• Tidak ada hasil yang ditemukan

AKSI LUAR BIASA

Dalam dokumen Sebelas Senyuman untuk Kosambi (Halaman 122-133)

“Kunci kesuksesan adalah kesabaran dan berusaha”

AKSI LUAR BIASA

Ismail Shaleh

Kecewa dan Semangat

Alhamdulillah, segala puji syukur kehadirat Allah subhanahu wa ta’ala

yang Maha Kuasa yang mana telah memberikan limpahan nikmat, rahmat dan hidayahnya, sehingga saya melaksanakan kegiatan mengabdikan diri kepada masyarakat yang bertempat di Desa Kosambi, Kecamatan Sukadiri, Kabupaten Tangerang. Shalawat beserta salam semoga tetap tercurah limpahkan atas keharibaan junjungan kami yakni Nabi Muhammad Shallallah ‘Alayhi wa Sallam. Dengan jerih payahnya kami semua dapat tercerahkan dari alam kebodohan menuju alam yang penuh dengan ilmu pengetahuan yakni adanya Addinul Islam.

Ucapan terima kasih juga tak lupa saya sampaikan kepada teman-teman kelompok Kuliah Kerja Nyata (KKN) AKSI dan segenap keluarga besar saya yang selalu memberi dorongan serta semangat, sehingga saya dapat menyelesaikan laporan kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) dengan baik, lancar, serta tepat waktu dalam proses pengumpulannya.

Kuliah Kerja Nyata atau dapat disingkat KKN merupakan bentuk kegiatan pengabdian kepada masyarakat oleh mahasiswa dengan pendekatan lintas keilmuan dan sektoral pada waktu dan daerah tertentu. Setidaknya, itulah yang ditampilkan dalam website resmi dari Wikipedia Bahasa Indonesia tentang pengertian Kuliah Kerja Nyata (KKN). Bukan hanya sekedar untuk mengabdi dan menyelesaikan tugas yang diberikan oleh kampus, tetapi mahasiswa juga diharapkan dapat menerapkan atau mengaplikasikan ilmu yang telah dipelajari dan didapat selama kuliah agar dapat bermanfaat bagi daerah tersebut. Dalam Kuliah Kerja Nyata (KKN) mahasiswa didorong untuk mengadakan kegiatan di luar bidang studi dan mahasiswa dapat melakukan studi lintas disiplin ilmu dengan teman sekelompok dari berbagai fakultas lain yang berbeda-beda maupun melakukan diskusi, bertukar pikiran serta pengalaman baik dengan teman maupun masyarakat tempat Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang hasilnya dapat memberikan manfaat bagi semua pihak, yakni mahasiswa, pemerintah dan masyarakat.

S e b e l a s S e n y u m a n U n t u k K o s a m b i | 103

KKN dapat memberikan pelajaran tentang cara beretika di masyarakat maupun sopan santun yang harus dimiliki oleh seluruh mahasiswa agar seimbang antara pengetahuan dan budi pekerti, sehingga dapat menjadi pribadi yang dapat memberikan manfaat kan kontribusi bagi nusa, bangsa dan negara. Dewasa ini, menurut saya, mahasiswa Indonesia lebih terfokus dalam kegiatan perkuliahan di kampus, tetapi kurang bersosialisasi dengan masyarakat. Lebih parahnya lagi, beberapa mahasiswa yang saya amati cenderung memiliki kesan apatis terhadap permasalahan yang terjadi pada negeri ini. Agent of change yang melekat pada mahasiswa sepertinya akan mulai memudar jika situasi ini terus berlangsung. Oleh karena itu, program KKN ini saya harapkan dapat melatih mahasiswa, khususnya saya, agar lebih peka dan peduli sekaligus empati dalam kondisi masyarakat terlebih lagi dalam permasalahan negeri ini agar potensi mahasiswa untuk ikut serta dan memberikan sumbangsihnya dalam membangun dan menciptakan negara Indonesia yang makmur dan sejahera dapat terwujud serta julukan Agent of change tetap melekat pada mahasiswa Indonesia.

Itulah sekilas tentang gambaran program KKN yang harus dilakukan oleh mahasiswa tingkat strata-I untuk melaksanakan amanat dari tridarma perguruan tinggi yaitu pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.

Unek-unek yang akan saya mulai dengan ketidakpuasan saya atau

kekesalan saya dalam menjalani program KKN ini. Pertama, kebijakan PPM yang menerapkan sistem pembentukan kelompok dan penentuan daerah KKN itu sudah diatur oleh pihak PPM. Jadi, mahasiswa tidak bisa memilih anggota kelompok KKN yang mereka inginkan. Mahasiswa harus bekerja dalam kelompok yang beranggotakan orang-orang yang belum saling mengenal satu sama lain secara baik. Kekhawatiran saya sejak awal pun terjadi, saya cukup sulit dalam pertemuan awal untuk menyatukan pemikiran-pemikiran dari setiap anggota yang memiliki latar belakang yang berbeda dan belum mengenal satu sama lain sebelumnya. Mungkin beberapa sudah ada yang saling mengenal, tetapi itupun tidak mengenal secara dalam baik luar maupun dalam watak dan karakter orang tersebut. Alhasil, banyak selisih pendapat antar anggota yang membuat kelompok kami seperti jalan di tempat sementara waktu yang diberikan untuk persiapan sangatlah cepat.

104 | K e l o m p o k K K N A K S I

Belum lagi permasalahan dosen pembimbing yang baru diberikan oleh PPM sedikit terlambat dan membuat kami lebih sulit untuk menyesuaikan program kerja dan konsep sebelum mengadakan survei ke lokasi KKN. Kemudian, belum selesai masalah persiapan baik dari segi proposal dan program kerja, masalah bertambah lagi dengan kebijakan Presiden Jokowi yang melakukan kebijakan penghematan anggaran yang berdampak langsung terhadap anggaran setiap universitas negeri di Indonesia dan hasilnya PPM melakukan kebijakan bahwa anggaran kegiatan program Kuliah Kerja Nyata (KKN) dipotong sebesar 50% dari 10 juta menjadi 5 juta Rupiah. Hal ini membuat kami harus memutar otak kembali dalam penyusunan anggaran kegiatan yang berdampak pada perencanaan kegiatan yang harus dikurangi karena kurangnya anggaran yang tersedia.

Setelah ada pengumuman terkait nama-nama anggota kelompok, peserta KKN 2016 dikumpulkan di Auditorium Harun Nasution UIN Syarif Hidayatullah. Setiap kelompok terdiri dari sebelas orang yang fakultasnya berbeda-beda. Saya mendapatkan nomor urut kelompok ke-219 yang ditempatkan di Desa Kosambi, Kecamatan Sukadiri, Kabupaten Tanggerang, Banten. Kelompok saya terdiri dari lima laki-laki dan enam perempuan. Kami terdiri dari berbagai fakultas yaitu FAH, FIDKOM, FEB, FSH, FST dan FU. Pada saat pembekalan saya sudah menempati nomor kelompok saya dan pada waktu itu saya datang lebih awal dari teman-teman saya. Menoleh ke kanan dan ke kiri yang saya lakukan pada waktu itu. Tak lama kemudian, teman-teman baru saya datang satu persatu. Saya memperkenalkan diri saya kepada mereka. Setelah dipertemukan dalam satu kelompok, saya sedikit jaim alias jaga image untuk melihat bagaimana sikap teman-teman.

Saat dikumpulkan dalam satu kelompok saya langsung menilai teman-teman saya. Saya lebih menilai kepada anggota perempuannya karena saya sangat tidak menginginkan adanya percekcokan saat KKN. Pertama kali saya nilai adalah Belda anak FIDKOM di mana ia sangat terlihat komunikatif pada saat itu, sampai saya berpikir, “Wah ternyata ada teman saya yang keliatan loyalitasnya.”

Selanjutnya, Fadli anak FSH yang mana saat pertama kali ngumpul ia berani ngomong dan berani menjadi koordinator kelompok. Dan

S e b e l a s S e n y u m a n U n t u k K o s a m b i | 105

terakhir yang sangat saya takutkan yaitu Fikri anak FIDKOM karena pada waktu itu mukanya agak sangar,

Setelah pertemuan berikutnya, saya memberikan nama KKN AKSI. AKSI merupakan sebuah nama yang sangat indah didengar oleh saya. Mungkin bagi orang lain nama AKSI tidak ada bedanya dengan sebutan-sebutan nama pada umumnya. Tapi bagi saya, nama AKSI adalah kekasih yang selalu memberikan aku semangat.

Sebelum lebih jauh, apa sih AKSI itu? AKSI adalah Aktif Kumonikatif Solutif dan Inovatif. Aktif dalam melakukan kegiatan yang bermanfaat, komunikatif dalam membangun tali silaturrahmi, solutif untuk membangun hubungan yang harmonis dan inovatif dalam berkreasi.

Sebelum terbentuk sebuah nama KKN AKSI ada musyawarah yang dilakukan oleh saya yaitu masing-masing mengajukan sebuah nama. Namun, nama yang teman-teman ajukan kurang pas dijadikan sebuah nama. Saya mengajukan nama AKSI, ternya nama tersebut di sepakati oleh temen-temen.

Setelah pertemuan berikutnya saya membicarakan sistem kelompok. Saya bicarakan adalah masalah uang kas, di mana di tahun saya hanya Rp5.000.000,- yang diberikan oleh PPM, sehingga saya dan temen-temen KKN AKSI memiliki inisiatif untuk mengadakan uang kas setiap minggu. Selain itu untuk mendapatkan uang tambahan kelompok saya sampai ngamen yang pada saat itu saya berhalangan hadir. Menjual puding, milkuat dan roti ke berbagai fakultas. Pada awalnya, saya jualan saya berpikir, “Waduh malu banget saya, apa kata teman-teman saya jika ketemu di fakultas nanti, pasti mereka mencela saya,” setelah itu melewati berbagai fakultas saya ketemu dengan teman-teman Fakultas Ushuluddin. Mereka bertanya dengan usaha saya dan temen-temen saya,

“Bro ngapain lu?,” saya menjawab, “Biasalah anak KKN.”

Tak lama kemudian, dagangan saya habis dan Alhamdulillah sedikit demi sedikit uang kas bertambah. Setelah itu, saya melakukan survey, pertama kali saya survey di Desa Kosambi saya langsung menuju Kantor Desa Kosambi, saya dan teman-teman diterima oleh perangkat desa yaitu Bapak Toni, saya diberi arahan siapa yang harus ditemui untuk informasi masalah tempat penginapan saya, informasi beberapa kepengurusan RT

106 | K e l o m p o k K K N A K S I

dan RW desa tersebut dan yang paling penting ingin bersilaturrahmi dengan kepala desa. Kata Pak Toni, kepala Desa Kosambi jabatannya sudah habis dan belum ada pemilihan kepala desa lagi dan Kepala Desa Kosambi untuk sementara waktu utusan dari kecamatan. Pak toni memberikan saran pada saya kalau kalian mau mencari tempat penginapan selama sebulan, di dekat rumahnya ada rumah yang tidak dipakai dan sebelumnya ada kakak kelas kami yang KKN di sana tinggal di sana juga. Akhirnya, saya survey kerumah tersebut. Dalam pikiran saya, “Bagus nih kalau hanya untuk tempat tinggal selama sebulan.” Saya gambar dari berbagi ruangan dan dikirim di grup KKN AKSI. Namun, dugaan saya tidak sama dengan persepsi teman-teman. Ada yang mengatakan, “Wah kamar mandinya tebuka tidak baik bagi seorang perempuan.” Ada juga yang mengatakan kamar-kamarnya tidak ada pintunya. Akhirnya, tempat tersebut hanya jadi pertimbangan.

Survey kedua bertemu dangan kepala Desa Kosambi, saya dan

teman-teman saya mencari data kelengkapan administrative

kependudukan Desa Kosambi. Dari jumlah penduduk RT RW profesi warga Kosambi beserta kegiatan sehari-hari warga. Selain mencari data, saya dan teman-teman mencari tempat tinggal karena tempat tinggal yang saya survey sebelumnya sudah ada yang ngebooking yaitu kelompok KKN 220. Menelusuri dari berbagai tempat, akhirnya ada orang yang memberi tahu rumah warga, tetapi rumah tersebut letak geografisnya di Desa Gintung bukan di Desa Kosambi. Kekhawatiran saya dan temen-temen takut tidak diberi izin oleh PPM tinggal di desa lain. Waktu terus berjalan dan matahari mulai terbenam akhirnya saya pulang dari Desa Kosambi.

Survey ketiga, saya masih mencari tempat tinggal dari berbagi

sektor saya telusuri dan saya mendapatkan berbagai pilihan tempat tinggal. Opsi pertama di Kampung Kosambi yang letaknya di Kejaroan 5, opsi kedua di Desa Gintung dan opsi ketiga ada di Kampung Bendungan. Dari sekian banyak opsi yang saya dapatkan, banyak pertimbangan yang harus saya pikirkan. Akhirnya, saya dan teman-teman memutuskan tinggal di Desa Gintung dengan alasan KKN AKSI dari RW 4, 5 dan 6 lebih mudah terjangkau.

S e b e l a s S e n y u m a n U n t u k K o s a m b i | 107 AKSI Keluarga Baruku

Senin, 25 Juli 2016, kami berkumpul di lapangan Student Center, tempat yang dipenuhi berbagi kelompok-kelompok KKN yang berkumpul. Di sana, ada pengarahan dan upacara pembukaan untuk KKN dari PPM yang dikepalai langsung oleh Pak Djaka Badrayana selaku kepala PPM. Dan pada hari itu juga, KKN 2016 diluncurkan ke tempat yang sudah ditetapkan oleh PPM. Akhirnya, pada hari itu juga kami berangkat ke Desa Kosambi. Namun, saya berangkat tidak bersama-sama dengan keluarga KKN AKSI. Saya dan Dzul berangkatnya belakangan, karena ada urusan yang harus diselesaikan pada waktu itu juga, yaitu menunggu banner di cetak di Asia Visual. Berjam-jam saya menungu akhirnya selesai juga. Waktu terus berjalan, akhirnya saya berangkat ke Desa Kosambi saya tiba di sana pada jam 08. 15 WIB. Ternyata, di sana saya sudah disediakan makanan oleh teman-teman KKN AKSI. Kami mengatur tempat tidur kebetulan saya satu rumah dan ada tiga kamar, satu buat kamar teman perempuan dan dua kamar untuk teman-teman laki-laki.

Pekan pertama kami mengadakan pembukan KKN di kantor desa yang dihadiri oleh kepala desa, perangkat desa dan dosen pembimbing kami.

“Selamat datang di Desa Kosambi semoga kegiatan adek-adek mahasiswa berjalan dengan lancar dan betah di desa ini,” kata kepala desa.

“Terima kasih kepala desa dan perangkat desa yang telah menerima kami dengan lapang dada, saya selaku pembimbing adek-adek mahasiswa ingin memasrahkan kepada kepala desa dan perangkat desa, agar selalu membimbing dan memantau adek-adek mahasiswa, jika ada kekeliruan dalam melakukan tindakan jangan sungkan-sungkan untuk menegurnya,” kata Pak Sya’ban selaku pembimbing.

Keesokan harinya, kami belum melakukan kegiatan mengajar, tetapi yang kami lakukan sosialisasi ke berbagai sekolah dan memperkenalkan bahwa kami KKN AKSI dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang akan KKN di desa ini selama sebulan. Respon kepala sekolah terhadap kami menerima dengan baik. Namun, ada satu lembaga

108 | K e l o m p o k K K N A K S I

SD yang tidak mau dibantu dalam kegiatan mengajar ketika kami melakukan sosialisasi.

Wakil kepala sekolah mereka berbicara kepada kami, “Kami tidak usah membantu dalam mengajar, kalau kalian butuh kegiatan silahkan cabut rumput-rumput yang ada dipinggiran jalan itu mungkin lebih bermanfaat.”

Mendengar kata-kata itu, kami langsung kembali kekontrakan. Kata-kata yang dilontarkan bagi kami sangat menyakitkan dan membuat kami kesal. Akhirnya, kami hanya minta data siswa-siswi dan guru pengajarnya. Selebihnya, kami tidak pernah ke tempat itu lagi.

Kegiatan saya selain sosialisasi di minggu petama, kami merancang kegiatan-kegiatan khususnya di kontrakan. Membentuk jadwal piket memasak dan piket kebersihan, nah di sinilah saya menilai temen-temen KKN AKSI sebagai keluarga saya. Mengapa saya mengatakan demikian karena tiap harinya selalu memberikan semangat, memasak dan selalu mengarahakan ke dalam hal yang positif. Dirumah itulah saya banyak belajar dari keluraga KKN AKSI, belajar bagaimana memahami kerakter, belajar berinteraksi, belajar menjaga hubungan dalam berkeluarga dan bukan hanya dalam segi kekeluargaan yang saya pelajari, tetapi saya belajar bagaimana cara memasak yang enak. Pokonya keseharian saya dipenuhi dengan kegembiraan candaan yang sangat konyol.

Saya berdo’a kepada Allah subhanahu wa ta’ala, “Ya Allah semoga keluarga ini terjaga, meskipun kami tidak lagi KKN.”

Keesokannya saya dan keluarga KKN AKSI melakukan kegiatan sosialisasi ke berbagai RT. Kami memperkenalkan bahwa kami KKN AKSI dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ingin melakukan KKN di desa ini selama sebulan. Kami juga memberi tahu tentang program kerja selama sebulan. Respon RT dan RW sangat baik dan mendukung kami.

Minggu kedua, kegiatan mengajar sudah saya lakukan. Saya mulai mengajar di RW 6 tepatnya di Kampung Bendungan RT 22. Di sana, saya mencoba berinteraksi dengan anak-anak dan memperkenalkan identitas saya. Saya bertemu dangan anak-anak yang “tidak ada dosanya” membuat saya berpikir ingin rasanya kembali kemasa anak-anak. Adapun, tempat anak-anak belajar di serambi mushalla dikarenakan fasilitas yang kurang memadai. Meskipun demikian, tidak mengurangi rasa semangat dalam

S e b e l a s S e n y u m a n U n t u k K o s a m b i | 109

belajar, mereka selalu semangat dalam belajar tanpa diperintahkan oleh orang tua meraka.

Selain saya mengajar di Taman Baca Bendungan Cerdas, saya membantu mengajar di SMP PLUS AS-SA’ADAH yang letak geografisnya di RW 4 di sana saya mengajar al-Quran dan Hadits. Di sana juga saya bisa dikatakan banyak fans, sebelumya saya tidak pernah terfikirkan kenapa murid di sana pada simpatik terhadap saya. Apa karena penyampaian saya dalam mengajar baik dicerna terhadap mereka atau ada hal lain, membuat saya ambigu dalam memikirkan hal tesebut. Sampai-sampai mereka mendatangi kontrakan saya dan ingin selalu bertemu dengan saya meskipun saya tidak mempunyai jadwal mengajar.

“Kaka jadi guru tetap aja di sini, jangan balik ke Jakarta,” kata mereka.

Selanjutnya, di samping saya mengajar di Taman Baca Bendungan Cerdas dan di SMP PLUS AS-SA’ADAH setiap malamnya yakni ba’da shalat maghrib, saya juga mengajar ngaji dan saya menerapkan kaidah-kaidah dalam membaca al-Quran yang baik dan benar. Selain itu, saya memberikan hafalan kosa kata Bahasa Arab.

Selanjutnya, saya dan keluarga KKN AKSI mengadakan AKSI senam sehat di RW 5. Alhasil, saya dapat warga sangat berantusias. Tak kalah menariknya lagi, saya dan keluarga KKN AKSI memberikan

doorprize. Aksi senam sehat diadakan sampai minggu terakhir.

“Saya senang sekali dan sangat bangga sekali adek-adek mahasiswa mengadakan senam di tempat kami. Harapan kami, semoga berlanjut sampai ke depan,” kata salah satu warga.

Ada kata-kata yang mangganjal di minggu kedua ini, sebelum saya mengajar di SMP PLUS AS-SA’ADAH. Salah satu keluarga KKN AKSI melontarkan sebuah kata-kata, “Sebaiknya kamu tidak usah ngajar di SMP. Takutnya, dalam mengajar kamu tidak sama dengan guru-guru yang lain dan takutnya lagi kamu tidak bisa memberikan materi yang sesuai, sehingga anak-anak tidak bisa menerima pelajaran dengan baik, nanti nama UIN loh yang kena.” Mendengar kata-kata tersebut saya sudah pesimis untuk mengajar.

Namun, saya tetap bertekad mengajar di SMP PLUS AS-SA’ADAH. Persepsi keluarga KKN AKSI pas awal saja, tetapi setelah saya ngajar tiap

110 | K e l o m p o k K K N A K S I

hari dan mereka keluarga KKN AKSI tahu bahwa saya ngajar dengan baik, mereka mendukung saya dan selalu mengingatkan saya ketika ada jadwal mengajar.

Di minggu ketiga, semanga kami tidak pernah pudar. Kami tetap semangat demi kelancaran program kerja kami. Di minggu ini, kegiatan tidak sama dengan minggu kedua. Saya dengan keluarga KKN AKSI meyelenggarakan seminar motivasi di SMK PLUS AS-SA’ADAH yang pesertanya khusus kelas 3. Alhasil, siswa-siswi sangat senang semangat dan menerima dengan baik apa yang disampaikan oleh pemateri.

Selanjutnya, program yang saya kerjakan yaitu membangun tempat wudhu yang mana program ini merupakan program kerja fisik kami yang letak geografisnya berada di RT 22. Antusias warga dalam membangun tempat wudhu sangat tinggi meskipun mereka tidak dibayar.

“Saya sangat bersyukur sekali dengan bantuan adik-adik mahasiswa tempat wudhu kami akhirnya terbangun juga, semoga Allah

Subhanahu wa Ta’ala membalasnya yang lebih mulia,” kata salah satu

warga.

Minggu keempat sedikit berbeda kegiatannya dengan minggu-minggu sebelumnya. Sesuai dengan konsep awal, saya mengadakan lomba 17 Agustus di Balai Desa yang pesertanya terdiri dari kalangan anak-anak, pemuda, karang taruna, ibu-ibu dan bapak-bapak. Acara tesebut cukup meriah.

“Saya merasa senang dan bangga kepada adik-adik mahasiswa yang telah menyelenggarakan acara ini,” kata salah satu warga.

Alhamdulillah, dari awal pembukaan sampai penutupan acara

berjalan dengan lancar. Selanjutnya, saya dengan teman-teman KKN AKSI meyelenggarakan seminar BNN di SMP dan SMK PLUS AS-SA’ADAH yang pematerinya langsung dari BNN. Alhamdulillah, acara seminar tersebut berjalan dengan lancar.

Dari minggu awal sama minggu terakhir keluarga KKN AKSI semangatnya menggebu-gebu. Di antara kami tetap menjaga kekeluargaan mesikpun lelah dan letih melakukan kegiatan. Hiburan keseharian kami selain salain ceng-cengan, ada hiburan lain yaitu karaoke yang menjadi vokalis Sarah mahasiswi Ushuluddin suaranya yang sangat bagus dibarengi dengan goyangan maut. Dia didampingi oleh Bela

S e b e l a s S e n y u m a n U n t u k K o s a m b i | 111

mahasiswi Fakultas Syariah dan Hukum, yang suaranya agak sedikit fals, tapi asyik. Ada juga Fatimah mahasiswi Ekonomi yang suaranya sebelas dua belas dengan Bela dan asyik juga. Keluarga KKN ASKI membuat keseharianku tidak jenuh dan tetap selalu memberi semangat satu sama lain.

Desa Kosambi

Desa Kosambi yang udaranya masih segar pepohonan masih banyak yang dihiasi dengan pemandangan sawah yang sangat luas dan indah diliat. Desa Kosambi warganya sangat kompak, menyukai keberagaman sangat menghormati jika ada tamu yang datang. Mata pencaharian warga Desa Kosambi yaitu petani, dagang dan kerja di pabrik. Perekonomian mereka di sana ada yang di atas rata-rata ada juga yang biasa-biasa saja bahkan ada juga yang sangat di bawah rata-rata. Kampung Bendungan merupakan kampung yang penghasilanya di bawah rata-rata. Bahkan, banyak yang menganggur.

Salah satu Warga Bendungan mengatakan, “Di sini jauh dari kantor desa, sehingga kami jarang mendapatkan perhatian dari pemerintahan desa.”

Kampung Bendungan dari segi fasilitas umum jalan sangat rusak. Mungkin karena kurang ada perhatian oleh pemerintah desa.

Harapan

KKN di Desa Kosambi membuat saya mempunyai mimpi. Mimpi saya sederhana, menggelorakan semangat hidup Islami. Pengajian anak-anak memang banyak di desa ini. Namun, di kala anak-anak-anak-anak tadi beranjak remaja, pusat kajian Islam tadi mulai ditinggali. Ini adalah fakta yang saya temukan di tengah masayakat Desa Kosambi. Maka, saya ingin membuat sebuah standar pendidikan Islam yang akan membuat para remaja akan terus merasa kerasan dan enggan untuk meninggalkan pengajian yang

Dalam dokumen Sebelas Senyuman untuk Kosambi (Halaman 122-133)