• Tidak ada hasil yang ditemukan

KENANGAN YANG INDAH YANG DIMULAI DARI RASA BINGUNG BERAKHIR DENGAN KEKELUARGAAN

Dalam dokumen Sebelas Senyuman untuk Kosambi (Halaman 172-181)

“Kunci kesuksesan adalah kesabaran dan berusaha”

KENANGAN YANG INDAH YANG DIMULAI DARI RASA BINGUNG BERAKHIR DENGAN KEKELUARGAAN

Nita Nurningsih

KKN Jembatan Persaudaraan

Menginjak awal 2016, saya disibukkan dengan rasa khawatir, bingung dan deg-degan. Saya sudah semester enam, di mana kami di semester enam ini sudah mulai mencari teman untuk membentuk kelompok KKN. Mungkin, saya bisa dibilang dan dikenal dengan orang yang pendiam, saya jadi mikir sendiri gimana saya mau dapat teman untuk membentuk kelompok KKN. Didalamnya harus beda fakultas, sedangkan saya sendiri tidak punya banyak kenalan teman beda fakultas adanya hanya di Fakultas Dakwah dan Fakultas Tarbiyah. Itu pun di Fakultas Tarbiyah tidak ada KKN terus yang di Fakultas Dakwah sudah punya teman KKN.

Suatu hari, saya menanyakan kepada teman, “Kamu sudah punya teman kelompok KKN belum?” dan itu pun saya menanyakan tidak hanya pada satu orang melainkan pada semua teman yang saya kenal. Jawaban mereka pun sama. Mereka menjawab sudah punya. Dari situlah, kekhawatiran saya bertambah karena saya merasa tinggal saya sendiri yang tidak punya teman dan kelompok KKN.

Kekhawatiran saya sedikit demi sedikit berkurang setelah saya mendengar KKN pada tahun 2016, angkatan saya, pembentukan kelompoknya ditentukan oleh PPM dan cara daftarnya pun berbeda jika dulu tidak lewat online sekarang lewat online. Waktu pendaftaran KKN secara online saya bingung karena saya baru tahu bahwa KKN itu banyak macamnya ada yang reguler, kebangsaan, mandiri dan internasional. KKN reguler lokasinya di daerah Jabodetabek, seperti Bogor dan Tangerang. KKN kebangsaan lokasinya terletak di luar kota seperti Riau. KKN mandiri lokasinya di kampus. KKN Internasional lokasinya di luar negara Indonesia. Ketika ingin mendaftar, saya menunda terlebih dulu sebelum saya tahu apa itu KKN reguler, kebangsaan, mandiri dan internasional. Saya menanyakan pada kakak kelas yang KKN tahun lalu apa itu KKN reguler, kebangsaan, mandiri dan internasional. Setelah

S e b e l a s S e n y u m a n U n t u k K o s a m b i | 153

dijelaskan oleh kakak kelas, akhirnya saya pun mengerti dan saya coba coba mendaftar lagi dan memilih KKN reguler meskipun banyak teman saya yang satu jurusan memilih KKN kebangsaan.

Singkat cerita, tibalah waktu pengumuman pembagian kelompok. Saya deg-degan siapa saja yang akan menjadi satu kelompok dengan saya. Akhirnya, saya mencoba cari nama saya. Setelah menemukannya, ternyata saya mendapat nomor kelompok 219. Selanjutnya, saya mencari nama teman-teman satu kelompok saya. Setelah bertemu, saya perhatikan namanya satu persatu sambil berpikir ini baik tidak ya orangnya. Saking penasarannya, saya coba bertanya kepada teman kosan dengan menunjukkan nama teman-teman kelompok saya. Dia menjawab tidak tahu.

Dalam hati saya, “Ya udah jelas lah dia bilang tidak tahu. Dia belum pernah ketemu dengan nama-nama yang saya tunjukkan tadi. Duh,

Nita-Nita kalau udah penasaran koplak banget hahaha.”

Setelah selesai pembentukan kelompok, tiba saatnya pembekalan. Setiap kelompok mendapat pembekalan dan itu pun sesuai gelombang. Terdapat enam gelombang pembekalan dan kami mendapatkan gelombang keenam. Pembekalan itu sendiri bertempat di Auditorium Harun Nasution. Setelah tiba gilirannya gelombang enam untuk mendapat pembekalan dari PPM, rasa penasaran dan deg-degan pun semakin menjadi karena kami akan bertemu dengan teman dan keluarga baru. Saya mengikuti pembekalan pada hari ketiga, yaitu Sabtu jam 13:00. Sebelum jam 13:00, saya berangkat dari kosan dengan berpakaian putih hitam dengan harapan punya teman yang baik hati. Setelah saya sampai di Auditorium Harun Nasution, ternyata di sana sudah ramai sekali dan saya bingung duduk di mana. Tiba-tiba saya melihat teman sekelas dan saya menghampiri mereka lalu saya nanya tentang tempat duduk. Akhirnya, saya diberi tahu kalau kami duduk sesuai nomor KKN. Akhirnya, saya mencari kursi bernomorkan 219 ditemani mereka. Setelah menemukannya, rupanya di sana sudah ada sebagian teman KKN saya yang sudah datang. Saya pun memberanikan diri lewat di depan mereka tanpa memperkenalkan diri karena saya malu. Setelah cukup lumayan lama saya duduk, tiba-tiba datang seorang perempuan duduk disamping saya dia memakai kacamata bertubuh mungil. Awalnya, saya mengira dia

154 | K e l o m p o k K K N A K S I

orangnya cuek tapi setelah kenal saya bersyukur ternyata orangnya baik

hehehe.

Setelah acara dimulai, kami mulai diberi pembekalan oleh Bapak Eva. Salah satu isi dari pembekalan tersebut, yaitu kami dikasih arahan sesampainya di lokasi KKN mau ngapain saja selain itu juga dikasih tahu tentang cara pembuatan buku laporan setelah KKN baik yang kelompok maupun individu dan cara pembuatan film dokumenter. Setelah acara pembekalan berakhir, kami diperintahkan berkumpul dengan kelompok masing-masing. Itu pun tidak asal ngumpul ada yang memandu. Satu per satu nomor kelompok disebutkan yang disebut nomor kelompoknya maju dan duduk di tempat yang sudah ditunjuk oleh pihak PPM.

Setelah tiba nomor urut kelompok saya disebutkan, yaitu 219, rasa

deg-degan pun makin kencang dan tidak karuan untuk ketemu teman baru hehehe. Setelah kami ngumpul dan berpapasan langsung satu sama lain lucu

banget pada bungkam semua tidak ada yang berani angkat bicara satu patah kata pun tidak terlontar. Terlihat di wajah kami masing-masing ada rasa canggung untuk menyapa satu sama lain karena kami baru pertama kali bertemu dan belum pernah ketemu.

Tidak satu pun yang mau angkat bicara dan kalau begini terus tidak akan bisa mencairkan suasana, akhirnya ada salah-satu dari kami mulai memberanikan diri untuk angkat bicara dan dia meminta masing-masing dari kami untuk memperkenalkan diri. Kami terdiri dari sebelas orang, waktu itu kami hanya sepuluh orang yang datang. Satu lagi tidak hadir kami tidak tahu mengapa dia tidak hadir.

Kami mulai memperkenalkan diri masing-masing. Pertama, yaitu Ahmad Fadli Ajib Naufal dari Muamalat FSH, Dzul Fadli Rahman TI FST, Ismail Shaleh dari Perbandingan Agama FU, Faris Rahman Satria dari Perbankan Syariah FEB, Fikri Maulana dari Manajemen Dakwah FIDKOM, Belda Eldrit Janitra dari KPI FIDKOM, Bela Awaliyah Agustina dari Ilmu Hukum FSH dan saya sendiri Nita Nurningsih dari Ilmu Al-Qur`an dan Tafsir FUF, Nur Aini Sastra Arab FAH, Fatimah At-thohiroh dari IESP FEB dan terakhir, yaitu Rabiatul Adawiyah HI FISIP.

Setelah semua memperkenalkan diri, selanjutnya pembentukan struktur kepengurusan di dalam kelompok. Dalam pembetukan sruktur kepengurusan, kami saling lempar-lemparan siapa yang jadi ketua,

S e b e l a s S e n y u m a n U n t u k K o s a m b i | 155

sekretaris dan bendahara. Akhirnya kami capek saling lempar-lemparan salah satu dari kami mending yang jadi ketua itu sesuai kenginan sendiri takutnya nanti ada sesuatu yang terjadi jika tidak diinginkan akhirnya ada satu orang yang bersedia jadi ketua. Untuk bendahara dan sekretaris baru ditunjuk. Kami sudah kenal satu sama lain, akhirnya kami sudah mulai bicara satu sama lain untuk membicarakan masalah seperti sponsor dan lain-lain. Selain itu dibahas pertemuan pertama dan untuk pertemuan selanjutnya, yaitu pertemuan kedua kami berencana ketemu setelah ada pengumuman tentang tempat KKN kami dari PPM. Pada pertemuan kedua saya tidak hadir dikarenakan saya tidak mendapat informasi di Whatsapp grup KKN karena HP saya lagi bermasalah dan

Whatsapp nya pun tidak bisa di buka. Pertemuan ketiga pun saya tidak

hadir karena saya tidak tahu kalau acara ngumpul-ngumpulnya yang awalnya hari Jum’at dipindah ke hari Kamis. Lagi-lagi karena HP saya mati, memang pada waktunitu nasib saya lagi tidak beruntung.

Pertemuan ketiga Alhamdulillah saya diberi kesempatan oleh yang Maha Esa untuk bertemu dengan teman-teman KKN di mana titik kumpulnya di FISIP. Setelah kami kumpul semua, kami membahas sedikit tentang hasil survei yang pertama yang mana survei yang pertama hanya dilakukan oleh empat orang. Mereka mencari tahu tentang keadaan desa sekalian dan tempat tinggal kami nanti. Setelah itu, kami yang beranggotakan sebelas orang ini dibagi lagi dalam dua kelompok dan tugas. Kelompok pertama bertugas membuat proposal dan kelompok kedua jualan untuk modal KKN. Setelah itu, kami kembali ke pembahasan pertama, yaitu mengenai survei. Kami di sini berencana untuk melakukan survei yang kedua di mana untuk survei ini ada tujuh orang. Awalnya sih, delapan orang, tetapi karena dia tersesat di jalan malah dia memilih untuk kembali pulang.

Pada survei yang kedua, saya ikut. Kami di sini mensurvei rumah yang akan kami tempati. Di antara rumah yg kami survei, Alhamdulillah salah satunya ada yang bagus kamar mandinya di dalam dan tertutup. Rumah ini dekat dengan Alfamart. Selain itu, kami mendatangi rumah kepala desa untuk mengisi data-data sesuai yang ada di data survei. Kami belum memutuskan apakah kami akan memilih salah satunya. Akhirnya, kami memutuskan untuk melakukan survei yang ketiga yang dilakukan

156 | K e l o m p o k K K N A K S I

enam orang. Untuk survei yang ketiga, saya tidak ikut. Pada survei yang ketiga mereka mencoba mencari rumah lagi. Alhamdulillah, katanya mereka dapat satu rumah lagi dan itu pun katanya sempit. Pada survei keempat yang dilakukan tiga orang, akhirnya dari sekian rumah yang kami survei, kami memilih rumah yang di dekat Alfamart yang saya sebutkan di atas. Ketika kami kumpul, pasti selalu tidak full personel. Kalau yang pertemuan pertama yang ini datang yang itu tidak datang, kalau pertemuan kedua yang itu datang yang ini tidak datang.

Selepas lebaran, kami mengadakan pertemuan lagi. Kami ngebahas apa saja barang-barang yang harus dibawa dan siapa saja yang mau bawa barang barang tersebut. Akhirnya, kami mulai merincikan barang bawaan yang akan dibawa. Saya membawa satu buah galon kosong dan dua buah pisau.

Setelah pemberangkatan KKN tinggal satu hari, kami memutuskan untuk membawa barang-barangnya terlebih dahulu, supaya keesokan harinya kami hanya mempersiapkan diri dan mental saja untuk ikut pembukaan. Ada dua mobil yang membawa barang-barang kami, yaitu mobil Fadhli dan mobil Faris.

Kelompok Yang Kompak dan Membuat Rindu

Alhamdulillah, puji syukur saya terhadap yang Maha Kuasa karena

saya telah diberikan teman yang baik dan kelompok yang luar biasa baiknya dan kompak. Bertepatan dengan hari Senin tanggal 25 Juli 2016, pada hari itu merupakan acara pelepasan KKN yang bertitik kumpul di Lapangan Student Center. Acara ini dihadiri langsung oleh kepala PPM, yaitu Bapak Djaka Badrayana dan Rektor kami, yaitu Bapak Dede Rosyada. Waktu pelepasan, Setiap kelompok diperintahkan membawa balon masing-masing. Setelah selesai pelepasan, kami disuruh melepaskan balon tersebut. Pada pertemuan sebelumnya, kami kumpul untuk rapat tidak pernah full personel/tim, tetapi kali ini waktu pelepasan

Alhamdulillah lengkap. Saya senang sekali.

Setelah acara pelepasan selesai, kelompok lain meninggalkan kampus, sedangkan kelompok kami masih diam di tempat untuk menggambarkan bersama dan berbincang-bincang. Setelah selesai

S e b e l a s S e n y u m a n U n t u k K o s a m b i | 157

berbincang-bincang, kami pergi bersama-sama. Selesai kami makan bersama, kami kumpul dulu di kosan Aini.

Waktu menunjukkan 11:45, sudah waktunya kami shalat dzhuhur. Akhirnya, kami shalat. Teman-teman laki-laki shalat di masjid, sedangkan yang cewek shalat di kosan Aini. Setelah kami semua selesai shalat, kami kembali berkumpul untuk siap-siap berangkat. Kami menunggu Sarah untuk mengangkut sisa barang-barang yang belum di bawa. Sarah merupakan Mahasiswi jurusan Ilmu Al-Qur`an dan Tafsir FU. Sarah ini juga merupakan pengganti Wiyah. Wiyah keluar dari kelompok kami karena lolos di KKN Kebangsaan. Tepat jam 13:30, akhirnya kami berangkat tiga orang naik mobil dan sisanya delapan orang naik motor. Di perjalanan, saya mengalami sedikit kecelakaan. Teman KKN yang membonceng saya, namanya Fikri, tidak melihat jika ada lubang di jalan yang kami lewati.

Singkat cerita sesampainya kami di sana, kami semua berdiam diri sejenak untuk melepaskan rasa lelah. Selepas kami menghilangkan rasa lelah, kami bagi-bagi tugas ada yang nyapu ada yang ngepel. Keesokan harinya tanggal 26, kami mulai pembukaan yang dihadiri oleh dua kelompok KKN, yaitu kelompok 219 dan kelompok 220, aparatur desa dan dosen pembimbing kami masing-masing. Pada minggu pertama, kami memutuskan untuk lebih mengenal aparat desa terlebih dahulu dan pada minggu kedua kami sudah mulai aktif melakukan kegiatan belajar mengajar serta kegiatan lainnya seperti Jumsih (Jum`at Bersih). Kemi mengagendakan pula kegiatan senam setiap hari Minggu, minggu ketiga kami mengajar dan mengadakan seminar seperti seminar motivasi. Minggu keempat, kami masih melakukan kegiatan belajar mengajar, seminar BNN dan kami memulai kegiatan program fisik. Minggu kelima tanggal 24 adalah penutupan. Setelah penutupan, saya merasa sedih karena harus berpisah dengan teman KKN.

Selanjutnya, saya akan menjabarkan sifat dari masing masing individu dari segi pandang saya pribadi sesuai yang saya ketahui. Pertama saya sendiri, saya pendiam, pemalu dan cerewet. Temen-temen KKN tahunya saya itu pendiam dan pemalu karena saya tidak menunjukkan sifat asli saya, yaitu cerewet. Tidak tahu kenapa, saya ini tidak bisa menunjukkan sifat itu pada teman KKN. Saya hanya bisa menunjukkan

158 | K e l o m p o k K K N A K S I

sifat itu kepada orang tertentu saja yang sudah dekat dengannya nyaman banget seperti keluarga.

Kedua, Aini si bendahara. Aini ini senang sekali dengan lagu India, sehingga di hp-nya banyak banget lagu India. Dia dikenal dengan jargonnya

cie-cie. Selanjutnya, Fatimah dia menjabat sebagai sekretaris. Dia aktif

dalam menangani semua tugas. Salah satunya masalah surat menyurat dalam semua hal. Dia suka lagu galau. Biasa, baru putus dengan pacarnya

hehehe. Setiap dia nyetel lagu pasti lagu galau. Lalu Bela, nah yang satu ini

sang pemilik jargon “saya mohon-saya mohon.” Awalnya, saya mengira dia orang nya cuek, eh ternyata setelah saya kenal aduh suka aneh-aneh dia dengan pertanyaan yang menggemaskan, contohnya “Kenapa ikan tidak tidur?”

Pernah suatu kali saya berbincang-bincang dengan ibu saya menggunakan bahasa daerah. Mungkin karena kesal, dia tidak mengerti bahasa yang saya obrolkan tiba-tiba dia memunculkan pertanyaan “Manrabbuka.” karena tidak saya tanggapi pertanyaan tersebut, dia merubah pertanyaan, “Kapan pertama kali kamu patah hati dan jatuh cinta?” Nyebelin banget kan. Meskipun begitu, saya senang sama Bela dia orangnya rajin bahkan dia akan mengikuti Olimpiade di UI. Dia itu jika mandi tanpa musik tidak bisa, dia merasa kalau mandi sebentar tapi bagi kami lama banget.

Kemudian Belda, dia orangnya keibu-ibuan banget. Apabila kami melakukan kesalahan, dia mengingatkan dan menegur kami. Sikapnya perhatian dan Belda seorang penulis. Belda pun yang mengatur tentang pembagian piket entah itu piket masak, menyapu, mengepel, nyuci piring dan buang sampah. Pokoknya dia the best.

Selanjutnya, Sarah. Sarah ini kalau masalah dandan sangat pandai sampai-sampai saya ingin seperti dia. Selain itu, dia seorang usahawan muda yang memiliki usaha aksesoris buat wanita yang diberi nama Desa

Pernik. Saya kira orangnya cuek, eh setelah saya kenal ternyata orangnya

baik.

Fikri bisa dibilang seorang chef bagi kami. Dia ini pintar masak dan masakanya enak banget. Tapi ada sesuatu yang saya takuti dari sikapnya,

S e b e l a s S e n y u m a n U n t u k K o s a m b i | 159

yaitu sikap marahnya. Dia orangnya aktif mengurusi pembelian barang– barang dan bahan-bahan untuk program fisik kelompok kami.

Selanjutnya, Dzul, dia ini bisa di bilang lucu dan manja. Akan tetapi, meskipun demikian, dia orangnya pintar mengerjakan tugas yang berbau dan berhubungan dengan teknologi. Kami selalu mengandalkan dia seperti halnya pembuatan sertifikat untuk seminar dan juga pembuatan

banner. Dia rajin merapihkan baju seperti menyetrika. Saya saja kalah

sama dia.

Selanjutnya, Fadli, dia merupakan ketua kelompok kami. Dia suka membuat kami tertawa ketika melucu tapi mukanya datar tidak menunjukkan kelucuannya. Kalau mengeluarkan kata-kata asal ceplos aja. Dari situlah kami tertawa. Saya masih ingat ketika ke Alfamart pasti membeli jajanan yang terbuat dari rumput laut.

Selanjutnya, Faris, dia orangnya penyabar dan dewasa. Dia selalu menjadi penyemangat bagi kami. Minuman kesukaannya adalah kopi karena setiap pagi dikontrakan selalu membuat kopi. Selain itu, dia juga suka merokok.

Selanjutnya yang terakhir, yaitu Ismail Sholeh. Dia orangnya suka melucu dan ramah, sehingga dia memiliki banyak fans. Setiap hari fans-nya selalu datang untuk menemui Mail. Terkadang, saya suka memikirkan sendiri apa sih yang membuat Mail banyak fansnya. Setelah diteliti itu karena keramahan dia pada semua orang.

Kosambi Desa Yang Sejuk

Di tempat KKN, saya merasa betah karena orang-orangnya disana baik-baik semua. Di Desa Kosambi, ada dua kelompok, yaitu kelompok kami, 219 dan kelompok 220. Kelompok saya kebagian RW 4-6, tetapi kami tidak tinggal di area 4-6, justru kami tinggal di beda desa. Di Desa Kosambi ada satu orang yang memberikan perhatian kepada kami seperti perhatian seorang ayah kepada anaknya. Namanya Pak Toni, beliau ini merupakan aparat desa yang membimbing kami selama kami KKN disana. Desa Kosambi memberikan kesan adem. Di sana banyak sawah yang membentang yang membuat kami senang melihatnya.

160 | K e l o m p o k K K N A K S I

Bendungan Desa Tertinggal

Lokasi KKN kami di Desa Kosambi. Desa ini memiliki enam RW dan dua puluh dua RT. Kebetulan, Desa Kosambi mempunyai satu kampung yang cukup tertinggal, Kampung Bendungan. Di sana ada bendungan yang mirip sama Situ Gintung. Bendungan ini awal mulanya airnya jernih dan dapat digunakan untuk mandi. Akan tetapi karena ada pencemaran dari pabrik dan sampah dibuang kesana, akhirnya air itu sudah tidak jernih lagi dan tidak bisa digunakan mandi lagi. Selain itu, airnya sangat bau. Saya merasa kasihan yang tinggal di sana setiap hari harus menahan bau yang datang dari bendungan tersebut. Kampung Bendungan ini merupakan RT terakhir dari 22 RT.

Kampung Bendungan ini merupakan kampung yang akses jalannya ke kampung lain paling jauh. Tidak ada sekolah hanya ada Taman Baca yang dulu didirikan oleh anak UMT. Kelompok KKN kami mencoba meneruskan apa yang dilakukan anak UMT, yaitu kegiatan belajar mengajar. Kami sepakat untuk memberikan kenang-kenangan untuk Taman Baca ini, yaitu berupa sepuluh Al-Qur`an, Iqra`, buku bacaan, buku tulis, pensil warna dan lemari untuk menyimpan barang-barang. Setelah kami melakukan survei dari setiap kampung, akhirnya kami lebih memilih Kampung Bendungan untuk dilakukan pembangunan fisik berupa tempat wudhu karena di sini ada mushalla yang tempat wudhunya memprihatinkan.

Jika saya dapat menjadi bagian dari masyarakat Desa Kosambi, saya ingin langsung menjadi pemuka masyrakat. Saya tidak peduli mau jadi kepala desa, panutan masyarakat, atau lainnya. Saya lebih mempedulikan kesenjangan yang ada di desa ini. Maka, di saat saya menjadi pemuka masyarakat, saya akan mendorong warga agar bahu membahu tidak hanya mempedulikan lingkungan sekitar rumah mereka. Saya menghimbau masyarakat bahwa masih ada daerah yang masih berada di satu desa. Namun, kesejahteraannya jauh dari sekitar rumah mereka. Hal ini yang saya anggap penting agar Desa Kosambi sejahtera bersama-sama.

S e b e l a s S e n y u m a n U n t u k K o s a m b i | 161

10

Dalam dokumen Sebelas Senyuman untuk Kosambi (Halaman 172-181)