Sesuai dengan perkembangan pengakuan terhadap hak asasi manusia, termasuk hak anak, maka digunakanlah istilah anak berkebutuhan khusus. Penggunaan istilah anak berkebutuhan khusus mempunyai konsekuensi yang berbeda dengan istilah anak berkebutuhan khusus yang selama ini digunakan dan mungkin masih digunakan. Jika prestasi anak tersebut jauh di bawah standar kelulusan, maka ada kemungkinan anak tersebut masuk dalam kelompok anak berkebutuhan khusus.
Dalam menentukan jumlah anak berkebutuhan khusus terdapat perbedaan antar lembaga, mungkin terdapat perbedaan definisi dan kebutuhan yang sesuai dengan wilayah lembaga masing-masing. Memahami anak berkebutuhan khusus berarti melihat perbedaan individu, seperti perbedaan antar individu (interindividual), yaitu membandingkan individu dengan individu lainnya, seperti perbedaan fisik, emosional dan intelektual, serta perbedaan potensi yang ada pada individu tersebut. dirinya sendiri (intra-individu). Menurut BPS, jumlah penyandang disabilitas 1,48% dari jumlah penduduk, anak berkebutuhan khusus bersekolah menurut Dir.
Jumlah anak PSLB sebanyak 81.434 orang, sebagai perbandingan di negara maju seperti Amerika, anak berkebutuhan khusus berjumlah 11,5% dari jumlah penduduk.
Pendahuluan
Kemampuan mental rendah atau kapasitas intelektual (IQ) di bawah rata-rata dapat dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu anak lamban belajar, yaitu anak yang mempunyai IQ antara 70 – 90. Anak dengan ketidakmampuan belajar spesifik adalah anak yang mempunyai kapasitas intelektual normal atau diatasnya, namun memiliki prestasi belajar yang rendah pada bidang akademik tertentu. Seseorang yang sudah tidak mampu lagi memfungsikan indra penglihatannya untuk keperluan belajar mengajar, meskipun sudah dikoreksi dengan lensa.
Tunarungu adalah seseorang yang mengalami kesulitan dalam menggunakan pendengarannya untuk berinteraksi dan bersosialisasi dengan lingkungan, termasuk pendidikan dan pengajaran. Gangguan pendengaran dapat digolongkan menjadi 2 kelompok yaitu tuli dan gangguan pendengaran. Seseorang yang mengalami kesulitan dalam mengungkapkan pikiran melalui bahasa verbal, sehingga sulit atau bahkan tidak dapat dipahami oleh orang lain.
Sering gagal memperhatikan detail, atau sering melakukan kesalahan dalam tugas sekolah atau aktivitas lainnya. Perkembangan penawaran pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus tidak lepas dari peran dan peranan pemerintah, dalam hal ini Departemen Pendidikan Nasional. Dalam rangka meningkatkan penyelenggaraan pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus, Departemen Pendidikan Nasional melalui Direktorat Pembinaan Sekolah Luar Biasa (PSLB) mempunyai kebijakan tersendiri dalam mengelompokkan anak berkebutuhan khusus, meskipun sebenarnya hanya sama dalam klasifikasi yang disajikan oleh PSLB, lebih pada penerapan jenis sekolah luar biasa yang ada di daerah tersebut.
Membaca berbagai sumber yang direkomendasikan dan melakukan wawancara dengan berbagai pihak yang menangani anak gangguan jiwa. Anda dapat menonton video anak berkebutuhan khusus, membaca sumber materi dan melakukan observasi terhadap SLB serta wawancara dengan guru. Pengelompokan anak berkebutuhan khusus hanya diperlukan untuk kebutuhan interaksi anak secara tradisional, sedangkan anak berkebutuhan khusus tidak perlu dikelompokkan untuk tujuan sosial.
Jika tingkat kemahiran Anda minimal 80%, Anda dianggap lulus dengan baik dan dapat melanjutkan studi Sub-Unit 3. Sebaliknya, jika tingkat kemahiran Anda di bawah 80%, pelajari kembali uraian yang diberikan. anda belum menguasai dengan baik pada subbab sebelumnya terutama pada bab tersebut, sehingga jawaban anda salah.
Faktor Penyebab Kelainan
Faktor Penyebab kelainan
- Heriditer ilustrasi
 - Infeksi
 - Keracunan ilustrasi
 - Trauma
 - Kekurangan gizi
 
Penyebabnya adalah karena adanya berbagai penyakit menular yang secara langsung maupun tidak langsung dapat menimbulkan kondisi seperti infeksi TORCH (toxoplasma, rubella, cytomegalovirus, herpes), polio, meningitis, dll. Ada seorang ibu yang sedang hamil, selama pemeriksaan dokter. Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa ibu tersebut mengidap virus toksoplasma, sehingga dokter mengatakan bahwa ibu tersebut berisiko tinggi melahirkan anak berkebutuhan khusus. Setelah memasuki masa kelahiran yaitu minggu ke-40, ternyata telah lahir bayi berisiko (BDR) yang artinya bayi yang lahir tersebut berisiko menjadi anak berkebutuhan khusus karena tertular toksovirus, sedangkan Toksovirus mempengaruhi sistem saraf, terutama sistem saraf pusat (otak), sehingga berisiko menjadi anak berkebutuhan khusus.
Seorang ibu muda sering kali merasa pusing dan mual, untuk menghilangkan rasa pusingnya biasanya ia mengonsumsi obat sakit kepala yang dijual bebas. Terbentuknya FAS (fetal alkohol syndrome) merupakan keracunan pada janin yang terjadi akibat konsumsi alkohol berlebihan oleh ibu.Kebiasaan ibu mengonsumsi obat bebas tanpa pengawasan dokter berpotensi menyebabkan keracunan pada janin. . Salah satu penyebabnya adalah jenis makanan yang dimakan bayi yang banyak mengandung zat berbahaya.
Kejadian tak terduga yang terjadi langsung pada anak, seperti proses kelahiran yang sulit sehingga memerlukan pertolongan yang beresiko tinggi, atau ketika saluran pernafasan anak tersumbat saat lahir sehingga menyebabkan kekurangan oksigen ke otak (sesak napas), kecelakaan yang berdampak pada organ tubuh anak. , terutama kepala. Anak tersebut mengalami patah tulang belakang yang akhirnya menyebabkan anak tersebut mengalami kelumpuhan permanen pada kedua kakinya. Hal ini dimungkinkan karena saraf motorik pada ekstremitas bawah anak mengalami kerusakan, karena sumsum tulang belakang (spinal cord) merupakan pusat saraf otonom dan motorik.
Hal ini dikarenakan Indonesia merupakan daerah tropis yang sering menimbulkan atau menjadi tempat tumbuh dan berkembangnya penyakit parasit dan juga karena kekurangannya. Sering juga disebut Natal, yaitu saat terjadinya kelainan pada saat proses persalinan dan sebelum serta segera setelah proses persalinan. Kelainan terjadi setelah anak lahir hingga sebelum usia perkembangannya tercapai (kurang lebih 18 tahun).
Dampak Terjadinya Kelainan Ilustrasi
Dampak fisiologis khususnya pada anak yang mengalami gangguan fisik termasuk sensorimotor terlihat pada kondisi fisik penyandang berkebutuhan khusus yang kurang mampu mengkoordinasikan geraknya, bahkan penyandang berkebutuhan khusus berat dan sangat berat hanya mampu berjalan. pada usia lima tahun atau lebih, tidak bisa berjalan sama sekali. Tanda-tanda kondisi fisik penyandang berkebutuhan khusus yang kurang mampu mengkoordinasikan gerakan antara lain: ketidakmampuan mengkoordinasikan sensorik motorik, melakukan gerakan secara tepat dan terarah serta menjaga kesehatan. Keluarga sebagai unit sosial dalam masyarakat dengan kehadiran anak berkebutuhan khusus merupakan suatu bencana, kesedihan dan beban yang berat.
Secara umum, para ibu mengalami trauma paling parah dan perannya dibatasi oleh kehadiran anak berkebutuhan khusus. Peran mengasuh anak berkebutuhan khusus menyita waktu, sehingga banyak tugas lain yang berkurang. Anak berkebutuhan khusus yang kurang mampu beradaptasi terhadap tuntutan lingkungan sosialnya dapat menimbulkan reaksi negatif dari lingkungan sosial anak berkebutuhan khusus.
Hal ini mengakibatkan anak dikucilkan atau ditolak oleh lingkungan sosialnya, dan dalam komunikasi akan terjadi kesenjangan komunikasi antara anak berkebutuhan khusus dengan orang disekitarnya. Kesenjangan komunikasi bisa muncul karena orang di sekitar menyampaikan pesan verbal yang tidak sesuai dengan kemampuan atau pemahaman anak berkebutuhan khusus. Karena keterbatasan keadaannya, banyak diantara mereka yang mengalami kesulitan dalam kehidupan sehari-hari, terutama mereka yang berkebutuhan khusus pada kategori berat dan sangat berat.
Permasalahan ini harus diprioritaskan dalam program pengobatan untuk mempersiapkan anak berkebutuhan khusus dengan berbagai program keterampilan yang dapat digunakan untuk mencari nafkah atau bekerja. Lembaga yang menangani anak berkebutuhan khusus juga harus memprogramkan distribusi pekerjaannya atau membentuk bengkel-bengkel yang dilindungi. Anak berkebutuhan khusus dalam tingkah lakunya sering kali menampilkan tingkah laku yang nakal dan mengganggu ketentraman lingkungannya, hal ini terjadi karena anak berkebutuhan khusus tidak mampu mengambil inisiatif yang dianggap tepat oleh lingkungannya.
Kondisi yang terjadi pada penyandang berkebutuhan khusus harus diperhitungkan dalam program pengobatan agar mereka dapat beraktivitas ketika mempunyai waktu luang.
Hak-hak Yang Dimiliki Anak Berkebutuhan Khusus
- UUD 1945 (Amandemen) pasal 31
 - UU No. 20 tahun 2003 Sistem Pendidikan Nasional : Pasal 3
 - UU No. 23 tahun tahun 2002 tentang Perlindungan Perlindungan Anak Pasal 48
 - UU No. 4 1997 tentang Penyandang Cacat Pasal (5 )
 
Masih banyak permasalahan mengenai pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan yang dianggap diskriminatif terhadap anak berkebutuhan khusus. Masih sangat sedikit lembaga pendidikan yang diperuntukkan bagi anak berkebutuhan khusus berdasarkan data direktorat PSLB anak berkebutuhan khusus yang mendapat layanan pendidikan baru.81 343 anak dilayani di sekolah luar biasa (SLB), sekolah inklusi dan pembelajaran akselerasi atau percepatan, dari proyeksi jumlah anak berkebutuhan khusus sebesar 10% dari jumlah anak usia sekolah. Selama pandangan terhadap anak berkebutuhan khusus masih negatif, maka pemenuhan hak anak berkebutuhan khusus tidak akan bisa memperoleh hak yang sama dengan masyarakat lainnya.
Persamaan hak sebenarnya telah diatur dalam berbagai instrumen hukum formal, namun permasalahannya adalah belum adanya sanksi yang jelas atas pelanggaran peraturan yang ada, sehingga masih banyak anak berkebutuhan khusus yang belum mendapatkan haknya. Negara, pemerintah, keluarga dan orang tua wajib memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada anak untuk memperoleh pendidikan. Anak penyandang disabilitas fisik dan/atau mental diberikan kesempatan dan aksesibilitas yang sama untuk memperoleh pendidikan reguler dan khusus.
Memastikan setiap anak penyandang disabilitas dan anak berkebutuhan khusus lainnya memiliki akses terhadap seluruh aspek kehidupan, baik di bidang pendidikan, kesehatan sosial, kesejahteraan, keselamatan, dan bidang lainnya, sehingga mereka menjadi generasi penerus yang andal. Menjamin setiap anak penyandang disabilitas dan anak berkebutuhan khusus lainnya menjadi individu yang bermartabat, memperoleh perlakuan yang manusiawi dan pendidikan yang bermutu, sesuai dengan potensi dan kebutuhan masyarakat, tanpa perlakuan diskriminatif yang merugikan keberadaan fisiknya baik secara psikologis, ekonomi, sosiologi, hukum, politik dan budaya. Berbagai instrumen peraturan perundang-undangan yang ada menunjukkan bahwa masyarakat dan pelaku pendidikan belum menyadarkan masyarakat akan hak atas pendidikan yang sama dengan anak berkebutuhan khusus.
Cobalah melakukan wawancara dan diskusi dengan kelompok masyarakat berkebutuhan khusus di masyarakat setempat. Keberadaan anak berkebutuhan khusus di masyarakat masih belum sepenuhnya diterima, sehingga banyak hal mengenai hak-hak anak berkebutuhan khusus yang belum dapat tercapai, atau dengan kata lain diskriminasi terhadap anak berkebutuhan khusus masih terjadi di bidang sosial, hukum, dan pendidikan. daerah. Berbagai upaya telah dilakukan oleh berbagai pihak, termasuk pemerintah dan gerakan sosial internasional yang peduli terhadap anak berkebutuhan khusus, sehingga menghasilkan berbagai perjanjian dan instrumen hukum yang mengikat.
Dari berbagai undang-undang dan perjanjian yang ada yang mencakup hampir seluruh hak anak berkebutuhan khusus, yang menjadi permasalahan hanyalah pelanggaran terhadap hak anak yang tidak ada sanksinya. Sekolah dasar menerima siswa berkebutuhan khusus dalam jumlah terbatas, yang lebih mudah cacat karena keterbatasan ruang dan tenaga pengajar. Apakah menurut Anda hal ini dibenarkan?
Kunci Tes Formatif
Glosarium
Daftar Pustaka