Kekuatan dapat dibedakan menjadi dua macam. Pertama kekuatan relatif, yaitu membangun kekuatan maksimal tanpa meningkatkan berat badan. Kedua kekuatan mutlak, yaitu kekuatan maksimum yang berusaha tanpa melihat ukuran tubuh atau ukuran otot.[11] Kedua kekuatan ini akan mempengaruhi perfoma dan dayatahan tubuh setiap atlet. Atlet harus dibekali tidak hanya berfokus pada satu kekuatan sektoral, melainkan harus equal guna mendorong kompleksitas kekuatan yang dicipatakan oleh atalet saat bertarung. Akhirnya, dayatahan yang menjadi masalah utama bagi kondisi fisik para atlettinju PPLP Provinsi NTT. Hal ini merupakan sebuah tantangan bagi pelatih dan peneliti agar memiliki konsepsi secara kolektif dalam mendesain metode dan model latihan guna meningkatkan kemampuan dayatahanatlet untuk tetap menjaga eksistensi olahraga unggulan daerah di kancah nasional dan internasional.
Banyak metode latihan yang bisa digunakan untuk meningkatkan kemampuan dayatahan kelincahan salah satunya adalah interval training. Menurut Harsono (2001:12) menjelaskan bahwa interval training merupakan latihan untuk mengembangkan dayatahan. Karena itu, dahulu jarak yang di tempuh biasanya jauh dan orang larinya tidak terlalu cepat (slow pace). Sekarang berbagai metode interval training juga ditujukan untuk melatih kecepatan lari/ berenang. Karena itu jaraknya di pecah-pecah dalam jarak-jarak yang pendek agar orang bisa lari dengan kecepatan tinggi.
Menurut (Suhendro, dkk, 2007) “boredom (kebosanan) dalam dapat di kurangi atau dihilangkan dengan membuat olahraga tersebut menjadi menirik sehingga menimbulkan perhatian, rangsangan, dan motivasi bagi orang yang melakukan olahrag tersebut.” Menururt (Harsono, 2015) menjelaskan “Latihan yang telalu berat yang melebihi kemampuan atlet untuk mampu menyesuaikan diri (adapt), apalagi tanpa ingat pentingnya istirahat, akan dapat mempengaruhi keseimbangan fisiologisnya, dan terlebih lagi psikologis atlet”. Tingkat kecepatan atlet dalam mengadaptasi setiap beban latihan berbeda-beda tergantung dari usia/umur, usia latihan, kualitaslatihan, kebugaran otot, kebugaran energi, dan kualitas latihannya (Sukadiyanto, 2015).
Pada penelitian ini peneliti melakukan pengukuran sebanyak dua kali yaitu pada awal dan akhir penelitian atau sebelum dan sesudah treatment diberikan. Jenis instrument yang di gunakan adalah tes kayak 2000 meter. Instrument pengumpulan data tentang seberapa jauh peningkatan variabel bebas tes dayatahan kayak dengan jarak tempuh 2000 meter. Csaba Szanto (2004: 125) mengemukakan : “The 2000 meter distance has been used for endurance paddling tests”. Yang berarti jarak 2000 meter digunakan untuk test dayatahan dayung.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) pengaruh metode latihan sirkuit terhadap peningkatan kelincahan pada atlet putra Persatuan Bulutangkis (PB) Bina Jaya Wonogiri dan seberapa besar pengaruhnya (2) pengaruh metode latihan sirkuit terhadap peningkatandayatahan pada atlet putra PB Bina Jaya Wonogiri. (3) seberapa besar pengaruh metode latihan sirkuit dalam peningkatan kelincahan dan dayatahanatlet putra PB Bina Jaya Wonogiri.
“Kondisi fisik merupakan satu prasyarat yang sangat diperlukan dalam usaha peningkatan prestasi seorang atlet, bahkan dapat dikatakan sebagai keperluan dasar yang tidak dapat ditunda atau ditawar-tawar lagi. Kesepuluh komponen tersebut sebagai berikut : kekuatan, dayatahan, daya ledak, kecepatan, daya lentur, kelincahan, koordinasi, keseimbangan, ketepatan, dan reaksi. Inilah yang mendorong peneliti mengadakan suatu penelitian dengan judul “Pengaruh Latihan Push Up Dan Latihan Beban Dumbell ditinjau konsentrasi Terhadap Kecepatan Pukulan Straight Pada AtletTinju Amatir PPLP Provinsi Maluku”.
Keberhasilan mencapai tujuan dalam olahraga prestasi sangat ditentukan oleh kemampuan pelatih dan keberbakatan yang dimiliki oleh atlet. Faktor tersebut memegang peranan yang penting dalam proses pencapaian prestasi puncak bagi atlet. Hal tersebut menjadi langkah awal pembinaan yang konkret.Atlet berbakat merupakan modal awalyang memerlukan pembinaan serius. Karena tanpa diawali oleh atlet yang berbakat pencapaian prestasi tidak akan maksimal meskipun pelatih yang melatihnya adalah pelatih yang handalserta sarana dan prasarananya yang baik. Dengan didapatnya atlet yang berbakat berarti satu tahapan pembinaan telah dimulai.
Salah satu ciri dari latihan, baik yang berasal dari kata dalam bahasa Inggris maupun dari bahasa Indonesia, adalah adanya beban latihan. Oleh karena diperlukannya beban latihan selama proses berlatih melatih agar hasil latihan dapat berpengaruh terhadap peningkatankualitas fisik, psikis, sikap, mental dan sosial, sehingga puncak prestasi dapat dicapai dan dapat bertahan relatif lebih lama. Sasaran utama dari latihan fisik adalah utuk meningkatkan kualitas kebugaran energi (energy fitness) dan kebugaran otot ( muscular fitness). Kebugaran energi meliputi peningkatan kemampuam aerobik dan anaerobik baik yang alaktik maupun laktik. Untuk kebugaran otot meliputi peningkatan kemampuan biomotor yang antara lain mencakup: kekuatan, ketahanan, kecepatan, power, kelentukan, keseimbangan, koordinasi, dan kelincahan. Beban latihan merupakan rangsang motorik (gerak) yang dapat diatur dan dikontrol oleh pelatih maupun olahragawan untuk memperbaiki kualitas fungsional berbagai peralatan tubuh.
Masyarakat telah menyadari akan perlunya melakukan olahraga. Hal ini terbukti dari banyaknya anggota masyarakat yang melakukan olahraga pada hari- hari libur di lapangan-lapangan serta tempat-tempat tertentu yang memungkinkan. Menurut Giriwijoyo (2009, hlm.34) dari sudut pandang ilmu faal olahraga, olahraga adalah serangkaian gerak yang teratur dan terencana yang dilakukan orang dengan sadar untuk meningkatkan kemampuan fungsionalnya, sesuai dengan tujuannya melakukan olahraga. Berdasarkan sifat dan tujuannya, olahraga dibagi menjadi empat antara lain olahraga prestasi, olahraga rekreasi, olahraga kesehatan, dan olahraga pendidikan. Hal yang sama dikemukakan Sajoto (1988) mengenai tujuan olahraga yaitu : (1) Mereka yang melakukan kegiatan olahraga hanya untuk rekreasi, jadi segalanya dikerjakan dengan santai dan tidak formal, baik tempat peraturannya; (2) Mereka yang melakukan kegiatan olahraga untuk tujuan pendidikan; (3) Mereka melakukan kegiatan olahraga dengan tujuan untuk meningkatkan kesegaran jasmani tertentu; dan (4) Mereka yang melakukan kegiatan olahraga tertentu untuk mencapai prestasiDalam olahraga yang bersifat prestatif diperlukan kondisi fisik yang sempurna. Tidak hanya kondisi fisik yang harus dilatih, tetapi aspek lain pun perlu dilatih pula. Aspek-aspek tersebut diantaranya : teknik, taktik, dan mental. Mengenai pentingnya aspek-aspek tersebut, Harsono (1988, hlm.100) mengemukakan : Ada empat aspek latihan yang perlu diperhatikan dan dilatih secara seksama oleh atlet, yaitu latihan fisik, latihan teknik, latihan taktik, dan latihan mental.
Melalui prestasi Olahraga bangsa Indonesia dikenal oleh bangsa lain, hal tersebut sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia No. 3 tahun 2005 pasal 4 tentang dasar, IXQJVL GDQ WXMXDQ RODKUDJD \DLWX ³.HRODKUDJDDQ QDVLRQDO EHUWXMXDQ PHPHOLKDUD GDQ meningkatkan kesehatan dan kebugaran jasmani, prestasi kualitas manusia, menanamkan nilai moral dan akhlak mulia, disiplin, sportifitas, mempererat persaudaraan dan membina persatuan dan kesatuan bangsa, memperkukuh pertahanan nasional, serta mengangkat KDUNDW PDUWDEDW GDQ NHKRUPDWDQ EDQJVD´ 3HPHULQWDK PHPLOLNL SHUDQ SHQWLQJ GDODP XSD\D pengembangan dan peningkatan prestasi olahraga dengan mengadakan pembinaan sejak usia dini yang ditujukan pada atlet ± atlet muda yang berpotensial dan berbakat.
6. Short interval training, menurut Rushall dan Pyke (1990) Tipe latihan ini khusus didesain untuk menghasilkan kekuatan otot tingkat tinggi, durasi kegiatannya pendek bahkan jauh dibawah latihan interval jarak menengah, dengan kegiatan berlatih yang lebih lama, periode pemulihan yang diperpanjang. Latihan ini kadang-kadang disebut latihan cepat, terutama ketika digunakan dalam konteks permainan lari berkelompok. Ini menekankan dayatahan anaerobic, khususnya sumber energi asam laktat ketika periode kegiatannya sebentar, tetapi beberapa penyesuaian aerobik juga dapat terjadi. Ini juga memungkinkan efek latihan khusus terjadi seperti penampilan yang mungkin melebihi kualitas yang sudah diperlihatkan pada kompetisi sebelumnya.
Lamanya latihan dapat diterjemahkan dengan jarak renang yang harus ditempuh, tentunya dayatahan sangat dibutuhkan dalam olahraga renang, karena pengembangan dayatahan ini memberikan dampak peningkatan sistem energi aerobik dan anaerobik, tetapi penekanan yang lebih besar harus diberikan pada energi aerobik karena pada masa permulaan energi aerobik ini terpakai antara 60% – 80%. Latihandayatahan yang menekankan pada sistem aerobik akan memperbaiki transportasi oksigen dan penggunaan oksigen oleh serat-serat otot. Berkaitan dengan hal ini Prof.Santosa (2012:152) “batas olahdaya aerobi k minimal 70% selama aktivitas atau penampilannya, dan batas waktu minimal 8 menit tanpa-henti (non-stop) ” .
6. Short interval training, menurut Rushall dan Pyke (1990) Tipe latihan ini khusus didesain untuk menghasilkan kekuatan otot tingkat tinggi, durasi kegiatannya pendek bahkan jauh dibawah latihan interval jarak menengah, dengan kegiatan berlatih yang lebih lama, periode pemulihan yang diperpanjang. Latihan ini kadang-kadang disebut latihan cepat, terutama ketika digunakan dalam konteks permainan lari berkelompok. Ini menekankan dayatahan anaerobic, khususnya sumber energi asam laktat ketika periode kegiatannya sebentar, tetapi beberapa penyesuaian aerobik juga dapat terjadi. Ini juga memungkinkan efek latihan khusus terjadi seperti penampilan yang mungkin melebihi kualitas yang sudah diperlihatkan pada kompetisi sebelumnya.
Bagi seseorang yang melakukan aktivitas latihan olahraga dengan tujuan untuk mencapai prestasi olahraga pada cabang olahraga yang di gelutinya otomatis harus melakukan latihan tersebut dengan ajeg, terus menerus, disiplin dan semakin meningkat. Beberapa hal tersebut sangat perlu di perhatikan agar kualitaslatihan olahraga tersebut dapat tercapai maksimal. Latihan dengan pola yang telah di tentukan dan dengan target yang juga telah di tentukan.
D. Pengertian Endurance atau DayaTahan Pengertian dayatahan ditinjau dari kerja otot adalah kemampuan kerja otot atau sekelompok otot dalam jangka waktu tertentu, sedang pengertian dayatahan dari system energi adalah kemampuan kerja organ-organ tubuh dalam jangka waktu tertentu. Istilah ketahanan atau dayatahan dalam dunia olahraga dikenal sebagai kemampuan peralatan organ tubuh olahragawan untuk melawan kelelahan selama berlangsungnya aktivitas atau kerja. Latihandayatahan dipengaruhi dan berdampak pada kualitas system kardiovaskuler (aerobic), pernapasan dan system peredaran darah. Oleh karana itu faktor yang berpengaruh terhadap dayatahan aerobic adalah kemampuan maksimal dalam memenuhi komsumsi oksigen yang ditandai dengan VO2Max. Dayatahan sebagai kemampuan seorang atlet mengatasi kelelahan secara fisik maupun psikis (mental). Dalam arti lain juga dapat diartikan bahwa dayatahan adalah kemampuan
Berdasarkan uraian diatas dapat dirumuskan masalah penelitian yaitu apakah ada pengaruh latihan tricep press down dan seated rowing terhadap peningkatandayatahan otot lengan pada atlet panahan di Kabupaten Klaten? Dengan tujuan penelitian untuk mengetahui apakah latihan tricep press down dan seated rowing terhadap peningkatandayatahan otot lengan pada atlet panahan di Kabupaten Klaten.
Metode penelitian ini adalah Quasi Eksperimen atau disebut eksperimental semu oleh karena tidak semua responden dikontrol oleh peneliti. Desain penelitiannya adalah pre and post test with control group design dengan kelompok perlakuan diberi latihan tricep press down dan seated rowing dan kelompok kedua tanpa perlakuan (mengikuti latihan standart memanah). Responden diberikan intervensi latihan beban selama 4 minggu. Pada penelitian ini peneliti menggunakan alat ukur test menahan busur yang mana untuk mengukur tingkat dayatahan otot lengan setiap atlet dengan berat busur 34-36 pon. Penelitian dilakukan di lapangan panahan di Kabupaten Klaten pada bulan Juni-Juli 2013. Teknik pengambilan sample dengan teknik Purposive Sampeling yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi Data-data pre-post test yang telah terkumpul diuji secara statistik kuantitatif dengan softwere SPSS.
Dalam upaya meningkatkan dayatahan otot lengan tersebut ada beberapa metode latihan salah satunya latihan beban, karena aktivitas olahraga panahan pada dasarnya melibatkan dua aktivitas yaitu kontraksi isotonik (menarik busur hingga tarikan penuh) dan kontraksi isometrik (pada saat menahan tarikan dan melakukan bidikan). Menurut penelitian yang pernah dilakukan oleh Furqon dan Douwes (2003) menyatakan bahwa: untuk meningkatkan kondisi fisik pemanah dapat menggunakan metode latihan interval aerobik dan metode latihan berbeban dengan sirkuit. Dan untuk meningkatkan kekuatan-dayatahan otot dalam menarik busur maka program latihan beban yang dilakukan harus melibatkan otot- otot yang bekerja pada gerakan menarik busur. Latihan beban itu sendiri ada beberapa macam bentuk gerakan untuk peningkatandayatahan otot sesuai dengan yang dibutuhkan. Penelitian lain yang juga relevan yaitu penelitian Setyoningsih (2011) didapatkan peningkatan signifikan bahwa weight training memberikan pengaruh terhadap meningkatkan dayatahan-
Bentuk latihan fisik pada dasarnya terdiri dari dua macam, hal ini seperti yang diungkapkan oleh Pasurnay dan sidik (2007, hlm. 14) mengatakan bahwa “pada dasarnya bentuk -bentuk latihan fisik bisa dibedakan atas latihan fisik yang umum dan latihan fisik yang khusus”. Latihan fisik yang umum terdiri dari latihan dasar yang banyak ragamnya, artinya latihan kondisi fisik yang umum ini bertujuan untuk membangun semua sisi yang serasi dan seimbang dengan peningkatan sistem kardiopulmonal/jantung dan peredaran darah dengan kekuatan otot, luas menggerak sandi, yang dibutuhkan dan merupakan dasar dari semua cabang olahraga. Sedangkan latihan fisik yang khusus dilakukan atas dasar kebutuhan suatu cabang olahraga (yang menentukan prestasi), misalanya latihan aerob dan kecepatan untuk atlet cabang olahraga futsal. Latihan fisik yang khusus ini diberikan terutama pada periode latihan pembentukan dan latihan prestasi tinggi.
Proses latihandayatahan otot tungkai yang kurang bervariasi menyebabkan atlet merasa jenuh dan bosan yang berdampak pada penguasaan teknik yang kurang baik. Pelatih harus kreatif dan menerapkan prinsip variasi latihan untuk menghindari kebosanan pada atlet. Variasi latihan perlu dalam olahraga (Raiola, 2014). Variasi latihan dapat meningkatkan ketertarikan dan mempermudah atlet menjalani latihan, variasi latihan bertujuan untuk menunjang keterampilan (Budiman, 2016), dengan variasi latihanatlet lebih semangat berlatih (Pranopik, 2017). Variasi atau model latihan efektif dan efesien digunakan dalam latihan (Irfandi & Dkk, 2015). Latihan plyometrik merupakan salah satu latihan yang dapat meningkatkan tinggi lompatan untuk tungkai bawah (Leporace et al., 2013), ada peningkatan yang signifikan latihan plyometrik dan latihan circuit training atlet bolavoli terhadap dayatahan otot (Govindasamy, 2018). Faktor lain yaitu tidak adanya media pendukung latihan, atlet lebih tertarik latihan dengan adanya media (Berg, 2010). Media sebagai fasilitas pendukung pembelajaran (Ramdhani, 2015), dengan adanya media atlet mudah menerapkan materi (Raybourn, 2014). Media tidak harus dalam bentuk cetak atau audio visual saja (Arsyad, 2002). Buku panduan sebagai media pembelajaran cukup efektif untuk mendukung proses latihan (Muttaqin, 2016). Buku panduan dapat membantu atlet melakukan latihan mandiri (Yohanes, 2019). Buku panduan layak digunakan sebagai referensi atlet dan pelatih dalam proses latihan (Cita Anisa, 2016).