• Tidak ada hasil yang ditemukan

Realitas Budaya yang Terjad

Perpaduan antarsuku Aceh dan Padang tentu menghasilkan kebudayaan, tradisi serta adat istiadat yang beraneka ragam. Umum- nya, sebuah perpaduan kebudayaan tetap akan memunculkan sebuah kebudayaan yang mendominasi kebudayaan yang tersaingi.

Paul B. Horton dan Chester L. Hunt mengatakan bahwa sebuah

kebudayaan dan masyarakat tidak memiliki batas-batas konsep yang terlalu tegas. Sehingga sungguh sangat memungkinkan terjadinya perpaduan satu kebudayaan dengan kebudayaan lainnya.

Kebudayaan sendiri terbagi ke dalam kebudayaan materi dan nonmateri. Kebudayaan materi yang terdapat yang terdapat pada daerah berbeda denga daerah lainnya. Sebagai daerah yang paling

awal penyebaran islam, daerah Aceh khususnya Blang Pidie banyak

menggunakan tulisan Arab Melayu yang kerap dijumpai di berbagai papan bangunan. Tulisan Arab Melayu tersebut merupakan

identitas Aceh sebagai daerah paling awal berkembangnya islam di

Nusantara.

Berbagai tulisan Arab Melayu yang kerap dijumpai di berbagai papan bangunan merupakan sebuah identitas Aceh sebagai daerah

paling awal masuknya islam di Nusantara. Adapun huruf Arab Melayu itupun tumbuh dan berkembang dari Wilayah Aceh. Awal

mulanya Islam masuk ke Aceh, terjadilah islamisasi dalam berbagai bidang kehidupan, seperti seni-budaya dan lain sebagainya. Hal

tersebut dilakukan untuk memudahkan dan menarik para warga

Aceh dalam memeluk islam. Untuk tulisan Arab-Melayu dibuat penyesuaian, dan akhirnya huruf Arab ini diberi nama huruf Arab Melayu (bahasa Aceh: harah Jawoe).

Sejauh ini perkembangan tulisan Jawoe tersebut hanya dilakukan oleh Badan Dayah NAD yang pernah melaksanakan penataran penulisan Arab Melayu pada tahun 2006 dan 2007 dengan salah seorang nara sumbernya, Drs. Mohd. Kalam Daud, M.Ag tersebut. Sebenarnya, para guru yang mengasuh mata pelajaran TAI-lah yang semestinya diberikan bimbingan khusus mengenai penulisan TAI itu. Karena merekalah yang langsung mengajari muridnya di kelas. Namun, kegiatan demikian belum terdengar sampai saat ini

117 Perpaduan Antara Suku ... ~ Isma Penyelenggaraan pemerintahan Kabupaten/Kota berpedoman pada asas umum penyelenggaraan pemerintahan yang memiliki kekhususan dalam asas keislaman. Penyelenggaraan Pemerintahan Kabupaten/Kota terdiri atas DPRK. Susunan organisasi ini diatur lebih lanjut dalam Qanun. Dalam hal ini, qanun mengatur pelaksanaan syariat Islam yang meliputi bidang aqidah, syaria’ah, dan akhlak (UU No.11 Tahun 2006).

Setiap pemeluk agama Islam di Aceh wajib menaati dan

mengamalkan syari’at Islam. Setiap orang yang bertempat tinggal

atau berada di Aceh wajib menghormati pelaksanaan syari’at Islam.

Pemerintahan Aceh khususnya Pemerintahan Kabupaten atau Kota menjamin kebebasan, membina kerukunan, menghormati nilai-nilai agama yang dianut oleh umat beragama dan melindungi sesama umat beragama untuk menjalankan ibadah sesuai dengan agama yang dianutnya.

Dalam pelaksanaannya, orang-orang yang melanggar syari’at Islam akan dihukumi cambuk seperti yang dilakukan oleh budaya timur. Pada saat hukuman akan berlangsung setiap petugas atau

lebih akrab disebut dengan polisi syari’ah menghimbau para warga

untuk menyaksikan secara langsung hukum cambuk tersebut.

Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala lorong setempat mengatakan bahwa “Selama ini hukuman cambuk diberikan

terhadap sanksi pelaku zina dan pemain judi, untuk kasus yang terkait dengan pemerintahan masih belum terlaksana dan dihukum secara syariat” tutur Pak Hamdan selaku kepala lorong daerah tersebut.

Hal yang paling unik dijumpai dari suku jamee adalah tradisi pada hari Meugang (hari magang). Tradisi ini dikenal dengan tradisi

Mambantai dan Balamang. Kedua tradisi ini selalu dilaksanakan setiap tahun sebelum ramadhan. Mambantai adalah tradisi penyembelihan

hewan yang nantinya dimasak untuk keperluan Meugang. Kegiatan

tanah yang cukup luas. Prosesi ini dipimpin oleh seorang pawang

(kadang dipimpin oleh Imam Chik mesjid atau Meunasah ) yang benar-benar memahami tata cara dan doa dalam penyembelihan dan dibantu oleh beberapa orang yang bertugas mengikat kaki dan

merebahkan hewan yang akan disembelih dengan posisi menghadap

kiblat. Sampai pada proses pemotongan daging dan siap dimasak oleh kaum perempuan.

Selain itu, dihari yang sama ada pula tradisi Balamang yang dilaksanakan oleh hampir semua keluarga disana. Balamang berarti

tradisi memasak lemang. Uniknya Lemang tersebut dimasak bersama- sama oleh semua malamang. Malamang perempuan yang ada dalam

keluarga yang biasanya diikuti oleh tiga generasi; nenek, ibu dan

anak perempuan (hasil pengamatan penulis).

Balamang berarti tradisi memasak lemang. Uniknya lemang tersebut dimasak bersama-sama oleh malamang perempuan yang

ada dalam keluarga yang biasanya diikuti oleh tiga generasi; nenek,

ibu dan anak perempuan. Mereka mendapat porsi tugas masing- masing sesuai usia. Nenek dianggap orang yang paling ahlu dalam memasak lemang. Nenek bertugas sebagai orang yang mengaduk semua bahan dengan takaran yang sesuai. Selain itu ia juga yang paling mengerti cara memasukkan beras ke dalam bambu.

Generasi yang lebih muda kebagian tugas mencari, memotong dan membersihkan bambu untuk memasak lemang. Suatu hal yang

menjadi pantangan bahwa bambu (buluh) tidak boleh dilang kahi karena dapat menyebabkan beras ketan yang dimasak di dalam buluh tersebut alak akan keluar (menjulur) saat proses pemanggangan (dibakar di bara api) dalam posisi berdiri bersandar pada besi tungku. Biasanya bambu dicuci di sungai dengan menggunakan sabut kelapa untuk mengikis miang yang melekat pada bambu (buluh) agar tidak gatal lagi. Gerakan menggosok batang bambu juga ditentukan yaitu satu arah, tidak boleh bolak-balik untuk mencegah miang tadi melekat kembali. Gerakannya juga tidak

119 Perpaduan Antara Suku ... ~ Isma boleh terlalu keras agar tidak merusak buluh. Generasi kedua ini juga bertugas memeras santan dengan memisahkan santan dengan memisahkan santan kental dan encer.

Sedangkan generasi ketiga adalah generasi yang sudah harus mempelajari cara memasak lemang. Ia harus memperhatikan dengan baik setiap prosesnya. Tugasnya lebih ringan, mulai dari mencari daun pisang, lalu memilih dan memotong daun muda yang tidak mudah robek untuk dimasukkan ke dalam buluh lemang. Ia juga harus mencuci beras hingga bersih.

Tata cara serta ketentuan yang berlaku pada suatu adat istiadat serta tradisi pada daerah ini, harus dilakukan secara runtut dan tidak diperbolehkan diganti dengan sesuatu apapun. Bahkan menurut

mitos yang berkembang pada warga daerah Pasar Baru Kecamatan Blang Pidie mengatakan bahwa apabila terdapat salah satu warga

yang tidak melaksanakan tradisi sesuai dengan ketentuan yang berlaku, kemungkinan akan ditimpa musibah pada keluarganya

dan dijauhkan rezeki serta jodohnya (Wawancara 2, 25 April 2012).

Suku Jamee pada kabupaten ABDYA khususnya daerah Blang Pidie sangat mengagungkan relativisme kebudayaan. Dimana setiap

orang memiliki pemahaman bahwa setiap kebudayaan memiliki

unsur yang sama dan tidak bisa dipastikan terdapat budaya atau tradisi yang merugikan. Sehingga dalam perkembangannya, sangat jarang ada kebudayaan asli yang terhapus pada kedua suku tersebut. Suku Aceh tetap melaksanakan tradisi dan adat istiadat Aceh, begitu pula sebaliknya dengan suku Minangkabau, antar kedua suku sangat jarang ditemukan pertentangan dan pertikaian yang berkaitan dengan kebudayaan yang mereka anut.

Levine dan Campbell (dalam Horton dan Hunt, 1984) menya-

takan bahwa dalam suatu kebudayaan sering dijumpai etno­

sentrisme, dimana suatu kelompok atau suku menganggap kebudayaannya yang paling baik. Fenomena yang ditemukan

kebudayaan masing-masing tidak ada yang mendominasi antar adat istiadat maupun kebiasaan yang terdapat pada daerah tersebut. Dalam tradisi bertaji, segala jenis makanan khas kedua suku dihidangkan, agar kekerabatan dan kerukunan tetap terjalin dengan baik. Walaupun tanpa etnosentrisme, pengukuhan suatu kebudayaan tetap akan terjaga pada daerah Blang Pidie.

Kesimpulan

Keanekaragaman kebudayaan di Indonesia tak bisa dipungkiri adanya asimilasi antara satu suku dengan suku lainnya, antar budaya dengan budaya lainnya. Aceh sendiri sebagai sebuah provinsi yang terdapat di Indonesia memiliki berbagai suku, di- antaranya suku Gayo, Aceh, Melayu, Jamee, dan masih banyak lain nya. Suku Aneuk Jamee adalah kombinasi dari budaya Aceh dan Budaya Minangkabau. Penyebutan Jamee sendiri merupakan sebuah sebutan penghormatan terhadap tamu atau pendatang yang menetap di Aceh.

Dalam kehidupan sehari-sehari kedua suku tersebut me- lakukan interaksi dengan menggunakan bahasa Jamee. Bahasa Jamee sendiri merupakan perpaduan antara bahasa Aceh dan bahasa Padang. Suku yang terdapat pada kabupaten Aceh Barat Daya (ABDYA) melakukan sebuah akomodasi dalam menentukan bahasa yang digunakan dalam interaksi sehari-hari. Sehingga pada akhir nya bahasa padang tetap digunakan dengan berasimilasi dengan bahasa Aceh yang kemudian menjadi bahasa “Jamee”. Tidak terdapat perubahan yang besar pada bahasa tersebut, hanya bebe rapa konsonan dan vokal yang sedikit diubah untuk menyesua ikan dengan bahasa Aceh.

Pola kebudayaan antar kedua suku menghasilkan tradisi dan adat istiadat yang sangat unik, dimana pada setiap tradisi dan adat istiadat masih memunculkan kebudayaan khas dari ke dua

121 Perpaduan Antara Suku ... ~ Isma suku tersebut. Tradisi yang sering dilakukan pada kedua suku tersebut adalah tradisi “Bertaji”, yaitu sebuah Ritual makan ber-

sama yang sering dilakukan para warga merupakan bentuk kerja

sama (cooperation) antara dua suku yaitu suku Aceh dan suku Minang kabau. Ritual bertaji ini menghasilkan perpaduan suku yang sekarang dikenal dengan Aneuk Jamee. Berbagai jenis makanan yang dihidangkan dalam ritual tersebut merupakan perpaduan makanan khas dari suku Aceh dan Minangkabau. Ritual bertaji ini juga menjadi momen yang sangat penting bagi suku Minangkabau untuk melepas rindu pada kampung halamannya.

Tradisi dan adat istiadat tertentu bisa dijumpai pada saat penyambutan dan peringatan hari besar seperti pada saat penyam- butan bulan suci Ramadhan dan lebaran Idul Fitri maupun Idul

Adha banyak dari warga setempat melakukan tradisi Balamang

dan Mambantai, yang sampai saat ini masih dilakukan bahkan tanpa tradisi ini, sebuah perayaan dan peringatan tersebut tidak akan berarti apa-apa.

Asimilasi yang terjadi pada kecamatan ini sangat jarang me- nimbulkan pertikaian dan pertentangan antara kedua suku ter- sebut. Pemerintahan pada daerah tersebut benar-benar mengatur se demikian rupa tatanan kehidupan masyarakat sekitar, sehingga ke rukunan dan kekerabatan tetap terjalin dengan baik.

123 Model Konsep Diri ... ~ Mela

mODeL kONSep Diri