• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemaparan data diatas dapat diambil beberapa hal yang terkait dengan sikap sportif ynag terdiri dari, keberanian, menahan emosi dan sportif dalam bermain “ujung”.

Adapun data yang bisa dianalisa dari data tersebut yang pertama adalah keberanian AR dalam bermain merupakan salah satu cara untuk bisa bermain sampai akhir. Pada saat melakukan permainana, AR ataupun pemain lain diharapkan mampu untuk

berani mengahadapi lawan dan berani juga untuk membalas lawan.

Maka dari itu menurut AR tidak mudah untuk melakukan ini dan perlu latian yang sunggu-sungguh dan rutin untuk jadi pemain yang siap tempur. Untuk menumbuhkan keberanian inipun AR

membutuhkan waktu yang lama untuk berlatih.

Poin yang kedua adalah menahan emosi marah saat bermain. Saat melakukan permainan memurut AR jangan sampai untuk tepancing emosi marah karena ketika marah yang akan terjadi adalah terus bernafsu untuk membalah dan nantinya akan menimbulkan dendam. Marah saat bermain juga tidak baik karena jika marah

dan diketahui oleh wasit maka akan dikeluarkan dari permainan

dan tidak diperbolehkan bermain lagi. Lebih lanjut AR menyatakan

bahwa pernah ada temannya yang terpancing emosinya saat

bermain maka langsung di keluarkan dari permainan.

Yang terakhir adalah sikap sportif. Sikap Dmenurut Pety &

Cacioppo (Azwar, 2007) adalah evaluasi umum yang dibuat manusia

terhadap dirinya sendiri, orang lain, objek atau isu-isu. Sedangkan

sportiias merupakan salah satu aspek dari keadilan yang harus

selalu dijunjung dalam setiap keadaan, tidak hanya dalam olahraga. Jadi dalam permainan ini yang dijunjung tinggi adalah sikap sportif

bagaimana reaksi saat mendapat pukulan dari lawan.

Menurut AR permainan “ujung” mempunyai aturan bahwa

atau kurang. AR juga mengatakan bahwa pukulan dibatasi dari

betis sampai dada selain daerah itu tidak boleh di pukul. Dari sini masing–masing pemain harus bersikap sportif dengan menjunjung tinggi nilai-nilai kejujuran keberanian dan keadilan. Tidak saling mencari celah untuk membalas dendam. Begitu juga setelah selesai permainan. Tidak boleh ada saling membalah karena pukulan cuma sebatas ketika dipanggung saja, ketika diluar panggung harus bersikap seperti biasanya seperti tidak pernah terjadi sesuatu apapun.

Pembahasan

Thurstone (Azwar, 2007) mendeinisikan sikap sebagai derajat

afek positif atau afek negatif terhadap suatu objek psikologis. Sikap atau Atitude senantiasa diarahkan pada suatu hal, suatu objek. Tidak

ada sikap tanpa adanya objek (Gerungan, 2004). LaPierre (Azwar, 2007) mendeinisikan sikap sebagai suatu pola perilaku, tendensi,

atau kesiapan antisipatif, predisposisi untuk menyesuaikan diri dalam situasi sosial, atau secara sederhana, sikap adalah respon

terhadap stimuli sosial yang telah terkondisikan. Deinisi Pety & Cacioppo (Azwar, 2007) secara lengkap mengatakan sikap adalah

evaluasi umum yang dibuat manusia terhadap dirinya sendiri, orang lain, objek atau isu-isu.

Sikap adalah respon terhadap sebuah stimuli karena itu dalam permainan ini yang ditunjolkan adaah sikap tenang dan tidak terpancing dan bernafsu untuk lebih banyak melakukan pukulan

kepada lawan. Sikap tenang ini perlu dijaga selama permainan agar

tidak menjadi emosi marah ataupun dendam dan ingin membalas setelah permainan sudah usai. Akibat dari individu atau pemain yang tidak tenang maka dia harus rela dikeluarkan dari permainan dan tidak boleh mengikuti permainan lagi.

Sportiitas Pemain Ujung ~ Aisyah 41

Untuk menumbuhkan sika tenang ini tidak bisa secara langsung ada, akan tetapi harus dengan latihan yang cukup lama dan berkesinambungan. Maka dari itu sarat untuk menjadi pemain harus pernah mengikuti latihan rutin. Dari hasil latihan rutin inilah lama-kelamaan akan menjadi terbiasa untuk tenang dan tidak

gerusa-gerusu dalam permainan.

Sikap tenang ini kemudian akan berujung pada sikap sportif.

Sportiitas merupakan kata sifat yang berarti jujur dan kesatria atau gagah. Dan kata sportiitas yang sebagai kata benda mempunyai

arti orang yang melakukan olahraga tersebut (harus) memiliki kejujuran dan sikap kesatria dalam bertindak dan berperilaku saat berolahraga, seperti disiplin, mengikuti ketentuan dan peraturan yang telah ditetapkan atau yang telah disepakati bersama, terutama saat mengikuti suatu pertandiang atau perlombaan olahraga.

Jika dikaitkan dalam permainan ini, sportiitas menjadi tuntutan

bagi seorang pemain dalam permainan ini. Sikap sportif sudah diatur dalam aturan main dala pertandingan ini. Namun sekalipun sudah ada aturan bakunu ha ini tetap tidak bisa disepelekan oleh seorang pemain karena banyak kejadian yang membuktikan adanya pemain yang tidak “fair” dalam bermain padalah sportiitas sendiri merupakan sikap yang memperjuangkan fair play, keserasian dengan rekan tim dan lawan, perilaku etis dan integritas, fair play

dan etika dalam menerima kemenangan atau kekalahan.

Berhubung di dalam permainan ini tidak ada yang menang atau yang kalah, sehingga sportiitas lebih ditonjolkan kepada bagaimana seorang pemain mampu mengikuti aturan dan jalannya permainan dengan baik.

Permainan ini jelas sekali menunjukkan bahwa setiap pemain

harus mendapat pukulan yang sama saat permainan. Selain itu juga siapapun lawannya harus tetap sama. Walaupun itu dalam satu keluarga antara anak sama bapak misalnya atau dengan saudara,

tidak ada aturan yang membedakan dengan pemain ketika dia bermain dengan orang lain.

Permainan “ujung“ merupakan salah satu permainan tradi- sional yang ada di Sidoluhur. Berdasarkan data dari informan

menye butkan bahwa permainan ini berasal dari Trenggalek yang

dulu nya bergandengan dengan Reog. Permainan ini dulu sebagai tradisi untuk menurunkan hujan, namuan sekarang di Sidoluhur hanya menjadi permainan yang ditampilkan sebagai hiburan. Proses

per mainannya dilakukan secara berpasangan dengan lawannya. Permainan ini dipimpin oleh wasit yang juga guru dari para pemain ini. Dengan diiringi musik khas jawa timur pemain memecutkan lidinya ke lawan. Aturan mainnya adalah setiap orang

harus memndapat pukulan yang sama dan tidak boleh ada yang curang dan dendam. Jika hal itu terjadi maka tidak diperbolehkan untuk bermain lagi.

Sportif dapat dikonseptualisasikan sebagai karakteristik abadi

dan relatif stabil atau disposisi seperti bahwa individu berbeda dalam

cara mereka umumnya diharapkan untuk berperilaku dalam situasi olahraga. Secara umum, sportif mengacu pada kebajikan seperti kejujuran, keberanian pengendalian diri, dan ketekunan, dan telah dikaitkan dengan konsep-konsep interpersonal memperlakukan

orang lain dan diperlakukan secara wajar, mempertahankan kontrol

diri jika berhadapan dengan orang lain, dan menghormati otoritas

dan lawan.

Jelas sekali pemain “ujung” diwajibkan untuk berani dan

disiplin mengikuti perartuan sebagaimana yang disebutkan AR

bahwa syarat utama menjadi pemain ujung selain dia mampu

bermain dengan sikap tenang dan mengikuti latihan rutin adalah harus berani . sementar itu keberaniaan merupakan salah satu dari

unsur sportiitas.

Jadi dalam penelitian ini sportiitas dalam olahraga sama halnya

Sportiitas Pemain Ujung ~ Aisyah 43 pengertiannya pula bahwa sportif tidak hanya dilakukan ketika

dalam olahraga agan tetapi juga dalam berbagai sudut kehidupan.

Permainan ini juga dapat diambil pelajaran bahwa nilai sportif

itu penting untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, agar tidak menumbuhkan rasa gelisah takut bahkan rasa ingin membalas

dendam kepada orang lain atuapun lawan, rekan atau atasan dan bawahan sekalipun.

Kesimpulan

Pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa sportiitas dalam

permainan “ujung” dilakukan dengan menaati aturan yang ada serta mengandalkan kedisiplinan, keberanian, keteladanan dan keadilan. Tidak memberikan porsi yang lebih dalam bermain serta mengikuti permainan secara fair sampai batas waktu yang di tentukan. Selain itu

juga spotriitas disini adalah ketika pemain mampu bersikap tenang selama permainan. Sportiitas dalam per mainan ini tidak jauh beda bahkan cenderung sama dengan sportiitas yang diberlakukan

45 Fenomena Tradisi Houl... ~ Badi’atul

feNOmeNa traDiSi hOuL

(Di DeSa BuNGah GreSik)