• Tidak ada hasil yang ditemukan

KISAH BAMBU

Dalam dokumen Sebelas Senyuman untuk Kosambi (Halaman 95-104)

“Kunci kesuksesan adalah kesabaran dan berusaha”

KISAH BAMBU

Ahmad Fadhli Ajib Naufal

Tunas Bambu

Salam sejahtera untuk kita semua, tidak terasa KKN sudah selesai, tapi masih banyak hal yang harus diselesaikan, hmm.. seperti laporan akhir 2500 kata ini. KKN tahun ini sangat berkesan buat saya pribadi. Berawal dari ketidakkenalan satu sama lain dan sekarang mempunyai ikatan seperti saudara. Agak sedikit hiperbola sih, tapi itu yang saya rasakan.

Sabtu, 16 April 2016, hari di mana dimulainya pembentukan kelompok KKN gelombang keenam. Dilembar softcopy yang saya buka melalui handphone saya, terlihat banyak nama, jurusan dan nomor kelompok. Saya mencari nama saya dan akhirnya ketemu di nomor 219 dan saya langsung berpikir bahwa itu akan menjadi kelompok KKN yang akan membuat pengalaman baru dalam hidup saya. Saya mempunyai

feeling yang bagus terhadap kelompok ini.

Tepat pukul 13:00 WIB di mana semua mahasiswa yang mengikuti KKN memenuhi Auditorium Harun Nasution. Terjadi hiruk-pikuk dan kerancuan karena pembagian kelompok agak sedikit alot dari PPM. Itu terjadi karena banyak mahasiswa yang bertanya kelompok mereka di mana titik kumpulnya. Satu persatu nomor kelompok disebutkan dan orang-orang yang disebutkan kelompoknya mencari titik temu. Selama penyebutan nomor kelompok perasaan saya kala itu deg-degan, keringat dingin dan gugup, mungkin karena pengaruh suasana disana yang penuh kebingungan dan antusias ketika penyebutan nomor kelompok atau karena saya yang lagi kedinginan di auditorium hehe…

“Kelompok nomor 218,” ucap seseorang dari PPM. Semakin dekat dengan nomor kelompok saya, semakin rasa deg-degan besar, seperti panggilan untuk interview melamar perkerjaan. Ketika 219 disebutkan dan ditempatkan di depan podium audituorium. Terlihat beberapa orang yang begitu asing buat saya dan mungkin mereka juga berpikiran sama dengan saya karena tidak mengenal satu sama lain, rasa canggung itu

76 | K e l o m p o k K K N A K S I

muncul, dengan duduk melingkar, saya memperhatikan tiap-tiap orang untuk memastikan.

“Please dong, ada satu aja yang kenal,” pikir saya dan ternyata memang tidak ada yang saya kenal. Ketika sudah duduk melingkar di atas podium keheningan terjadi, semua menutup mulut, mungkin karena masih canggung dan bingung mau mulai dari mana. Saya sempat berpikir, kalau tetap diam begini, tidak akan mencairkan suasana dan akhirnya saya memberanikan diri membuka pembicaraan dan meminta masing-masing dari kami memperkenalkan diri. Ada Faris Rahman Satria dari Perbankan Syariah FEB, Fatimah At-Thohiroh dari IESP FEB, Nuraini dari Sastra Arab FAH, Dzul Fadli Rahman dari TI FST, Belda Eldrit Janitra dari KPI FIDKOM, Nita Nurningsih dari Tafsir Hadits FU, Bela Awaliya Agustina dari Ilmu Hukum FSH, Fikri Maulana dari Manajemen Dakwah FIDKOM, Ismail Sholeh dari Perbandingan Agama FU dan saya sendiri Ahmad Fadhli Ajib Naufal dari Muamalat FSH. Akan tetapi, ada satu orang yang tidak hadir yaitu Robiatul Adawiyah dari HI FISIP, saya tidak tahu alasannya kenapa dia tidak datang dan setelah itu pembentukan susunan kepengurusan.

Agak sedikit bingung mengenai ketua, mungkin karena tanggung jawab yang dipegang sebagai ketua KKN tidak sedikit, apalagi mengepalai sepuluh orang anggotanya yang berbeda karakter dan pemikiran, ibaratnya anggota itu seperti bumbu masakan dan ketua itu seperti koki, kalau ketua tidak bisa menyatukan anggotanya pasti bakal ribut dan sering terjadi konflik, sama halnya koki yang tidak bisa meracik bumbu masakan. Pada akhirnya, dari musyawarah bersama mengenai ketua, saya diamanahkan menjadi ketua, awalnya saya merasa kedepannya akan menjadi sulit karena akan memimpin kelompok sebulan penuh, di wilayah orang yang tidak saya tahu watak, tradisi dan pemikiran masyarakat di sana. Saya menyugestikan diri saya sendiri, bahwa ini akan berjalan lancar dan berakhir indah.

Selama saya menjadi ketua, saya mencoba untuk bertanggung jawab, dengan mengadakan rapat seminggu sekali untuk merumuskan apa yang akan kami lakukan selama KKN, anggaran yang harus di keluarkan selama KKN nanti dan juga dari berkumpulnya itu bisa membangun chemistry antar anggota karena itu sangat penting sekali mengingat satu bulan bukan “comfort zone” kami dan dengan watak dan

S e b e l a s S e n y u m a n U n t u k K o s a m b i | 77

pemikiran berbeda, bukan mustahil jika ada perbedaan pendapat, makanya dengan sering berkumpul akan meminimalisir terjadinya hal tersebut.

Setelah itu kami merumuskan nama yang tepat buat kelompok kami dan ada beberapa nama yang terkumpul, tetapi menurut kesepakatan akhirnya dipakai nama AKSI (Aktif Komunikatif Solutif Inovatif) ya itu nama kelompok yang bagus karena terkandung kata-kata yang menjadi tombak semangat untuk kelompok kami nantinya. Kabar buruk datang ketika salah satu anggota kelompok kami, yaitu Robiatul Adawiyah dari HI FISIP dinyatakan diterima di KKN Kebangsaan, bagi saya itu merupakan kabar buruk karena saya dan yang lain sudah merasa klop dengan dia, akhirnya harus merelakan berpisah dengan Wiyah, sebutan akrabnya. Tak berapa lama, ada pengganti yaitu Sarah dari Tafsir Hadist FU orangnya humble bisa membaur dengan kelompok KKN AKSI, welcome to my jungle Sarah…. Selamat datang di KKN AKSI.

Setelah beberapa kali rapat dan kami sudah tahu lokasinya di Desa Kosambi, Kecamatan Sukadiri, Tangerang. Kami melakukan survey dan terjadi masalah kami belum menemukan tempat singgah dan itu menurut saya bagian terpenting buat KKN nanti. Sampai bulan Juli lebih tepatnya H-7 lebaran saya dan Faris melakukan survey kembali dan kami menemukan tempat tinggal, Alhamdulillah, saya lega, sudah menemukan tempat yang nyaman untuk kelompok kami.

Kesibukan kami masing-masing terjadi miskomunikasi, apalagi setelah lebaran banyak yang mudik dan liburan, sehingga koordinasi menjadi tidak maksimal. Saya masih belum kepikiran dan tidak ada yang tahu seperti apa nantinya kelompok KKN ini. Ibaratnya seperti tunas bambu setinggi 10 cm dan tidak tahu bisa tumbuh tinggi dan kokoh atau tetap menjadi tunas yang tidak berharga.

Bambu Muda

Senin, 25 Juli 2016, kami berkumpul di Lapangan Parkir Student Center (SC), terdapat banyak sekali kelompok-kelompok KKN yang berkumpul di sana, ada pengarahan dan upacara pembukaan untuk KKN dari PPM yang di kepalai langsung oleh Bapak Djaka Badrayana selaku kepala PPM, hari itu juga kelompok kami ngumpul full team, perasaan

78 | K e l o m p o k K K N A K S I

saya senang sekali karena sangat jarang sekali ketika dapat atau sekedar berkumpul dengan personil yang lengkap, dengan menerbangkan balon yang diwajibkan setiap kelompok harus dibawa, pertanda KKN UIN Syarif Hidayatullah Jakarta resmi dibuka.

Sorak sorai mulai bergemuruh, pertanda semangat untuk mengabdi dan berkontribusi untuk desa mulai terpacu, terlihat berlalu lalang para anggota KKN berhamburan keluar dan langsung mengarah ke mobil yang mungkin dari awal mereka sewa untuk mengangkut barang ke kontrakan masing-masing. Akan tetapi, kelompok kami sudah tidak memikirkan hal itu karena sehari sebelumnya saya dan Faris membawa barang-barang dengan menggunakan mobil. Saya sudah perkirakan sebelumnya, ini akan menyulitkan jika hari-H kami masih belum mengangkut barang-barang keperluan disana.

Dua jam setelah pemberangkatan dari kampus, kami semua sampai di rumah baru tempat tinggal sementara yang hommy and comfortable untuk saya dan kelompok saya tentunya. Suasana di sana begitu terasa kekeluargaan karena rumah yang kami singgahi untuk sebulan ke depan dikelilingi rumah-rumah keluarga besar pemilik rumah yang kami tempati itu, orangnya yang ramah dan kekeluargaan membuat saya yakin akan kerasan di daerah ini.

Saya akan menggambarkan keadaan rumah kami, Alhamdulillah-nya saya mendapatkan rumah yang luas dengan tiga kamar tidur beserta kasur dan bantal-bantal, serta sebuah ruang keluarga yang agak lebar ya bisa untuk berkumpul rapat ketika ingin merumuskan program kegiatan. Dua kamar mandi yang cukup nyaman untuk menjadi tempat relaksasi melepas penat beban setelah beraktifitas di luar.

Barang-barang pun sudah ditempatkan dan dirapihkan di tempat yang sudah diatur sebelumnya, setelah itu saya melanjutkan untuk membicarakan kegiatan apa untuk dilakukan di esok hari. Dari sebelas orang termasuk saya memiliki karakter kuat yang berbeda-beda, saya merasa akan sulit untuk menyatukan karakter tersebut karena setiap anggota pasti memiliki ego masing-masing. Saya akan menjabarkan sedikit karakter dan kebiasaan dari masing-masing anggota kelompok saya, dari segi pandang saya pribadi sebagai ketua.

S e b e l a s S e n y u m a n U n t u k K o s a m b i | 79

Pertama, saya menjelaskan tentang saya sendiri, saya yang memiliki golongan darah AB yang jika ada yang tahu, termasuk orang yang aneh, saya sendiri pun sering merasakan keanehan tersebut, kadang saya memiliki sifat yang keras, tegas dan kadang kala sensitif juga merasa tidak

enakkan ke orang lain, saya juga memiliki selera humor yang cukup tinggi,

ya itung-itung bisa mencairkan suasana yang tegang ketika ada perbedaan pendapat. Dan menjadi ketua, saya sangat menekan sekali ego dan emosi ketika di sana.

Kedua, Fatimah perempuan yang jabatannya menjadi sekretaris ini orangnya cukup cekatan ya, kami memiliki teman yang aktif untuk hal tersebut, mengurusi surat menyurat yang banyak itu pasti akan merepotkan jika tidak sama orang yang cekatan. Tapi, terkadang kalau

galaunya kumat, dia bisa sangat mellow dan mendengarkan lagu galau di

putarkan keras-keras, somebody help me. Saya sudah terdoktrin lagu galau yang membuat generasi anak Indonesia lemah mental.

Selanjutnya, Aini yang menjabat sebagai bendahara, orang yang berbadan kecil ini sangat menyukai lagu India, setiap hari pasti nyanyi lagu India, ya Allah cobaan apalagi yang kau berikan, yang pertama lagu

galau yang kedua India. Sayangnya, ketika KKN dia baru saja operasi

penyakitnya. Saya sempat khawatir jika penyakitnya itu mulai kambuh, akan menghambat kinerja kami dan juga kasihan buat Aini, you will be

strong girl.

Lalu, ada Dzul urang sunda yang masih childish (just kidding) tapi dia cekatan jika mengerjakan pekerjaan tentang teknologi informatika, bisa dibilang pro sih hehe. Jadi ngerasa kebantu kalau berurusan desain-desain.

Kemudian, Fikri yang ahli masak dan lapangan dan juga memiliki sifat kritis membuat saya merasa berkurang beban ketika di lapangan ketika ingin membeli bahan-bahan bangunan, terbaik dah pokoknya.

Ada lagi nih, si Faris tidak tahu kenapa menurut saya dia memiliki kepribadian yang nyentrik, berpikir dewasa dan susah ditebak. Dia selalu memberikan semangat ketika saya sedang bosan atau tidak semangat beraktifitas, dia coffee dan perokok addict, you must reduce those habits, bro.

Ada juga Belda dia ini memiliki sifat keibuan ya kadang menegur kalau kami lagi di luar kendali. Dia kadang menengahi jika kami lagi

80 | K e l o m p o k K K N A K S I

bersitegang, mungkin karena dia juga sudah menikah, sehingga aura

keibuannya muncul.

Lalu, Ismail orang Madura ini sangat friendly banget diajak serius bisa diajak bercanda juga bisa. Dia sangat kocak yang bisa membuat rumah terasa ramai.

Sang princess Bela tidak kalah mewarnai hari-hari ketika KKN, awalnya saya mengira dia orangnya individualis, tetapi ternyata perkiraan saya salah, gesrek juga orangnya, yang paling diingat yaitu ketika dia KKN bawa buku undang-undang buat dibaca dan dibacanya itu bersuara, bisa tau rasanya orang yang mendengar hal itu, ini cukup mengganggu, saya bilang “stop it, Bel!” Pusing saya mendengarnya. Eh, ada lagi kalau dia mandi bilangnya lima menit dan nyatanya lima puluh menit. Kemudian, Sarah sang ratu dandan, tetapi dia juga sangat berkontribusi buat program. Dia juga memiliki usaha aksesoris buat usahawati muda.

Terakhir, Nita dia sangat pemalu dan pendiam. Tapi, dia tidak malas kalau disuruh malah dia rajin buat nyuci piring hehe lumayan lah.

Keberagaman itu menjadi gak monoton di rumah dan selalu dipenuhi canda tawa, tetapi tetap produktif dan progress. Tanpa ada kalian saya tidak ada apa-apanya, I proud of my group, my new family.

Sekarang tunas bambu itu menjadi bambu muda yang perlahan tumbuh menjulang keatas, kuat dan tidak terpatahkan ya seperti itu kepribadian kami, keluarga baru dan saya berharap selamanya tetap terjaga hingga maut menjemput kami.

Bambu Siap Panen

Selama sebulan KKN saya merasa kerasan, ya mungkin karena suasana yang begitu nyaman dan kekeluargaan yang saya dapatkan di desa tempat saya tinggal. Ada satu orang yang bernama Pak Toni, beliau adalah aparatur desa yang membimbing kami selama KKN disana, beliau jugalah yang selalu memberi arahan bagaimana menjalankan KKN disana, ketika kelompok saya meminta nasehat kepada beliau tentang mengaplikasikan gagasan dari rekan-rekan untuk proker di desa, beliau memberikan wejangan yang membuat saya pribadi sangat terbantu.

S e b e l a s S e n y u m a n U n t u k K o s a m b i | 81

Masyarakat sekitar ramah serta welcome terhadap kelompok kami, memberikan semangat untuk mejalani program kerja. Lingkungan yang banyak sawah-sawah memberikan kesan adem di mata ketika melihatnya. Namun, tidak sedikit ada sampah yang masih belum dibereskan oleh pemerintah, dapat dikatakan masalah sampah di sana sangat memprihatinkan karena sampah tersebut, dibuang di kali yang mengairi seluruh kawasan desa. Tercium bau yang tidak sedap ketika melewati bantaran kali.

Banyak anak-anak yang berlarian ketika melewati sekitar balai desa karena balai desa satu kawasan dengan SD. Ada satu RT, yaitu RT 22 atau biasa disebut Kampung Bendungan yang jalannya sangat jauh dari balai desa, jalannya juga banyak yang berlubang dan tidak rata dan parahnya lagi ada sebuah bendungan besar dan airnya hitam pekat, kata orang sekitar sana itu karena limbah pabrik-pabrik yang di buang ke sana.

Saya memikirkan dampak dari terciumnya bau limbah pabrik di bendungan karena itu sangat menggangu penciuman, apalagi ibu-ibu disana mencuci baju menggunakan air bendungan, tidak bisa dibayangkan betapa joroknya air itu jika dipakai untuk mencuci baju. Dan anehnya lagi, jarang yang terkena penyakit kulit, sungguh sangat aneh. Akan tetapi, yang membuat saya nyaman di Kampung Bendungan, masyarakat di sana sangat terbuka dan menyambut kami dengan hangat, anak-anak disana juga ramah, serta memiliki semangat buat belajar karena akses dari sana ke sekolah sangat jauh sekali, jadi mereka hanya mengandalkan tenaga pengajar dari warga sekitar.

Saya pribadi merasa nyaman ketika disana, dari lingkungan serta masyarakat, anak-anak di sana juga membuat semangat untuk membantu mereka dari segi pendidikan, semoga mereka menjadi anak-anak yang berhasil di kemudian hari, amiin.

Bambu muda tadi menjadi semakin matang dan cukup umur untuk dipanen. Semoga kelak bisa bermanfaat untuk keberlangsungan hidup orang banyak.

Kerajinan Dari Bambu

Saya merasa beruntung bisa mengabdi di Desa Kosambi ini. Semua warga sangat antusias ketika kami datang, jadi kami merasa sangat

82 | K e l o m p o k K K N A K S I

tersanjung, tapi saya pribadi lebih concern ke Kampung Bendungan karena di sana memang banyak sekali yang harus dibantu, dari segi pendidikan dan infrastruktur. Saya mengajar anak-anak yang belum sekolah di Kampung Bendungan setiap pagi dan sore. Saya belajar artinya pendidikan sangat penting untuk seluruh manusia. Semangat dari anak-anak di Kampung Bendungan membuat rintangan yang saya lewati menjadi mudah. Perjalanan jauh untuk sampai ke sana menjadi tidak ada rasanya ketika melihat wajah semangat anak-anak. Hal ini menjadi api semangat saya mengajar baca, tulis, dan mewarnai seperti halnya mengajarkan adik sendiri.

Ketika mengajarkan anak, para ibu yang mengantarkan anak-anak itu merasa senang sekali karena adanya mahasiswa KKN. Semakin hari semakin banyak yang datang untuk belajar. Bukan cuma dari Kampung Bendungan, warga kampung sebelah pun ikut. Tidak ada rasa

capek ketika mengajarkan anak-anak di Kampung Bendungan. Malahan,

saya merasakan kepuasan batin, yang belum saya rasakan sebelumnya. Kegiatan belajar ini bertempat di mushalla satu-satunya di Kampung Bendungan. Di serambi mushalla kami mengajar beralaskan karpet plastik dan tiga meja panjang untuk kegiatan mengajar. Saking banyaknya murid, serambi itu menjadi penuh akan adanya anak-anak.

Kenangan manis tadi membekas di dalam lubuk hati saya. Jika memang saya dapat diberi kesempatan, waktu, dan materi, saya ingin mengajar mereka di Kampung Bendungan lagi. Saya ingin melihat mereka berkembang menjadi pembelajar sejati. Saya ingin merasakan bagaimana mereka akan menjadi orang yang berguna bagi Kampung Bendungan ini. Pada tanggal 13 Agustus 2016, saya mengadakan program fisik yaitu pembangunan tempat wudhu di Mushalla Kampung Bendungan. Banyak warga yang ikut membantu dalam pembangunan dan DKM mushalla itu sangat senang ketika saya mempunyai keinginan membuat tempat wudhu. Mushalla Nurul Huda, nama mushalla yang kami dirikan tempat wudhunya. Sebelumnya, hanya ada satu keran air untuk tempat wudhu, jadi warga kesulitan untuk mengambil air wudhu. Akhirnya, uang dari PPM itu bisa sangat bermanfaat untuk warga sekitar. Keberhasilan kami untuk membangun tempat wudhu membantu warga sekitar dan menjadi investasi kelompok kami di akhirat nanti.

S e b e l a s S e n y u m a n U n t u k K o s a m b i | 83

Bambu yang tadi bisa menghasilkan kerajinan yang sangat bernilai harganya, berawal dari tunas yang tidak ternilai harganya, menjadi bambu yang bisa dijadikan barang yang tidak terduga dan sangat menarik. Itulah KKN AKSI yang awalnya kami tidak mengenal satu sama lain dan sekarang bisa menghasilkan sesuatu yang tidak terduga sebelumnya dan bermanfaat bagi banyak orang. Saya pribadi selaku ketua sangat bangga karena dalam sebulan ini, team work kami sangat

solid, tidak ada konflik yang membuat perpecahan dan perselisihan.

Jika saya menjadi warga Kosambi, saya akan menyelesaikan pendidikan setinggi mungkin. Hal ini menjadi impian saya karena kesadaran untuk melanjutkan pendidikan di sana sangat kurang. Untuk memajukan desa, masyarakat memerlukan pengetahuan yang tinggi. Maka dari itu, saya harus mempunyai pendidikan yang tinggi supaya bisa saya bagikan ke warga Desa Kosambi.

84 | K e l o m p o k K K N A K S I

2

Dalam dokumen Sebelas Senyuman untuk Kosambi (Halaman 95-104)