• Tidak ada hasil yang ditemukan

Untitled - Jurnal Ilmiah Mahasiswa STKIP PGRI Sumbar

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "Untitled - Jurnal Ilmiah Mahasiswa STKIP PGRI Sumbar"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Industry influence household broom as a side job housewife to the level of family income in Korong Kasai Kecamatan Batang Anai Kabupaten Padang Pariaman

By:

Santi Sanjaya*Slamet Rianto**Rozana Eka Putri**

Geography Education College Student of STKIP PGRI Western Sumatra*

Geography Education Lecturers of STKIP PGRI Western Sumatra**

ABSTRACT

In study aimed to obtain information, analyze and discuss data on industry influence household broom as a side job housewife to the level of family income in Korong Kasai Kecamatan Batang Anai Kabupaten Padang Pariaman.

Type of study is a desdescriptive correlational the study population is a housewife who has a second job as a craftsman broom numbering as many as 423 people. Where as the respondent sample taken by using proposional random sampling to the proportion of the region by 10 %, so that the amount of sample is 43 people from housewives who work double.

Based on simple linear regression analysis, correlation double (multiple) and then be concluded as follows : 1) a significant difference between wages in the can from the side job housewife on the level of family income artsans broom in Korong Kasai Kecamatan Batang Anai Kabupaten Padang Pariaman (thitung = 1,812 > ttabel = 1,685). 2) a significant difference between the amount of production work housewife side of the level of family income artisans broom in Korong Kasai Kecamatan Batang Anai Kabupaten Padang Pariaman (thitung = 2,331 > ttabel = 1,685). 3) a significant between the length of time working on the family income level craftsmen broom in Korong Kasai Kecamatan Batang Anai Kabupaten Padang Pariaman (thitung = 2,150 >

ttabel = 1,685). 4) a significant diference between the wages, the amount of production and outpouring of working time housewife jointly affect the level of family income artisans broom in Korong Kasai Kecamatan Batang Anai Kabupaten Padang Pariaman (Fhitung 7.518 > Ftabel 2,845).

KeyWords: wages, amount of production, length of time and income.

(3)

Pengaruh Industri Rumah Tangga Sapu Lidi Sebagai Kerja Sampingan Ibu Rumah Tangga Terhadap Tingkat Pendapatan Keluarga Di Korong Kasai Kecamatan Batang anai Kabupaten

Padang Pariaman By:

Santi Sanjaya*Slamet Rianto**Rozana Eka Putri**

Mahasiswa Pendidikan Geografi STKIP PGRI Sumatera Barat* Staf Pengajar Pendidikan Geografi STKIP PGRI Sumatera Barat**

ABSTRACT

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi, menganalisis dan membahas data tentang pengaruh industri rumah tangga sapu lidi sebagai kerja sampingan ibu rumah tangga terhadap tingkat pendapatan keluarga di Korong Kasai Kecamatan Batang Anai Kabupaten Padang Pariaman.

Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelasional. Populasi penelitian adalah ibu rumah tangga yang memiliki pekerjaan sampingan sebagai pengrajin sapu lidi yang berjumlah 423 orang. Sedangkan sampel responden diambil dengan menggunakan teknik proporsional random sampling dengan proporsi wilayah sebesar 10%, sehingga jumlah sampel penelitian adalah 43 orang dari ibu rumah tangga yang bekerja ganda.

Berdasarkan analisis regresi linier sederhana, ganda (multiple) dan korelasi maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: (1) Terdapat pengaruh yang signifikan antara upah yang di dapat dari hasil kerja sampingan ibu rumah tangga terhadap tingkat pendapatan keluarga pengrajin sapu lidi di Korong Kasai Kecamatan Batang Anai Kabupaten Padang Pariaman (thitung

= 1,812 > ttabel = 1,685). (2) Terdapat pengaruh yang signifikan antara jumlah produksi hasil kerja sampingan ibu rumah tangga terhadap tingkat pendapatan keluarga pengrajin sapu lidi di Korong Kasai Kecamatan Batang Anai Kabupaten Padang Pariaman (thitung = 2,331 > ttabel = 1,685). (3) Terdapat pengaruh yang signifikan antara lamanya waktu bekerja terhadap tingkat pendapatan keluarga pengrajin sapu lidi di Korong Kasai Kecamatan Batang Anai Kabupaten Padang Pariaman (thitung = 2,150 > ttabel = 1,685). (4) Terdapat pengaruh yang signifikan antara upah, jumlah produksi, dan curahan waktu bekerja ibu rumah tangga secara bersama-sama berpengaruh terhadap tingkat pendapatan keluarga pengrajin sapu lidi di Korong Kasai Kecamatan Batang Anai Kabupaten Padang Pariaman (Fhitung 7.518 > Ftabel 2,845).

KeyWords: upah, jumlah produksi, curahan waktu dan pendapatan.

PENDAHULUAN

Setiap masyarakat cenderung memberikan peranan yang berbeda kepada laki-laki dan perempuan. Dalam masyarakat tradisional umumnya status perempuan lebih rendah dari laki-laki. Perempuan hanya berfungsi dan bertugas melahirkan dan membesarkan anak, menjaga anak, melanjutkan keturunan, memasak dan mengurus rumah tangga. Kesejahteraan dan kemakmuran serta kebahagiaan suatu rumah tangga tergantung pada peranan perempuan sebagai ibu rumah tangga (Goode, 2007:38).

Perempuan yang sadar mengenai keperempuannya akan bergerak aktif dan positif untuk mendapatkan status yang sama dengan

laki-laki dan juga mengadakan perbaikan kedudukan dalam masyarakat. Hal ini terjadi seiring dengan adanya gerakan emansipasi wanita, sehingga muncul pandangan masyarakat terhadap posisi perempuan yang sudah mengalami peningkatan. Salah satu kenyataan sumbangan perempuan dalam pembangunan adalah partisipasi perempuan dalam bidang ekonomi.

Jhon Naisbitt dan Patricia Aburdene mengidentifikasi bahwa era sekarang adalah era baru kebangkitan perempuan, tidak hanya di sektor usaha kecil, tetapi juga pada posisi eksekutif, arsitek, pengacara, dan lain-lain.

(Danim, 2004:271). Pada kenyataannya, karena

(4)

terbatasnya lapangan kerja, tenaga kerja perempuan kalah bersaing dengan tenaga kerja laki-laki, sehingga mereka hanya dapat memasuki pekerjaan-pekerjaan yang rendah (Abdullah, 2006:220). Sektor informal adalah lahan yang selama ini banyak digarap oleh kaum perempuan sebagai tempat aktivitasnya. Sektor usaha informal adalah sektor usaha yang memiliki ciri-ciri yaitu, usahanya berskala kecil, peralatan yang digunakan sederhana, jumlah modal yang dimiliki relatif kecil, kemampuan pengelolaan usaha biasanya diperoleh dari pengalaman dan tidak memerlukan pendidikan secara khusus, lebih cenderung bersifat padat karya, tempat usaha tidak tetap dan tidak terdaftar, tidak memiliki izin usaha yang resmi dari pemerintah. Contoh sektor usaha informal antara lain pengrajin, tukang ojek, pedagang kaki lima, tukang bakso, pedagang buah, dan sebagainya (Alma, 2010:159).

Pada masyarakat pedesaan peran ganda perempuan bukanlah hal yang baru. Mereka disamping sebagai istri, ibu juga harus bekerja di luar rumah, misalnya: bertani, berkebun, berdagang, mencari kayu, bekerja sebagai buruh dan lain-lain. Karena tanpa bekerja kebutuhan hidup tidak akan terpenuhi. Berarti bekerja merupakan suatu keharusan. Pada umumnya perempuan yang memiliki taraf pendidikan yang tinggi merupakan sumber daya bagi pembangunan, sehingga bila tidak dimanfaatkan merupakan suatu penghamburan dana. Karena mahalnya biaya pendidikan (Soedarsono dan Murniatmo).

Rendahnya tingkat pendidikan tidak hanya akan memberikan dampak terhadap jenis pekerjaan yang digeluti perempuan saja tetapi juga berpengaruh pada kedudukannya dalam pekerjaan dan upah yang diterima (Ihromi dalam Fatmah 2008:16). Ketersediaan lapangan pekerjaan yang kurang serta adanya ketidaksesuaian antara standarisasi pendidikan dengan yang di butuhkan oleh para pemilik pekerjaan di sektor formal. Industri rumah tangga di harapkan mampu dalam menjawab tantangan perekonomian nasional yang berdasarkan demokrasi ekonomi. Dan pentingnya untuk mengetahui peranan industri rumah tangga ini dalam meningkatkan kehidupan ekonomi masyarakat khususnya keluarga industri rumah tangga.

Berdasarkan jumlah tenaga kerja yang digunakan, industri dapat dibedakan menjadi empat macam yang pertama industri rumah tangga, adalah industri yang menggunakan tenaga kerja kurang dari empat orang. Ciri industri ini memiliki modal yang sangat terbatas, tenaga kerja berasal dari anggota keluarga, dan pemilik atau pengelola industri biasanya kepala rumah tangga itu sendiri atau anggota keluarganya. Misalnya industri anyaman, industri kerajinan, industri tempe/tahu, dan industri makanan ringan.

Yang kedua industri kecil, yaitu industri yang tenaga kerjanya berjumlah sekitar 5 sampai 19 orang, ciri industri kecil adalah memilki modal yang relatif kecil, tenaga kerjanya berasal dari lingkungan sekitar atau masih ada hubungan saudara. Misalnya: industri genteng, industri batu bata, dan industri pengolahan rotan.

Selanjutnya industri sedang, yaitu industri yang menggunakan tenaga kerja sekitar 20 sampai 99 orang. Ciri industri sedang adalah memiliki modal yang cukup besar, tenaga kerja memiliki keterampilan tertentu, dan pimpinan perusahaan memiliki kemampuan material tertentu. Misalnya: industri konveksi, industri bordir, dan industri kramik.

Yang ke empat industri besar, yaitu industri dengan jumlah tenaga kerja lebih dari 100 orang. Ciri industri besar adalah memiliki modal besar yang di himpun secara kolektif dalam bentuk pemilikan saham, tenaga kerja harus memiliki keterampilan khusus, dan pimpinan perusahaan di pilih melalui uji kemampuan dan kelayakan (fit and proyer test).misalnya: industri takstil, industri mobil, industri besi baja, dan industri pesawat terbang.(Dindin Nasrudin, 2007 : hlm 65).

Upah merupakan salah satu faktor pendukung ibu rumah tangga untuk bekerja ganda karna dengan upah yang di peroleh dari bekerja di luar rumah dapat menambah tingkat pendapatan keluarga. Upah adalah suatu penerimaan sebagai imbalan dari pengusaha kepada pekerja untuk suatu pekerjaan atau jasa yang dilakukan, dinyatakan atau dinilai dalam bentuk uang yang ditetapkan menurut suatu persetujuan atau peraturan perundang-undangan dan dibayarkan atas dasar suatu perjanjian kerja antara pengusaha dan pekerja termasuk

(5)

tunjangan, baik untuk pekerja sendiri maupun keluarganya. (Edilius,S.E., dkk : hlm 177)

Jumlah produksi juga berpengaruh terhadap tingkat pendapatan keluarga, karena semakin banyak barang produksi yang dapat diselesaikan maka semakin bayak pula upah yang di dapat dari hasil produksi tersebut. Secara teoritis sesuai dengan “konsep ilmu ekonomi” menurut R.C Appleby produksi di artikan sebagai suatu proses penambahan nilai pada suatu bahan atau barang.

Dalam undang-undang No. 13 tahun 2003 tentang ketenaga kerjaan khususnya pasal 77 sampai dengan pasal 85 menyatakan bahwa jam kerja adalah waktu untuk melakukan pekerjaan dapat dilaksanakan siang hari dan malam hari.

Curahan waktu kerja merupakan waktu yang digunakan oleh seseorang melakukan suatu pekerjaan sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya. Lama waktu bekerja akan menetukan besar kecilnya upah atau gaji yang diperoleh seseorang. Apabila mempunyai jam kerja maka akan memperoleh upah atau gaji yang lebih tinggi dibandingkan dengan pekerjaan jam kerja sedikit. Curahan waktu tenaga kerja merupakan jumlah jam kerja yang dicurahkan untuk berbagi kegiatan dalam kehidupan nyata prilaku individu dalam mengalokasikan waktu kerjanya tidak hanya dipengaruhi oleh tingkat upah tetapi juga perubahan sosial ekonomi lainnya.

Selain bekerja sebagai petani yang hanya bisa di lakukan sekali dalam tiga bulan, industri rumah tangga merupakan salah satu sektor yang diharapkan dapat menunjang perekonomian masyarakat di daerah Korong Kasai Kecamatan Batang Anai Kabupaten Padang Pariaman, serta menciptakan peluang kerja yang lebih besar.Salah satu bentuk industri rumah tangga yang ada di daerah ini yaitu industri kerajinan sapu lidi. Usaha kecil ini dikembangkan untuk memperluas kesempatan kerja dan kesempatan usaha serta menambah pendapatan para pekerjanya.

Masyarakat di daerah Korong Kasai Kecamatan Batang Anai Kabupaten Padang Pariaman ini mayoritas sebagai ibu rumah tangga. Namun, karena kebutuhan ekonomi yang semakin tinggi dan melambungnya harga kebutuhan sehari-hari banyak para ibu tersebut mencoba mencari pekerjaan sampingan untuk

memenuhi kebutuhan hidupnya sebagai pengrajin sapu lidi.

Berdasarkan observasi yang telah penulis lakukan pada tanggal 25 juni 2015, terlihat bahwa ibu rumah tangga di daerah korong kasang kecamatan batang anai kabupaten padang pariaman selain menjadi ibu rumah tangga memiliki kerja sampingan sebagai pengrajin sapu lidi. Untuk memenuhi kebutuhan keluarga selain bekerja sebagai petani yang hanya di lakukan sekali dalam 3 (bulan) ibu rumah tangga di daerah korong kasai kecamatan batang anai kecamatan batang anai ini memilih pekerjaan sampingan sebagai pengrajin sapu lidi. Disamping pekerjaannya yang tidak mengganggu kewajibannya sebagai ibu rumah tangga, industri rumah tangga sapu lidi diharapkan mampu untuk memenuhi kebutuhan keluarga.

Berdasarkan observasi yang telah dilakukan oleh penulis di lapangan, maka penulis ingin meneliti tentang “ Pengaruh Indutri Rumah Tangga Sapu Lidi Sebagai Kerja Sampingan Ibu Rumah Tangga Terhadap Tingkat Pendapatan Keluarga Di Korong Kasai Kecamatan Batang Anai Kabupaten Padang Pariaman ”.

METODE PENELITIAN

Sesuai dengan masalah yang telah dikemukakan, maka jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasional. Penelitian korelasional merupakan salah satu bentuk dari penelitian juga mencari hubungan kontribusi antar variabel.

Penelitian korelasional merupakan salah satu bentuk dari penelitian yang bertujuan di samping mendeskripsikan variabel-variabel penelitian juga mencari hubungan antara variabel. Yang mana dalam penelitian ini terdapat dua atau lebih variabel yang akan di teliti yaitu variabel X dan variabel Y (Yamin, 2009:63). Selanjutnya, menurut Sudjana dan Ibrahim (2007:77) menyatakan penelitian korelasi merupakan studi yang mempelajari hubungan dua variabel atau lebih, yakni sejauh mana variasi dalam satu variabel berhubungan dengan variasi dalam variabel lain. Derajat hubungan variabel-variabel dinyatakan dalam satu indeks korelasi.Korelasi dapat menghasilkan dan mengujui suatu hipotesis mengenai hubungan antar variabel atau

(6)

menyatakan besar kecilnya hubungan antara kedua variabel.

Teknik Analisis data

Data yang diperoleh dalam penelitian ini dianalisis sesuai dengan tujuan penelitian.Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis deskriptif dan analisis inferensial.

Analisis deskriptif

Analisis deskriptif dilakukan maksud melihat kecenderungan penyebaran data masing- masing indikator, melihat secara umum penyebaran data untuk setiap variabel. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :

a. Persentase dengan rumus P = 𝑓𝑛 x 100%

Dimana:

f = frekuensi p = persentase n = jumlah responden (Sudijono,2010:43) b. Mean (rata-rata) dari masing-

masing variabel X = 𝑥𝑁 Dimana:

X = rata-rata ∑x= persentase N = jumlah responden (Arikunto,2005:284)

c. Standar deviasi masing-masing dengan rumus

𝑭𝒅 𝟐 ( 𝑭𝒅)²

𝑺𝑫=𝒊

𝒏 Dimana:

SD = standar deviasi I = internal

N = responden

d. Menentukan rentangan data R = 𝑋𝑚𝑎𝑥 −𝑋𝑚𝑖𝑛

𝐾

Keterangan:

R = rentangan

Xmax = nilai data yang tertinggi Xmin = nilai data yang terendah

(Sudjana dan ibrahim,2007:130)

Statistik Inferensial a. Uji Normalitas

Uji normalitas data digunakan untuk mengetahui apakah populasi data berdistribusi normal atau tidak.Normalitas data diuji dengan uji Liliefor dengan melihat nilai pada Kolmogorov Smimov melalui analisa SPSS versi 16. Data dinyatakan berdistribus normal jika signifikansi lebih besar dari 0,05. (Prayitno,2010:71).

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah varian populasi data adalah sama atau tidak. Uji ini dilakukan sebagai presyarat dalam analisa independet samples T test dan One Way Anova.asumsi yang mendasari dalam analisis varian (ANOVA) adalah bahwa varian dari populasi adalah sama melalui analisa SPSS versi 16. Kriteria pengujian, jika signifikansi lebih besar dari 0,05, mka dapat dikatakan bahwa varian dari dua data atau lebih kelompok data adalah sama.

(Priyatno,2010:76) c. Uji Hipotesis 1. Analisa regresi linier

Untuk menguji hipotesis tiga menggunakan analisa korelasi dan regresi berganda.Analisa ini dimaksudkan untuk mengetahui masing-masing variable bebas terhadap variable terikat.Variable bebas diberi symbol (X) dan variable terikat diberi simbol (Y).

Fungsi X dan Y di rumuskan sebgai berikut :

ŷ = 𝑎 + bx Dimana:

ŷ = Variabel terikat a = Bilangan konstanta

b = Angka arah / koefisien regresi, yang menunjukan angka peningkatan atau pun penurunan variable dependen yang didasarkan pada perubahan variabel independen

x = subjek pada variabel independen yang mempunyai nilai tertentu

1) Uji test

Uji ini digunakan untuk menguji tingkat keberanian masing-masing

(7)

variabel bebas terhadap variabel terikat dengan rumus:

t = n−k−1

𝑟

1−r²

Dimana:

t = koefisien harga t tets r = koefisien korelasi n = sampel

k = konstanta

hipotesis yang di aujukan H0:b1= 0

H1:b1= 0 Taraf pengujian

Terima H0 dan tolak H1 jika t hitung < t (n-k-1)(/2)

Terima H1 dan tolak H0 jika t hitung > t (n-k-1)(/2)

Dengan taraf pengujian = 0,05 (95%), selanjutnya dilakukan uji rxy, uji F rasio dan uji t test, dengan menggunakan regresi linear ganda sebelumnya. Maka pengolahan data dilakukan dengan program SPSS versi 16.

2. Uji F ratio

Uji ini dimaksudkan untuk membuktikan tingkat keberartian variabel bebas terhadap terikat.

ƒ = 1−𝑅𝑅²/ (𝑘−1)2 (𝑛−𝑘−1) Dimana:

K= banyaknya variabel bebas n = sampel

(Sugiyono,2011:266)

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Nagari kasang adalah salah satu nagari di kecamatan Batang Anai yang mempunyai luas wilayah ± 37.76 Km² . Dilihat dari topografi dan kontur tanah, nagari kasang kecamatan batang anai secara umum berupa persawahan dan perbukitan. Secara astronomis nagari kasang terletak pada 0º42’11” - 0º49’1” lintang selatan dan 100º13’29” - 100º25’3” bujur timur. Jarak dari pusat propinsi ± 25 km, dan ± 65 km dari pusat kabupaten padang pariaman dan jarak dari kecamatan batang anai ± 7 km.

Batas-batas administrasi pemerintah nagari kasang kecamatan batang anai sebagai berikut:

- Sebelah utara : Nagari Sungai Buluh

- Sebelah timur : Kota Padang

- Sebelah selatan : Kota Padang - Sebelah barat : Nagari

Ketaping

Nagari Kasang terdiri dari 10 Korong yakni :

a. Korong Sungai Pinang b. Korong Duku

c. Korong Kasai d. Korong Koto e. Korong Bintungan f. Korong Caniago g. Korong Jambak h. Korong Guci i. Korong Tanjung j. Korong Sikumbang

( Kantor wali nagari kasang tahun 2012 ) 1. Gambaran Umum Demografis

Nagari kasang adalah salah satu nagari di kecamatan batang anai dengan jumlah penduduk nagari kasang pada tahun 2011 sebanyak 12.721 jiwa yang terdiri dari 6.214 laki-laki dan 6.507 perempuan dengan jumlah kepala keluarga sebanyak 2.943 KK.

Sedangkan jumlah keluarga miskin (gakin) 194 KK dengan persentase 25% dari jumlah keluarga yang ada di nagari kasang.

2. Sarana Pendidikan

Sarana pendidikan umum yang terdapat di nagari kasang kecamatan batang anai meliputi:

- Taman kanak-kanak / PAUD : 5 buah

- Sekolah dasar (SD) : 5 buah - SLTP / MTS : 4 buah - SLTA

: 5 buah

( Kantor wali nagari kasang tahun 2012 )

(8)

Pembahasan

Hasil analisis data dan pengujian hipotesis menunjukkan bahwa hipotesis yang diuji dalam penelitian ini diterima. Dengan demikian dapat dijabarkan sebagai berikut :

Pertama, untuk variabel upah diperoleh nilai koefisien sebesar 0.219 dan nilai thitung

sebesar 1,812 > ttabel sebesar 1,685, berarti H1

diterima dan H0 ditolak dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara upah yang di dapat dari hasil kerja sampingan terhadap tingkat pendapatan keluarga.

Upah merupakan penghargaan dari tenaga karyawan atau karyawan yang memanifestasikan sebagai hasil produksi yang berwujud uang, atau suatu jasa yang dianggap sama dengan itu, tanpa suatu jaminan yang pasti dalam tiap-tiap minggu atau bulan.

Pendapatan adalah kenaikan aktiva suatu badan usaha atau pelunasan utang selama suatu periode yang berasal dari penyerahan atau pembuatan barang, penyerahan jasa atau dari kerugian lain yang merupakan kegiatan utama suatu badan usaha.

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Rachmawati (2010) dalam skripsinya yang berjudul “Peranan Perempuan dalam Ekonomi Keluarga Petani di Desa Puro”.

Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa ada pengaruh antara upah yang diterima dengan tingkat pendapatan keluarga.

Semakin banyak upah yang diterima maka dapat meningkatkan penghasilan yang dapat membantu perekonomian didalam keluarga.

Kedua, untuk variabel jumlah produksi diperoleh nilai koefisien sebesar 0.274 dan nilai thitung sebesar 2,331 > ttabel sebesar 1,685, berarti H1 diterima dan H0 ditolak dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara jumlah produksi dari hasil kerja sampingan terhadap tingkat pendapatan keluarga.

Produksi meliputi senua aktifitas dan tidak hanya mencakup pengertian yang sangat luas,

produksi meliputi semua aktivitas dan tidak hanya mencakup pembuatan barang-barang yang dapat dilihat dengan menggunakan faktor produksi. Faktor produksi yang dimaksud adalah berbagai macam input yang digunakan untuk melakukan proses produksi, faktor-faktor produksi tersebut dapat diklasifikasikan menjadi faktor produksi tenaga kerja, modal dan bahan mentah

Pendapatan adalah kenaikan aktiva suatu badan usaha atau pelunasan utang selama suatu periode yang berasal dari penyerahan atau pembuatan barang, penyerahan jasa atau dari kerugian lain yang merupakan kegiatan utama suatu badan usaha.

Hasil tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Rachmawati (2010) dalam skripsinya yang berjudul “Peranan Perempuan dalam Ekonomi Keluarga Petani di Desa Puro”.

Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa ada pengaruh antara hasil produksi usaha sampingan dengan tingkat pendapatan keluarga.

Semakin banyak hasil produksi seseorang dalam bekerja maka upah yang diterima juga akan semakin banyak dan dapat meningkatkan penghasilan yang dapat membantu perekonomian didalam keluarga.

Ketiga, untuk variabel lamanya waktu kerja diperoleh nilai koefisien sebesar 0.306 dan nilai thitung sebesar 2,150 > ttabel sebesar 1,685, berarti H1 diterima dan H0 ditolak dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara lamanya waktu bekerja terhadap tingkat pendapatan keluarga.

Peningkatan curahan waktu tenaga kerja wanita yang bukan hanya pada kegiatan rumah tangga tetapi juga dalam mencari nafkah merupakan salah satu cara untuk meningkatkan pendapatan keluarga tetapi terlibatnya wanita dalam mencari nafkah maka mengharuskan seorang wanita untuk memiliki waktu yang sedikit dalam kegiatan rumah tangga. Dalam kegiatan rumah tangga adanya pembagian waktu kerja dari seluruh anggota keluarga dan juga adanya dukungan dari seluruh anggota keluarga atas waktu yang dicurahkan wanita dalam pencarian nafkah

(9)

Pendapatan adalah kenaikan aktiva suatu badan usaha atau pelunasan utang selama suatu periode yang berasal dari penyerahan atau pembuatan barang, penyerahan jasa atau dari kerugian lain yang merupakan kegiatan utama suatu badan usaha.

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Rachmawati (2010) dalam skripsinya yang berjudul “Peranan Perempuan dalam Ekonomi Keluarga Petani di Desa Puro”.

Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa ada pengaruh antara lama bekerja dengan tingkat pendapatan keluarga.

Semakin lama seseorang bekerja maka hasil kerjanya juga akan semakin banyak dan upah yang diterima juga akan semakin banyak dan dapat meningkatkan penghasilan yang dapat membantu perekonomian didalam keluarga.

Keempat, berdasarkan perhitungan data dengan SPSS versi 16 diketahui bahwa nilai Fhitung 7.518 > Ftabel 2,845 dan nilai signifikan 0,000 < 𝛼 = 0,05. Hal ini berarti H0 ditolak dan H1 diterima. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara upah yang di dapatdari hasil kerja sampingan, jumlah produksi, dan curahan waktu bekerja secara bersama-sama berpengaruh terhadap tingkat pendapatan keluarga.

Semakin lama seseorang bekerja maka hasil kerjanya juga akan semakin banyak dan produksi juga akan semakin meningkat, sehingga upah yang diterima juga akan semakin banyak. Jika upah yang diterima banyak, maka hal ini akan dapat meningkatkan penghasilan yang dapat membantu perekonomian didalam keluarga. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara upah yang di dapat dari hasil kerja sampingan, jumlah produksi, dan curahan waktu bekerja secara bersama-sama berpengaruh terhadap tingkat pendapatan keluarga.

PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan temuan dan hasil analisis data yang diuraikan pada bagian sebelumnya, maka kesimpulannya adalah sebagai berikut :

1. Terdapat pengaruh yang signifikan antara upah yang di dapat dari hasil kerja sampingan terhadap tingkat pendapatan keluarga (thitung= 1,812 >ttabel= 1,685).

2. Terdapat pengaruh yang signifikan antara jumlah produksi dari hasil kerja sampingan terhadap tingkat pendapatan keluarga (thitung= 2,331 >ttabel= 1,685).

3. Terdapat pengaruh yang signifikan antara lamanya waktu bekerja terhadap tingkat pendapatan keluarga (thitung= 2,150 >ttabel= 1,685).

4. Terdapat pengaruh yang signifikan antara upah yang didapat, jumlah produksi, dan curahan waktu bekerja secara bersama- sama berpengaruh terhadap tingkat pendapatan keluarga (Fhitung 7.518 >Ftabel

2,845).

Saran

1. Kepada Ibu rumah tangga pengrajin sapu lidi di Korong Kasai kecamatan Batang Anai Kabupaten Padang Pariaman agar lebih giat dalam bekerja demi memenuhi kebutuhan dan meningkatkan pendapatan keluarga.

2. Kepadamasyarakatdi Korong Kasai KecamatanBatangAnaiKabupaten Padang Pariamanagarmeingkatkan usaha demi memenuhi kebutuhan dengan mengangkat tingkat pendapatan keluarga.

3. Kepada pemerintah, sebagai informasi atau masukan dalam mengambil kebijakan.

4. Kepada peneliti selanjutnya diharapkan dapat mengkaji lebih mendalam tentang faktor-faktor lain yang mempunyai pengaruh terhadap tingkat pendapatan.

Adisu, Esitius & Jehani Libertus, 2006. Hak-hak Pekerja Perempuan. Tanggerang; Visi Media

Nasrudin, Dindin, 2007. Melirik Potensi Desa Menuju Masyarakat Sejahtera, Jakarta;

CV Karya Mandiri Pratama

Hartono, Tony, DR., 2006. Mekanisme Ekonomi, Bandung; PT Remaja Rosdakarya Edilius, dkk, 1992.Pengantar Ekonomi

Perusahaan, Jakarta; PT Rineka Cipta

(10)

Danandjaja, 2012.Metodologi Penelitian Sosial Disertai Aplikasi SPSS For Windows, Yogyakarta; Graha Ilmu

Sujarweni, Wiratna V, 2014. Metodologi Penelitian. Yogyakarta; PT Pustaka Baru

Arikunto, Suharsimi. 2000. Manajemen Penelitian. Jakarta; PT Rineka Cipta.

Idrus, Muhammad, 2009. Metode Penelitian Sosial, Yogyakarta; PT. GELORA AKSARA PRATAMA

Referensi

Dokumen terkait

Analisa data menggunakan rumus persentase : Rumus : P= x 100 Keterangan : P : Presentase F : Frekuensi N: Jumlah Responden 100% : Angka Ketetapan untuk Responden HASIL DAN

Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan dari hasil wawancara dari beberapa informan bahwasannya perkembangan aksesisbilitas pantai gandoriah dari tahun 2009-2014 sudah dapat di