• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMAHAMAN

MURID-MURID

Gunung Horeb

Beberapa sarjana mengatakan bahwa gunung Horeb adalah nama lain dari pada gunung Sinai. Allah telah memberikan kekuatan khusus terhadap Elia agar ia sanggup berjalan jauh dengan jarak lebih dari tiga ratus kilometer dari Bersyeba. Kehidupan Elia memiliki banyak kesamaan dengan Musa. Di gunung Sinailah, Allah bertemu Musa dan memberikan firman serta hukum-Nya kepada bangsa itu. Gunung tersebut juga adalah tempat kudus di mana Elia mendengarkan suara Allah. Seperti Musa, demikian pun dengan Elia selama menempuh perjalanan berpuasa empat puluh hari dan empat puluh malam lamanya. Di kemudian hari, ia dan Musa menampakkan diri dalam penglihatan bersama dengan Yesus di puncak gunung ini.

Mengurapi:

Menuangkan minyak ke atas kepala seseorang, memisahkan seseorang secara khusus bagi pekerjaan Allah.

Mengancam:

Mengatakan sesuatu yang akan menghukum seseorang.

KOSA-KATA

PELAJARAN

Elia baru saja mengalami dua kemenangan besar. Dengan kuasa Allah, ia menang atas para nabi palsu dan permohonannya agar hujan dicurahkan dikabulkan. Bagaikan berada di puncak dunia, tiba-tiba Elia merasa lelah dan putus asa. Apa yang telah dilakukannya telah menuntut kekuatan fisik dan emosional. Ditambah dengan ancaman kematian dari Izebel, adalah mudah bagi Elia merasa putus asa. Mungkin Elia merasa apa yang ia telah lakukan tidaklah banyak. Elia mulai berfokus terhadap dirinya sendiri dan merasa kesepian.

Apakah murid-murid Anda pernah merasakan apa yang dirasa oleh Elia? Mungkin mereka belum pernah menghadapi ancaman kematian, tetapi terkadang setiap orang dapat merasa putus asa dan kesepian. Sekalipun Elia mengeluh, Allah tetap hadir menghiburnya dengan menyediakan makanan dan memberikan kekuatan untuk dapat berjalan sampai ke tempat tujuannya. Demikian juga, murid-murid Anda dapat menemukan keberanian dan pengharapan baru dalam kebenaran Allah yang tidak berubah bahwa Allah akan selalu peduli terhadap mereka, tidak peduli apa yang mereka rasakan. Mereka hanya perlu memohon pertolongan dan pimpinan-Nya. Ingatkan mereka tentang Mat. 11:28, Yesus ingin mereka datang kepada-Nya ketika mereka berada dalam masalah. Dia akan menolong mereka dalam mengatasi rasa takut itu.

KISAH PELAJARAN

Ulasan

Dalam pelajaran kita yang terakhir, kita telah mempelajari bagaimana Elia berdoa dengan tulus memohon agar hujan dicurahkan. Setelah semua orang kembali, maka ia naik ke puncak gunung Karmel untuk berdoa kepada Allah. Lalu Elia menyuruh hambanya untuk melihat ke arah laut. Tetapi hamba ini tidak melihat apapun. Elia terus berdoa, dan menyuruh hambanya untuk memeriksa sekali lagi. Berapa kali Elia melakukan hal ini? (Tujuh kali.) Pada ketujuh kalinya, hambanya melihat sesuatu. Apakah itu? (Awan sebesar telapak tangan manusia.) Elia tahu bahwa ini adalah tanda bahwa hujan akan dicurahkan. Lalu ia menyuruh hambanya untuk mengingatkan raja Ahab agar berjalan lebih cepat atau akan terhalang oleh badai. Allah juga melindungi Elia dari hujan dengan membuatnya berlari begitu cepatnya. Siapakah yang memberikan Elia kekuatan dan kecepatan berlari seperti ini? (Allah.) Apakah yang dapat kita pelajari dari kisah ini? (Berdoa dengan tulus kepada Allah dan Ia akan memberikan apa yang kita perlukan.)

Ancaman Kematian Dari Ratu Izebel

Setelah Elia berdoa kepada Allah agar hujan dicurahkan, maka semua orang bersukacita, kecuali raja dan ratu. Ketika raja Ahab kembali ke istana, maka ia menceritakan semuanya kepada ratu Izebel apa yang terjadi di gunung Karmel, karena ia tidak ada di sana. Ratu menjadi sangat marah, karena Elia telah membuktikan Baal itu tidak berkuasa. Bahkan Izebel lebih marah lagi ketika Elia membunuh para nabinya. Sekarang ia tidak memiliki seorangpun yang memujinya dan membuatnya senang. Dia tidak suka dengan cara Elia yang selalu menyulitkan dirinya. Izebel pun tahu bahwa apabila ia ingin berbuat jahat, pasti Elia akan lolos. Satu-satunya yang dapat ia pikirkan adalah membunuh nabi tersebut. Makin dipikirkan hal tersebut, maka iapun semakin marah.

Izebel berteriak, ”Aku akan membunuh Elia!” Lalu ia mengirim utusan untuk memberitahukan Elia tentang ancamannya ini.

Elia Melarikan Diri

Ketika Elia mendengar hal tersebut, maka iapun menjadi ketakutan. Elia tahu bahwa Izebel adalah seorang yang berkuasa dan dapat mewujudkan rencana sesuai dengan harapannya. Sebelumnya, Izebel telah membunuh banyak orang dan tentu kali ini ia dapat melakukannya lagi. Elia mengira bahwa hal terbaik yang dapat dilakukannya adalah menyelamatkan diri. Elia begitu ketakutan sehingga ia dan hambanya melarikan diri ke tempat yang bernama Bersyeba. Ketika tiba di Bersyeba, Elia berpandangan adalah tidak adil apabila hambanyapun ikut menderita bersama dengannya, karena yang ingin ratu bunuh hanyalah dirinya. Lalu Elia meninggalkan hambanya di sana dan melanjutkan perjalanannya seorang diri sampai tiba di padang gurun. Elia menemukan sebuah pohon untuk berteduh dan iapun duduk beristirahat di sana.

Allah Mengutus Seorang Malaikat

Gurun itu begitu panasnya dan karena Elia begitu lelahnya setelah berjalan cukup jauh, maka ia segera tertidur. Tidak lama kemudian, Elia mendengar seseorang memanggilnya.

“Elia,” panggil suara. “Bangunlah!”

Semula Elia mengira bahwa ia sedang bermimpi, tetapi malaikat itu menyentuhnya dan berbicara lagi kepadanya.

“Bangun dan makanlah, Elia. Aku membawakan roti dan air untukmu.” Elia melihat sekitarnya dan melihat ada makanan dan air untuknya. Lalu ia sadar bahwa Allah telah mengutus seorang malaikat-Nya untuk menolong dirinya. Lalu Elia bangun dan makan dengan cepat, tetapi karena begitu lelahnya, maka ia kembali tertidur setelah itu. Beberapa waktu kemudian, malaikat menampakkan diri kembali dan menyuruhnya bangun dan makan. Allah menyadari Elia yang sedang lapar dan lelah itu.

Malaikat itu berkata, ”Elia, engkau harus makan karena engkau begitu lemahnya. Perjalanan yang akan engkau tempuh begitu beratnya bagimu, bila engkau tidak memiliki kekuatan yang cukup.” Elia memakan semuanya dan merasakan ada kekuatan. Lalu Elia mulai berjalan ke gunung Horeb. Elia diberikan kekuatan, sehingga tidak perlu makan lagi empat puluh hari empat puluh malam lamanya. Setelah tiba, Elia menemukan suatu gua, lalu memutuskan untuk bermalam di sana.

Allah Menampakkan Diri

Ketika Elia beristirahat di dalam gua, iapun masih merasakan takut itu. Dirinya melarikan diri, karena ia takut terhadap ratu Izebel yang akan membunuhnya. Eliapun mulai merasa menyesal. Tiba-tiba, Allah berbicara kepadanya.

“Elia, apa yang sedang kaulakukan di sini?” tanya Allah.

Elia menjawab, ”Aku telah bekerja segiat-giatnya bagi Tuhan. Hanya akulah yang melayani-Mu dan sekarang Izebel ingn membunuhku.”

Lalu Allah berfirman kepada Elia, ”Keluarlah dan berdiri di atas gunung. Aku akan lewat di sana.”

Tidak lama setelah itu, Elia berdiri di luar, dan merasakan hembusan angin yang kencang dan keras, sehingga batu-batupun terbelah berserakan. Tetapi Allah tidak ada dalam badai itu. Lalu Elia merasakan gempa, di mana tanah bergetar dan gunung bergoncang, tetapi Allahpun tidak di sana. Setelah itu, muncullah api. Ada kebakaran dan asap, tetapi Allah tidak berada di dalam api. Kemudian muncullah hembusan angin yang sepoi-sepoi. Saat itulah, terdengar suara yang lembut, dan Eliapun menyadari bahwa Allah hadir, sehingga ia menutupi wajah dengan jubahnya.

Lalu Allah bertanya lagi kepada Elia, ”Apakah yang engkau lakukan di sini?” Elia memberikan jawaban yang sama, ”Aku bekerja segiat-giatnya bagi Tuhan. Hanya tinggal aku seorang dirilah yang melayani-Mu, dan sekarang Izebel ingin membunuhku.”

MENGULANG

DAN PERTANYAAN

Isilah Tempat Yang Kosong Dan Tulislah Benar Atau Salah:

1. Ratu __________ (Izebel) tidak senang kepada Elia, karena ia membuktikan bahwa Baal itu bukanlah Allah yang sejati.

2. Ketika Elia mendengar ancaman ratu Izebel, maka ia menjadi __________. (ketakutan)

3. Allah mengutus seorang __________ (malaikat) untuk membawa makanan bagi Elia di padang gurun.

4. Malaikat membawa roti dan __________ (air) untuk Elia.

5. Ada banyak orang selain Elia yang melayani Allah dan yang tidak pernah menyembah Baal. (Benar)

Pertanyaan untuk Direnungkan:

1. Allah memberi makan Elia dengan cara berbeda. Apakah kamu masih ingat cara lainnya ketika Allah memberikan ia makanan dan air?

2. Menurut kamu, mengapa Elia mengira bahwa Allah akan ditemukan di dalam badai, gempa atau api, tetapi tidak dalam suara yang lembut?

3. Adalah menakutkan mengetahui bahwa ada orang yang ingin membunuh kita. Apakah menurut kamu, Elia tidak berani sehingga ia lari dan bersembunyi? Allah Menghibur Elia

Allah tahu bahwa Elia sedang ketakutan, sehingga Iapun memberi penghiburan kepadanya. Allah memberikan perintah baru kepadanya. “Pergilah, Elia,” kata Allah. “Pergilah ke padang gurun dari mana engkau datang. Aku ingin engkau mengurapi seorang raja baru yang akan menggantikan Ahab, karena ia terlalu jahat. Juga urapilah raja Aram yang baru, karena Aku akan memakainya untuk menghukum Israel akibat segala dosa mereka. Terakhir, Aku akan memberikanmu seorang penolong yang bernama Elisa. Dia pun akan menjadi seorang nabi. Elia, engkau tidak seorang diri lagi. Sekalipun engkau mengira hanya engkaulah yang tersisa, namun sesungguhnya Aku menyisakan tujuh ribu orang yang tidak pernah berlutut menyembah Baal. Sekarang pergilah dan selesaikan pekerjaan-Ku itu.”

Ketika Elia mendengar ini, maka timbullah semangat pelayanannya. Berbicara kepada Allah membantu menyingkirkan rasa takutnya. Elia diingatkan betapa Allah peduli terhadap dirinya. Elia tahu bahwa ia dapat mempercayai Allah dan tidak seorang diri lagi. Setelah merasa siap, maka Elia meninggalkan gua itu dan kembali melanjutkan perjalanannya.

AKTIVITAS