• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAGIAN MASYARAKAT DUNIA

Dalam dokumen Sebelas Senyuman untuk Kosambi (Halaman 133-143)

“Kunci kesuksesan adalah kesabaran dan berusaha”

BAGIAN MASYARAKAT DUNIA

Dzul Fadli Rahman

Pengantar: Menuju Pengabdian Sejati

Tahun ini tahun 2016, tahun yang sangat berkesan bagi saya. Di awal tahun saya diberi kesempatan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala untuk dapat ke luar negeri mengikuti Student Exchange Program dari AIESEC di Kota Xi’an, Cina selama sebulan penuh. Dalam kegiatan di program tersebut, saya diharuskan untuk belajar mengajar kebudayaan antara budaya Indonesia dan Cina. Selain itu, saya diharuskan juga bersosialisasi dengan siswa-siswi serta penduduk lokal untuk lebih mengetahui keadaan masyarakat khususnya di Kota Xi’an.

Di akhir bulan Februari, saya kembali ke Indonesia dengan membawa berjuta cerita, pengalaman dan pandangan tentang kehidupan sosial suatu masyarakat. Masih di bulan Februari dalam balutan ingatan kegiatan ketika mengikuti Student Exchange Program, saya teringat bahwa tahun ini tepatnya pada bulan Agustus, saya akan melaksanakan kegiatan wajib yang diadakan kampus tercinta saya, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yaitu kegiatan KKN atau Kuliah Kerja Nyata yang merupakan kegiatan tahunan bagi Mahasiswa di semester 6 memasuki semester 7.

Masih terngiang kegiatan ketika mengikuti Student Exchange

Program, dalam benak saya berpikir akan merasakan kembali bagaimana

hidup sebulan penuh di tempat orang lain yang mengharuskan saya terus berkomunikasi dengan warga dan mengetahui kehidupan sosial mereka. Namun, dalam hal ini saya berpikir akan lebih mudah karena masih di negeri sendiri, dengan budaya dan adat yang sama. Kemudian, pada bulan Maret, awal tahun ajaran baru di kampus tercinta saya, cerita tentang KKN pun dimulai.

Hari Selasa, 1 Maret 2016 saya pergi ke kampus dengan rasa semangat menghadapi pembelajaran dan kegiatan di semester 6. Tidak disangka di hari pertama masuk pembicaraan tentang KKN sudah sangat kontras terdengar dari mulut mahasiswa teman-teman saya, terutama tentang proses pendaftaran KKN yang berbasis AIS. Sebagai mahasiswa

114 | K e l o m p o k K K N A K S I

informatika tentu merupakan kabar yang menggembirakan mengetahui bahwa pendaftaran KKN berbasis online, di mana hal ini merupakan terobosan baru dan sangat bermanfaat terutama dalam mendukung kemajuan teknologi dan efisiensi waktu di kampus tercinta ini. Akhirnya, kabar tentang kegiatan KKN resmi diumumkan oleh PPM yang merupakan Pusat Pengabdian pada Masyarakat pada LP2M UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Kegiatan KKN merupakan salah satu bentuk pengabdian kepada masyarakat serta merupakan salah satu dharma perguruan tinggi, termasuk di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Kegiatan ini dapat dinilai sebagai salah satu tugas bagi lembaga, para dosen, para karyawan dan para mahasiswa. Bagi para mahasiswa khususnya, kegiatan ini dapat dijadikan sebagai salah satu komponen evaluasi penyelesaian studi. Di mana kegiatan ini di masukkan dalam kurikulum dengan nama mata kuliah Kuliah Kerja Nyata (KKN) atau lainnya dan diberi bobot 2-4 SKS. Adapun untuk jurusan TI berbobot 3 SKS.

Tahun ini teknis dan proses kegiatan KKN berbeda dari tahun sebelumnya karena semua proses akan berbasis online, baik itu dalam segi pendaftaran, pengumuman kegiatan, penentuan kelompok, lokasi dan dosen pembimbing semuanya ditentukan oleh PPM yang mana tahun lalu masih mahasiswa sendiri yang menentukan anggota kelompoknya. Sejauh ini, saya sangat senang dengan teknis dan proses yang ada karena PPM sudah jelas menargetkan dan memberi jadwal alur mengenai KKN ini dari mulai pendaftaran sampai pelaporan hasil kegiatan KKN semuanya sudah terjadwal. Meskipun, ada beberapa agenda yang molor tidak sesuai jadwal. Selain teknis dan proses yang berbeda dengan tahun sebelumnya, jumlah kelompok pun berbeda di tahun ini, yaitu 11 (sebelas) orang dalam satu kelompok. Namun, dalam satu desa terdapat 2-3 kelompok. Saya mengetahui siapa saja yang satu kelompok dengan saya ketika mengikuti pembekalan calon peserta KKN di mana pada waktu itu tempat duduk disesuaikan dengan nomor yang sudah diumumkan sebelumnya. Untuk hal ini, saya mendapatkan nomor 219. Pertama kali bertemu dengan teman satu kelompok, saya masih merasa canggung terlepas dari baru pertama bertemu saya juga merupakan satu-satunya mahasiswa yang berasal dari Fakultas Sains dan Teknologi berbeda dengan beberapa mahasiwa lain, masih ada yang satu fakultas. Namun, rasa canggung tersebut dapat saya atasi ketika kami berkumpul

S e b e l a s S e n y u m a n U n t u k K o s a m b i | 115

setelah kegiatan pembekalan. Ketika itu, kami mengenalkan diri dan menceritakan background keahlian dan kekurangan masing-masing.

Tidak membutuhkan waktu lama, pada waktu itu juga kami langsung menyusun organisasi kelompok dari mulai BPH sampai PJ yang berkaitan dengan kegiatan sebelum, ketika dan sesudah KKN. Untuk ketua kelompok sepakat dari Fakultas Syariah dan Hukum, adapun tugas saya, yaitu sebagai koordinator yang masuk di group Whatsapp dengan PPM sekaligus bertugas sebagai Pubdekdok (Publikasi Dekorasi dan Dokumentasi).

Selanjutnya, beberapa hari setelah pembekalan, PPM mengumumkan lokasi tempat KKN tiap kelompok adapun untuk kelompok kami, yaitu 219, ditempatkan di Desa Kosambi, Kecamatan Sukadiri, Kabupaten Tangerang yang selanjutnya diumumkan juga nama dosen pembimbing yang bertanggung jawab atas kelompok kami. Setelah semua informasi yang berkaitan dengan KKN sudah tersampaikan, kelompok kami semakin rutin mengadakan pertemuan membahas persiapan kegiatan KKN, baik itu dalam membicarakan survei ke lokasi proposal dan penentuan kegiatan yang akan dilakukan ketika KKN berlangsung dan lain-lain. Semuanya kami lakukan dengan persiapan sematang mungkin dengan arahan dari dosen pembimbing. Beberapa hal yang selalu saya bayangkan menjadi kendala ketika KKN berlangsung adalah masalah keuangan, lingkungan tempat tinggal dan hidup bersama dengan sepuluh orang yang mempunyai kebiasaan dan pemikiran berbeda-beda.

Rumah Dengan Sebelas Lampu

Fadhli, sang ketua dari Muamalat, bertanggung jawab dan dapat dipercaya meskipun terkadang harus agak didorong oleh anggotanya. Fatimah, sang sekretaris dari IESP, mungkin berurusan dengan huruf menjadi bagiannya selama jalannya KKN ini. Aini, sang bendahara dari Sastra Arab, terkadang menjaga uang kelompok lebih penting dari menjaga kesehatannya sendiri. Ismail, sang pendekar dari Perbandingan Agama, menjadi pahlawan bagi murid-muridnya. Bela, sang pemikir dari Ilmu Hukum, terlalu banyak hal dipikirannya, tetapi selalu bingung menjalankannya. Nita, sang pendiam dari Tafsir Hadits, ajakan menjadi hal terpenting untuk membuatnya bergerak. Faris, sang penghubung dari

116 | K e l o m p o k K K N A K S I

Perbankan Syariah, pemuda dan bapak-bapak menjadi bagiannya dalam beraktifitas. Sarah, sang penampil dari Tafsir Hadits, nyanyiannya dan gayanya menjadi warna dan inspirasi bagi KKN ini. Fikri, sang pembangun dari Manajemen Dakwah, menjadi juru kunci dalam melobi dan mendirikan prasasti bagi kelompok. Belda, sang Ibu dari KPI, jiwanya selalu mengayomi setiap orang dan memberikan pencerahan dengan aturan-aturanya. Saya, sang penulis essay ini dari TI, bersyukur menjadi hal terpenting karena telah menjadi lampu yang kesebelas.

Hari itu Sabtu, 16 April 2016, setelah selesai pembekalan KKN saya bertemu orang-orang baru yang selanjutnya akan menjadi teman, partner, bahkan keluarga yang bisa saling memberi masukan, mengingatkan dan bercanda bersama. Merekalah teman yang Allah Subhanahu wa Ta’ala takdirkan untuk bersama dalam satu kelompok KKN 219. Kelompok saya terdiri dari lima laki-laki dan enam perempuan, merupakan keuntungan tersendiri bagi saya karena lebih banyak perempuan dibanding laki-laki karena biasanya perempuan bisa lebih diandalkan khususnya dalam mengurus dan mengatur tempat tinggal selama KKN nanti. Kelompok KKN 219, selanjutnya lebih sering kami sebut Kelompok KKN AKSI (Aktif, Kreatif, Solutif dan Inovatif), merupakan kelompok yang dapat dikatakan sangat kompak bagi saya. Dalam prosesnya dari mulai terbentuknya nama AKSI sampai kami melaksanakan KKN, kami tidak pernah hilang komunikasi dalam seminggu, meskipun untuk bertemu langsung terkadang agak sulit. Akan tetapi, saya selalu berusaha mengingatkan kepada teman-teman agar komunikasi dan koordinasi tetap jalan karena sekarang sudah semakin mudah dengan didukung adanya media sosial seperti Whatsapp, BBM dan lain-lain.

Di akhir bulan April, kelompok kami sudah inisiatif untuk sesegera mungkin membuat proposal baik untuk ke perusahaan atau instansi-instansi yang dapat memberikan dana maupun untuk pihak PPM sebagai acuan kegiatan yang akan kelompok lakukan selama KKN. Selain itu, kelompok kami mengadakan uang kas mingguan dan jualan yang bagi saya memang sangat penting mengingat keuangan merupakan kebutuhan utama dalam mendukung lancarnya kegiatan KKN ini. Namun, dalam proses inilah beberapa kali kelompok kami mengalami

S e b e l a s S e n y u m a n U n t u k K o s a m b i | 117

perbedaan pendapat, terutama dalam hal tanggung jawab. Imbas dari perbedaan pendapat tersebut menyebabkan molornya waktu pembuatan proposal yang mana dalam hal ini tugas saya mengedit layout proposal. Bahkan, rencana pengumpulan anggaran dengan berjualan pun menjadi tidak maksimal dan seadanya. Akhirnya, waktu yang kembali mengingatkan kami, di mana pada saat itu proposal masih terus mengalami revisi meskipun sudah diberikan ke PPM.

Selanjutnya, memasuki bulan Ramadhan dan mahasiswa sudah memasuki masa-masa UAS, kelompok kami mengalami juga masa-masa sulit berkomunikasi. Namun, hal tersebut tidak menyebabkan saya lepas dari tanggung jawab, saya terus berkoordinasi dengan ketua apa saja yang harus saya kerjakan baik pada waktu itu maupun untuk seterusnya. Selesai masa-masa UAS, akhirnya kelompok kami kembali bisa memanfaatkan waktu untuk persiapan KKN, di mana sebelum libur semester kami berkomitmen untuk terus bertanggung jawab dengan tugasnya masing-masing untuk mempersiapkan hal-hal apa saja yang akan dibutuhkan ketika masa KKN. Saya bertanggung jawab untuk semua desain yang berkaitan dengan kegiatan KKN AKSI ini.

Memasuki bulan Juli, beberapa kelompok kami termasuk saya harus meninggalkan kota Ciputat untuk pulang ke kampung halaman merayakan Idul Fitri bersama keluarga sekaligus merasakan libur semester yang mungkin paling singkat karena kurang dari satu bulan saya sudah harus kembali ke kampus bertemu kembali dengan teman-teman satu kelompok mempersiapkan segala hal untuk keperluan selama KKN. Satu minggu sebelum KKN, kelompok kami mengadakan pertemuan dan mulai mendata kembali segala hal yang sudah kami persiapkan, yang belum kami persiapkan dan hal yang paling membuat saya bahagia pada waktu itu adalah tempat tinggal yang akan kami tinggali nanti yang letaknya sangat strategis bangunannya luas dengan barang-barang yang lengkap dan harga sewanya yang sangat murah. Hal tersebut seakan memberi semangat tersendiri bagi saya untuk dapat sesegera mungkin melaksanakan kegiatan KKN ini.

Akhirnya, semua cerita puncak dimulai pada hari Senin, 25 Juli 2016. Hari itu cuaca cukup cerah untuk mengawali kegiatan masa KKN, saya dan seluruh peserta KKN-PpMM 2016 mengikuti upacara pembukaan dan pelepasan oleh Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

118 | K e l o m p o k K K N A K S I

Acara tersebut ada kegiatan pelepasan balon gas yang menjadi harapan dan do’a simbolis untuk lancarnya kegiatan KKN ini. Selepas acara tersebut, seluruh kelompok dapat langsung menuju ke lokasi daerah tempat KKN-nya begitupun dengan kelompok AKSI. Sebagian besar kami berangkat Senin pada siang hari. Ada yang menggunakan mobil pribadi dan sebagian menggunakan motor. Pada hari itu, kami sudah tidak membawa banyak barang lagi. Di hari sebelumnya, kami sudah menyimpan seluruh barang kebutuhan di rumah yang akan kami tinggali selama KKN. Adapun, saya sendiri tidak berangkat bersama ke lokasi dikarenakan masih menunggu banner kelompok AKSI yang masih di percetakan dan baru selesai sore hari. Akhirnya, saya pun menyusul terakhir ke lokasi KKN di Desa Kosambi. Kurang lebih satu jam setengah dari kampus UIN saya tiba disana selepas maghrib.

Setibanya di Desa Kosambi dan masuk rumah yang akan kami tinggali selama sebulan ini, rasa semangat pun muncul, berbagai macam rencana kegiatan terbesit dalam pikiran saya. Rumah dengan tiga kamar, dua kamar untuk tidur, satu untuk barang, serta satu kamar mandi, ini memberikan aura tersendiri bagi setiap orang dalam kelompok ini. Saya langsung menempatkan dan merapihkan barang-barang sendiri di tempat khusus tanpa tercampur dengan barang-barang milik yang lain. Setelah semuanya selesai merapihkan dan menyimpan barang-barangnya, kami pun makan malam dan dilanjutkan dengan kumpul membicarakan langkah awal yang akan menjadi kegiatan kami di desa ini. Pembagian piket masak dan kebersihan menjadi awal topik yang kami bicarakan. Selanjutnya, kami membicarakan kegiatan pembukaan yang akan dilangsungkan di Balai Desa Kosambi dengan kelompok 220 pada hari besoknya. Dalam melaksanakan kegiatan KKN, kelompok kami dan 220 membagi wilayah Desa Kosambi menjadi. Kelompok 220 bertanggung jawab di RW 1-3 dan kelompok kami 219 bertanggung jawab di RW 4-6.

Kegiatan kami di minggu pertama adalah pembukaan, keliling dan izin ke rumah RT dan RW, serta blusukan ke rumah-rumah warga rumah sekaligus untuk mengenalkan kelompok kami yang akan melaksanakan beberapa kegiatan KKN. Di minggu pertama, saya juga ikut ke rumah RT dan RW sekaligus menanyakan lembaga sekolah yang berada di RT atau

S e b e l a s S e n y u m a n U n t u k K o s a m b i | 119

RW yang kami kunjungi. Selain itu, saya juga menanyakan kegiatan apa saja yang mungkin bisa diadakan dan mendapat respon antusiasme yang baik dari masyarakat. Setelah masa pengenalan dan penyesuaian di minggu pertama, Kelompok AKSI sudah mulai menguasai dan mengerti akan tugasnya masing-masing. Ada yang bertanggung jawab untuk mengajar, piket, pengarsipan desa, dokumentasi dan lain sebagainya.

Semuanya berjalan baik di mana setiap malam kami selalu mengadakan evaluasi kegiatan harian untuk mengetahui kendala atau masalah apa saja yang dihadapai yang kemudian bisa diselesaikan sama-sama. Jika menyangkut pengambilan keputusan, kami selalu memutuskan bersama dengan cara mengambil suara terbanyak yang disertai alasan yang jelas untuk argumennya. Beberapa kegiatan yang benar-benar kami lakukan bersama adalah perlombaan agustusan yang dilakukan di Balai Desa Kosambi bergabung dengan kelompok 220, serta di RT 22 yang hanya kelompok kami saja penyelenggaranya. Kemudian, program pembangunan fisik membuat tempat wudhu di salah satu

mushalla yang kelompok kami lakukan bersama dengan warga secara

gotong royong. Semuanya memberi ikatan kebersamaan tersendiri bagi saya dan tidak pernah ada konflik antar per-orang di kelompok kami karena segala hal selalu merupakan keputusan bersama yang dibicarakan atas dasar kebersamaan dan kekeluargaan.

Akhirnya, setelah dijalani ternyata semua program dapat berjalan dengan lancar sebagaimana air mengalir tanpa hambatan. Hal yang paling berkesan bagi saya dalam aliran itu adalah ketika bisa mengenal teman-teman satu kelompok saya dengan berbagai macam sifat, pemikiran dan kebiasaanya yang benar-benar seakan sudah menjadi keluarga bagi saya.

Negeri Dua Dunia

Desa Kosambi merupakan daerah yang berada di Kecamatan Sukadiri, Kabupaten Tangerang, Banten. Desa yang bukan sebuah kampung dan juga bukan sebuah kota. Pertama kali menginjakan kaki di desa ini, saya berpikir ini bukan kampung sebagaimana kampungnya desa saya. Tidak kota sebagaimana kotanya Tangerang Selatan. Tapi, desa ini benar-benar menyimpan ciri khasnya tersendiri di antara itu semua. Dua hal yang selalu terngiang dalam benak saya tentang alam Desa Kosambi adalah aliran sungai dan hamparan sawahnya yang seakan

120 | K e l o m p o k K K N A K S I

menjadi warna tersendiri bagi desanya. Masyarakatnya menyambut baik kedatangan kami dengan senyum dan keramahannya. Namun, di sisi lain terlepas dari adanya kami, masyarakat di Desa Kosambi seakan terbagi menjadi dua wilayah karena imbas politik di desa tersebut. Kami berusaha tidak memihak satu wilayah pun dengan mengadakan kegiatan secara merata dalam satu desa. Satu hal yang tetap bertahan di Desa Kosambi adalah keinginan gotong royong yang kuat. Hal ini karena masih banyak warga pribumi yang tinggal di sana. Meskipun ada daerah yang mungkin tertinggal dalam hal pembangunan dan ekonomi yang tidak merata, tapi warga di daerahnya tetap kompak dalam melakukan kegiatan untuk kemajuan daerahnya.

Memotivasi masyarakat dan siswa-siswi setempat agar peduli terhadap pendidikan tinggi dan mengenalkan tentang perkembangan zaman merupakan salah satu program saya di desa ini. Saya menjalankan program ini benar-benar dengan serius dan hati-hati agar warga dapat menerima dan mengerti apa yang saya sampaikan. Terkadang, kegiatan ini saya lakukan begitu saja ketika mengobrol bercengkrama dengan warga atau ketika kegiatan belajar mengajar di kelas. Setiap orang baik warga atau siswa-siswi di desa yang saya tujukan untuk kegiatan ini selalu memberikan respon yang baik dengan bertanya banyak hal mengenai aktifitas di kampus dan bagaimana saya akhirnya bisa sampai kuliah. Semuanya saya jelaskan dengan rinci untuk memberikan gambaran yang baik bagi mereka. Selain kegiatan tersebut, saya juga bersama kelompok mengadakan kegiatan interaktif dengan masyarakat setempat, baik berupa senam, santunan, perlombaan, ataupun bakti sosial, serta ikut dalam kegiatan masyarakat. Efek dari kegiatan ini adalah ikatan kebersamaan yang kuat antara mahasiswa peserta KKN dengan masyarakat di Desa Kosambi.

Mengerti akan pentingnya menjaga lingkungan menjadi pembelajaran tersendiri bagi diri saya melihat masih ada beberapa tempat yang kurang terjaga kebersihannya. Selain itu, kami berusaha sebaik mungkin untuk bisa membaur dengan masyarakat meskipun ada beberapa batasan yang mungkin butuh waktu lama agar kami bisa memasukinya. Namun, saya tetap ingin meberikan ingatan yang baik bagi masyarakat di sana, bahkan setelah saya kembali ke kampus.

S e b e l a s S e n y u m a n U n t u k K o s a m b i | 121 Di mana Bumi Dipijak, Di situ Langit Dijunjung

Indonesia adalah negara yang besar dengan berbagai macam budaya dan adat istiadat. Bukan karena dari suku mana saya berasal, yang terpenting seluruh daerah di Indonesia merupakan satu dan seluruhnya dapat maju dengan sumber daya manusia yang hebat, aktif, kreatif, solutif dan inovatif. Kegiatan KKN-PpMM 2016 yang diadakan oleh kampus saya tercinta, UIN Syarif Hidaytullah Jakarta, memberikan pengalaman dan wawasan baru bagi saya pribadi berupa bagaimana saya memandang kehidupan sosial masyarakat dan bagaimana saya harus terlibat memposisikan diri dalam kehidupan tersebut. Semuanya merupakan harta karun yang sangat berharga bagi ruang kehidupan saya, terutama untuk bekal di masa depan nanti.

Menjadi bagian dari suatu masyarakat tertentu berarti harus bisa ikut membaur dan menyelaraskan diri dengan orang lain di wilayah saya tinggal. Desa Kosambi merupakan desa yang rata-rata penduduknya bekerja sebagai petani dan pegawai pabrik. Lingkungan yang mengambang antara desa dan perkotaan membuat warga Kosambi memiliki karakter tersendiri yang berbeda dengan masyarakat desa yang pemalu atau masyarakat kota yang cuek. Dalam hal ekonomi, kebanyakan masyarakat Desa Kosambi masih menengah ke bawah. Hal tersebut berdampak pada kesadaran akan pendidikan yang kurang. Masyarakat Desa Kosambi kebanyakan lebih memilih untuk kerja mencari uang selepas lulus SMP dan SMA daripada harus melanjutkan kuliah di perguruan tinggi. Hal tersebut terjadi selain karena kemauan sendiri juga didorong oleh orang tua masing-masing anak. Selain hal di atas, permasalahan politik yang diawali dari pemilihan kepala desa juga menjadi hal pelik yang seakan-akan menjadi pembatas antara beberapa RW dengan RW lainnya yang berimbas juga pada ketidakmerataan pembangunan desa.

Berkaca terhadap beberapa keadaan di atas, jika saya menjadi bagian dari Masyarakat Kosambi, pertama yang akan saya lakukan adalah memasuki lembaga-lembaga pendidikan. Kemudian, membantu tenaga-tenaga pengajar dan menyadarkan serta memotivasi siswa-siswi yang ada di Desa Kosambi tentang pentingnya arti pendidikan tinggi. Dalam prosesnya, hal ini akan saya lakukan secara terus menerus. Tidak hanya bagi pelajar, tapi juga melalui pendekatan ke orang tua. Selain itu,

122 | K e l o m p o k K K N A K S I

saya juga akan mengenalkan tentang perkembangan zaman terutama dalam hal penggunaan teknologi secara bijak. Bagaimanapun, teknologi bisa seperti pisau tergantung cara orang memakainya. Ditambah juga dengan pengetahuan ke-Islaman yang logis yang mudah dipahami oleh adat masyarakat di Desa Kosambi, sehingga nantinya diharapkan dapat tercipta masyarakat yang berpendidikan dan religius. Dalam hal politik, saya akan mencoba melakukan pendekatan ke beberapa orang yang berpengaruh di wilayah tertentu dalam Desa Kosambi mencoba mengerti dan menjadi bagian dari ucapan orang-orang tersebut. Kemudian, saya melihat satu titik kesamaan yang bisa menjadi peredam konflik dan permasalahan antar wilayah dalam satu Desa Kosambi dengan senantiasa menekankan semangat “kurangi kompetisi, perbanyak kolaborasi karena kami satu Desa Kosambi.” Meskipun mungkin beberapa hal yang saya uraikan di atas tidak dapat dengan mudah diselesaikan seperti membalik telapak tangan, saya akan terus berusaha sebaik mungkin dan dengan perlahan tapi pasti untuk bisa mewujudkan Desa Kosambi yang berkemajuan.

Kehidupan tidak akan lepas dari hubungan sosial di mana dapat mengerti dan memahami kehidupan bangsa sendiri lebih berharga dari pada dapat mengerti dan memahami kehidupan bangsa lain. Hanya oleh bangsa sendirilah kemajuan negeri akan tercipta. KKN-PpMM 2016 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menjadi salah

Dalam dokumen Sebelas Senyuman untuk Kosambi (Halaman 133-143)