• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pola Interaksi Sosial

Kabupaten Aceh Barat Daya (ABDYA) merupakan kabupaten administratif yang otonom sejak tanggal 10 April 2002 melalui Undang-Undang Nomor 4 tahun 2002 (Wilkipedia, Indonesia). Sebelumnya kecamatan ini bergabung dengan kabupaten Aceh Selatan dengan ibu kota kabupaten Tapaktuan. Dilihat dari sudut

pandang geograis, kota ini terletak digugusan pegunungan Bukit

Barisan dan berhadapan dengan Samudera Hindia, kabupaten ini

berbatasan dengan Gayo Luwes arah timur dan utara, Aceh Selatan

dan Samudera Hindia di selatan dan Nagan Raya dari arah barat. Kabupaten ini terdiri dari 9 kecamatan dan 29 kelurahan.

Adapun kecamatan yang terdapat pada kabupaten Aceh Barat Daya adalah kecamatan Babah Rot (1 mukim, dan 7 desa/ kelurahan), Blang Pidie (1 mukim, dan 29 desa/kelurahan), Jeumpa (4 mukim, dan 10 desa/kelurahan), Kuala Batee (3 mukim, dan 18 desa/kelurahan), Lembah Sabil (3 mukim, dan 12 desa/kelurahan), Manggeng (1 mukim, dan 29 desa/kelurahan), Setia (2 mukim, dan 6 desa/kelurahan), Susoh (4 mukim, dan 28 desa/kelurahan), Tangan- Tangan (1 mukim, 21 desa/kelurahan) (Ensiklopedia Aceh, 2005).

Berdasarkan hasil survei Master Wilayah Skema 456 Kabu-

pa ten /Kota (Keadaan Desember 2007), wilayah daerah Blang Pidie

tercatat seluas 893,01 Km yang terdiri dari 29 kelurahan, diantaranya yaitu Pasar Blang Pidie, Geulumpang Payong, Keude siblah dan Meudang Ara. Pasar Blang Pidie atau lebih akrab disebut dengan

Pasar Baru merupakan bagian dari wilayah kecamatan Blang Pidie.

113 Perpaduan Antara Suku ... ~ Isma lebih kurang sekitar 1000 orang, dan penduduk yang bermukim di daerah sekitar didominasi oleh para pendatang khususnya

penduduk dari Sumatera Barat, Padang (Wawancara 1, 24 April

2012).

Kecamatan ini didominasi oleh dua suku yaitu suku Aceh dan suku Padang (Minangkabau). Kedua suku tersebut memiliki bahasa yang berbeda antara satu dengan lainnya sehingga sulit untuk

terwujudnya sebuah interaksi sosial. Sebuah komunikasi tidak akan

bisa terjadi, karena pada sebuah perilaku orang lain, orang yang bersangkutan tidak memberi respon dari penyampaian yang telah dilakukan oleh orang tersebut, dikarenakan perbedaan bahasa yang sulit dimengerti antar kedua suku tersebut.

Jika ditelusuri dari sejarah, ketika berlangsungnya perang paderi, para pejuang paderi mulai terjepit oleh serangan kolonial Belanda. Minangkabau pada saat itu adalah bagian dari kerajaan Aceh mengirim bantuan balatentara. ketika keadaan makin kritis rakyat terpaksa di eksoduskan, pada saat itu mulailah Rakyat Minangkabau bertebaran di pantai Barat Selatan Aceh. Aneuk Jamee di Aceh Barat Daya, menempati di daerah-daerah pesisir yang dekat

dengan laut. Kemungkinan besar yang bisa disimpulkan bahwa

jalur perpindahan nenek moyang dulu adalah dari jalur ini, yang sebagian besar dari mereka dulu hidup dari berkebun dan melaut.

Berdasarkan pendapat Gilin dan Gillin (dalam Soekanto,

2006) yang menyebutkan bahwa sebuah interaksi akan terbentuk

salah satunya dengan adanya akomodasi pada sebuah masyarakat. Menurut Gilin dan Gillin sebuah akomodasi merupakan sebuah adaptasi yang dilakukan pada suatu kelompok tertentu untuk menyesuaikan dirinya dengan keadaan sekitar. Dalam hal ini, kedua suku yang terdapat pada kabupaten Aceh Barat Daya (ABDYA) melakukan sebuah akomodasi dalam menentukan bahasa yang digunakan dalam interaksi sehari-hari. Sehingga pada akhirnya

bahasa padang tetap digunakan dengan berasimilasi dengan bahasa Aceh yang kemudian menjadi bahasa “Jamee”.

Tidak terdapat perubahan yang besar pada bahasa tersebut, hanya beberapa konsonan dan vokal yang sedikit diubah untuk menyesuaikan dengan bahasa Aceh. Bahasa Jamee sendiri tersebar luas hampir diseluruh daerah Blang Pidie diantaranya: Susoh (Jamee murni), Pasar Baru (Jamee murni), Manggeng (Jamee plural). Pada daerah tertentu seperti Aceh Barat, bahasa Jamee hanya dituturkan dikalangan orangtua saja, namun pada daerah Blang Pidie bahasa ini kerap digunakan sebagai bahasa komunikasi sehari-hari (lingua Frana).

Komunitas Aneuk Jamee tidak terkonsentrasi pada tempat tertentu, melainkan menyebar, misalnya dalam suatu kecamatan tidak semuanya didomisili oleh suku aneuk jamee saja, namun bercampur dengan Aceh. Perbedaan desa sajalah yang hanya membedakan komunitas tersebut. Namun, di desa itu dapat juga kita jumpai orang berbicara dua bahasa, Aceh dan jamee/minang. Hal ini disebabkan karena adanya hubungan famili yang berbahasa aceh di desa lain.

Pada objek penelitian, penulis menemukan bahwa dari beberapa

komunitas aneuk jamee itu tidak bisa berbahasa aceh, hal tersebut berkaitan dengan komunitas dan pergaulan komunitas tempat tinggalnya. Seperti halnya Pasar Baru, rata-rata penduduknya memang tidak bisa berbahasa aceh secara baik dan benar, dikarenakan komunitas di kota itu bahasa pergaulannya adalah bahasa jamee itu sendiri. Dominan penduduk yang berdomisili pada daerah ini berasal dari Padang, Sumatera Barat.

Berdasarkan potensi wilayah, kabupaten ABDYA khususnya kelurahan Pasar Baru memiliki wilayah yang sangat gersang dan tidak

memiliki potensi di bidang pertanian, perairan, dan pertambangan. Mayoritas mata pencaharian penduduk disini adalah berdagang. Sehingga dalam syair Aceh daerah ini sangat populer dengan “nafsu

115 Perpaduan Antara Suku ... ~ Isma minta peng jak ue Blang Pidie” (Syair Rali “Kisah Gampong Loen).

Banyak dari suku pendatang (Minangkabau) mengadu nasib mereka dengan berdagang untuk memenuhi kehidupan sehari-hari.

Organisasi dan lembaga di setiap daerah tentu berbeda, Blang Pidie memiliki sebutan khusus untuk menyebut organisasi dan lembaga pada daerahnya. Setiap kecamatan yang terdapat di Blang Pidie dibagi atas Mukim. Mukim adalah kesatuan masyarakat

hukum di bawah kecamatan yang terdiri atas gabungan beberapa Gampong yang mempunyai batas wilayah tertentu yang dipimpin

oleh Imeum Mukim atau nama lain dan berkedudukan langsung di

bawah Camat.

Mukim dibagi atas kelurahan dan Gampong. Kelurahan

dibentuk di wilayah kecamatan dengan Qanun Kabupaten/Kota yang dipimpin oleh Lurah yang dalam pelaksanaan tugasnya memperoleh pelimpahan dari Bupati/Walikota. Kelurahan di Provinsi Aceh dihapus secara bertahap menjadi Gampong atau nama lain dalam Kabupaten/Kota. Gampong atau nama lain adalah kesatuan

masyarakat hukum yang berada di bawah Mukim dan dipimpin oleh Keuchik atau nama lain yang berhak menyelenggarakan urusan rumah tangga sendiri.

Secara garis besar, suatu masyarakat berfungsi sebagai ukuran

untuk menggarisbawahi hubungan antara hubungan­hubungan sosial dengan suatu wilayah geograis tertentu. Setiap anggota

masyarakat senantiasa selalu ikut berpartisipasi dan terlibat dalam proses-proses sosial yang terjadi pada suatu masyarakat.