• Tidak ada hasil yang ditemukan

Untitled - Jurnal Ilmiah Mahasiswa STKIP PGRI Sumbar

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "Untitled - Jurnal Ilmiah Mahasiswa STKIP PGRI Sumbar"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

1

(2)

2 PENDAHULUAN

Indonesia merupakan negara agraris, tanahnya yang subur dengan iklim yang cukup menguntungkan sehingga baik untuk usaha pertanian. Pasar dalam kegiatan ekonomi memberi keleluasaanmasyarakat melakukan kegiatan produksi, distribusi, dan konsumsi, memberikan informasi tentang harga barang dan jasa karena harga terbentu melalui tawar menawar di pasar.1 Julukan sebagai “anak randai” diberikan kepada sejumlah orang atau individu yang bekerja dan memperoleh uang dari hasil berdagang dengan cara membeli langsung kepada petani yang kemudian mereka jual kepada toke (juragan/bos) yang umumnya berasal dari luar Nagari Alahan Panjang seperti Bukittinggi, Padang, Jambi, Muaro Bungo.2

Tahun 2005 telah disediakan pasar sayur dekat terminal Alahan Panjang yang dapat menunjangkegiatan perdagangan sayuran. Semakin meningkatnya jumlah toke, maka keuntungan yang akan didapat oleh

“anak randai” semakin meningkat. Hal ini terjadi pada tahun 2014, jumlah toke meningkat sehingga kegiatan perdagangan tidak hanya terjadi di dalam pasar sayur tetapi mencapai pinggiran jalan raya yang menimbulkan kemacetan.3

Peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian terhadap “anak randai”

karena dalam hal ini kegiatan yang dilakukan

“anak randai” bergantung pada berbagai hal seperti kemampuan berdagang, kemampuan bersosialisasimenjalin hubungan dengan petani dan toke, ketersediaan barang dan modal.

1 Harper W Boyd, Manajemen Pemasaran: Suatu Pendekatan Strategis Dengan PrientasiGlobal, (Jakarta: Erlangga, 2000), hlm 9.

2 Wawancara dengan Junaidi Juskar (45 tahun), salah seorang “anak randai” di pasar sayur Alahan Panjang, pada 28 Mei 2015 di Alahan Panjang.

3 Wawancara dengan Kamra (50 tahun), salah seorang “anak randai” di pasar sayur Alahan Panjang, pada 7 juli 2015 di Alahan Panjang.

Disamping itu juga melibatkan banyak pihak diantaranya yaitu petani, tukang ojek, buruh angkat, tukang timbang, toke dan yang lain.

Tanpa adanya kerjasama yang baik dengan pihak-pihak tersebut maka kegiatan “anak randai” tidak akan berjalan dengan baik.

Bertolak dari uraian tersebut maka dilakukan penelitian dengan judul Kehidupan “Anak Randai” di Pasar Sayur Alahan Panjang (Kasus: Pada Perdagangan Sayur di Pasar Nagari Alahan Panjang Kecamatan Lembah Gumanti Tahun 2005-2014).

BATASAN RUMUSAN MASALAH

Batasan masalah dalam penelitian ini terbagi atas dua yaitu batasan temporal dan batasan spatial. Batasan temporalnya adalah tahun 2005-2014. Batasan spatial dalam penelitian ini adalah pasar sayur Alahan Panjang.

1. Bagaimana latar belakang kemunculan

“anak randai”?

2. Bagaimanakah kehidupan sosial ekonomi

“anak randai” di pasar sayur Alahan Panjang?

3. Bagaimana keberadaan/eksistensi “anak randai” dari waktu ke waktu dan pengaruhnya terhadap transaksi sayur di pasar sayur Alahan Panjang terhadap “anak randai” sendiri, toke, tukang timbang, buruh angkat, dan tukang ojek?

TUJUAN

1. Untuk mendeskripsikan latar belakang kemunculan “anak randai”.

2. Untuk mendeskripsikan kehidupan sosial ekonomi “anak randai” di pasar sayur Alahan Panjang.

3. Untuk mendeskripsikan keberadaan/

eksistensi “anak randai” dari waktu ke waktu dan pengaruhnya terhadap transaksi sayur di pasar sayur Alahan Panjang terhadap “anak randai” sendiri, toke, tukang timbang, buruh angkat, dan tukang ojek.

MANFAAT

1. Secara akademis sebagai bahan masukan bagi peneliti lainnya yang tertarik meneliti

(3)

3 masalah kehidupan “anak randai” di pasar sayur Alahan Panjang Kecamatan Lembah Gumanti Tahun 2005-2014.

2. Secara praktis penelitian ini juga diharapkan dapat bermanfaat bagi masyarakat untuk mengetahui kehidupan

“anak randai” di pasar sayur Alahan Panjang Kecamatan Lembah Gumanti Tahun 2005-2014.

TINJAUAN PUSTAKA KERANGKA KONSEPTUAL a. Sejarah Sosial Ekonomi

Menurut Mestika Zed dan Emrizal sejarah ekonomi mengkaji tentang bagaimana cara manusia memuaskan kebutuhan materilnya di masa lampau, sambil memperhatikan sarana-sarana yang dapat mereka gunakan dan memaksa mereka mengadakan suatu pilihan.4

Sartono Kartodirdjo mengemukakan bahwa sejarah ekonomi secara khusus memusatkan perhatian terhadap perekonomian suatu masyarakat. Masalah besar dari segi ekonomi menitik beratkan pada keseluruhan pertumbuhan ekonomi sepanjang waktu dari faktor-faktor yang menentukan pertumbuhan dan kemerosotan, distribusi, pendapatan dalam ekonomi bagi arah pertumbuhan atau kemunduran serta seluruh bidang yang menyangkut masalah kemakmuran dari berbagai kelompok pada masa lampau. Studi sejarah sosial ekonomi biasanya meliputi aspek-aspek sosial ekonomi dalam masyarakat.5

Aspek-aspek tersebut diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Pendidikan, merupakan usaha yang sengaja dan terencana untuk membantu perkembangan potensi dan kemampuan anak agar bermanfaat bagi kepentingan hidupnya sebagai seorang individu dan sebagai warga negara/masyarakat, dengan memilih isi (materi), strategi

4 Mestika Zed dan Emrizal Amri, Sejarah Sosial Ekonomi Jilid I, (Padang: UNP Press, 1994), hlm 36.

5 Sartono Katodirdjo, Pendekatan Ilmu Sosial dan Metodologi Sejarah, (Jakarta:

Gramedia Pustaka Utama, 1993), hlm 51.

kegiatan, dan teknik penilaian yang sesuai.6

2. Perumahan

3. Kesehatan, merupkaan satu kesatuan yang utuh yang terdiri dari unsur-unsur fisik, mental dan sosial dan didalamnya kesehatan jiwa merupakan bagian integral kesehatan.7

4. Pendapatan, berdasarakan ilmu ekonomi merupakan nilai maksimum yang dapat dikonsumsi oleh seseorang dalam suatu periode dengan mengharapkan keadaan yang sama pada akhir periode seperti keadaan semula.8

5. Relasi Sosial b. Anak Randai

“Anak randai” adalah sebutan untuk para pedagang perantara yang berada antara toke dan petani. Julukan ini diberikan kepada sejumlah orang atau individu yang bekerja dan memperoleh keuntungan dari hasil berdagang dengan cara membeli barang langsung kepada petani kemudian mereka jual kembali kepada toke (juragan/bos).

c. Toke

Kata toke berasal dari kata tauke (bahasa Indonesia) yang berarti majikan yang mempunyai perusahaan dan sebagainya, Cakapan (tidak baku) bos (kepala pekerja dan sebagainya).9

STUDI RELEVAN

Muhammad Arifin Budi Prasetyo

Tanggung Jawab Hukum Pedagang Perantara Sepeda Motor Terhadap Pihak Pembeli Dan Penjual (Studi Pada Gabungan Pedagang Perantara Sepeda Motor Penumping Surakarta), (Surakarta: Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta, 2008).

Muhammad Romadhan, “Pola Hubungan Tengkulak Dengan Petani (Studi Kasus Hubungan Patron Client Pada Masyarakat Petani Di Desa Kampung Mesjid,

6 B. Suryobroto, Beberapa Aspek Dasar-Dasar Kependidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 1990), hlm 11.

7 DEPKES RI UU No. 23 tahun 1992 tentang Kesehatan.

8 Wahyu Adji dkk, Ekonomi XII, (Jakarta: Erlangga, 2007), hlm 13.

9 KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) online diakses pada tanggal 1 September 2015.

(4)

4 Kecamatan Kualah Hilir, Kabupaten Labuhan Batu), (Medan: Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara, 2009).

Noviyarni, “Peranan Agen Dalam Meningkatkan Nasabah Asuransi Syariah di PT. Bumi Putera Syariah Cabang Ciputat”, (Jakarta: Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, 2011).

Zusmelia, “Ketahanan (Persitence) Pasar Nagari Minangkabau:

Kasus Pasar Kayu Manis (Cassiavera) di Kabupaten Tanah Datar dan Agam, Sumatera Barat”, (Bogor: Institut Pertanian Bogor, 2007).

METODE PENELITIAN

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode sejarah. Metode sejarah adalah proses menguji dan menganalisis secara kritis rekaman dan peninggalan masa lampau.10 Adapun tahapan- tahapan metode sejarah adalah sebagai berikut:

1. Tahap Heuristik, merupakan pengumpulan sumber-sumber sejarah baik sumber primer maupun sumber sekunder.

2. Tahap Kriti Sumber, merupakan tahap penyeleksian dari sumber-sumber yang telah didapatkan.

3. Tahap Interpretasi, yaitu data yang telah diperoleh dari lapangan hasil wawancara dan data sekunder dan studi keputakaan kemudian dianalisis dan diinterpretasi dengan cara menghubungkan dan membandingkan fakta-fakta yang diteliti sehingga terdapat fakta yang siap disajikan.

4. Tahap Historiografi, merupakan menulis dalam bentuk karya ilmiah setelah didapati fakta, sehingga barulah ditulis dalam bentuk skripsi.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pasar Alahan Panjang berdiri tahun 1956, letak pasar Alahan Panjang sangat strategis karena berada ditengah nagari dan berhubungan langsung dengan jalan utama yang menghubungkan antara Alahan Panjang dan kota Muara Labuh serta kota Solok.11

10 Louis Gottschalk, Mengerti Sejarah, Terjemahan Nugroho Notosusanto, (Jakarta:

Universitas Indonesia-Press, 1975), hlm 32.

11 Wawancara dengan Samsudin (64 tahun) salah seorang anak randai di pasar sayur

Secara geografis Kecamatan Lembah Gumanti terletak pada 01o 57’ 18’’ dan 01o 13’ 32’’

Lintang Selatan dan 100o 44’ 48’’ dan 100o 55’

45’’ Bujur Timur. Nagari Alahan Panjang merupakan ibu kota Kecamatan Lembah Gumanti. Luas wilayah nagari Alahan Panjanglebih kurang 3.911,50 ha dan terdiri dari 10 jorong yaitu Jorong Alahan Panjang, Jorong Taratak Galundi, Jorong Taluak Dalam, Jorong Usak, Jorong Galagah, Jorong Batang Hari, Jorong Batu Putiah, Jorong Padang Laweh Alahan Panjang, Jorong Taratak Tangah Alahan Panjang. Batas-batas wilayahnya sebelah utara dengan Nagari Sungai Nanam, sebelah selatan dengan Nagari Aia Dingin, sebelah barat dengan Kecamatan Danau Kembar, dan sebelah timur dengan Nagari Salimpat.12 Jumlah penduduk Nagari Alahan Panjang tahun 2005 adalah 13.705 jiwa, tahun 2014 jumlah penduduk adalah sebanyak 18.946 jiwa.13 Sarana pendidikan yang tersedia di Nagari Alahan Panjang sudah mencukupi mulai dari tingkat TK (Taman Kanak-kanak) hingga SMA (Sekolah Menengah Atas).

a. Latar Belakang Kemunculan Anak Randai Tahun 1975

Kehadiran “anak randai” sangat membantu toke maupun petani yang akan memasarkan hasil pertaniannya.

Kemunculan “anak randai” di Alahan Panjang dilatar belakangi oleh beberapa faktor, diantaranya yaitu:

1. Hasil pertanian jenis tanaman holtikultura

Dalam arti luas pertanian aialah pengelolaan tanaman, ternak, dan ikan agar memberikan suatu produk pertanian yang baik dari pada apabila tanaman ternak atau ikan tersebut dibiarkan hidup secara alami.14 Para pakar mendefinisikan horlikultura sebagai ilmu yang mempelajari budi daya tanaman sayuran, buah-buahan, Alahan Panjang, pada 17 September 2015 di Alahan Panjang.

12 Data Monografi Nagari Alahan Panjang Kecamatan Lembah Gumanti Kabupaten Solok.

13 Kecamatan Lembah Gumanti dalam angka2005-2014.

14 Asparno Mardjuki, Pertanian dan Masalahnya: Pengantar Ilmu Pertanian, (Yogyakarta: Andi Offset Yogyakarta, 1990), hlm 1.

(5)

5 bunga-bungaan, atau tanaman hias.

Orang yang ahli mengenai holtikultura (pakar holtikultura) dikenal sebagai seorang holtikulturist.15

Komoditas tanaman holtikultura antara lain adalah bawang merah (Allium Cepa), cabai (Capsicum Annuum), kentang (Solanum Tuberosum), bawang putih (Allium Sativum), kubis (Brassica Oleraceae), tomat (Lycopersicon Esculentum), sayuran organik, dan sayuran dataran rendah.16Tanaman holtikultura ini sangat cocok untuk ditanam oleh para petani di Alahan Panjang karena didukung oleh cuaca serta iklim yang sangat sesuai yaitu daerah pegunungan yang relatif sejuk.

Sama halnya dengan “anak randai” misalnya sebelum menjual daun selesdri “anak randai” biasanya memeriksa kembali daun seledri tersebut sebelum dijual kepada toke. Hal yang biasa “anak randai” lakukan adalah dengan memotong bagian dari daun seledri yang rusak serta membersihkannya apabila terdapat rumput atau yang lainnya yang dapat menjatuhkan harga daun seledri.17 2. Kehadiran Toke

Awal mulanya toke ini segan untuk membeli secara langsung hasil pertanian petani karena para toke ini bukan berasal dari Alahan Panjang melainkan dari daerah lain. Perdagangan hasil pertanian di Alahan Panjang jalur transaksi jual beli tersebut dapat dilihat pada beberapa bagan dibawah ini:

Bagan 1: Alur transaksi di pasar sayur Alahan Panjang

Anak randai

Petani Toke Pedagang pengecer

15 Zulkarnain, Dsaar Dasar Holtikultura, (Jakarta: Bumi Aksara, 2010), hlm 1.

16 Zulkarnain, Dsaar Dasar Holtikultura, (Jakarta: Bumi Aksara, 2010), hlm 1.

17 Wawancara dengan Zulnaidi (47 tahun) anak randai di pasar sayur Alahan Panjang pada 16 September 2015 di Alahan Panjang.

Anak randai

Berdasarkan bagan diatas dapat disimpulkan bahwa petani menjual hasil pertaniannya kepada

“anak randai”yang selanjutnya dijual kepada pedagang pengecer.

Bagan 2: Alur transaksi di pasar sayur Alahan Panjang

Anak randai Petani Pedagang

Toke

Berdasarkan bagan diatas dapat disimpulkan bahwa petani menjual hasil pertaniannya kepada pedagang, setelah itu pedagang tersebut menjual hasil pertanian petani kepada “anak randai” maupun kepada toke.

Bagan 3: Alur transaksi di pasar sayur Alahan Panjang

Anak randai Toke Pedagang pengecer Berdasarkan bagan diatas dapat disimpulkan bahwa “anak randai” menjual hasil pertanian petani kepada toke, dan setelah itu toke menjual hasil pertanian petani kepada pedagang pengecer.

Bagan 4: Alur transaksi di pasar sayur Alahan Panjang

Petani Anak randai Pedagang pengecer Berdasarkan bagan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa petani menjual hasil pertaniannya kepada

“anak randai” yang kemudian akan dijual juga kepada pedagang pengecer.

b. Kehidupan Sosial Ekonomi Anak Randai 1. Kehidupan Sosial

a. Pendidikan

Dari menjadi “anak randai”

tidak hanya kebutuhan sehari-hari yang terpenuhi, mereka juga bisa menyekolahkan anak mereka hingga ke perguruan tinggi.

b. Kesehatan

“Anak randai” kalau mereka sakit lebih sering pergi berobat ke tempat dokter, bidan, puskesmas, maupun berobat secara tradisional seperti ke dukun kampung.

c. Perumahan

Kebanyakan dari “anak randai” telah memiliki rumah pribadi yaitu rumah miliki sendiri. Kalaupun

(6)

6 ada yang belum memiliki rumah pribadi adalah yang masih tinggal dengan kedua orang tua.

d.Relasi Sosial

Relasi sosial “anak randai”

dalam melakaukan kegiatan perdagangan adalah toke, Tukang Ojek, Buruh Angkat, dan Tukang Timbang.

2. Kehidupan Ekonomi a. Pendapatan

Menjadi “anak randai”

mereka mendapatkan penghasilan tambahan selain dari pertanian holtikultura. Pendapatan harian dengan menjadi “anak randai” adalah sebesar Rp 50.000,- hingga Rp 150.000,-, pendapatan mingguannya adalah Rp 200.000,- hingga Rp 600.000,-, sedangkan pendapatan bulanannya adalah Rp 800.000,- hingga Rp 2.400.000,. Keuntungan yang didapat dari berdagang ini dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 1: Keuntungan yang Diperoleh “Anak Randai” tahun 2005-2014

N o.

Tahun Besar Keuntungan Yang Diperoleh/ Kg Bawang

Merah

Cabe Tomat Kentang

1. 2005 Rp

2.000,-

Rp 5.000,-

Rp 5.000,-

Rp 1.000,-

2. 2006 Rp

3.000,-

Rp 3.000,-

Rp 3.000,-

Rp 1.000,-

3. 2007 Rp

3.000,-

Rp 3.000,-

Rp 6.000,-

Rp 1.500,-

4. 2008 Rp

7.000,-

Rp 2.000,-

Rp 1.000,-

Rp 1.200,-

5. 2009 Rp

4.000,-

Rp 2.000,-

Rp 1.000,-

Rp 2.000,-

6. 2010 Rp

4.000,-

Rp 10.000,-

Rp 5.000,-

Rp 1.000,-

7. 2011 Rp

8.000,-

Rp 5.000,-

Rp 500,-

Rp 1.000,-

8. 2012 Rp

4.000,-

Rp 4.000,-

Rp 800,-

Rp 3.000,-

9. 2013 Rp

6.000,-

Rp 3.000,-

Rp 800,-

Rp 2.000,- 10

.

2014 Rp

4.000,-

Rp 5.000,-

Rp 2.000,-

Rp 1.500,- Sumber: wawancara dengan anak randai pada 17 September 2015 di pasar sayur Alahan Panjang

Dari tabel diatas dapat dikatakan bahwa keuntungan yang didapatkan oleh “anak randai”

tidaklah terlalu besar. Mereka hanya mengambil keuntungan sebesar 10%

sebagai hasil dari jasa yang telah mereka berikan terhadap toke dan petani.

c. Eksistensi Anak Randai

Pekerjaan sebagai “anak randai”

melibatkan banyak pihak yaitu petani, toke, tukang ojek, tukang timbang dan buruh angkat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa “anak randai” membantu toke agar tidak perlu membeli langsung kepada petani. Hal ini karena setiap barang yang ingin dibeli oleh toke telah disediakan

“anak randai”.Ada beberapa tipologi “anak randai” di pasar sayur Alahan Panjang, diantaranya adalah sebagai berikut:

Bagan 5: Tipologi Anak Randai di Pasar Sayur Alahan Panjang

Tipologi “anak randai”

Tetap Musiman

Petani/ Anak Randai

Toke/ Anak Randai KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian terhadap kehidupan “anak randai” sebagai pedagang perantara di pasar sayur Alahan Panjang Kecamatan Lembah Gumanti dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Latar belakang kemunculan “anak randai”

di pasar Alahan Panjang dilatarbelakangi oleh karena toke yang datang membeli barang dagangan ke Alahan Panjang tidak mau secara langsung mendatangi petani untuk membeli hasil pertanian petani, maka mereka meminta bantuan orang Alahan Panjang. Orang yang membantu toke tersebut kemudian disebut dengan sebutan

“anak randai”. Setelah itu para petani di Alahan Panjang pun turut memanggil pedagang perantara tersebut dengan sebutan

“anak randai”. “Anak randai” sudah ada sejak tahun 1975-an namun begitupun pekerjaan sebagai pedagang perantara belum begitu banyak orang yang meminatinya. Barang yang mereka perdagangkan adalah pelo (ubi jalar), lobak (kubis/kol), dan kentang.

2. Kehidupan sosial ekonomi “anak randai”

dapat ditinjau dari kehidupan sosialnya seperti pada aspek pendidikan, kesehatan, perumahan, dan relasi sosial. Sedangkan

(7)

7 kehidupan perekonomiannya dapat dilihat dari pendapatan yang diperoleh dari perdagangan hasil pertanian petani di pasar sayur Alahan Panjang.

3. Eksistensi “anak randai” hingga tahun 2014 sangat eksis karena mereka sangat dibutuhkan dalam pemasaran hasil pertanian petani. Kehadiran “anak randai”

di pasar sayur Alahan Panjang sangatlah berpengaruh baik itu bagi petani, toke, tukang ojek, tukang timbang, dan buruh angkat. Masyarakat Alahan Panjang yang mayoritas bekerja sebagai petani sangat bergantung kepada “anak randai” dalam memasarkan hasil pertanian mereka.

Karena “anak randai” membeli hasil pertanian mereka untuk dijual kembali kepada toke. Sebagian besar petani menjual hasil pertanian mereka ke pasar sayur Alahan Panjang untuk dijual kepada “anak randai” atau pembeli lainnya. selain petani, toke juga sangat bergantung kepada “anak randai” untuk membeli barang dagangan yang akan mereka jual ke luar daerah.

DAFTAR PUSTAKA A. Arsip dan Dokumen

Data monografi Nagari Alahan Panjang tahun 2013

DEPKES RI UU No. 23 tahun 1992 tentang Kesehatan

Kecamatan Lembah Gumanti Dalam Angka 2005

UU Tentang Pendidikan RI no. 2 1989 Pasal 4 B. Buku

Adji, wahyu, dkk. 2007. Ekonomi XII. Jakarta:

Erlangga.

Asparno Mardjuki. 1990. Pertanian dan Masalahnya: Pengantar Ilmu Pertanian. Yogyakarta: Andi Offset Yogyakarta.

Boyd, Harper W. 2000. Manajemen Pemasaran: Suatu Pendekatan Strategis Dengan Prientasi Global.

Jakarta: Erlangga.

Louis Gottschalk. 1975. Mengerti Sejarah.

Terjemahan Nogroho Notosusanto.

Jakarta: Universitas Indonesia-Press.

Mestika Zed dan Emirizal. 1994. Sejarah Sosial Ekonomi. Padang: FIPS UNP.

Sartono Kartodidjo. 1993. Pendekatan Ilmu Sosial dan Metodologi Sejarah.

Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Suyobroto. 1990. Beberapa Aspek Dasar- Dasar Kependidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Zulkarnain. 2010. Dasar Dasar Holtikultura.

Jakarta: Bumi Aksara.

C. Disertasi/Tesis/Skripsi/Jurnal Muhammad Arifin Budi Prasetyo yang

berjudul: “Tanggung Jawab Hukum Pedagang Perantara Sepeda Motor Terhadap Pihak Pembeli Dan Penjual (Studi Pada Gabungan Pedagang Perantara Sepeda Motor Penumping Surakarta), (Surakarta: Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta, 2008).

Muhammad Romadhan, “Pola Hubungan Tengkulak Dengan Petani (Studi Kasus Hubungan Patron Client Pada Masyarakat Petani Di Desa Kampung Mesjid, Kecamatan Kualuh Hilir, Kabupaten Labuhan Batu), (Medan: Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara, 2009).

Noviyarni, “Peranan Agen Dalam Meningkatkan Nasabah Asuransi Syariah di PT. Bumi Putera Syariah Cabang Ciputat”, (Jakarta:

Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, 2011)

Zusmelia, “Ketahanan (Persitence) Pasar Nagari Minangkabau: Kasus Pasar Kayu Manis (Cassiavera) di Kabupaten Tanah Datar dan Agam, Sumatera Barat”, (Bogor: Institut Pertanian Bogor, 2007).

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian ini menunjukkan : 1 Dampak di kawasan pabrik terhadap kesehatan masyarakat di Kecamatan Lubuk Begalung Padang pada umumnya masyarakat menderita penyakit batuk dan