• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEGUNUNGAN KENDENG

Dalam dokumen Laporan Investigasi Berebut Berkah Tan (Halaman 53-55)

Lapisan batu-batuan di kulit bumi kawasan karst Kendeng Utara

masuk ke dalam formasi bulu dengan batuan penysun (litologi) batu gamping masif yang mengandung koral, alga dan pelapisan batu gamping yang juga mengandung foram laut berupa koral,

orbitoid dan alga. Sesekali diselingi oleh batu pasir kuarsa bersifat karbonatan.

Menurut Van Bemmelen (1949), Cekungan Jawa Timur bagian Utara

(North East Java Basin) yaitu Zona Kendeng, Zona Rembang – Madura, Zona Paparan Laut Jawa (Stable Platform) dan Zona Depresi Randublatung. Keadaan struktur perlipatan pada

Cekungan Jawa Timur bagian Utara pada umumnya berarah Barat

– Timur, sedangkan struktur patahannya umumnya berarah Timur Laut – Barat Daya dan ada beberapa sesar naik berarah Timur – Barat. Kondisi struktur geologi ini menyebabkan batu gamping penyusun dasar dari karst di Rembang memiliki banyak rekahan. Rekahan-rekahan ini merupakan awal terbentuknya gua dan sistemnya di kawasan karst melalui proses pelarutan geologi.

Deformasi adalah perubahan bentuk, posisi, dan dimensi dari

suatu benda (Kuang,1996). Deformasi pertama pada Zona Kendeng terjadi pada akhir Pliosen (Plio – Plistosen), deformasi merupakan manifestasi dari zona konvergen pada konsep tektonik lempeng yang diakibatkan oleh gaya kompresi berarah relatif utara –

selatan dengan tipe formasi berupa ductile yang pada fase terakhirnya berubah menjadi deformasi fracture berupa

pergeseran blok – blok dasar cekungan Zona Kendeng. Intensitas

gaya kompresi semakin besar ke arah bagian barat Zona Kendeng yang menyebabkan banyak dijumpai lipatan dan sesar naik dimana banyak zona sesar naik juga merupakan kontak antara

formasi atau anggota formasi.

52

Deformasi Plio – Plistosen dapat dibagi menjadi tiga fase, yaitu: fase Geantiklin Kendeng yang memiliki arah umum barat – timur dan

melampaui batas kedalaman plastisnya. Kedua sesar tersebut sesar sungkup. Fase ketiga berupa pergeseran blok – blok dasar cekungan Zona Kendeng yang mengakibatkan terjadinya sesar – sesar geser berarah relatif utara – selatan.

Sangiran. Deformasi ini masih berlangsung hingga saat ini dengan sedimen termuda di Zona Kendeng yaitu Endapan Undak.

Deformasi Plio – Plistosen dapat dibagi menjadi tiga fase, yaitu: fase

pertama berupa perlipatan yang mengakibatkan terbentuknya

Geantiklin Kendeng yang memiliki arah umum barat – timur dan

menunjam di bagian Kendeng Timur, fase kedua berupa pensesaran yang dapat dibagi menjadi dua, yaitu pensesaran akibat perlipatan dan pensesaran akibat telah berubahnya deformasi ductile menjadi deformasi brittle karena batuan telah

melampaui batas kedalaman plastisnya. Kedua sesar tersebut

secara umum merupakan sesar naik bahkan ada yang merupakan

sesar sungkup. Fase ketiga berupa pergeseran blok – blok dasar cekungan Zona Kendeng yang mengakibatkan terjadinya sesar – sesar geser berarah relatif utara – selatan.

Deformasi kedua terjadi selama kuarter yang berlangsung secara lambat dan mengakibatkan terbentuknya struktur kubah di

Sangiran. Deformasi ini masih berlangsung hingga saat ini dengan

intensitas yang relatif kecil dengan bukti berupa terbentuknya

sedimen termuda di Zona Kendeng yaitu Endapan Undak.

53

Berdasarkan peta Hidrogeologi, akuifer di CAT Watuputih rekahan, dan saluran. Akuifer ini diperkirakan mempunyai produktifitas sedang dengan penyebaran luas. Kelompok akuifer ini merupakan penyusun utama di CAT Watuputih, berada di bagian tengah daerah penyelidikan. Akuifer ini terbentuk oleh batu gamping Formasi Paciran, yang terdiri dari batugamping pejal dan tergantung derajat karstifikasi pada batugamping. Dengan sifat-sifat batuan penyusunnya, produktifitas akuifer pada daerah produktif. Aliran air tanah pada sistem akuifer ini melalui zona celahan dan rekahan.

Mata air di wilayah CAT ini sebagian besar tersebar di luar wilayah konfigurasi CAT yang telah ditetapkan oleh Keputusan Presiden. Mata air-mata air banyak dijumpai di bagian selatan, dan sebagian di bagian timur dan utara cekungan air tanah. Hanya ada dua Air Tanah, yaitu mata air Sendang Gondang dan mata air Sendang Ngandong yang berada di desa Pancuran.

perlapisan. Pola perkembangan lorong-lorong gua dikontrol oleh rekahan-rekahan dan bidang-bidang patahan serta perkembangan dari pelarutan pada bidang-bidang perlapisan batuan yang terpengaruh oleh adanya rekahan-rekahan yang mengikuti pola perlapisan batuan. Sedangkan keberadaan mata air dan sumur banyak tersebar di formasi Paciran (merupakan Cekungan Air Tanah Watuputih), formasi Ngrayong dan formasi Wonocolo.

air yang tersebar di wilayah CAT Watuputih sebagai mata air kemarau dan penghujan. Dari pengamatan lapangan, zona jenuh air berada di sekitar Sumber Semen dan Mata air Brubulan berada pada ketinggian 150 mdpl, sedangkan zona peralihan pada ketinggian lebih kurang 190 mdpl. Temuan sebaran mata air berada pada zona ketinggian 100 – 350 mdpl tersebar di area CAT Watuputih dan di wilayah yang berada di sebelah barat daya, utara dan selatan Pegunungan Watuputih, data ini yang menguatkan bahwa fungsi Pegunungan Watuputih adalah sebagai kawasan ditandai dengan mata air yang keluar melalui zona-zona rekahan bahwa Pegunungan Watuputih merupakan pegunungan yang mengalami proses karstifikasi aktif sebagai bagian dari Kawasan disekitarnya.

Berdasarkan peta Hidrogeologi, akuifer di CAT Watuputih rekahan, dan saluran. Akuifer ini diperkirakan mempunyai produktifitas sedang dengan penyebaran luas. Kelompok akuifer ini merupakan penyusun utama di CAT Watuputih, berada di bagian tengah daerah penyelidikan. Akuifer ini terbentuk oleh batu gamping Formasi Paciran, yang terdiri dari batugamping pejal dan tergantung derajat karstifikasi pada batugamping.

Penentuan lokasi usaha yang memerlukan Amdal untuk memperoleh izin lingkungan wajib memperhatikan RTRW. Apabila terdapat ketidaksesuaian lokasi usaha dengan RTRW, maka dokumen Amdal wajib dikembalikan. Hal tersebut tercantum yang merupakan penjelasan pasal 36 sampai dengan 40 UU PPLH. Sehubung dengan peraturan-peraturan yang menyatakan kembali. Apabila lokasi yang dicantumkan pada izin lokasi terbukti tidak sejalan dengan RTRW, berdasarkan PP yang sama pula,

seharusnya dokumen Amdal dikembalikan. Dengan

dikemballikannya dokumen Amdal, maka seluruh izin berkaitan pemerintah daerah. Selain itu, tumpang tindih RTRW Kabupaten rembang pun masih perlu dipertanyakan. Tidak seharusnya ada pada periode yang sama.

.

Dalam dokumen Laporan Investigasi Berebut Berkah Tan (Halaman 53-55)