• Tidak ada hasil yang ditemukan

Untitled - Jurnal Ilmiah Mahasiswa STKIP PGRI Sumbar

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "Untitled - Jurnal Ilmiah Mahasiswa STKIP PGRI Sumbar"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

PENDAHULUAN.

Padang adalah ibukota Propinsi Sumatra Barat yang terletak di pantai bagian barat pulau Sumatra.

kota Padang memiliki 11 Kecamatan diantaranya, Bungus Teluk Kabung, Lubuk Kilangan, Lubuk Begalung, Padang Selatan, Padang Timur, Padang Barat, Padang Utara, Nanggalo, Kuranji, Pauh dan Koto Tangah.1

Penduduk di Kota Padang terbagi atas dua, yaitu ada penduduk kota dan ada penduduk pinggiran. Ciri-ciri penduduk kota adalah penduduk yang bersifat heterogen, terdiri dari berbagai jenis lapisan penduduk yang berbeda baik dari etnis maupun jenis pekerjaannya. Penduduk kota yang berdomisili di daerah seperti Bungus Teluk Kabung, Lubuk Kilangan, Padang Selatan,Padang barat, Padang Timur dan PadangUtara.2Penduduk Kota padaumumnya memiliki pekerjaan seperti Pegawai,Pedagang, Nelayan dan Penjual Jasa, sedangkan penduduk yang berdomisili di daerah Kuranji, Pauh, dan Koto Tangah disebut sebagai penduduk pinggiran dan penduduk ini memiliki pekerjaan mayoritas sebagai Petani. Salah satunya adalah Kecamatan Kuranji yang mayoritas sebagai petani bengkoang.

Alasan yang mendasar Kuranji memilih menjadi petani bengkoang karena, cara kerja dan modal yang dikeluarkan terjangkau oleh petani.

Selama jadi petani bengkoang terjadi perubahan taraf kehidupan masyarakat di Kecamatan Kuranji, bukan hanya dalam bidang ekonomi tetapi juga dalam status sosial masyarakat.Perubahan itu dapat dilihat dengan adanya pembelian untuk kebutuhan rumah tangga seperti sudah banyaknya masyarakat yang memiliki kendaraan bermotor, bahkan para petanipun sudah bisa menyekolahkan anak- anaknya ke perguruan tinggi.

Studi yang Relevan, Yanti Murni yang berjudul “Kehidupan Sosial Ekonomi Petani Nilam di desa Taikako Kecamatan Sikakap kabupaten kepulauan Mentawai (1997-2010)”.Skripsi ini menjelaskan usaha budidaya tanaman nilam di desa Taikako mengalami perkembangan, baik dari segi budidaya luas tanaman nilam yang di kelola.3

Skripsi Marliza Deswati yang berjudul

“Kehidupan Sosial Petani Kakao di desa Muaro Bodi Kecamatan Ampek Nagari Kabupaten Sijunjung (1999-2010. Skripsi ini menjelaskan

1 Badan Pusat Statistik, Padang Dalam Angka Tahun 2012.

2Badan Pusat Statistik, Kuranji Dalam Angka Tahun 1993

3 Yanti Murni, Kehidupan Sosial Ekonomi Petani Nilam di Desa Taikako Kecamatan Sikakap Kabupaten Kepulauan Mentawai (1997-2010), (Padang: STKIP PGRI Sumatera Barat,2012)

mengenai keadaan yang terjadi dalam kehidupan petani kakao di Muaro Bodi mengalami pasang surut.Sebelum tahun 2006 para petani Muaro Bodi telah merasakan manisnya hasil kakao, yang menjadikan mereka petani yang sukses di zamannya.Buah kakao yang banyak dan harga kakao yang tinggi telah dapat membuat petani kakao hidup sejahtera.4

BAHAN DAN METODE

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode sejarah. Adapun metode sejarah yang dimaksud menurut Mestika Zed adalah sebagai berikut:

Tahap pertamaHeuristik, adalah kegiatan untuk menemukan dan mengumpulkan sumber- sumber atau data sejarah.Sumber sejarah yang bisa didapatkan dari sumber primer dan sumber sekunder.

Tahap kedua kritik sumber yaitu kegiatan yang dilakukan dengan tujuan menyeleksi bagian- bagian data yang tidak otentik dan kemudian menyimpulkan kesaksian yang bisa dipercaya dari bahan-bahan yang telah diseleksi dari data otentik.

Tahap ketiga Interpretasi, adalah tahap dimana data yang diperoleh dari lapangan wawancara dan data sekunder serta dari studi kepustakaan yang telah melalui tahap kritikan kemudian dilakukan analisis dan di interpretasi dengan cara menghubungkan dan membandingkan fakta-fakta yang diteliti sehingga terdapat fakta yang siap disajikan.

Tahap keempat Historiografi, adalah melakukan penulisan dalam bentuk karya ilmiah setelah didapati data fakta yang betul-betul akurat dan valid, barulah ditulis dalam bentuk skripsi.5 HASIL DAN PEMBAHASAN

Kecamatan Kuranji merupakan salah satu Kecamatan di Kota Padang yang mempunyai 11Kecamatan. Daerah Kuranji terletak di sebelah timur pusat Kota Padang. Secara astronomisnya letaknya 0,58° Lintang Selatan, 100°-20° Bujur Timur, daerah ini mempunyai klim sedang dengan curah hujan rata-rata 306 mm pertahun. Suhunya berkisar antara 28,5° C – 31,5° C pada siang hari dan antara 24,0°C- 25,5° C pada malam hari.

Kecamatan Kuranji terdiri atas daratan, yang berbatas dengan beberapa kecamatan lain.Adapun batas-batas Kecamatan Kuranji adalah sebagai berikut:Utara dengan kecamatan Koto

4Yanti Murni, Kehidupan Sosial Ekonomi Petani Nilam di Desa Taikako Kecamatan Sikakap Kabupaten Kepulauan Mentawai (1997-2010), (Padang: STKIP PGRI Sumatera Barat,2012)

5Mestika Zed, Metodologi Sejarah, (Padang: FIS,1999), hlm. 36-38

(3)

Tangah, Selatan dengan Kecamatan Padang Timur dan Kecamatan Padang Utara, Timur dengan Kecamatan Pauh, Barat dengan Kecamatan Nanggalo dan Kecamatan Koto Tangah6

Sebelum tahun 1990, mata pencaharian petani di di Kecamatan Kuranji adalah sebagai petani padi, buah dan sayur-sayuran. Awalnya masyarakat di Kecamatan Kuranji ini hanya mengenal tanaman bengkoang sebagai tanaman umbian biasa yang banyak di gunakan untuk makanan yang di jual sehari-hari sampai akhirnya mereka melihat tetangga- tetangganya yang begitu banyak memiliki lahan bengkoang apalagi buah bengkoang adalah sebagai icon Kota Padang.

Sebelum tahun 1990, di Kecamatan Kuranji Padang tingkat pendidikan masih dikatakan rendah, karena banyak anak-anak yang putus sekolah, disebabkan karena kurangnya biaya sekolah. Bagi anak-anak yang putus sekolah tersebut biasanya membantu orang tuanya bekerja di sawah terutama untuk anak laki-laki. Begitu juga dengan anak perempuan yang membantu pekerjaan orang tuanya di rumah seperti mencuci dan memasak.7

Tahun 1990 masyarakat Kuranji sudah mengetahui secara umum tentang tanaman Bengkoang.Akan tetapi pada waktu itu tidak semua lahan pertaniannya ditanami Bengkoang,bahkan hanya sebagian kecil saja.Pada masa itu tanaman Bengkoang adalah tanaman ketiga setelah padi dan tanaman palawija serta sayuran lainnya. Sebelum menanam Bengkoang terlebih dalahulu di selangi dengan menanam pare, cabe, bayam dan kangkung.

Lahan yang digunakan untuk menanam tanaman Bengkoang adalah tanah pusaka, baik harta pusaka tinggi maupun harta pusaka rendah,8 Selain itu ada juga yang menyewa lahan milik orang lain.

Dari 20 informan yang diwawancarai, 8 orang yang menggunakan harta pusaka tinggi dan 12 orang yang menggunakan harta pusaka rendah atau disewakan pada orang lain.9

Petani bengkoang didaerah Kuranji dapat digolongkan kedalam kelompok masyarakat yang berpendapatan relatif rendah, karena dari hasil panennya di gunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari (subsistensi ), jika mempunyai sisa, maka sisanya itu digunakan untuk memenuhi

6 Badan Pusat Statistik, Kuranji Dalam Angka 1990

7 Badan Pusat Statistik, Kuranji Dalam Angka1990 .

8Harta Pusaka Tinggi merupakan harta pusaka yang dimilikin secara turun temurun dalam satu suku, sedangkan harta pusaka rendah adalah mata pencarian dari sebuah keluarga. Lebih jauh mengenai ini Lihat Mucthar Naim, merantau pola migrasi suku minang kabau ( Yogyakarta:

Universitas Gajah Mada Press, 1984), hal 5

9Wawancara denganSari (Umur 45 th) Pada tanggal 11 Juni 2014 di Kuranji

kebutuhan lainnya seperti membangun rumah, membeli perhiasan dan ditabung di Bank.

Seiring dengan banyaknya produksi Bengkoang di Kecamatan Kuranji Padang, kehidupan petani juga mengalami Perubahan, akan tetapi tidak semua petani. Ada ekonomi Petani yang membaik dan ada juga ekonomi petani yang tidak baik atau bisa disebut dengan ekonomi jalan di tempat saja.Dilihat dari arah ekonomi peningkatan, salah satunya bapak Zulgusna (60th). Sebelum menjadi petani dia dulunya seorang pemuda yang huru-hara saja, tetapi pada tahun 1990 ia mulai melakukan kegiatan yaitu dengan bertani Bengkoang. Perlahan-lahan ia mulai bertani dengan bibit yang sedikit,tetapi walaupun sedikit ia mencoba terus tekun dalam proses penanaman buah Bengkoang tersebut. Setelah panen, Zulgasna menggunakan uang hasil panennya sebagai modal untuk sekolah pada waktu itu sehingga ia menjadi orang sukses dan menjadi seorang polisi dengan hasil bertani buahBengkoangtersebut.

Setelah menjadi petani sukses dan seorang polisi, iamenikah dan mempunyai anak, tetapi meskipun demikian Zulgusna10 selama menjadi petani bengkoang telah berhasil membuat rumah dan mampu menyekolahkan anak anaknya ke perguruan tinggi. Selain jadi polisi yang banyak menyita waktu, ia tetap menjadi petani Bengkoang yag di lanjutkan oleh istri dan anaknya.

Pada tahun 2009 sampai tahun 2012 kehidupan masyarakat petani di Kecamatan Kuranji Padang mulai memburuk, hal ini disebabkan karena perekonomian yang semakin hari semakin naik. Dan juga biasanya masyarakat petani di Kecamatan Kuranji hanya bergantung kepada lahan pertanian namun hal itu berubah karena lahan pertanian yang ada di Kecamatan Kuranji mulai sempit dan minat para petanipun untuk menanam juga semakin berkurang11.

Terutama bagi masyarakat petani bengkoang yang dahulunya menggantungkan kehidupannya dengan bertani bengkoang, dan hal itu sudah berubah. Karena selain buah bengkoang yang kurang peminatnya dan lahan yang akan dijadikan sebagai lahan pertanian bengkoangpun semakin sempit. Maka dari itu petani kesulitan untuk menanam buah bengkoang yang semakin hari peminat terus berkurang.

Masyarakat yang dahulunya sebagai petani bengkoang sekarang berpindah profesi sebagai pedagang kaki lima, tukang ojek dan juga menanam tanaman yang lainnya supaya masyarakat petani di Kecamatan Kuranji ini bisa

10Wawancara dengan Zulgusna (Umur 60 th) pada tanggal 07 Juni 2014 di Kuranji

11Wawancara denganSari (Umur 45 th) Pada tanggal 11 Juni 2014 di Kuranji

(4)

bertahan meskipun tidak bertani bengkoang lagi. Karena menurut petani bengkoang, bengkoang tidak bisa menjanjikan lagi selain harganya yang murah dan juga peminatnya tidak ada lagi sehingga jika dipaksakan juga untuk bertani bengkoang itu tidak akan untung malahan menjadi rugi.

Dari penjelasan beberapa orang petani di atas dapat kita lihat alasan utama para petani memilih tanaman bengkoang adalah karena proses penanamannya yang sangat mudah, selain itu buah bengkoang adalah sebagai icon Kota Padang.

Dalam hal gaya hidup, juga ada pengarunya dari tingkat kebutuhan jumlah anggota keluarga. Hal seperti ini dapat di mungkinkan sebab orang yang mempunyai kebutuhan yang banyak biasanya tidak terlepas dari tingkat keluarganya.

Pendidikan yang ada di Kecamatan Kuranji Padang yaitu TK, SD, pesantren, SLTP, SMA keberadaan sekolah tersebut sudah banyak memberikan kontribusi terhadap peningkatan sumber daya manusia penduduk Kecamatan Kuranji untuk memberikan kehidupan yang lebih baik dimasa yang akan datang.12

Kecamatan Kuranji dalam bidang kesehatan terdapat 2 puskesmas dan 2 puskesmas pembantu .

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian maka diperoleh kesimpulan bahwa yang melatar belakangi masyarakat berprofesi sebagai petani Bengkoang adalah bermula dari beberapa warga masyarakat yang diperkenalkan dengan tanaman Bengkoang.Hasil dari tanaman Bengkoang yang diperoleh oleh masyarakat di Kuranji pada tahun 1970-an menjadi acuan bagi banyak masyarakat Kuranji sehingga pada tahun 1990-an banyak masyarakat yang semula berprofesi sebagai petani padi, palawija beralih menjadi petani Bengkoang.

Sektor Pertanian merupakan tulang punggung utama dalam perekonomian masyarakat Kuranji.

Tanaman utama mereka adalah padi, dengan musim turun kesawah yang cukup lama.Selain itu di tanam tanaman Palawija dan sayuran serta bengkoang,

sebagai usaha tambahan atau

pelengkapnya.Penanaman bengkoang dan pengolahan tanaman belum dilakukan secara serius atau bersungguh sungguh. Oleh sebab itu tanaman bengkoang belum dapat diharapkan sebagai pengganti tanaman pokok( padi).

Kegiatan penanaman atau pengolahan tanaman bengkoang, para petani tidak terlepas atau menghindari penggunaan tenaga kerja/buruh tani

12Badan Pusat Statistik, Kuranji Dalam Angka 1990

upahan.Walaupun para petani lebih mengutamakan penggunaan tenaga keluarga, kecuali dalam memotong bunga biasanya digunakan tenaga buruh.Pemasaran hasil bengkoang merupakan elemen yang sangat penting bagi para petani.Para petani harus menjual produksinya untuk mendapatkan uang. Pada sisi lain petani juga mempunyai kesempatan untuk menjual sendiri ke pasar.Sehingga fungsinya menjadi dua yaitu sebagai petani sekaligus sebagai pedagang.

Alasan utama para petani di Kecamatan Kuranji memilih tanaman bengkoang adalah karena cara penanaman dan pengolahannya lebih mudah, selain itu hasil yang di dapat dari tanaman bengkoang memuaskan. Berdasarkan data yang di temukan luas dan produksi bengkoang yang ada di Kecamatan Kuranji selalau berubah tiap tahunnya.

Perubahan yang sering terjadi antara tahun 1990- 1998, terjadi naik turun luas area dan produksi bengkoang. Sejak tahun 2005-seterusnya luas area dan produksi bengkoang terus menurun dari tahun ke tahun. Hal itu di sebabkan karena tidak adanya lahan yang bagus untuk di tanami buah bengkoang.

Dampak penanaman bengkoang bagi petani dapat dilihat dari Hasil penjualan bengkoang dipergunakan untuk keperluan dapur, memperbaiki rumah, ditabung, untuk biaya sekolah anak, beli perabot rumah dan lain lain sebagainya. Oleh karena tanaman bengkoang sudah dijadikan untuk bahan bahan kosmetik, pencampur dalam pembuatan gula dan sebagainya.Selama ini hanya untuk sebagai buah tangan, oleh karena itu perhatian pemerintah atau instansi terkait diharapkan dalam membina petani bengkoang ini.

DAFTAR PUSTAKA A. Arsip

Badan Pusat Statistik, Kuranji Dalam Angka Tahun 1990-2012,.Kantor : Statistik Padang, Propinsi Sumatra Barat.

B. Buku

A.A Navis. 1994. Alam Takambang Jadi Guru, Adat dan Kebudayaan Minangkabau. Jakarta : Grafiti Press.

Ir.Edison. 2010. Tambo Minangkabau, Budaya dan Hukum Adat di Minangkabau.

Bukittinggi : Kristal Multimedia.

Ir. Siswadi. 2006. Budidaya Tanaman Palawija . Yogyakarta: Citra Aji Parama.

Kuntowijoyo. 1994. Metodologi sejarah.

Yogyakarta : Tiara Wacana.

Mestika Zed dan Emizal. 1994. Sejarah Sosial Ekonomi. Padang : Pendidikan Sejarah FPIPS IKIP.

(5)

C. Karya Ilmiah

Osfia Roza. Kehidupan Sosial Ekonomi Petani Kopi di Kenagarian Tarung-tarung Kecamatan Rao Mapat Tunggul Kabupaten Pasaman 1980-2000, Skripsi, (Padang:STKIP PGRI sumbar, 2011).

Sri Wahyuli. Kehidupan sosial ekonomi suku jawa di kelurahan tanah lapang kecamatan lambah segar kota sawah lunto 1990- 2010, Skripsi, (Padang:STKIP PGRI sumbar, 2011).

Referensi

Dokumen terkait

Analisa data menggunakan rumus persentase : Rumus : P= x 100 Keterangan : P : Presentase F : Frekuensi N: Jumlah Responden 100% : Angka Ketetapan untuk Responden HASIL DAN

Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan dari hasil wawancara dari beberapa informan bahwasannya perkembangan aksesisbilitas pantai gandoriah dari tahun 2009-2014 sudah dapat di