa kurang

Sebelum dikembangkan media pembelajaran Word Square hanya berupa kotak-kotak berisi kata kunci dengan acuan pertanyaan-pertanyaan yang jawabannya ada pada

1 pertanyaan yang sesuai Disajikan gambar, siswa dapat menjawab pertanyaan yang sesuai PG 2 Disajikan gambar, siswa dapat menjawab pertanyaan yang sesuai PG 3 Disajikan gambar,