UNIT 2 KELURAHAN WIROTHO AGUNG KECAMATAN RIMBO BUJANG KABUPATEN TEBO JAMBI
By :
Wina Sundari* Dasrizal**Elsa***
Geography Education College Student of STKIP PGRI Western Sumatra*
Geography Education Lecturers of STKIP PGRI Western Sumatra**
ABSTRACT
This study aims to analyze (1) land purchase transaction dispute process, (2) location of the land dispute, (3) the price of land disputes yeah purchased in Unit 2 Kelurahan Wirotho Agung Kecamatan Rimbo Bujang Kabupaten Tebo Jambi.
This research is a descriptive study. Research data retrieval is done by using a questionnaire that involves as many as 26 respondents. The data analysis technique used is to use tables and data tabulation
Based on the analysis of field data, showed that. 1). land purchase transaction dispute process spen one week with an average gain from the purchase of land disputes in Unit 2 Kelurahan Wirotho Agung Kecamatan Rimbo Bujang Kabupaten Tebo Jambi per He Rp.5.000.000-6.000.000 the number of families who purchase the disputed land to be used as a garden, 2). The average distance of the disputed to the city center in Unit 2 Kelurahan Wirotho Agung Kecamatan Rimbo Bujang Kabupaten Tebo Jambi in 3-4 Km, income families from revenues the purchase of land disputes sometimes affect the income of the head of the family as well as the public perception agree on the disputed land that was purchased by the respondents with the work of farmer’s response, 3). The average price of the disputed land dispute with the land certified in Unit 2 Kelurahan Wirotho Agung Kecamatan Rimbo Bujang Kabupaten Tebo Jambi is Rp.1.000.000-4.000.000 turns the disputed land is cheaper than the titled land, the suitability of the price to earnings after buying land disputes are someties able to meet the daily needs respondent, where the disputed land purchased or.
Keywords : Land Dispute, Cause, Price.
*Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi STKIP PGRI SUMBAR
**Pembimbing 1, Program Studi Pendidikan Geografi STKIP PGRI SUMBAR
***Pembimbing 2, Program Studi Pendidikan Geografi STKIP PGRI SUMBAR
PENDAHULUAN
Tanah adalah salah satu sumber bagi kehidupan manusia yang telah dikaruniai oleh Tuhan Yang Maha Esa sebagai tumpuan kesejahteraan masa depan bagi manusia itu sendiri. Pola pemikiran masyarakat tersebut tanah digunakan masyarakat untuk kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat itu sendiri.
Berdasarkan Undang-undang Nomor 5 Tahun 1960, tentang Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria (UUPA) mengisyaratkan bahwa tanah pada tingkatan tertinggi dikuasai oleh Negara sebagai organisasi seluruh rakyat. Secara konstitusional, UUD 1945 dalam pasal 33 ayat 3 menyatakan bahwa “Bumi, air, ruang angkasa serta kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh Negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat’’.
Kasus sengketa lahan sering terjadi di tanah air, berdasarkan hasil pendataan Konsorsium Pembaruan Agraria (KPA), sepanjang tahun 2010 telah terjadi 106 konflik agraria di berbagai wilayah Indonesia. Luas lahan yang disengketakan mencapai 535,197 hektar dengan melibatkan 517.159 kepala keluarga yang berkonflik. Sengketa lahan juga menempati angka tinggi dalam kasus pelanggaran hak asasi manusia (HAM) di Indonesia. Berdasarkan laporan tahunan Komnas HAM tahun 2010, tercatat pengaduan kasus sengketa lahan mencapai 819 kasus.
Sementara periode September 2007 hingga September 2008, pengaduan pelanggaran hak atas tanah menempati peringkat kedua dengan
jumlah kasus 692 kasus (Thalib, 2009:4).
Kasus pertanahan pada hakekatnya merupakan benturan kepentingan (conflict of interes) dibidang pertanahan antara siapa dengan siapa, sebagai contoh kongret antara perorangan dengan perorangan, perorangan dengan badan hukum, badan hukum dengan badan hukum dan lain sebagainya.
Sehubungan dengan hal tersebut, guna kepastian hukum yang di amanatkan UUPA, maka terhadap kasus pertahanan antara lain dapat diberikan respon, reaksi dalam penyelesaian kepada yang berkepentingan ( masyarakat dengan masyarakat) (Sutedi,2014: 60).
Tanah yang ada di Unit 2 Kelurahan Wirotho Agung Kecamatan Rimbo Bujang Kabupaten Tebo Jambi secara keseluruhan sebanyak 406.92 Ha, sementara tanah sengketa yang ada di Unit 2 Kelurahan Wirotho Agung Kecamatan Rimbo Bujang Kabupaten Tebo Jambi sebanyak 75 Ha dan jumlah penduduk secara keseluruhan berjumlah sebanyak 1,190 KK yang melakukan pembelian tanah sengketa sebanyak 26 KK. Tanah sengketa yang telah dibeli oleh masyarakat dijadikan berbagai macam bentuk seperti lahan perkebunan, rumah, pertokoan, pertanian, tempat peternakan dan lain sebagainya (Kantor Lurah Wirotho Agung, 2015).
Berdasarkan observasi peneliti di lapangan, Kabupaten Tebo khususnya di Kelurahan Wirotho Agung Kecamatan Rimbo Bujang Unit 2, 2 tahun terakhir dari tahun
membeli tanah yang bersengketa, fenomena lahan sengketa ini terjadi karena kurangnya pengetahuan akan permasalahan tanah, serta harga yang murah, lokasi yang strategis, dan transaksi yang cepat memicu masyarakat untuk membeli tanah sengketa yang ada di kelurahan Wirotho Agung Kecamatan Rimbo Bujang Unit 2 Kabupaten Tebo Jambi. Namun disisi lain yang memicu terjadinya penjual belian tanah sengketa tersebut adalah ketidak tahuan atau ketidak pahaman masyarakat bahwa tanah yang mau dijual atau yang mau dibeli tersebut sedang bersengketa, kemudian ada juga masyarakat yang membeli tanah sengketa dari keluarga nya sendiri, dari observasi dilapangan ada pula masyarakat yang mengatakan bahwa mereka membeli tanah tersebut dari pihak pemerintahan itu sendiri, masalah-masalah di atas terjadi karena kurang nya pengetahuan masyarakat tentang penjual belian tanah.
Sengketa yang terjadi di Unit 2 Kelurahan Wirotho Agung Kecamatan Rimbo Bujang Kabupaten Tebo Jambi disebabkan karena penetapan fungsi tanah dan kandungan hasil bumi serta beragam tanaman dan hasil di atasnya, konflik tanah di area perkebunan baik maupun pengalihan dan penerbitan hak guna usaha maupun karena pembangunan perusahaan inti, konflik tanah akibat penggusuran dan pengambil alihan tanah rakyat untuk pembangunan sarana yang dinyatakan untuk kepentingan umum (Kantor Lurah Wirotho Agung,2015).
yang ada ini, maka penulis tertarik untuk meneliti “Faktor-faktor Penyebab Masyarakat Membeli Tanah Sengketa di Unit 2 Kelurahan Wirotho Agung Kecamatan Rimbo Bujang Kabupaten Tebo Jambi ’’.
METODOLOGI PENELITIAN Berdasarkan latar belakang masalah, rumusan penelitian dan tujuan penelitian deskriptif dengan tujuan mencari informasi sebanyak mungkin dan pengamatan dilapangan. Teknik penelitian ini dilakukan melalui wawancara, observasi dan dokumentasi,angket di lapangan sehingga dapat dicapai tujuan penelitian.
Penelitian ini dilakukan di Unit 2 Kelurahan Wirotho Agung Kecamatan Rimbo Bujang Kabupaten Tebo Jambi. Pemilihan sampel ini menggunakan metode secara total sampling.
Populasi penelitian ini adalah masyarakat yang membeli tanah sengketa di Unit 2 Kelurahan Wirotho Agung Kecamatan Rimbo Bujang Kabupaten Tebo Jambi.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Deskripsi Wilayah Penelitian (Letak Astronomis dan Letak Geografis)
Wilayah adalah unsur utama dari suatu pemerintahan dengan wilayah yang jelas dengan batas- batas dan luas wilayah yang terukur dengan baik maka akan semakin di akuinya suatu pemerintahan. Letak astronomis Kelurahan Wirotho Agung adalah 1015’30’’ LS – 1020’25’’ LS dan 1020 2’ 15‘’ BT –
1020 6’ 51’’ BT (kantor Lurah Wirotho Agung, 2015).
Secara geografis wilayah Kelurahan Wirotho Agung Kecamatan Rimbo Bujang adalah sebagai berikut :
Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Perintis
Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Rimbo Mulyo
Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Tirta Kencana
Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Suka Damai Wana Reja Kec.
Rimbo Ulu (kantor Lurah Wirotho Agung, 2015).
Proses pembelian tanah sengketa yang dilakukan oleh kepala keluarga di Unit 2 Kelurahan Wirotho Agung Kecamatan Rimbo Bujang Kabupaten Tebo Jambi seperti pada tabel IV.12 berikut :
Tabel IV.12 Distribusi Frekuensi Proses Transaksi Pembelian Tanah Sengketa Di Unit 2 Kelurahan Wirotho Agung Kecamatan Rimbo Bujang Kabupaten Tebo Jambi
No Proses Frekuensi Persen (%)
1 Sulit 5 19,23
2 Sedang 17 65,38
3 Tidak 4 15,38
Jumlah 26 100 Sumber : Pengelolaan Data Primer, 2016
Berdasarkan tabel IV.12 diatas dapat dilihat bahwa proses transaksi pembelian tanah sengketa setiap Kepala Keluarga adalah yang menjawab sulit sebanyak 5 KK (19,23%) orang dari 26 responden, yang menjawab sedang sebanyak 17 KK (65,38%) orang dari 26 responden, yang menjawab tidak
sebanyak 4 KK (15,38%) orang dari 26 responden. Maka dapat disimpulkan rata-rata kepala keluarga melakukan proses transaksi tanah sengketa adalah tidak terlalu sulit atau sedang dengan jumlah 17 KK (65,38%) orang dari 26 responden.
Jarak antara tanah sengketa yang telah dibeli dengan Pusat kota yang ada di Unit 2 Kelurahan Wirotho Agung Kecamatan Rimbo Bujang Kabupaten Tebo Jambi seperti pada tabel IV.15 berikut :
Tabel IV.15 Distribusi Frekuensi Jarak Antara Tanah Dengan Pusat Kota Yang Ada Di Unit 2 Kelurahan Wirotho Agung Kecamatan Rimbo Bujang Kabupaten Tebo Jambi
Jarak Frekuensi Persen (%) 1 < 1 Km 10 38,46
2 3 – 4 Km 13 50
3 > 9 Km 3 11,53
Jumlah 26 100
Sumber : Pengelolaan Data Primer, 2016
Berdasarkan tabel IV.15 diatas dapat dilihat bahwa jarak tanah sengketa yang telah dibeli dengan pusat kota yang ada di Unit 2 Kelurahan Wirotho Agung Kecamatan Rimbo Bujang Kabupaten Tebo Jambi rata-rata 3-4 Km sebanyak 13 KK (50%) orang dari 26 responden.
Perselisihan harga tanah bersertifikat dengan tanah yang tidak bersertifikat (sengketa) di Unit 2 Kelurahan Wirotho Agung Kecamatan Rimbo Bujang Kabupaten Tebo Jambi seperti pada tabel IV.27 berikut :
Frekuensi Perselisihan Harga Tanah Di Unit 2 Kelurahan Wirotho Agung Kecamatan Rimbo Bujang Kabupaten Tebo Jambi
N o
Perbedaan Freku ensi
Perse n (%) 1 Rp.1000.000-
2.000.000
11 42,3
2 Rp.2.000.000- 4.000.000
9 34,61
3 Rp.5.000.000- 6.000.000
6 23,07
Jumlah 26 100 Sumber : Pengelolaan Data Primer, 2016
Berdasarkan tabel IV.27 diatas dapat dilihat bahwa perselisihan atau perbedaan harga tanah bersengketa dengan tanah bersertifikat yang ada di unit 2 Kelurahan Wirotho Agung berfariasi mulai dari Rp.1.000.000-2.000.000 yang dipilih sebanyak 11 KK (42,3%) orang dari 26 responden, yang menjawab Rp.2.000.000- 4.000.000 sebanyak KK (34,61%) orang dari 26 responden, yang menjawab Rp.5.000.000-6.000.000 sebanyak 6 KK (23,07%) orang dari 26 responden. Maka dapat disimpulkan rata-rata kepala keluarga membeli tanah sengketa dengan tanah bersertifakat memiliki perselisah antara Rp.1.000.000- 2.000.000 sebanyak 11 KK (42,3%) orang dari 26 responden.
Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat diperoleh gambaran sebagai berikut :
Pertama, Dilihat rata-rata keuntungan yang didapat dari pembelian tanah sengketa yang dibeli masyarakat di Unit 2 Kelurahan
Bujang Kabupaten Tebo per Ha nya Rp.5.000.000-6.000.000 dengan jumlah kepala keluarga yang melakukan pembelian tanah sengketa sebanyak 12 KK (46,15%) orang dari 26 responden yang menjawab.
Rata-rata tanah sengketa yang telah dibeli kepala keluarga di Unit 2 Kelurahan Wirotho Agung Kecamatan Rimbo Bujang Kabupaten Tebo Jambi di jadikan sebagai kebun dengan jumlah kepala keluarga yang memilih sebanyak 12 KK (46,15%) orang dari 26 responden yang menjawab.
Lama waktu yang terpakai saat membeli tanah sengketa di Unit 2 Kelurahan Wirotho Agung Kecamatan Rimbo Bujang Kabupaten Tebo Jambi rata-rata kepala keluarga menjawab seminggu sebanyak 10 KK (38,46%) orang dari 26 responden yang menjawab.
Menurut bastian (2006b:98) transaksi adalah suatu pertemuan antara dua belah pihak (pembeli dan penjual) yang saling menguntungkan dengan adanya data / bukti / dokumen pendukug yang dimasukan kedalam jurnal, setelah melalui pencatatan.
Kedua, Suatu lokasi disebut strategis bila berada dipusat kota, kepadatan populasi, kemudahan mencapainya menyangkut kemudahan transportasi umum, kelancaran lalu lintas dan arahnya tidak membingungkan konsumen.
Lokasi sangat berpengaruh terhadap dimensi-dimensi pemasaran strategis, seperti fleksibilitas, competitive positioning, manajemen permintaan, dan fokus strategis (Fitzsimmons, 1994) dalam Tjiptono (2007:147).
Lokasi strategis tanah sengketa di Unit 2 Kelurahan Wirotho Agung Kecamatan Rimbo Bujang Kabupaten Tebo Jambi rata- rata jarak tanah sengketa yang telah dibeli responden dengan pusat kota 3-4 Km sebanyak 13 KK (50%) orang dari 26 responden yang menjawab. Setengah dari responden membeli tanah sengketa karena lokasi tanah sengketa yang dibeli berdekatan dengan pusat kota.
Luas area tanah yang telah dibeli kepala keluarga mempengaruhi pendapatan masyarakat yang membeli tanah sengketa bahwa rata-rata responden menjawab kadang-kadang sebanyak 19 KK (73,08%) orang dari 26 responden yang menjawab, dapat dilihat bahwa lebih dari stengah responden yang membeli tanah sengketa mempengaruhi pendapatan kepala keluarga sehari-hari.
Persepsi masyarakat terhadap responden yang membeli tanah sengketa di Unit 2 Kelurahan Wirotho Agung Kecamatan Rimbo Bujang Kabupaten Tebo Jambi rata- rata responden mejawab setuju sebanyak 16 KK (61,53%) orang dari 26 responden yang menjawab.
Pekerjaan reponden setelah membeli tanah sengketa di Unit 2 Kelurahan Wirotho Agung Kecamatan Rimbo Bujang Kabupaten Tebo Jambi rata-rata menjawab bertani sebanyak 11 KK (42,3 %) orang dari 26 respon.
Menurut Chase dkk (2006) keputusan pemilihan lokasi usaha manufaktur dan usaha jasa dipengaruhi oleh berbagai macam kriteria pemilihan yang mendasar pada kepentingan kompetitif.
Ketiga, Daya saing harga tanah sengketa dengan tanah bersertifikat adalah alasan responden tertarik melakukan pembelian tanah sengketa yang ada di Unit 2 Kelurahan Wirotho Agung Kecamatan Rimbo Bujang Kebupaten Tebo Jambi rata-rata responden membeli tanah sengketa lebih murah dibandingkan dengan tanah bersertifikat yang dipilih oleh responden sebanyak 20 KK (76,92%) orang dari 26 responden yang menjawab.
Perselisihan harga tanah sengketa dengan harga tanah bersertifikat yang ada di Unit 2 Kelurahan Wirotho Agung Kecamatan Rimbo Bujang Kabupaten Tebo Jambi rata-rata responden menjawab Rp.1.000.000- 4.000.000 sebanyak 11 KK (42,3%) orang dari 26 responden yang menjawab, lebih dari setengah responden menjawab bahwa harga tanah sengketa lebih murah dibandingkan dengan harga tanah yang bersertifikat. Alasan masyarakat membeli tanah sengketa dibandingkan dengan tanah bersertifikat ternyata perbandingan harga yang sangat jauh.
Kesesuaian harga tanah yang telah dibeli responden dengan pemasukan atau pendapatan dari hasil tanah sengketa yang ada di Unit 2 Kelurahan Wirotho Agung Kecamatan Rimbo Bujang Kabupaten Tebo Jambi rata-rata responden menjawab kadang-kadang sebanyak 13 KK (50%) orang dari 26 responden yang menjawab.
Menurut simon (2007:170) harga adalah alat untuk memperoleh nilai dari para pelanggan. Sedangkan menurut F.Kleinstreuer dan Siswanto
harga sebagai sarana untuk mencapai target jumlah hasil penjualan dan keuntungan jangka pendek atau menengah.
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan
Dari data deskriptif yang dilakukan maka dapat dikemukakan kesimpulan penelitian sebagai berikut :
1. Rata-rata proses transaksi yang diakukan oleh setiap kepala keluarga yang membeli tanah sengketa di Unit 2 Kelurahan Wirotho Agung Kecamatan Rimbo Bujang Kabupaten Tebo Jambi tergolong sedang atau tidak terlalu sulit yang dipilih oleh 17 KK (65,38 %) orang dari 26 responden,
2. Rata-rata lokasi tanah sengketa yang telah dibeli responden dengan pusat kota, keramaian atau fasilitas umum di Unit 2 Kelurahaan Wirotho Agung Kecamatan Rimbo Bujang Kabupaten Tebo Jambi adalah 3- 4 Km sebanyak 13 KK (50%) orang dari 26 responden yang menjawab.
3. Rata-rata perselisihan harga tanah sengketa dengan harga tanah bersertifikat yang ada di Unit 2 Kelurahan Wirotho Agung Kecamatan Rimbo Bujang Kabupaten Tebo Jambi rata-rata responden menjawab Rp.1.000.000-2.000.000
sebanyak 11 KK (42,3%) orang dari 26 responden yang menjawab.
Saran
kesimpulan diatas dapat dikemukakan saran dari peneliti sebaga berikut :
1. Pemerintah perlu melakukan penyuluhan tentang bahaya membeli tanah sengketa atau tanah yang tidak bersertifikat.
2. Pemerintah perlu memberi tindakan tegas atau sangsi kepada masyarakat yang membeli tanah sengketa di Unit 2 Kelurahan Wirotho agung Kecamatan Rimbo Bujang Kabupaten Tebo Jambi apabila telah diberi peringatan.
3. Masyarakat yang tinggal di Unit 2 Kelurahan Wirotho Agung Kecamatan Rimbo Bujang Kabupaten Tebo Jambi harus memperhatikan dampak positif dan negatifnya membeli tanah sengketa.
4. Masyarakat harus lebih berhati- hati saat membeli tanah yang ada di Unit 2 Kelurahan Wirotho Agung Kecamatan Rimbo Bujang Kabupaten Tebo Jambi apakah tanah yang akan dibeli bersengketa atau tidak.
5. Masyarakat jangan tergiur karena harga tanah sengketa yang ditawarkan lebih murah dibandingkan dengan harga tanah yang bersertifikat.
DAFTAR PUSTAKA
Bastian, Indera (2006b: 98).
Akuntansi Pendidikan.
Erlangga:Jakarta.
Kantor Lurah Wirotho Agung, 2015 Tjiptono, Fandy. 2007.Pemasaran
Jasa.Malang:Banyumedia.Publ
ishing.http//www.pemasaranjas a.html,diakses 12/10/2015
Sejarah Kabupaten Tebo.
http://sigombak.blogspot.com/2 008/04/sejarah-kabupaten- tebo-dan-potensi-alam.html diakes tanggal 15/10/2015 jam 11:20
Sutedi, Adrian (2014: 60). Peralihan Hak Atas Tanah Dan Pendaftarannya.Sinar
Grafika:Jakarta
Simon, Herman dkk.2007. Maximum Profit minimum Problem.
Mizan Pustaka. Bandung.
http://supremasihukumusahid.o rg/attachments/article/107/5BF ull5D20Penyelesaian20Sengke ta20Agraria20Dan20Model- Model20Penyelesaiannya20 20Setyo20Utomo,20SH,20M.H um.pdf diakses tanggal 31/10/2015jam11:14
Thalib,Hambali (2009:4). Sanki Pemidanaan Dalam Konflik Pertanahan. Kencana Prenada Media Group: Jakarta