• Tidak ada hasil yang ditemukan

View of Sosialisasi Permainan Tradisional “Klangenan Dolanan Anak”

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "View of Sosialisasi Permainan Tradisional “Klangenan Dolanan Anak”"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Journal of Social Empowerment jse.stkippacitan.ac.id

P-ISSN: 2503-5371 E-ISSN: 2809-6894 Volume: 08 nomor: 02 tahun 2023

Sosialisasi Permainan Tradisional “Klangenan Dolanan Anak”

Danang Endarto Putro1), Anung Probo Ismoko2), Tika Dedy Prastyo3), Yudha Febrianta4)

1,2,3STKIP PGRI Pacitan

4Universitas Muhammadiyah Purwokerto e-mail: [email protected]

Received: 30 Agustus 2023 Accepted: 20 September 2023 Final proof: 25 September 2023

Abstrak

Pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan baru kepada para siswa di tingkat sekolah dasar tentang keragaman permainan tradisional yang ada di Indonesia. Sosialisasi ini melibatkan 8 Sekolah Dasar yang berada di lingkup kabupaten pacitan. Sasaran utamanya adalah para siswa sekolah dasar yang notabennya kurang mengerti tentang permainan tradisional. Pelaksanaan kegiatan dilakukan pada bulan juni- juli 2023. Pelaksanaan dilakukan dengan memberikan sosialisasi permainan tradisional dengan tema “klangenan dolanan anak”. Hasil yang diperoleh dari kegaitan tersebut adalah seluruh siswa sangat senang bisa mengenal, mengetahui, dan memainkan berbagai macam permainan tradisional. Terkhusus untuk bapak ibu guru, sosialisasi juga dapat menjadi informasi sebagai alternative dalam proses kegaitan belajar mengajar Pendidikan jasmani di lingkungan sekolah dasar.

Kata Kunci: Sosialisasi, permainan, tradisional, klangenan, dolanan.

Abstract

This community service aims to provide new knowledge to students at the elementary school level about the diversity of traditional games in Indonesia. This outreach involved 8 elementary schools within the Pacitan district. The main target is elementary school students who in fact do not understand about traditional games. Implementation of activities carried out in June-July 2023. Implementation is carried out by providing socialization of traditional games with the theme "klangenan dolanan anak". The results obtained from this activity are that all students are very happy to be able to know, know, and play various kinds of traditional games. Especially for teachers, socialization can also be information as an alternative in the process of teaching and learning physical education in the elementary school environment.

Key Word: Socialization, games, traditional, Klangenan, games.

PENDAHULUAN

Perkembangan teknologi sangat mempengaruhi bentuk aktivitas manusia. Tidak terkecuali anak-anak yang jelas terkena dampak dari teknologi itu sendiri. Handphone tentu tidak asing lagi untuk memudahkan berkomunikasi antara orang satu dengan lainnya. Hal tersebut menjadi ranah yang positif dimana jarak yang jauh menjadi lebih dekat dengan adanya tekonologi untuk berkomunikasi. Akan tetapi sekarang produk handphone tentu tidak hanya berkutat pada komunikasi saja. Perkembangan teknologi membuat handphone menjadi sarana untuk bermain game secara offline maupun online.

Dampak besar sangat terasa bagi anak-anak dimana pada jaman ini, dimana dahulu para anak-anak masih senang melakukan aktivitas bermain bersama teman-teman di

(2)

DOI: 10.21137/jse.2023.8.2.2 | 80 lingkungan rumah. Hal semacam itu tentu sangat jarang ditemui di masa sekarang, karena para anak-anak lebih senang bermain game via handphone. Peggunaan handphone dipermudah lagi dengan akses internet yang dapat di jangkau dari mana saja.

Dengan akses yang begitu mudah tersebut tentu para pengguna handphone sangat dimanjakan untuk terus berlama-lama menggunakannya. Banyak aplikasi yang dapat digunakan untuk mempermudah transaksi bahkan tidak ketinggalan untuk akses game secara online. Pada era digital saat ini permainan tradisional sudah mulai ditinggalkan oleh anak-anak bahkan bisa dikatakan hanya sedikit anak yang tau apa itu permainan tradisional bahkan ada yang tidak tahu apa itu permainan tradisional (Anggita, 2018).

Para anak-anak tentu sangat senang sekali dengan game online. Anak-anak bisa memainkannya dengan waktu yang sangat lama. Hal itu menjadi indikasi bahwa internet telah menajdi bagian dari aktivitas keseharian masyarakat, termasuk dengan anak-anak (NSaputra & Ekawati, 2018)

Permainan tradisional sudah sangat populer sebelum teknologi masuk ke Indonesia. Anak-anak biasa bermain dengan alat darurat. Namun sekarang mereka sudah memainkan permainan teknologi datang dari luar negeri dan mulai meninggalkan mainan tradisional. Zaman berubah, permainan tradisional sedikit demi sedikit mulai dilupakan oleh anak-anak Indonesia. Bahkan, hanya sedikit dari mereka yang mengetahuinya sebuah permainan tradisional.

Permainan tradisional adalah permainan yang dimainkan oleh masyarakat secara turun-temurun dan merupakan hasil dari penggalian budaya lokal yang didalamnya banyak terkandung nilai- nilai pendidikan dan nilai budaya, serta menyenangkan hati bagi pemainnya (Juwairiah, 2016). Permainan tradisional sebenarnya memiliki banyak manfaat bagi anak-anak. Selain tidak mengeluarkan banyak uang, sebenarnya ini adalah permainan tradisional sangat cocok untuk melatih fisik dan mental anak. Secara tidak langsung anak-anak dirangsang untuk kreativitas, keterampilan, kepemimpinan spiritual, kecerdasan, dll. Permainan tradisional dapat meningkatkan kemampuan motorik anak, baik yang kasar maupun yang jorok dan tidak mulus. Selain itu, permainan tradisional dapat digunakan untuk melatih keterampilan sosial bagi pemain.

Secara empiris, penelitian Prisia Yudiwinata (2014) menunjukkan bahwa anak-anak yang melakukan permainan tradisional jauh lebih berkembang kemampuan, termasuk kemampuan kerja sama, sportifitas, kemampuan membangun strategi, serta ketangkasan (lari, loncat, keseimbangan) dan karakternya.

Ekawati, dkk (2010) menjelaskan bahwa permainan tradisional ternyata mampu berpengaruh dalam mengembangkan kecerdasan intrapersonal anak. Dalam permainan tradisional, kemampuan anak untuk berempati dengan teman permainan tradisional membutuhkan kejujuran dan kesabaran. Walaupun permainan tradisional jarang ditemukan pada beberapa kasus ada anak-anak di Indonesia yang bermain game tradisional. Di kota-kota besar, permainan tradisional digunakan Psikolog sebagai terapi untuk perkembangan kecerdasan anak. Melihat banyak kelebihan dari permainan tradisional akan sangat bagus jika permainan tradisional ini telah dilestarikan dan diperkenalkan kembali pada generasi muda Indonesia. Permainan tradisional sangat populer sebelum munculnya teknologi Indonesia. Alat yang digunakan untuk dimainkan sadar, bergantung pada kreativitas yang cukup serbaguna. Permainan tradisional penting untuk dimainkan oleh anak-anak karena banyak mengandung manfaat di dalamnya dan mengandung kearifan lokal (Handayani & Munastiwi, 2022). Selain itu penerapan permainan tradisional untuk anak usia dini sebagai salah satu cara untuk mengenalkan budaya luhur bangsa (Buadanani & Eliza, 2022).

Masyarakat desa selalu memiliki ciri tradisional, ikatan yang kuat terhadap alam dan sekitarnya, ikatan kelompok yang erat, cowok ramah, gotong royong dan sebagainya atau semacamnya tim permainan atau komunitas. Namun kini mereka sudah bermain

(3)

DOI: 10.21137/jse.2023.8.2.2 | 81 dengan model berbasis game teknologi modern atau permainan. Ketika waktu berubah permainan tradisional lambat laun dilupakan oleh kebanyakan orang masyarakat Indonesia. Permainan tradisional sarat dengan budaya, nilai-nilai kebangsaan, bahkan unsur-unsur yang berguna bagi perkembangan masyarakat.

Dewasa ini para anak-anak usia sekolah dasar lebih tertarik bermain game online dibandingkan dengan melakukan aktivitas bermain melalui permainan tradisional. Jadi tidak bisa dipungkiri lagi Permainan tradisional ini harus diperkenalkan kembali sebagai salah satu bahan untuk membentuk karakter dan jati diri yang unggul. Melalui sosialisasi permainan trasisional nantinya diharapkan dapat menumbuhkan kembali minat para siswa dalam bermain berbagai permainan tradisional yang mungkin belum pernah dimainkan sebelumnya

METODE

Tahapan dalam proses kegiatan pengabdian ini adalah dengan observasi di lingkungan sekolah dasar kota pacitan. Metode dalam pelaksanaan abdimas ini menggunakan ceramah diskusi dan praktek langsung dilapangan. Kegiatan abdimas dilakukan di Sekolah Dasar di lingkungan kabupaten Pacitan sebanyak 8 sekolahan.

Subjek dalam abdimas ini adalah para siswa Sekolah Dasar. Kegiatan dilakukan pada bulan juni-juli tahun 2023. Alat dan bahan utama yang diperlukan selama kegiatan pelatihan diantaranya: (1) kapur halus, (2) laptop dan proyektor (untuk presentasi), (3) stopwatch, (4) bambu, (5) dan peralatan pendukung lainnya yang disesuaikan dengan masing-masing permainan. Pelaksanaan kegiatan dilakukan dengan mensosialisasikan permainan tradisional kemudian di lakukan praktek permainan di lapangan. Analisis menggunakan obserrvasi secara langsung untuk melihat para siswa sekolah dasar mampu dan bisa mempraktekkan permainan tradisional saat dilapangan.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil

Berdasarkan evaluasi rangkaian kegiatan yang telah terlaksana, dapat dilihat pelaksanaan berjalan dengan sangat baik sekali. Seluruh rangkaian kegaitan dilakukan langkah demi langkah sesuai dengan rundown acara. Pertama, para siwa diajak untuk melihat, mendengarkan serta memahami presentasi yang di sajikan oleh pemateri.

Pemateri menampilkan presentasi mengenai seluk beluk permainan tradisional yang ada di Indonesia. Pemateri menyampaikan permainan mulai dari pulau Sumatra, jawa, Kalimantan, Sulawesi, bali, nusa tenggara timur, serta irian jaya. Masing-masing permainan tradisional dari daerah mempunyai keunikan dan ciri khasnya sendiri-sendiri.

Mulai dari peraturan yang berbeda satu dengan lainnya, peralatan yang digunakan tentu juga berbeda dan sesuai dengan ciri khas daerah tersebut. Hal itu tentu didasari dari letak geografis masing-masing tempat yang memberikan dan menyajikan kondisi alam yang berbeda juga. Pemateri telah memilih beberapa permainan tradisional yang nantinya akan dimainkan oleh para siswa. Pemateri juga memberikan pemahaman tentang beberapa peraturan yang ada pada masing-masing permainan. Peralatan tidak kalah penting untuk menunjang seluruh rangkaian kegaitan praktek di lapangan.

Pemateri menyampaikan detail peralatan yang akan digunakan para setiap permainan yang dimainkan.

Setelah para siswa memperhatikan dan memahami seluruh rangkaian acara presentasi, maka dilanjutkan dengan praktek dilapangan yang dipandu para tim.

Permainan tradisional pertama yaitu congklak, permainan ini berasal dari jawa barat atau di beberapa tempat disebut sebagai permainan dakon.

(4)

DOI: 10.21137/jse.2023.8.2.2 | 82 Gambar 1. Peralatan permaiann dakon

Permainan selanjutnya adalah engklek atau ingkling. Konsep permainan ini adalah melompati bidang-bidang datar yang sudah di gambar di atas tanah ataupun lantai.

Masing-masing pemain membawa gaco yang digunakan untuk melempar pada bidang yang sudah disediakan.

Gambar 2. Bidang permainan engklek

Permainan ke-3 adalah permainan pindah bintang. Permainan ini berbasal dari Kalimantan timur. Cara melakukan atau bermain pindah bintang, pertama semua pemain membuat lingkaran masing masing kecuali yang kalah dan harus berjaga.

Pemain yang menang suit atau hompimpah langsung menempati lingkaran, pemain yang kalah siap-siap berjaga dan berebut lingkaran dengan yang lainnya. Saat aba-aba dibunyikan semua pemain berlari menuju lingkaran yang lainnya (pemain yang tidak mendapatkan lingkaran mendapatkan tugas menjadi pemain jaga).

Gambar 3. Permainan pindah bintang

(5)

DOI: 10.21137/jse.2023.8.2.2 | 83 Permainan ke-4 yaitu ular naga, permainan ini identik berasal dari bali. Permainan ini tidak memerlukan alat dan bahan untuk melakukannya, hanya perlu sekelompok anak yang berbaris memegang baju, pinggang, atau bahu teman yang berada didepannya.

Gambar 4. Permainan ular naga

Permainan ke-5 adalah gobak sodor. Permainan tradisiaonal ini berasal dari Yogyakarta. Permainan ini dilakukan secara kelompok, diperlukan 2 kelompok untuk bermain dengan satu kelompok sebagai pemain laku dan yang satunya sebagai pemain jaga. Inti dari permainan ini adalah tim yang berjaga harus berdiri pada garis yang telah digambar dan berupaya menghalangi atau menangkap para pemain laku agar tidak melewati garis petak tersebut.

Gambar 5. Permainan gobak sodor

Pembahasan

Antusiasme para peserta dalam mengikuti acara dengan tema sosialisasi permainan tradisional “klangenan dolanan anak” sangatlah tinggi. Para peserta/siswa sangat bersemangat dalam mengikuti seluruh rangkaian acara dari awal hingga akhir.

Rasa ingin tahu menjadi modal dasar para siswa untuk terus mengikuti kegiatan baik saat penjelasan maupun saat praktek langsung. Beberapa bentuk peraturan permainan yang dimainkan tentu membuat para siswa-siswi sedikit mengalami kebingungan, tapi nyatanya hal tersebut tidak menyurutkan semangat mereka untuk memperhatikan dan mengikuti petunjuk yang disampaikan oleh para pemateri.

Pada saat praktek bermain muncul rasa semangat, kerjasama, gotong royong, saling membantu, dan lain sebagainya. Hal itu membuat peserta lebih antusias dalam memainkan seluruh rangkaian permainan tradisional. Dengan mempraktekkan nilai- nilai positif yang terkandung di dalam setiap permainan tradisional, hal itu tentunya dapat menambahkan sikap dan karakter para siswa sekolah dasar dalam kehidupan sehari-hari. Karakter dan sportifitas menjadi bekal utama dalam menyikapi ilmu pengetahuan. Semakin seorang siswa mempunyai karakter yang baik, tentu hal itu akan berimbas pada jiwa dan raganya. Akhirnya seluruh peserta menjadi lebih tahu tentang

(6)

DOI: 10.21137/jse.2023.8.2.2 | 84 khasanah dan keanekaragaman bentuk aktivitas fisik melalui permainan tradisional yang ada di Indonesia. Nyatanya ketika permainan tradisional dikemas secara menyenangkan, maka para peserta/siswa sangat antusias dan menunjukkan sisi ketertarikan yang luar biasa. Hal semacam itu tentunya bisa menjadi kebiasaan yang dapat dilakukan saat bermain bersama teman saat di lingkungan masyarakat. Dibandingkan dengan game online, dampak permainan tradisional tentunya akan dapat memberikan sisi positif yang lebih banyak.

SIMPULAN

Terselanggaranya kegiatan ini dapat meningkatkan pengetahuan para siswa tentang khasanah permainan tradisional yang ada di Indonesia. Dengan melakukan praktek dilapangan berarti para siswa juga sudah mendapatkan pengetahuan tentang khasanah permainan trasidional dari berbagai macam daerah yang ada di Indonesia.

Pengetahuan tersebut tentunya menjadikan ragam budaya di Indonesia dapat lebih luas di kenal, diketahui dan dapat di praktekkan dalam kehidupan sehari-hari. Nilai-nilai positif yang terkandung dalam setiap kegiatan maupun peraturan permainan tradisional juga dapat membentuk karakter para siswa sekolah dasar agar senantiasa lebih baik lagi.

Usia anak-anak menjadi pondasi untuk membentuk kekuatan fisik yang mumpuni sebagai sarana menyonsong kedewasaan fisik. Pembentukan yang tepat diharapkan dapat mendukung tumbuh kembang anak-anak dimasa yang akan datang. Selain sisi fisik para siswa siswa bertambah, sisi pengetahuan dan kompetensi juga menjadi lebih banyak. Permainan tradisional sebernarnya bukan bentuk aktivitas yang asing bagi para siswa, akan tetapi ditengah gempuran game online maka perlu diberikan penekanan bahwa ada alternative ang bisa dilakukan oleh para siswa agar dapat terhindar dari kecanduan mengunakan HP yang berlebih.

DAFTAR PUSTAKA

Anggita, G. M. (2019). Eksistensi Permainan Tradisional sebagai Warisan Budaya Bangsa.

JOSSAE (Journal of Sport Science and Education), 3(2), 55–59.

https://doi.org/10.26740/jossae.v3n2.p55-59

Buadanani, & Eliza, D. (2022). Perencanaan Pembelajaran Berbasis Permainan Tradisional Sebagai Implementasi Literasi Budaya Pada Anak Usia Dini. Generasi Emas Jurnal Pendidikan Islam Anak Usia Dini, 5, 41–50.

https://journal.uir.ac.id/index.php/generasiemas/article/view/9219

Ekawati, Y. N., Saputra, N. E., Rozalina., Restya, W. P. D., Nurlita, I., (2010). Pengaruh bermain melalui permainan tradisional terhadap kecerdasan intrapersonal anak.

Jurnal Ilmiah Mahasiswa berprestasi Vol. 1 No. 2. Universitas Ahmad Dahlan.

Handayani, F. F., & Munastiwi, E. (2022). Implementasi Permainan Tradisional di Era Digital dan Integrasinya dalam Pendidikan Anak Usia Dini. Generasi Emas: Jurnal

Pendidikan Islam Anak Usia Dini, 5(2), 11-20.

https://journal.uir.ac.id/index.php/generasiemas/article/view/10460

Juwairiah, J. (2017). Meuen Galah: Permainan Tradisional Aceh Sebagai Media Untuk Meningkatkan Kesehatan dan Kecerdasan Anak Usia Dini. Bunayya: Jurnal Pendidikan Anak, 1(2), 119-133. https://jurnal.ar- raniry.ac.id/index.php/bunayya/article/viewFile/2039/1511

Saputra, N. E., & Ekawati, Y. N. (2017). Permainan Tradisional Sebagai Upaya Meningkatkan Kemampuan Dasar Anak. Jurnal Psikologi Jambi, 2(2), 47-53..

https://doi.org/10.22437/jpj.v2i2.4796

Prisia Yudiwinata, H. (2014). PERMAINAN TRADISIONAL DALAM BUDAYA DAN PERKEMBANGAN ANAK. Paradigma, 2(3). Retrieved from https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/paradigma/article/view/9088

Referensi

Dokumen terkait

Maka dari itu, tujuan perancangan ini adalah untuk meningkatkan minat masyarakat terhadap permainan tradisional khususnya anak-anak dalam memainkan kembali permainan

Partisipasi sosial secara informal pada dapat dilakukan dengan melibatkan anak dalam kegiatan bermain dalam permainan tradisional.

Permainan tradisional sebagai media pembelajaran untuk mengenal lambang bilangan bagi anak usia dini adalah kegiatan bermain yang menyenangkan bagi anak sejalan dengan

Permainan kelereng merupakan salah satu permainan tradisional poluler yang sering dimainkan oleh anak laki-laki. Kelereng disebut juga dengan istilah “gundu”, biasanya

mampukah perangkat berbasis Android menyedia media bermain seperti permainan tradisional anak Indonesia, yang bukan hanya mampu melatih tumbuh kembang anak, mampu

Permainan tradisional ini juga memiliki peluang untuk tetap dimainkan mengingat diberikannya fasilitas umum yang dapat mendukung anak- anak bisa tetap bermain seperti

Kenyataannya permainan tradisional ini lebih banyak dimanfaatkan dalam pelajaran pendidikan jasmani dan fisik, belum banyak diintegrasikan dalam materi pelajaran di dalam kelas,

Bola bekel menjadi salah satu permainan tradisional yang banyak dimainkan oleh anak-anak perempuan, permainan ini dipengaruhi oleh budaya Belanda pada awal kemunculannya, bekel berasal