PENDAHULUAN
Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam kehidupan yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas Indonesia, yaitu manusia yang beriman, bekerja keras, tangguh, bertanggung jawab, mandiri, cerdas, dan terampil serta sehat jasmani dan rohani. Pendidikan sangat berpengaruh terhadap mutu pendidikan siswa, karena pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi siswa agar dapat menyesuaikan diri sebaik mungkin terhadap lingkungan. Dengan demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang berfungsi dalam kehidupan masyarakat.(Hamalik,2011 : 79).
Masalah pendidikan di Indonesia selalu menjadi sorotan tajam dari masyarakat.
Masalahnya, banyak berhubungan dengan relevansi dan kualitas pendidikan saat ini.
Hal ini wajar karena di tengah giatnya pembangunan di segala bidang kehidupan, pendidikan semakin menjadi tumpuan harapan untuk memperoleh Sumber Daya Manusia yang berkualitas. Lebih jauh dari itu sesuai dengan UU RI No.20 tahun 2003 (pasal 1) tentang Sistem Pendidikan Nasional menjelaskan bahwa : “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri, kecerdasan, dan akhlak mulia”.
Pendidikan salah satu usaha untuk menyiapkan peserta didik guna meningkatkan peranannya dimasa yang akan datang, yaitu menjadi manusia yang berkualitas dimana pola hidup dan pola pikirnya berkembang sejalan dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta tuntutan kehidupan masyarakat telah membawa pengaruh bagi dunia pendidikan agar segera melakukan berbagai upaya penyesuaian untuk mampu menyiapkan siswa dalam menghadapi berbagai tantangan.
Usaha meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia dewasa ini mendapat perhatian yang cukup besar. Hal ini dapat dilihat dengan adanya peningkatan sarana prasarana pendidikan, profesionalisme tenaga pendidik, maupun peningkatan mutu siswa.
Masyarakat Indonesia masih menghadapi masalah pendidikan yang berat, terutama
berkaitan dengan mutu pendidikan. Hal ini sesuai dengan rumusan dalam Undang- Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) pasal 3 menyatakan :“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”
Pendidikan sebagai usaha menyiapkan siswa untuk menghadapi lingkungan hidup yang senantiasa mengalami perubahan.
Pendidikan pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan kualitas kehidupan pribadi dan masyarakat. Pendidikan merupakan usaha sadar untuk mengembangkan kepribadian yang berlangsung di sekolah maupun di luar sekolah.
Usaha yang dilakukan untuk mewujudkan itu semua pelaksanaan pendidikan harus berusaha untuk meningkatkan mutu pendidikan, salah satu usaha yang dapat dilakukan oleh pelaksana pendidikan adalah dengan membantu peserta didik dalam rangka mempersiapkan perkembangan yang efektif dan membantu siswa menjadi manusia yang menjunjung tinggi norma-norma yang berlaku, yang bertujuan meningkatkan kedisiplinan siswa.
Akan tetapi kenyataannya masih banyak dilingkungan sekolah terdapat berbagai pelanggaran aturan tata tertib seperti, masih banyak peserta didik yang bolos, terlambat, terjadinya perkelahian, menyontek dan bentuk-bentuk penyimpangan prilaku lainnya. Tentu saja semua itu membutuhkan upayapencegahandan penanggulangannya.
Kedisiplinan belajar siswa dapat terjadi secara optimal apabila dalam proses belajar mengajar sesuai dengan yang diinginkan dan adanya keterbukaan antara guru dan siswa.
Karena pada dasarnya guru dan siswa sama- sama memiliki tingkatan yang sama yaitu, sama-sama mencari ilmu tanpa ada dinding pemisah yang menghalangi. Sehingga antara guru dan siswa itu akan tercipta saling kerjasama dan siswapun menjadi bersemangat dalam belajar karena siswa tidak merasa lebih rendah daripada guru mereka. Seorang siswa yang mempunyai
kebiasaan belajar yang baik dimungkinkan mempunyai disiplin belajar yang baik pula.
Siswa yang memiliki disiplin akan menunjukkan ketaatan dan keteraturan terhadap perannya sebagai seorang siswa yaitu belajar secara terarah dan teratur. Pada akhirnya siswa yang berdisiplin akan lebih mampu mengarahkan dan mengendalikan perilakunya. Faktor–faktor yang mempengaruhi kedisiplinan ini antara lain faktor lingkungan, keluarga dan sekolah.
Sekolah merupakan tempat pendidikan formal yang terdapat aturan-aturan yang harus ditaati oleh seluruh komponen di dalamnya. Sekolah merupakan tempat dimana seseorang mendapatkan pendidikan, pengajaran serta keterampilan hidup dalam berhubungan dengan orang lain.
Sekolah merupakan tempat interaksi antara guru dengan siswa. Siswa merupakan suatu subjek yang seharusnya mendapatkan perhatian disekolah. Tanpa adanya siswa, segala sesuatu yang telah direncanakan tidak akan ada artinya sebab siswa mempunyai peranan sangat penting dalam mencapai tujuan pendidikan. Tindakan yang diambil oleh sekolah terhadap siswa berbeda-beda, sehingga menegakan kedisiplinan sekolah harus benar-benar dijalankan. Adanya penegakan disiplin secara konsisten akan dapat meningkatkan disiplin sekolah, sehingga dapat mencapai tujuan pendidikan dengan menerapkan kedisiplinan.
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan di SMAN I Lembah Melintang Kabupaten Pasaman Barat kelas XI IPS1 masih terdapat permasalahan dalam proses belajar mengajar. Permasalahan itu terlihat pada ketidakdisiplinan siswa dalam proses belajar mengajar. Hal ini dapat dilihat dari sikap dan tindakan melanggar tata tertib dan peraturan sekolah. Salah satu bentuk ketidakdisiplinan siswa dalam proses belajar mengajar yaitu seperti banyaknya siswa yang terlambat ketika proses belajar mengajar dimulai, menggunakan handpone saat proses belajar mengajar. Selain itu siswa juga sering bolos, membuat kegaduhan di dalam kelas, tidak mengerjakan tugas, makan saat proses belajar mengajar, melawan pada guru, mengeluarkan kata-kata kotor, tidak ikut upacara, merokok di kelas, berpacaran di lingkungan sekolah, tawuran di sekolah serta merusak fasilitas sekolah. Uraian diatas merupakan salah satu bentuk ketidakdisiplinan peserta didik dalam proses
belajar mengajar. Berdasarkan fenomena diatas penulis tertarik meneliti
“Kedisiplinan Belajar Siswa Kelas XI IPS1 SMA N 1 Lembah Melintang”
Agar penelitian ini lebih efektif, efesien dan mencapai sasaran yang di inginkan, dan terbatasnya waktu tenaga serta kemampuan maka penelitian ini hanya menyelidiki tentang kedisiplinan belajar siswa kelas XI IPS1 SMAN 1 lembah Melintang Kabupaten Pasaman Barat yang terdiri dari empat indikator:
1. Ketaatan terhadap peraturan dan tata tertib sekolah
2. Ketaatan dalam mengerjakan tugas 3. Ketaatan terhadap waktu belajar 4. Belajar dengan sungguh-sungguh Sesuai dengan yang di uraikan dalam batasan masalah diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
Bagaimana kedisiplinan belajar siswa kelas XI IPS1 SMAN 1 Lembah Melintang Kabupaten Pasaman barat. Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan kedisiplinan belajar siswa kelas XI IPS1 SMAN 1 Lembah Melintang Kabuoaten Pasaman Barat. Dengan dirumuskannya tujuan penelitian diatas, maka manfaat penelitian ini diharapkan sebagai berikut :
1. Untuk menambah wawasan keilmuan dan pengetahuan tentang kedisiplinan dalam belajar
2. Sebagai masukan bagi SMAN 1 Lembah Melintang tentang kedisiplinan belajar.
3.
Sebagai masukan bagi guru dalam membina siswa dalam disiplin belajar siswa.
Disiplin berasal dari bahasa Latin
“disibel” yang berarti Pengikut. Seiring dengan perkembangan zaman, kata tersebut mengalami perubahan menjadi “disipline”
yang artinya kepatuhan atau yang menyangkut tata tertib.Disiplin adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, keteraturan dan atau ketertiban.
Nilai-nilai tersebut telah menjadi bagian perilaku dalam kehidupannya. Sementara itu belajar belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
Jadi dari kedua pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa disiplin belajar adalah proses perubahan tingkah laku sesuai dengan peraturan yang berlaku berdasarkan pengalamannya.
Penelitian yang revelan dengan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Titi Darmayanti (2008).
“Profil Kedisiplinan Peserta didik dalam Tata tertib Sekolah di SMP Negeri 9 Padang
Augnini (2008). “Upaya Guru Pembimbing Dalam Menangani Masalah Disiplin Peserta Didik Di Smpn 23 Padang.
Normi (2007). ”Faktor yang mempengaruhi peserta didik kelas VIII tidak disiplin dalam proses belajar di MTSN Durian Tarung Padang
METODE PENELITIAN
Penelitian ini digolongkan pada penelitian studi evaluasi dengan analisis deskriptif kualitatif. Penelitian ini berusaha untuk mendeskripsikan kedisiplinan belajar siswa kelas XI IPS1 SMAN 1 Lembah Melintang Kabupaten Pasaman Barat. Hal ini sesuai dengan pendapat Bogdan dan Taylor (1975: 5) yang dikutip dalam Moleong (2009: 4) mendefenisikan bahwa metode kualitatif merupakan proses yang menghasilkan data deskriptif berupa kata- kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati, pendekatan ini diarahkan pada latar dan individu tersebut secara sistematis. Penelitian ini dilakukan di SMAN 1 Lembah Melintang kabupaten Pasaman Barat. Penelitian ini dilakukan pada semester Ganjil Tahun Ajaran 2014/2015. Informan penelitian ini yaitu kepala sekolah, wakil kepala sekolah, guru BK, guru kelas, dan siswa kelas XI IPS1 SMAN 1 Lembah Melintang Kabupaten Pasaman Barat.
Untuk menguji data agar dapat dipercaya, maka penelitian ini menggunakan triangulasi, yaitu dengan memberikan pertanyaan yang sama pada sumber yang berbeda. Untuk menguji keabsahan data, maka data dalam penelitian ini, peneliti menggunakan triangulasi data. Menurut Moleong (2009: 330), triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain atau diluar data untuk keperluan pengecekan atau sebagai bahan perbandingan terhadap data itu. Dalam penelitian ini menggunakan
teknik analisis data yang dilakukan menurut model Miles dan Huberman (dalam Burhan Bungin, 2012: 70), dengan langkah-langkah sebagai berikut ini :
a) Pengumpulan data
Pengumpulan data dilakukan dengan cara teknik observasi, wawancara, dokumentasi.
b) Reduksi data
Reduksi data merupakan proses memilah dan memilih data yang didapatkan di lapangan. Data yang berbentuk catatan-catatan lapangan yang harus ditafsir atau diseleksi, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal penting dan membuang yang tidak perlu.
c) Display data (penyajian data)
Dalam penyajian data peneliti menyusun secara sistematis sehingga data yang diperoleh dapat menjelaskan atau menjawab masalah penelitian.
Selain itu penyajian data dilakukan dengan hati-hati agar data yang teruji tidak menimbulkan masalah sehingga akhirnya dapat mengurangi kesahihan data yang terkumpul.
d) Penarikan kesimpulan (Verifikasi) Penarikan kesimpulan merupakan analisis lanjutan dari reduksi data dan display data sehingga data disimpulkan tentang kedisiplinan belajar siswa kelas XI IPS1 SMAN 1 Lembah Melintang Kabupaten Pasaman Barat.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dari hasil penelitian yang telah diuraikan diatas mengenai kedisiplinan belajar siswa kelas XI IPS1 SMA N 1 Lembah Melintang Kabupaten Pasaman Barat masih dikategorikan kurang baik dan tidak efektif. Karena ketidaksesuain dengan tujuan yang ingin diperoleh oleh pihak sekolah yaitu menciptakan disiplin Proses Belajar Mengajar dan lingkungan. Ini terlihat dari beberapa indikator dibawah ini : 1. Ketaatan terhadap peraturan dan
tata tertib sekolah
Berdasarkan hasil penelitian di lapangan dapat digambarkan mengenai ketaatan terhadap peraturan dan tata tertib di kategorikan tidak baik. Hal ini sesuai dengan jumlah persentase yang didapatkan dari penyebaran angket yang dilakukan yaitu 10%, masih banyak juga ditemukan siswa yang melakukan pelanggaran, baik pada saat jam pelajaran maupun diluar jam pelajaran.
Pada saat diluar jam pelajaran misalnya
dimulai dan melompat pagar serta cabut pada saat
pelajaran
. Dan pelanggaran pada saat jam pelajaran misalnya datang terlambat ke sekolah dan keluar masuk kelas tanpa izin guru yang mengajar di kelas tersebut.
2. Ketaatan dalam mengerjakan tugas pelajaran
Penelitian ini menggambarkan bahwa pendapat, tanggapan dan pandangan siswa terhadap ketaatan dalam mengerjakan tugas pelajaran dikategorikan tidak baik. Hal ini sesuai dengan persentase yang didapatkan yaitu 12,5% dan juga berdasarkan hasil wawancara dengan guru di SMAN 1 Lembah Melintang dapat disimpulkan bahwa siswa masih kurang memperhatikan atau mengikuti pelajaran. Sehingga tugas yang diberikanpun tidak dapat terselesaikan dengan baik dan juga tugas yang diberikan tidak dapat terlengkapi. Padahal tugas merupakan salah satu proses yang penting dalam suatu pelajaran. Karena siswa yang datang kesekolah selain untuk menimba ilmu juga untuk mendapatkan nilai yang bagus. Dalam proses belajar nilai yang bagus sangatlah dibutuhkan karena suatu nilai yang bagus faktor pendukungnya dapat disebabkan oleh nilai tugas yang diperoleh.
3. Ketaatan terhadap waktu belajar Penelitian ini menggambarkan bahwa pendapat, tanggapan dan pandangan siswa terhadap waktu belajar dikategorikan tidak baik. Hal ini sesuai dengan persentase yang didapatkan dari pemberian angket yaitu 20% dan juga berdasarkan hasil yang didapatkan dari wawancara yang dilakukan pada bulan November dapat dipastikan bahwa waktu belajar sangatlah dibutuhkan dalam proses belajar. Selain itu waktu belajar juga sangat dibutuhkan untuk penyampaian suatu materi, misalnya saja pada saat penyampaian materi dilakukan pagi hari maka siswa akan mudah menyerap materi yang disampaikan. Dan sebaliknya apabila materi yang disampaikan pada saat menjelang siang, maka daya serap siswa akan berkurang, karena kurang konsentrasi dalam proses belajar. Selain itu siswa juga akan mudah untuk keluar masuk dengan tidak adanya konsentrasi dalam belajar tersebut
.
4. Belajar dengan sungguh-sungguh Penelitian ini menggambarkan bahwa pendapat, tanggapan dan pandangan siswa terhadap belajar sungguh-sungguh di SMAN 1 Lembah Melintang Kabupaten
Pasaman Barat berada pada kategori tidak baik . Hal ini sesuai dengan persentase dari angket yang disebarkan yaitu 14,3%, dan dari hasil wawancara yang dilakukan informan mengatakan bahwa, seorang siswa yang sungguh-sungguh dalam belajar terlihat dari cara belajarnya baik di sekolah maupun di rumah. Seorang siswa yang sungguh-sungguh dalam belajar akan selalu aktif dalam proses belajar, dan juga selalu ingin memahami materi yang didapatkan dari bangku pendidikan. Siswa yang sungguh-sungguh dalam belajar menunjukkan kesungguhannya dalam belajar melalui prestasi yang didapatkan di sekolah
.
KESIMPULAN
Berdasarkan penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa kedisiplinan belajar siswa kelas XI IPS 1 terdiri dari beberapa unsur yang terlihat dari kesimpulan berikut ini :
1). Ketaatan terhadap peraturan dan tata tertib sekolah
Ketaatan terhadap peraturan dan tata tertib sekolah di SMAN 1 Lembah Melintang dikategorikan tidak baik. Hal ini sesuai dengan penyebaran angket yang dilakukan dengan persentasenya yaitu 10% dan masih banyak siswa yang melanggar peraturan sekolah. Tidak hanya itu dari pihak guru sendiri masih ada yang datang terlambat kesekolah.
2). Ketaatan dalam mengerjakan tugas pelajaran
Ketaatan dalam menyelesaikan tugas pelajaran berada pada kategori tidak baik.
Hal ini sesuai dengan persentase yang didapatkan yaitu 12,5% dan juga tugas pelajaran yang diberikan sangat jarang dibuat dengan sungguh-sungguh.
3).Ketaatan terhadap waktu belajar
Ketaatan terhadap waktu belajar dikategorikan tidak baik karena pada saat jam belajar masih banyak terlihat siswa yang keluar masuk lingkungan sekolah, dan juga banyak siswa yang sering datang terlambat kesekolah. Tidak hanya itu pernyataan diatas juga diperjelas dengan skor rata-rata yang didapatkan dari penyebaran angket yaitu 20%.
4). Belajar dengan sungguh-sungguh Biasanya orang yang ingin belajar atau bekerja sungguh-sungguh harus bertekad, jangan meninggalkan tempat duduk selama 40 menit.. Namun kalaupun begitu masih
dapat dikategorikan tidak baik. Hal ini sesuai dengan persentase yang dihasilkan dari penyebaran angket yaitu 14,3% tidak hanya itu , masih banyak siswa yang kurang bersungguh-sungguh dalam belajar karena masih banyak juga siswa yang keluar masuk pada saat proses belajar mengajar.
DAFTAR PUSTAKA Buku
Abdul Choliq Dahlan. 2009. dan
Konseling Islami. Yogyakarta : Pura Pustaka Yogya
Anurrahman. 2010. Belajar dan Pembelajaran. Bandung : Alfabeta Burhan burgin. 2012. Analisa Data
Penelitian kualitatif. Jakarta: PT Rineka Cipta
Conny, R. Semiawan. 2008. Penerapan Pembelajaran pada anak. Jakarta :PT Indek Bimbingan
Dalyono. 2007. Psikologi Pendidikan.
Jakarta : Rineka Cipta
Dimyati dan Mujiono.2008. Belajar dan Pembelajaran.Jakarta : Rineka Cipta Fuad Nashori. 2005 . Profil Orang Tua
Anak Berprestasi. Yogyakarta : Isnia Citra Press
Ibrahim Bafadal. 2003. Menajemen Perlengkapan Sekolah, Teori dan Aplikasinya. Jakarta : Bumi Aksara Lexy. Moleong. 2009. Metode Penelitian
Kualitatif. Bandung : Rosda Karya Moehari Kardjono. 2008. Mempersiapkan
Generasi cerdas. Jakarta: Qisthi press Mulyasa. 2005.Menjadi guru Profesional.
Bandung: Remaja Rosdakarya Nana Syaodih dan Sukmadinata. 2007.
Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Oemar Hamalik. 2011. Proses Belajar Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara Ratna Yudhawati. 2011.Teori-teori dasar
psikologi pendidikan. Jakarta : PT.
Prestasi Pustakaraya
Rudi Mulyatiningsih. 2006. Bimbingan Pribadi sosial,belajar dan kuis.
Jakarta : Grasindo
Soejitno Irmim. 2004. Membangun Disiplin diri melalui kecerdasan spritual dan emosional. Jakarta : Batavia press
Sugiyono. 2012. Metode dan Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D.
Bandung: Alfabeta
Suharsimi Arikunto. 2010 . Dasar Dasar Evaluasi Pendidikan . Jakarta : Rineka Cipta
Suharsimi Arukunto. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: PT. Rineka Cipta
Slameto. 2014. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta : Rineka Cipta
Tulus. 2004. Peran Disiplin pada Prilaku dan Prestasi Siswa. Jakarta : Rineka cipta
Skripsi
Titi Darmayanti. 2008.Profil Kedisiplinan Peserta Didik dalam TataTertib Sekolah di SMP Negeri 9 Padang.
Padang: STKIP PGRI Sumatera Barat.
Dapit Pernalis. 2007. Faktor yang Mempengaruhi Peserta Didik kelas VIII tidak Disiplin dalam Proses Belajar di MTsN Durian Tarung Padang. Padang : STKIP PGRI Sumatera Barat Padang.
Aughnini. 2008.Upaya Guru Pembimbing Dalam Menangani Masalah Disiplin Peserta Didik Di Smpn 23 Padang.
Padang : STKIP PGRI Sumatera Barat.
JURNAL
Syafruddin. 2005. Hubungan antara Disiplin dan Perhatian Orangtua terhadap Hasil Belajar pada SMA PGRI SungguMinahasa Kab. Gowa.
Makasar: Universitas Negeri Makasar Arga Lacopa Arisana. 2012. Pengaruh Kedisiplinan siswa dan Persepsi tentang Kualitas Mengajar Guru terhadap Prestasi Belajar Akuntansi siswa kelas XIIPS. Yogyakarta:
Universitas Negeri yogyakarta.
Yopi Yuliandi. 2014. Pengaruh Disiplin Belajar terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Ekonomi Smas Taman Mulia. Pontianak :Universitas Tanjung Mulia