• Tidak ada hasil yang ditemukan

NEGARA, PERUSAHAAN, DAN HAK MASYARAKAT

Dalam dokumen Laporan Investigasi Berebut Berkah Tan (Halaman 79-82)

Jika kita kembalikan sejatinya fungsi sebuah negara dalam pemikiran John Locke, maka negara tersebut ada hanya karena perjanjian masyarakatnya yang bersepakat membentuk suatu

badan yang berfungsi untuk melindungi hak-hak kodratinya.

Dalam hal ini, konsep hak dan negara yang dikemukakan oleh John Locke dapat kita temukan konsekuensi logisnya dengan sistem

demokrasi. Lewat demokrasi, masyarakat yang bersepakat untuk

membuat suatu mekanisme tadi akhirnya membuat suatu

perjanjian yang saat ini kita kenal dengan istilah ‘hukum’. Melalui

hukum tersebutlah suatu pemerintahan yang diberikan kekeuasaan untuk menjalankan roda pemerintahan dibatasi dan

diatur. Dengan demikian pemegang kekuasaan tertinggi tetap di tangan rakyat.

Namun melihat kondisi apa yang terjadi di Rembang, perwujudan negara sebagai sebuah entitas negara demokrasi tersebut

seolah-olah kabur dan negara berubah menjadi sebuah entitas otoritarian yang mengikuti konsep negara milik Thomas Hobbes. Dalam salah satu magnum opusnya, Leviathan (1657), Thomas

Hobbes mengkonseptualisasikan sebuah negara dimana pemimpinnya merupakan perwujudan penguasa tertinggi atas hak rakyatnya, sehingga sebuah negara dapat memerintah, mengatur,

bahkan sampai merampas hak asasi warganya. Jika kondisi telah

menjadi demikian, John Locke berpendapat bahwa masyarakat

memiliki sebuah hak yang istimewa, yaitu hak revolusi. Hak revolusi

dimiliki oleh masyarakat jika pemerintahnya tidak lagi bertindak

untuk memperjuangkan warganya. Dari perspektif ini, perlawanan

yang dilakukan masyarakat dalam menolak pabrik semen telah

mendapatkan legitimasinya.

78

I N V E S T I G A T I O N R E P O R T K O M U N E R A K A P A R E | R E M B A N G

berbagai hal yang ada disekitarnya (Hoed, 2014). Dari makna inilah lahir apa yang dimaksud dengan kebudayaan. Dalam kebudayaan, manusia mengakui alam dalam arti seluas-luasnya sebagai ruang dengan kebudayaan alam. Ia tidak menguasai alam, melainkan mengetahuinya. Ia memberi cap manusia kepada alam dengan bersikap tuan dan abdi sekaligus (Bakker, 1984). Kebudayaan yang akhirnya yang melahirkan artefak berupa situs-situ budaya yang dan Makam leluhur yang dikenal sebagai Mbah Dowo, Sumur Waru, Tanggulasi, dan masih banyak lagi seperti beragam candi yang tersebar di sekitar gunung kendeng.

dibangun sebagai sebuah sistem pemaknaan budaya. Dapat kita

dirusak. Dengan demikian hak kodrati yang melekat sebagai telah dirampas. Atau dengan kata lain, telah terjadi perampasan akan proses kemanusiaan dari masyarakat.

mereka dirampas. Padahal dalam pasal 1 butir kedua kovenan untuk merampas hak-hak suatu bangsa atas sumber-sumber penghidupannya sendiri”. Tentu saja yang dimaksud sebagai melainkan sosial juga budaya.

79

proses penegakan HAM dalam pusaran konflik Rembang akan Nahas, Indonesia sebagai sebuah negara yang telah meratifikasi

oleh warga. Namun dalam kasus Rembang ini, negara seolah-olah Rembang bisa terjadi akibat ijin penambangan yang diberikan oleh

Namun melihat kondisi apa yang terjadi di Rembang, perwujudan Hak masyarakat lokal Rembang atas ekonomi dan kebudayaan

Namun, selain terhadap pemerintah, seharusnya permasalahan mengenai hak asasi manusia ini kita hadapkan juga terhadap

perusahaan. Karena dalam perkembangannya, aktor yang turut serta hadir dalam permasalahan HAM adalah perusahaan. Hal inilah yang membawa perkembangan konsep HAM tidak saja

mencapai generasi ketiga, melainkan telah menyentuh generasi

empat hingga generasi kelima. Dalam perdebatan kontemporer ini, permasalahan HAM juga meliputi hubungan-hubungan horisontal sehingga mengalami perluasan kategori pelanggaran HAM dan aktor pelanggarnya.

Hak atas informasi dan hak partisipasi dalam pembangunan misalnya tidak hanya menjadi kewajiban negara, tetapi juga

menjadi tanggungjawab korporasi-korporasi yang dalam aktivitasnya bersinggungan dengan kehidupan masyarakat.

Dengan demikian kewajiban tersebut juga lahir karena kesadaran

bahwa aktivitas korporasi, secara langsung maupun tidak, telah

ikut menciptakan ketimpangan, kemiskinan, dan keterbelakangan

(Asshiddiqie, 2005). Atas kesadaran penuh akan hal ini, bagaimana proses penegakan HAM dalam pusaran konflik Rembang akan

ditegakan? Jawabannya seperti masih perlu kita cari tahu melalui

jalan perjuangan.

80

I N V E S T I G A T I O N R E P O R T K O M U N E R A K A P A R E | R E M B A N G

Nahas, Indonesia sebagai sebuah negara yang telah meratifikasi kovenan internasional hak-hak ekosob seharusnya bertindak sebagai penjamin dan pelindung dari hak-hak ekosob yang dimiliki oleh warga. Namun dalam kasus Rembang ini, negara seolah-olah malah berbalik menjadi pelaku perampasan hak-hak dasar warga tersebut. hal ini dikarenakan penambangan yang terjadi di negara kepada pihak PT SI melalui keputusan Bupati No. 545/68/2010 perihal pemberian WIUP (Wilayah Izin Usaha Pertambangan) eksplorasi. Dengan demikian negara telah terlindunginya hak ekosob warganya.

badan yang berfungsi untuk melindungi hak-hak kodratinya. demokrasi. Lewat demokrasi, masyarakat yang bersepakat untuk perjanjian yang saat ini kita kenal dengan istilah ‘hukum’. Melalui diatur. Dengan demikian pemegang kekuasaan tertinggi tetap di tangan rakyat.

seolah-olah kabur dan negara berubah menjadi sebuah entitas otoritarian yang mengikuti konsep negara milik Thomas Hobbes. Dalam salah satu magnum opusnya, Leviathan (1657), Thomas

bahkan sampai merampas hak asasi warganya. Jika kondisi telah memiliki sebuah hak yang istimewa, yaitu hak revolusi. Hak revolusi untuk memperjuangkan warganya. Dari perspektif ini, perlawanan mendapatkan legitimasinya.

berbagai hal yang ada disekitarnya (Hoed, 2014). Dari makna inilah lahir apa yang dimaksud dengan kebudayaan. Dalam kebudayaan, manusia mengakui alam dalam arti seluas-luasnya sebagai ruang dengan kebudayaan alam. Ia tidak menguasai alam, melainkan mengetahuinya. Ia memberi cap manusia kepada alam dengan bersikap tuan dan abdi sekaligus (Bakker, 1984). Kebudayaan yang akhirnya yang melahirkan artefak berupa situs-situ budaya yang dan Makam leluhur yang dikenal sebagai Mbah Dowo, Sumur Waru, Tanggulasi, dan masih banyak lagi seperti beragam candi yang tersebar di sekitar gunung kendeng.

dibangun sebagai sebuah sistem pemaknaan budaya. Dapat kita

dirusak. Dengan demikian hak kodrati yang melekat sebagai telah dirampas. Atau dengan kata lain, telah terjadi perampasan akan proses kemanusiaan dari masyarakat.

mereka dirampas. Padahal dalam pasal 1 butir kedua kovenan untuk merampas hak-hak suatu bangsa atas sumber-sumber penghidupannya sendiri”. Tentu saja yang dimaksud sebagai melainkan sosial juga budaya.

Konflik hampir dialami seluruh negara di dunia ini. Aktor dan penyebabnya konflik ini juga beracam-macam. Mulai dari konflik internal dalam suatu organisasi, konflik antara perusahaan dengan warga lokal, konflik antar pemeluk agama, konflik antar suku dan daerah, dsb. Konflik yang sudah menjalar ke daerah dan mengancam keutuhan bangsa. Konflik bisa menyebabkan psikis yang tidak nyaman untuk hidup berdampingan.

Akhir-akhir ini Kabupaten Rembang ramai diperbincangkan karena adanya konflik antara PT Semen Indonesia dan warga lokal. Warga gamping pabrik semen PT Semen Indonesia menolak rencana mereka. Perhatian mulai memusat diberikan ke Rembang setelah media memberitakan ibu – ibu yang yang mendirikan tenda semen. Mereka mulai mendirikan tenda sejak 16 Juni 2014. Dan tetap ada. Ibu-ibu ini yang kemudian dikenal sebagai “Sembilan Kartini Rembang” berkeliling ibukota mencari dukungan berbagai pihak.

atas pemberian izin PT Semen Indonesia oleh Gubernur Jawa Tengah. Dalam laporan yang dimuat dalam situs , Remotivi mengamati berita Jateng Pos Online berjudul “JMPPK Ilegal, Gugatan Cacat Hukum” yang dimuat pada 30 Januari 2015. Tertulis pada berita tersebut bahwa Jaringan Masyarakat hukum. Namun, untuk membuat kesimpulan ini, Jateng Pos hanya menggunakan sumber dari pengacara PT Semen Indonesia, dan kelompok warga yang menyebut dirinya sebagai Forum Pemuda Rembang (FPR).

berjudul “Warga Rembang yang Pro dan Kontra Pabrik Semen Audiensi dengan Komnas HAM” yang dimuat pada 12 April 2015 juga turut diamati. Berita tersebut menjelaskan tentang dua kelompok warga yang beraudiensi dengan Komnas HAM. Dalam pesawat. Berdasarkan verifikasi yang dilakukan oleh Remotivi, ibu-ibu ini datang dengan menggunakan mobil hasil iuran berbagai pihak.

Republika Online juga menurunkan berita berjudul “Semen Indonesia Edukasi Warga Rembang tentang Green Industry” pada 4 Maret 2015 dan Suara Merdeka Online menerbitkan berita berjudul “Ratusan Warga Rembang Kunjungi Pabrik Semen” 4 Maret 2015. Menurut laporan Remotivi, berita tersebut hanya bersumber dari satu pihak saja. Selain itu kedua berita tersebut menggambarkan

akan merusak lingkungan.

kepada kelompok dan ideologi yang mendominasinya. Dengan merupakan representasi dari ideologi media massa tersebut. lembaga-lembaga politik seperti partai politik, organisasi pemerintah, kelompok kepentingan, serikat buruh, LSM, dan tujuan-tujuan politik (Schramm, 1975: 468-486).

sosial twitter. Pihak yang kontra dengan pabrik semen mulanya mengusung hashtag #SaveRembang, namun kampanye ini disusupi menjadi bias. Hashtag #SaveRembang tidak bisa lagi dijadikan corong, pihak kontra pun mengusung hashtag #RembangMelawan. #RembangBersatu dan #RembangBangkit. Melalui perangkat yang disediakan topsy.com, kami mendapatkan bahwa hashtag paling awal oleh akun @Najma_hakiem tertanggal 3 April 2015 pukul 10:56.

Di sini terlihat bahwa konflik yang semula bersifat structural antara perusahaan-pemerintah dan warga setempat berkembang menjadi konflik horizontal antara yang pro pabrik semen dan kontra pabrik semen. Konflik horizontal ini termanifestasikan pada media-media, baik nyata maupun maya. Konflik horizontal ini bisa dipandang informasi terkait pendirian pabrik semen.

Angka-angka pada grafik mencerminkan berapa banyak pencarian waktu . Mereka tidak mewakili angka volume pencarian mutlak, karena data yang dinormalisasi dan disajikan dengan skala 0-100 . Setiap titik pada grafik dibagi dengan titik tertinggi dan dikalikan dengan 100. Ketika Google tidak memiliki data yang cukup , 0 ditampilkan.

Juni 2014. Padahal jauh sebelum itu, sebuah akun You Tube bernama Zamroni Allief Billah mengunggah video berjudul “Merasa Ditipu Pabrik Semen, Warga Surati Presiden” pada tanggal 11 Mei 2013. Video dapat dilihat pada tautan berikut . Kurang lebih video tersebut mendokumentasikan protes yang dilancarkan warga terkait rencana pendirian pabrik semen.

media-media lokal dan nasional untuk diberitakan. Namun selama kasus ini berjalan, menurut pantauan yang dilakukan Remotivi,

yakni pihak yang mendukung pembangunan pabrik semen.

massa (Effendy, 2003: 407). Media massa memiliki peran strategis, media tersebut. Pada dasarnya, media massa memiliki fungsi

daripada institusi lainnya (McQuail, 1987: 51).

Remotivi melakukan studi terhadap pemberitaan terkait warga Rembang dan Yayasan Wahana Lingkungan Hidup Indonesia

Menteri (Permen) Lingkungan Hidup (LH) Nomor 11 Tahun 2006. wajib memiliki Amdal untuk memperoleh izin usaha. Menurut Majelis Hukum PTTUN Surabaya, izin eksplorasi tidak membutuhkan Amdal karena masih dalam tahap pencarian data seharusnya dilakukan setelah tahap eksplorasi.

Pada tanggal 27 Mei 2010, Mahkamah Agung (MA) menerima kasasi Walhi dengan mengeluarkan Putusan Nomor 103K/TUN/2010 mengenai pembatalan putusan PTTUN Surabaya Nomor 138/B/2009/PT.TUN.SBY. Mahkamah Agung melihat adanya ketidaksesuaian putusan dengan UU Nomor 23 Tahun 1997. Pada

pejabat yang berwenang. Dari segi lingkungan, terdapat kesalahan diperlukannya Amdal untuk memperoleh izin eksplorasi. Seharusnya, Amdal diperuntukan pula untuk penerbitan izin terhadap lingkungan hidup.

Dari segi tata ruang, Kecamatan Sukolilo dan beberapa kecamatan Menteri (Kepmen) Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Nomor 0398 K/40/MEM/2005 tentang penetapan kawasan karst Sukolilo. Adapun berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Nasional, kawasan bentang alam karst merupakan kawasan cagar alam geologi. yang merupakan salah satu kawasan lindung nasional. Selain itu, penerbitan izin usaha untuk PT SG tersebut.

Dengan dikeluarkannya Putusan MA Nomor 103K/TUN/2010, putusan PTTUN Surabaya dibatalkan dan Kepala KPPT diwajibkan batu kapur. Putusan ini juga mengakhiri usaha PT SG untuk melakukan pembangunan pabrik semen di Kecamatan Sukolilo, Kabupaten Pati.

H U K U M

D I N D A P R I M A Z E I R A

Dalam dokumen Laporan Investigasi Berebut Berkah Tan (Halaman 79-82)