• Tidak ada hasil yang ditemukan

ALAM DAN PERTANIAN SEBAGAI HAK EKOSOB

Dalam dokumen Laporan Investigasi Berebut Berkah Tan (Halaman 75-79)

Rembang, negara seolah-olah telah lupa apa atas apa yang dia deklarasikan sepuluh tahun lalu.

sekitar pendirian pabrik. Dan yang menjadi menarik adalah usaha penghilangan hak tersebut seringkali dilakukan oleh aparat negara. Maka jika kita kembalikan konsepsi HAM kepada pemikiran John Locke, kewajiban untuk patuh terhadap peraturan-peraturan

negara telah hilang manakala negara tidak lagi berperan sebagai

pelindung hak-hak mereka.

ALAM DAN PERTANIAN SEBAGAI HAK

EKOSOB

Hak ekosob merupakan bagian dari Hak Asasi Manusia yang

menekankan bahwa semua manusia berhak menikmati hak,

kebebasan, dan keadilan sosial secara bersamaan. Berbeda dengan Hak Sipol, hak asasi yang termaktub di dalam hak ekosob

sejatinya bermakna tidak saja sekedar kepemilikan, yang lebih sering diartikan sebagai hak yang dimiliki oleh seseorang,

melainkan juga hak sebagai pengakuan atas integritas manusia.

Melalui hak ekosob, hak untuk bisa hidup, terhormat dan bisa

mengembangkan dirinya, baik secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama (komunal) dijamin (Mihradi, 2006)

Hak yang dikenal sebagai HAM generasi kedua ini berakar dari tradisi sosialis Saint-Simonians pada awal abad ke-19 di perancis.

Generasi ini timbul sebagai bagian dari kritik terhadap perkembangan kapitalisme yang mengeksploitasi kelas pekerja dan

masyarakat jajahan. Di dunia internasional, hak ini diwujudkan melaui kovenan internasional hak-hak ekosob (International Covenant on Economic, Social, and Cultural) pada tahun 1966. Semenjak 2005, Indonesia mengakui Hak Ekosob ini Melalui keputusan presiden nomor 40 Tahun 2004 tentang Rencana Aksi Nasional Hak Asasi Manusia Indonesia Tahun 2004-2009, presiden mengamanatkan agar konvenan internasional tentang Hak Ekosob diratifikasi melalui Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2005.

Dalam konvenan internasional hak-hak ekosob, telah diungkapkan

bahwa hak yang dimiliki oleh semua manusia sedari lahir bukan saja terdiri dari hak untuk hidup bebas sebagaimana yang

terkandung dalam konvenan internasional hak-hak sipol,

melainkan juga penikmatan dari kebebasan dan kemelaratan, hanya dapat dicapai apabia diciptakan kondisi di mana semua

orang dapat menikmati hak-hak ekonomi, sosial, secara bersamaan dengan hak-hak sipil dan politiknya. Oleh karena itu,

kebebasan sipil dan politik seperti kebebasan berserikat dan

74

I N V E S T I G A T I O N R E P O R T K O M U N E R A K A P A R E | R E M B A N G

Dalam kovenan internasional hak-hak ekosob, disebutkan bahwa

menyebarkan budaya yang mereka yakini. Hal ini tertuang dalam pasal 1, pasal 6, dan pasal 15 dari kovenan tersebut.

pembangunan PT Semen Indonesia yaitu desa Tegaldowo, Pasucen, Timbrangan, Suntri, Bitingan memiliki mata pencaharian utama dalam bidang pertanian. Pembangunan pertambangan semen di lokasi CAT Watuputih tersebut kini akan mengancam eksistensi dari sumber utama ekonomi warga. Pasalnya, pertambangan yang dan pada akhirnya akan mengganggu pertanian warga.

air yang tersebar di wilayah CAT Watuputih, dan lebih dari 90% pemanfaatannya digunakan untuk pertanian. Berdasarkan seperti

penyimpan cadangan air. Dengan demikian, air yang dihasilkan dari serangkaian proses geologi CAT Watuputih akan berkurang, sumber air tersebut akan terganggu. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pertambangan yang akan dilakukan oleh PT SI tersebut akan mengganggu aktivitas ekonomi warga.

Selain menghilangkan hak atas kebebasan masyarakat dalam dilakukan di kawasan CAT Watuputih juga berpotesi besar untuk menghilangkan kebebasan masyarakat dalam berkebudayaan. Pasalnya Pegunungan Kendeng, sebutan bagi CAT Watuputih, tidak memiliki makna keindahan atau estetis. Makna estetis inilah pada masyarakat di sekitar gunung kendeng.

Melalui proses investigasi lebih lanjut, tim juga mendapatkan fakta bahwa telah terjadi:

1. Intimidasi dan ancaman penculikan dari aparat desa kepada 2. Penyekapan empat warga oleh aparatur desa saat sosialisasi 3. Todongan dengan pedang dari preman terhadap dua orang 4. Pembubaran acara dialog oleh preman di balai desa Tegaldowo (20 Februari 2014), dan pengepungan ibu-ibu yang sedang wiridan oleh polisi di tenda perjuangan (15 Juni 2014). 5. Semenjak akhir tahun 2012 sampai dengan Juni 2013 warga mereka. Padahal SK Bupati mengenai pemberian ijin Wilayah Ijin Usaha Pertambangan kepada PT SI telah keluar semenjak 2010.

Selain melakukan tindak kekerasan, pada konflik ini juga telah informasi terhadap warga. Hal ini terlihat dari serangkaian berlangsung.

kebebasan informasi telah dijamin dalam Piagam Hak Asasi Manusia yang dikeluarkan bersamaan dengan TAP MPRS Nomor XVII/MPR/1998 tentang Hak Asasi Manusia. Hak atas keamanan pasal 22 – 25. Sedangkan hak atas informasi yang dapat pada pasal 20. Dengan demikian, negara sekali lagi telah abai dan Baru, yaitu membiarkan hak-hak sipil dan politik warganya tercerabut.

seolah-olah negara tidak hadir sebagaimana mestinya sebagai penjamin HAM bagi warganya. Proses pembangunan Pabrik Semen yang dilakukan oleh PT SI, yang notabene merupakan Badan Usaha

04

mengemukakan pendapat di depan umum hanya dapat berarti apabila diiringi dengan kebebasan untuk mengaktualisasikan

dirinya secara maksimal. Dan itu hanya dapat dilakukan bila

seorang manusia dapat dipenuhi kebutuhan dasarnya dalam

bidang ekonomi, sosial, dan kebudayaan.

Dengan diratifikasinya konvenan internasional hak-hak ekosob

oleh pemerintah, maka dengan ini Indonesia mengakui bahwa

bangsanya turut memberlakukan apa-apa yang tertulis dalam konvenan tersebut, sekaligus menghormati apa-apa saja yang menjadi prinsip dasarnya. Salah satu prinsipnya meletakan negara sebagai salah satu aktor utama penjamin tegaknya Hak Ekosob bagi warganya. Dalam salah stau prinsipnya, negara memiliki

kewajiban untuk menghormati (to respect), melindungi (to protect),

dan memenuhi (to fulfill) hak-hak ekosob warganya. Dengan

demikian, posisi negara diletakan sebagai pemegang kewajiban

dan tanggung jawab (duty holders) dalam mewujudkan hak-hak ekosob (Mihradi, 2006). Namun jika kita tilik apa yang terjadi di Rembang, negara seolah-olah telah lupa apa atas apa yang dia deklarasikan sepuluh tahun lalu.

I N V E S T I G A T I O N R E P O R T K O M U N E R A K A P A R E | R E M B A N G

75

sekitar pendirian pabrik. Dan yang menjadi menarik adalah usaha penghilangan hak tersebut seringkali dilakukan oleh aparat negara. Maka jika kita kembalikan konsepsi HAM kepada pemikiran John Locke, kewajiban untuk patuh terhadap peraturan-peraturan pelindung hak-hak mereka.

Hak ekosob merupakan bagian dari Hak Asasi Manusia yang kebebasan, dan keadilan sosial secara bersamaan. Berbeda dengan Hak Sipol, hak asasi yang termaktub di dalam hak ekosob melainkan juga hak sebagai pengakuan atas integritas manusia. mengembangkan dirinya, baik secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama (komunal) dijamin (Mihradi, 2006)

Hak yang dikenal sebagai HAM generasi kedua ini berakar dari tradisi sosialis Saint-Simonians pada awal abad ke-19 di perancis. masyarakat jajahan. Di dunia internasional, hak ini diwujudkan melaui kovenan internasional hak-hak ekosob (International Covenant on Economic, Social, and Cultural) pada tahun 1966. Semenjak 2005, Indonesia mengakui Hak Ekosob ini Melalui keputusan presiden nomor 40 Tahun 2004 tentang Rencana Aksi Nasional Hak Asasi Manusia Indonesia Tahun 2004-2009, presiden mengamanatkan agar konvenan internasional tentang Hak Ekosob diratifikasi melalui Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2005.

Dalam konvenan internasional hak-hak ekosob, telah diungkapkan terkandung dalam konvenan internasional hak-hak sipol, orang dapat menikmati hak-hak ekonomi, sosial, secara bersamaan dengan hak-hak sipil dan politiknya. Oleh karena itu,

Dalam kovenan internasional hak-hak ekosob, disebutkan bahwa

menyebarkan budaya yang mereka yakini. Hal ini tertuang dalam pasal 1, pasal 6, dan pasal 15 dari kovenan tersebut.

pembangunan PT Semen Indonesia yaitu desa Tegaldowo, Pasucen, Timbrangan, Suntri, Bitingan memiliki mata pencaharian utama dalam bidang pertanian. Pembangunan pertambangan semen di lokasi CAT Watuputih tersebut kini akan mengancam eksistensi dari sumber utama ekonomi warga. Pasalnya, pertambangan yang dan pada akhirnya akan mengganggu pertanian warga.

air yang tersebar di wilayah CAT Watuputih, dan lebih dari 90% pemanfaatannya digunakan untuk pertanian. Berdasarkan seperti

penyimpan cadangan air. Dengan demikian, air yang dihasilkan dari serangkaian proses geologi CAT Watuputih akan berkurang, sumber air tersebut akan terganggu. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pertambangan yang akan dilakukan oleh PT SI tersebut akan mengganggu aktivitas ekonomi warga.

Selain menghilangkan hak atas kebebasan masyarakat dalam dilakukan di kawasan CAT Watuputih juga berpotesi besar untuk menghilangkan kebebasan masyarakat dalam berkebudayaan. Pasalnya Pegunungan Kendeng, sebutan bagi CAT Watuputih, tidak memiliki makna keindahan atau estetis. Makna estetis inilah pada masyarakat di sekitar gunung kendeng.

Melalui proses investigasi lebih lanjut, tim juga mendapatkan fakta bahwa telah terjadi:

1. Intimidasi dan ancaman penculikan dari aparat desa kepada 2. Penyekapan empat warga oleh aparatur desa saat sosialisasi 3. Todongan dengan pedang dari preman terhadap dua orang 4. Pembubaran acara dialog oleh preman di balai desa Tegaldowo (20 Februari 2014), dan pengepungan ibu-ibu yang sedang wiridan oleh polisi di tenda perjuangan (15 Juni 2014). 5. Semenjak akhir tahun 2012 sampai dengan Juni 2013 warga mereka. Padahal SK Bupati mengenai pemberian ijin Wilayah Ijin Usaha Pertambangan kepada PT SI telah keluar semenjak 2010.

Selain melakukan tindak kekerasan, pada konflik ini juga telah informasi terhadap warga. Hal ini terlihat dari serangkaian berlangsung.

kebebasan informasi telah dijamin dalam Piagam Hak Asasi Manusia yang dikeluarkan bersamaan dengan TAP MPRS Nomor XVII/MPR/1998 tentang Hak Asasi Manusia. Hak atas keamanan pasal 22 – 25. Sedangkan hak atas informasi yang dapat pada pasal 20. Dengan demikian, negara sekali lagi telah abai dan Baru, yaitu membiarkan hak-hak sipil dan politik warganya tercerabut.

seolah-olah negara tidak hadir sebagaimana mestinya sebagai penjamin HAM bagi warganya. Proses pembangunan Pabrik Semen yang dilakukan oleh PT SI, yang notabene merupakan Badan Usaha

dirinya secara maksimal. Dan itu hanya dapat dilakukan bila bidang ekonomi, sosial, dan kebudayaan.

Dengan diratifikasinya konvenan internasional hak-hak ekosob bangsanya turut memberlakukan apa-apa yang tertulis dalam konvenan tersebut, sekaligus menghormati apa-apa saja yang menjadi prinsip dasarnya. Salah satu prinsipnya meletakan negara sebagai salah satu aktor utama penjamin tegaknya Hak Ekosob bagi warganya. Dalam salah stau prinsipnya, negara memiliki dan memenuhi (to fulfill) hak-hak ekosob warganya. Dengan dan tanggung jawab (duty holders) dalam mewujudkan hak-hak ekosob (Mihradi, 2006). Namun jika kita tilik apa yang terjadi di Rembang, negara seolah-olah telah lupa apa atas apa yang dia deklarasikan sepuluh tahun lalu.

sekitar pendirian pabrik. Dan yang menjadi menarik adalah usaha penghilangan hak tersebut seringkali dilakukan oleh aparat negara. Maka jika kita kembalikan konsepsi HAM kepada pemikiran John Locke, kewajiban untuk patuh terhadap peraturan-peraturan pelindung hak-hak mereka.

Hak ekosob merupakan bagian dari Hak Asasi Manusia yang kebebasan, dan keadilan sosial secara bersamaan. Berbeda dengan Hak Sipol, hak asasi yang termaktub di dalam hak ekosob melainkan juga hak sebagai pengakuan atas integritas manusia. mengembangkan dirinya, baik secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama (komunal) dijamin (Mihradi, 2006)

Hak yang dikenal sebagai HAM generasi kedua ini berakar dari tradisi sosialis Saint-Simonians pada awal abad ke-19 di perancis. masyarakat jajahan. Di dunia internasional, hak ini diwujudkan melaui kovenan internasional hak-hak ekosob (International Covenant on Economic, Social, and Cultural) pada tahun 1966. Semenjak 2005, Indonesia mengakui Hak Ekosob ini Melalui keputusan presiden nomor 40 Tahun 2004 tentang Rencana Aksi Nasional Hak Asasi Manusia Indonesia Tahun 2004-2009, presiden mengamanatkan agar konvenan internasional tentang Hak Ekosob diratifikasi melalui Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2005.

Dalam konvenan internasional hak-hak ekosob, telah diungkapkan terkandung dalam konvenan internasional hak-hak sipol, orang dapat menikmati hak-hak ekonomi, sosial, secara bersamaan dengan hak-hak sipil dan politiknya. Oleh karena itu,

Dalam kovenan internasional hak-hak ekosob, disebutkan bahwa

setiap orang mempunyai hak untuk menentukan nasibnya sendiri, baik itu dalam bidang ekonomi yang berarti kebebasan untuk memilih pekerjaannya secara bebas, ataupun dalam bidang kebudayaan yang berarti melestarikan, mengembangkan dan

menyebarkan budaya yang mereka yakini. Hal ini tertuang dalam pasal 1, pasal 6, dan pasal 15 dari kovenan tersebut.

Masyarakat di lima desa yang akan terkena dampak dari

pembangunan PT Semen Indonesia yaitu desa Tegaldowo, Pasucen, Timbrangan, Suntri, Bitingan memiliki mata pencaharian utama dalam bidang pertanian. Pembangunan pertambangan semen di lokasi CAT Watuputih tersebut kini akan mengancam eksistensi dari sumber utama ekonomi warga. Pasalnya, pertambangan yang

dilakukan akan mengganggu sistem hidrologi dari karst tersebut

dan pada akhirnya akan mengganggu pertanian warga.

Berdasarkan pendataan yang telah dilakukan, terdapat 109 mata

air yang tersebar di wilayah CAT Watuputih, dan lebih dari 90% pemanfaatannya digunakan untuk pertanian. Berdasarkan seperti

yang telah dipaparkan oleh Budi Brahmantyo, seorang pakar geologi karst dari ITB, bahwa pertambangan yang dilakukan tersebut akan menghilangkan sebagian dari fungsi karst sebagai

penyimpan cadangan air. Dengan demikian, air yang dihasilkan dari serangkaian proses geologi CAT Watuputih akan berkurang,

dan pertanian warga yang sumebr pengairannya bertumpu pada

sumber air tersebut akan terganggu. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pertambangan yang akan dilakukan oleh PT SI tersebut akan mengganggu aktivitas ekonomi warga.

Selain menghilangkan hak atas kebebasan masyarakat dalam

mengejar kemajuan secara ekonomi, pertambangan yang

dilakukan di kawasan CAT Watuputih juga berpotesi besar untuk menghilangkan kebebasan masyarakat dalam berkebudayaan. Pasalnya Pegunungan Kendeng, sebutan bagi CAT Watuputih, tidak

saja bermakna ekonomis, dalam artian berfungsi sebagai tempat bertani dan beternak bagi masyarakat sekitar, melainkan juga

memiliki makna keindahan atau estetis. Makna estetis inilah pada

akhirnya yang memberikan makna lebih bagi alam untuk

masyarakat di sekitar gunung kendeng.

76

77

perusahaan. Karena dalam perkembangannya, aktor yang turut serta hadir dalam permasalahan HAM adalah perusahaan. Hal inilah yang membawa perkembangan konsep HAM tidak saja empat hingga generasi kelima. Dalam perdebatan kontemporer ini, permasalahan HAM juga meliputi hubungan-hubungan horisontal sehingga mengalami perluasan kategori pelanggaran HAM dan aktor pelanggarnya.

menjadi tanggungjawab korporasi-korporasi yang dalam aktivitasnya bersinggungan dengan kehidupan masyarakat. bahwa aktivitas korporasi, secara langsung maupun tidak, telah (Asshiddiqie, 2005). Atas kesadaran penuh akan hal ini, bagaimana proses penegakan HAM dalam pusaran konflik Rembang akan jalan perjuangan.

Nahas, Indonesia sebagai sebuah negara yang telah meratifikasi kovenan internasional hak-hak ekosob seharusnya bertindak sebagai penjamin dan pelindung dari hak-hak ekosob yang dimiliki oleh warga. Namun dalam kasus Rembang ini, negara seolah-olah malah berbalik menjadi pelaku perampasan hak-hak dasar warga tersebut. hal ini dikarenakan penambangan yang terjadi di negara kepada pihak PT SI melalui keputusan Bupati No. 545/68/2010 perihal pemberian WIUP (Wilayah Izin Usaha Pertambangan) eksplorasi. Dengan demikian negara telah terlindunginya hak ekosob warganya.

badan yang berfungsi untuk melindungi hak-hak kodratinya. demokrasi. Lewat demokrasi, masyarakat yang bersepakat untuk perjanjian yang saat ini kita kenal dengan istilah ‘hukum’. Melalui diatur. Dengan demikian pemegang kekuasaan tertinggi tetap di tangan rakyat.

seolah-olah kabur dan negara berubah menjadi sebuah entitas otoritarian yang mengikuti konsep negara milik Thomas Hobbes. Dalam salah satu magnum opusnya, Leviathan (1657), Thomas

bahkan sampai merampas hak asasi warganya. Jika kondisi telah memiliki sebuah hak yang istimewa, yaitu hak revolusi. Hak revolusi untuk memperjuangkan warganya. Dari perspektif ini, perlawanan mendapatkan legitimasinya.

Hal ini dibutuhkan dan dimaknai dengan sangat dalam oleh masyarakat sekitar mengingat manusia sejatinya merupakan homo signans atau makhluk yang selalu mencari makna dari

berbagai hal yang ada disekitarnya (Hoed, 2014). Dari makna inilah lahir apa yang dimaksud dengan kebudayaan. Dalam kebudayaan, manusia mengakui alam dalam arti seluas-luasnya sebagai ruang

pelengkap untuk semakin memanusiakan dirinya, yang identik

dengan kebudayaan alam. Ia tidak menguasai alam, melainkan mengetahuinya. Ia memberi cap manusia kepada alam dengan bersikap tuan dan abdi sekaligus (Bakker, 1984). Kebudayaan yang

didapat dari proses pemaknaan terhadap alam itulah pada

akhirnya yang melahirkan artefak berupa situs-situ budaya yang

tersebar di sekitar gunung Kendeng seperti Gunung Percu, Patilasan

dan Makam leluhur yang dikenal sebagai Mbah Dowo, Sumur Waru, Tanggulasi, dan masih banyak lagi seperti beragam candi yang tersebar di sekitar gunung kendeng.

Dengan masuknya alat berat ke dalam Gunung Kendeng, maka hal ini akan sangat berpotensi untuk merusak keindahan gunung kendeng dan menghancurkan berbagai situs budaya yang telah

dibangun sebagai sebuah sistem pemaknaan budaya. Dapat kita

katakan jika alam dan beragam situs kebudayaan sebagai basis dari sistem pemaknaan akan kebudayaan tersebut dirusak, maka kebudayaan masyarakat sekitar gunung kendeng pun telah

dirusak. Dengan demikian hak kodrati yang melekat sebagai

manusia berkebudayaan pada masyarakat skitar gunung kendeng

telah dirampas. Atau dengan kata lain, telah terjadi perampasan akan proses kemanusiaan dari masyarakat.

Hak masyarakat lokal Rembang atas ekonomi dan kebudayaan

mereka dirampas. Padahal dalam pasal 1 butir kedua kovenan

tertulis dengan jelas bahwa “Dalam hal apapun tidak dibenarkan

untuk merampas hak-hak suatu bangsa atas sumber-sumber penghidupannya sendiri”. Tentu saja yang dimaksud sebagai

sumber penghidupannya disini tidak saja bermakna ekonomis,

melainkan sosial juga budaya.

perusahaan. Karena dalam perkembangannya, aktor yang turut serta hadir dalam permasalahan HAM adalah perusahaan. Hal inilah yang membawa perkembangan konsep HAM tidak saja empat hingga generasi kelima. Dalam perdebatan kontemporer ini, permasalahan HAM juga meliputi hubungan-hubungan horisontal sehingga mengalami perluasan kategori pelanggaran HAM dan aktor pelanggarnya.

menjadi tanggungjawab korporasi-korporasi yang dalam aktivitasnya bersinggungan dengan kehidupan masyarakat. bahwa aktivitas korporasi, secara langsung maupun tidak, telah (Asshiddiqie, 2005). Atas kesadaran penuh akan hal ini, bagaimana proses penegakan HAM dalam pusaran konflik Rembang akan jalan perjuangan.

Nahas, Indonesia sebagai sebuah negara yang telah meratifikasi kovenan internasional hak-hak ekosob seharusnya bertindak sebagai penjamin dan pelindung dari hak-hak ekosob yang dimiliki oleh warga. Namun dalam kasus Rembang ini, negara seolah-olah malah berbalik menjadi pelaku perampasan hak-hak dasar warga tersebut. hal ini dikarenakan penambangan yang terjadi di

Rembang bisa terjadi akibat ijin penambangan yang diberikan oleh

negara kepada pihak PT SI melalui keputusan Bupati No. 545/68/2010 perihal pemberian WIUP (Wilayah Izin Usaha Pertambangan) eksplorasi. Dengan demikian negara telah

menghianati kewajibannya sebagai penanggung jawab

terlindunginya hak ekosob warganya.

NEGARA, PERUSAHAAN, DAN HAK

Dalam dokumen Laporan Investigasi Berebut Berkah Tan (Halaman 75-79)