• Tidak ada hasil yang ditemukan

XERODERMA PIGMENTOSUM

N/A
N/A
emsa

Academic year: 2024

Membagikan "XERODERMA PIGMENTOSUM "

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

XERODERMA PIGMENTOSUM

DWI NURAFIFAH 23344038

PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER INSTITUSI SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL

JAKARTA 2023

Dosen Pengampu : Dra.Sulina Kristino,M.Si

KELAS D

(2)

Definisi Penyakit Definisi

Penyakit PrevelensiPrevelensi

Definisi Penyakit

Xeroderma pigmentosum merupakan penyakit genetik autosomal resesif yang langka adanya gangguan repair DNA yang rusak akibat radiasi sinar UV.

xeroderma Pigmentosum awalnya dikenalkan pada tahun 1874 oleh Hebra dan Kaposi dengan gambaran Klinis timbul sejak lahir dan banyak terjadi pada anak- anak berupa perubahan pigmentasi kulit dan ocular seperti timbulnya bercak- bercak, fotofobia, Konjungtivitas, ulkus kornea, keratilis kornea. Selain, XP dapat bermanifestasi pada mata dan saraf.

Faktor Pengaruh Timbul Penyakit

Faktor Pengaruh Timbul Penyakit

Pendahuluan Etiologi

Gejala Klinik Komplikasi Diagnosa Terapi

Pencegahan Daftar Pustaka

(3)

Prevelensi

Penyakit ini tergolong langka dengan prevelensi 1-4 individu persatu juta penduduk,XP terjadi pada semua etnik di dunia dan menyerang baik laki-laki maupun perempuan.

Definisi Penyakit Definisi

Penyakit PrevelensiPrevelensi

Faktor Pengaruh

Timbul Penyakit

Faktor Pengaruh

Timbul Penyakit

1:20.000-100.000 Kelahiran

Jepang Ras indian

dan Timur Tengah 1:10.000-30.000 Kelahiran

Eropa Barat 2.3:1.000.000

Kelahiran Etiologi

Gejala Klinik Komplikasi Diagnosa Terapi

Pencegahan Daftar Pustaka Pendahuluan

(4)

Faktor Pengaruh Timbul Penyakit

Xeroderma Pigmentosum merupakan penyakit diturunkan secara genetik. Bila salah satu orang tua mengalami kelainan kulit, maka anaknya kemungkinan besar akan mengalaminya. Penyakit berkaitan dengan kanker. Lebih dari separuh kasus XP yang berubah menjadi kanker kulit jenis melanoma maligna dan karsinoma sel Skuamosa.

Hal ini menyebabkan hampir separuh penderita penyakit ini meninggal pada usia sekitar 20 Tahun.

Definisi Penyakit Definisi

Penyakit PrevelensiPrevelensi Faktor Pengaruh Timbul Penyakit Faktor Pengaruh

Timbul Penyakit

Etiologi Gejala Klinik Komplikasi Diagnosa Terapi

Pencegahan Daftar Pustaka Pendahuluan

(5)

You can describe the topic of the section here

You can describe the topic of the section here

ETIOLOGI

Xeroderma Pigemntosum

Merupakan penyakit bersifat autosomal resesif sebagai hasil mutasi 1 dari 8 gen (XP-A Sampai G, dan V) yang terlibat proses repair eksisi nukleotida

(nucleotide excision repair [NER] untuk memperbaiki kerusakan akibat radiasi UV).

Berikut adalah Gen yang

Berperan pada Patogenesis XP Pendahuluan

Etiologi Gejala Klinik Komplikasi Diagnosa Terapi

Pencegahan Daftar Pustaka

(6)

Gejala pada sistem Saraf

Ukuran Kepala kecil (mikrosefulasi), gerakan reflex yang lambat atau bahkan tidak ada, ketrampilan

motoric yang buruk, keterlambatan tumbuh kembang.

Manifestasi klinis tergantung paparan radiasi sinar matahari dan proses natural terjadinya mutasi dengan mekanisme belum banyak diketahui. Oleh karena itu, XP memiliki bermacam-macam manifestasi klinis iklim panas, aktifitas luar, kulit terang, merokok, akses, pelayanan kesehatan yang sulit. Terlambat diagnosis, tidak memakai proteksi kulit berkaitan dengan perubahan pigmentasi multiple, timbulnya kanker kulit,dan mortalitas. Sementara kondisi berlawanan pada iklim sejuk, kehidupan indoor, kulit berwarna, diagnois yang cepat dan proteksi kulit yang baik berkaitan dengan kelainan kulit menengah.

Namun,pada beberapa individu tidak memunculkan adanya reaksi luka bakar akut.

Gejala Klinik

Gejala Pada Kulit

Kulit tipis dan rapuh ,kulit mongering, keriput,dan atrofi apabila terus menerus terpapar

sinar matahari.

Gejala Pada Mata

Radang pada kornea dan bagian putih mata (sclera), Produksi air mata yang berlebih.

Pendahuluan Etiologi

Gejala Klinik Komplikasi Diagnosa Terapi

Pencegahan Daftar Pustaka

(7)

Komplikasi

XERODERMA PIGMENTOSUM

KELAINAN MATA KANKER KULIT

KELAINAN NEUROLOGIS TUMOR

Pendahuluan Etiologi

Gejala Klinik Komplikasi Diagnosa Terapi

Pencegahan Daftar Pustaka

(8)

Diagnosa

Diagnosa Contoh KasusContoh Kasus

Diagnosa

Untuk memastikan diagnosis terhadap Penyakit Xeroderma Pigemntosum,

umumnya

Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik, diskusi mengenai gejala, tes genetik, biopsi

kulit

dan memeriksanya di bawah mikroskop.

Selain itu, mengetahui penyebabnya, dapat dilakukan pemeriksaan genetika.

Individu dengan xp pada awalnya akan memunculkan

Gejala berupa lentignosis pada muka. kondisi dapat dibantu dengan pemeriksaan kultur sel

Fibrolas kulit. Individu dengan XPV tidak

memunculkan gejala hiperfotosintesis karena tidak ada efek pada NER. Sejauh ini, pemeriksaan untuk

membedakan antara XP dan non-XP dapat menggunakan pemeriksaan dinamakan

Unschedule DNA synthesis (UDS) menggunakan sel

Dari area rusak dan area sehat diambil melalui biopsy.

Gambaran sel fibroblast pada Gambar di atas merupakan hasil dari UDS assay pada area normal (kiri) dan area yang rusak (kanan). Sel-sel tersebut berada pada fase proliferasi G1 dan G2. Individu dengan XP memiliki fibroblast dengan granul sitoplasma lebih sedikit dibandingkan sel fibroblast individu normal.

Contoh pemeriksaan UDS

Pendahuluan Etiologi

Gejala Klinik Komplikasi Diagnosa Terapi

Pencegahan Daftar Pustaka

(9)

Diagnosa

Diagnosa Contoh KasusContoh Kasus

Contoh Kasus

Kasus XP di Indonesia

Di Indonesia kasus termasuk jarang, beberapa kasus telah dilaporkan

meskipun

Jumlahnya tidak banyak. Dilaporkan kasus XP pada anak laki-laki umur 9 tahun

RSUD Undata Kota Palu.

Contoh Keluhan

Keluhan tampak bintik-bintik kehitaman pada

Kepala, wajah, leher dan lengan. Keluhan muncul pada usia 7 tahun, hanya bintik kehitaman kecil namun semakin lama bintik

hitam meluas dan membesar. Keluhan semakin betambah ketika terpapar sinar

matahari,

pasien menggunakan baju lengan pendek dan celana panjang saat keluar rumah

sehingga bagian badan dan kaki tidak ditemukan bintik

kehiotaman . Pendahuluan

Etiologi Gejala Klinik Komplikasi Diagnosa Terapi

Pencegahan Daftar Pustaka

(10)

Farmakologi

Farmakologi Non

Farmakologi Non Farmakologi

Farmakologi

A

B

Suplementasi Vitamin D untuk mencegah terjadinya defiensi Vitamin D.

Pada kondisi mata kering dapat dianjurkan penggunaan obat tetes mata yang mengandung metilselulosa.

Sampai saat ini belum ada terapi definitive

untuk penderita XP. Perubahan kulit yang

terjadi akibat paparan sinar UV dan

proteksi terhadap paparan UV diharapkan

mampu mencegah perburukan.

Hal-hal yang dapat dilakukan

Strategi Terapi Strategi

Terapi

Pendahuluan Etiologi

Gejala Klinik Komplikasi Diagnosa Terapi

Pencegahan Daftar Pustaka

Lanjutan Farmakologi

Lanjutan Farmakologi

(11)

Farmakologi

Pemeriksaan rutin 3-6 bulan sekali perlu dilakukan deteksi adanya lesi prakanker. Obat topikal dapat diberikan yaitu krioterapi dengan nitrogen cair. Selain itu, dapat diberikan 5-fluorourasil atau imiquimodsebagai obat topikal lainnya. Pada lesi multipel diberikan photosensitizer topikal dengan mengunakan asam 5-amino levulinat. Pada lesi luas, dilakukan dermabrasi. Pada keganasan kulit dilakukan tindakan pembedahan (elektrodesikasi dan kuretase) dan radioterapi. Obat oral isotretinoin diberikan mencegah timbulnya neoplasma baru . Dukungan psikologis dari keluarga dan masyarakat sekitar sangat dibutuhkan oleh pasien karena penderita XP rentan mengalami perasaan sedih dan putus asa.

Pendahuluan Etiologi

Gejala Klinik Komplikasi Diagnosa Terapi

Pencegahan Daftar Pustaka

Farmakologi

Farmakologi Non

Farmakologi Non

Farmakologi Strategi Terapi Strategi

Terapi Lanjutan

Farmakologi Lanjutan Farmakologi

(12)

Non

Farmakologi

UV

Resistant

Semua Jendela, mobil, dan sekolah harus UV resistant.

Sunscreen

Apabila keluar rumah memakai sunscreen dan pakaian tertutup.

Rutin Kontrol, Pemeriksaan

Kontrol dermatologis, dan periksa neurologi.

Rokok

Menghindari rokok dan perokok dan karsinogen lainya.

Mental

Dukungan mental dari keluarga untuk mengindari depresi dan rendah diri karena penyakitnya.

Pendahuluan Etiologi

Gejala Klinik Komplikasi Diagnosa Terapi

Pencegahan Daftar Pustaka

Farmakologi

Farmakologi Non

Farmakologi Non Farmakologi

Strategi Terapi Strategi

Terapi Lanjutan

Farmakologi Lanjutan Farmakologi

(13)

Strategi Terapi Saat ini untuk xeroderma Pigmentosum

1 2

3 4

Pendahuluan Etiologi

Gejala Klinik Komplikasi Diagnosa Terapi

Pencegahan Daftar Pustaka

Farmakologi

Farmakologi Non

Farmakologi Non Farmakologi

Strategi Terapi Strategi

Terapi Lanjutan

Farmakologi Lanjutan Farmakologi

(14)

Pencegahan

Hingga saat ini belum ada tindakan yang dapat

Dilakukan untuk mencegah XERODERMA PIGMENTOSUM.

Tidak ada cara untuk mencegah XP. Tes genetik dapat menjadi cara untuk tahu apakah seseorang memiliki

Mutasi gen atau tidak.

Pendahuluan Etiologi

Gejala Klinik Komplikasi Diagnosa Terapi

Pencegahan Daftar Pustaka

(15)

Daftar Pustaka

1. Lehmann AR., David M. & Miria S. 2011. Xeroderma Pigmentosum. Orpanet Journal of Rare Diseases, 6(70): 1-6

2. Nurul ME Thamrin, Asrawati S, Nurdiani N. Xeroderma Pigmentosum. Vol.1 | No.1 | Februari 2019 | Jurnal Medical Profession (MedPro)

3. Pathy S., Naik KK., Suman B., Sharma MC., Julka PK. & Rath GK. 2005.

Squamous Cell Carcinoma of Face with Xeroderma Pigmentosa-A Case Report. Indian Journal of Medical & Paediatric Oncology, 26(1): 47-9

Pendahuluan Etiologi

Gejala Klinik Komplikasi Diagnosa Terapi

Pencegahan Daftar Pustaka

4. Sethi M., Alan RL., & Hiva F. 2013. Xeroderma Pigmentosum: a Multidiciplinary Appoach.

European Medical Journal of Dermatology, 1: 54-63

5. Mozammel H, Asyraful H, Subrata B,dkk. Strategi Terapi Saat Ini untuk Xeroderma Pigmentosum. India J Dermatol. 2021 Nov-Des; 66(6): 660–667 doi:

10.4103/ijd.ijd_329_21

6. World Health Organization. 2014. Ultraviolet Radiation and the INTERSUN Programme.

Diakses pada 27 Februari 2014 dari http://www.who.int

7. Https://www.klikdokter.com/penyakit/masalah-kulit/xeroderma-pigmentosum

(16)

Pendahuluan

Thankyou

Any Question?

Referensi

Dokumen terkait

Untuk terapi farmakologi pada gagal jantung sesuai dengan data klinik maupun data laboratorium pasien dimulai dengan pemberian oksigen dan cairan sebagai terapi awal

terutama yang berhubungan dengan etiologi, epidemiologi dan gejala klinik dari fibrilasi atrium, serta bagaimana penatalaksanaan bagi pasien dengan fibrilasi atrium..

Terapi dalam gangguan jiwa bukan hanya meliputi pengobatan dengan farmakologi tetapi juga dengan psikoterapi, serta terapi modalitas yang sesuai dengan gejala atau penyakit

IPH 332 3(2-3) IPH 322 Setelah menyelesaikan mata kuliah ini mahasiswa mampu menjelaskan tentang etiologi, gejala penyakit, patogenesa, diagnosa, epidemiologi,

SUSUNAN LAPORAN PENDAHULUAN 1. Pengertian 2. Etiologi 3. Tanda dan gejala / Manifestasi Klinis 4. Patofisiologi 5. Pathways 6. Pemeriksaan

Panduan Pelaksanaan Penelitian Kompetitif Edisi I Tahun 2017 Page 6 DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN PENDAHULUAN TINJAUAN PUSTAKA METODE PENELITIAN PEMBIAYAAN DAFTAR PUSTAKA

Etiologi Gejala klinis Gambaran klinis Diagnosis banding Pengobatan Komplikasi  Pneumococc us  Haemophilu s influenza  Staphylococ cus pyogenes  Biasanya didahului ISNA

Salah satu bentuk terapi fisik non farmakologi yang dapat mengurangi atau menghilangkan gejala tersebut adalah dengan menggunakan metode Brandt Daroff yang merupakan bentuk terapi fisik