NGADIREJO - DANDANGAN
E. JARINGAN JALAN
3.3.4. ANALISIS KONDISI DAN KEBUTUHAN PENANGANAN PADA KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS SEMAMPIR
Analisis kondisi dan kebutuhan penanganan pada kawasan permukiman Prioritas Semampir, dimaksudkan untuk mengetahui fungsi, peran pada kawasan yang lebih luas, analisis daya dukung lahan, Proyeksi penduduk, analisis tata bangunan dan lingkungan serta analisis kebutuhan utilitas kawasan.
3.3.4.1. ANALISIS FUNGSI DAN PERAN KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS SEMAMPIR TERHADAP KOTA KEDIRI
Kawasan Prioritas Semampir merupakan kawawan permukiman dengan posisi berada di pinggiran sungai Brantas. Dengan merujuk pada Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Kediri serta Rencana Detail Tata Ruang BWK-B, Kawasan Permukiman Prioritas Kampung Dalem, mempunyai fungsi dan peran sebagai berikut :
Berdasarkan RTRW Kota Kediri
Berdasarkan RTRW Kota Kediri, Kawasan Permukiman Prioritas semampir dirahkan Sebagai kawasan untuk pengembangan perumahan kepadatan rendah
Berdasarkan RDTR BWK-B Kota Kediri
Merupakan bagian dari SBWP 6 dimana fungsi kegiatan yang diarahkan sebagai berikut : pelayanan umum dan permukiman
Gambar 3.205.
Kesesuaian dengan Rencana Pola Ruang di dalam RDTR BWK B tahun 2012-2032
Kawasan Permukiman Prioritas Semampir sesuai RDTR BWK-B, diarahkan sebagai kawasan
RENCANA PEMBANGUNAN KAWASAN
R P K P P 3 - 274
3.3.4.2. PROYEKSI PENDUDUK
Dengan mengacu kepada proyeksi penduduk yang dilakukan di dalam RDTR BWK B, maka jumlah penduduk untuk Kawasan Permukiman Prioritas Semampir untuk 5 Tahun kedepan sebagaimana terlihat pada Tabel 3.123 s/d Tabel 3.124.
Tabel 3.123.
Proyeksi Jumlah Penduduk Kawasan Permukiman Prioritas Semampir Cluster-1
2014 2015 2016 2017 2018 1 RW 06 700 718 737 803 776 796 Jumlah 700 718 737 803 776 796 No RW Jumlah Penduduk Tahun 2013 (Jiwa)
Proyeksi Jumlah Penduduk
Sumber : Hasil Analisa
Tabel 3.124.
Proyeksi Jumlah Penduduk Kawasan Permukiman Prioritas Semampir Cluster 2
2014 2015 2016 2017 2018 1 RW 05 615 631 647 705 681 699 Jumlah 615 631 647 705 681 699 Jumlah Penduduk Tahun 2013 (Jiwa)
Proyeksi Jumlah Penduduk
No RW
Sumber : Hasil Analisa
3.3.4.3. ANALISIS TATA BANGUNAN DAN LINGKUNGAN
A. Intensitas Bangunan
Klasifikasi ketinggian bangunan/koefisien lantai bangunan (KLB), maksimum dan minimum pada setiap blok peruntukan, sebagaimana disebutkan di dalam Buku “Penerapan Pedoman Perencanaan Tata Ruang Kota dan Bentuk Penanganan Pembangunan Permukiman Perkotaan”, meliputi :
Blok peruntukan ketinggian bangunan sangat rendah adalah blok dengan bangunan tidak bertingkat dan bertingkat maksimum 2 lantai (KLB maksimum = 2 X KDB) dengan tinggi puncak bangunan maksimum 12 meter dari lantai dasar.
Blok peruntukan ketinggian bangunan rendah adalah blok dengan bangunan bertingkat maksimum 4 lantai (KLB maksimum = 4 X KDB).
Blok peruntukan ketinggian bangunan sedang adalah blok dengan bangunan bertingkat maksimum 8 lantai (KLB maksimum = 8 X KDB) dengan tinggi puncak bangunan maksimum 36 meter dan minimum 24 meter dari lantai dasar.
Blok peruntukan ketinggian bangunan tinggi adalah blok dengan bangunan bertingkat minimum 9 lantai (KLB maksimum = 9 x KDB) dengan tinggi puncak bangunan minimum 40 meter dari lantai dasar
Berdasarkan klasifikasi tersebut di atas serta dengan mengacu kepada arahan RDTR BWK B, maka Arahan ketinggian bangunan di Kawasan Permukiman Prioritas Semampir, sebagai berikut :
Blok peruntukan ketinggian bangunan sangat rendah adalah blok dengan bangunan tidak bertingkat dan bertingkat maksimum 2 lantai (KLB maksimum = 2 X KDB) dengan tinggi puncak bangunan maksimum 12 meter dari lantai dasar.
B. Kepadatan Bangunan
Sebagaimana diungkapkan di dalam Sub bab sebelumnya, bahwa kepadatan bangunan di Kawasan Permukiman Prioritas Semampir, sebagai berikut :
Cluster-1, memiliki jumlah bangunan sebanyak 153 bangunan dengan kepadatan bangunan sebesar 30 bangunan/ha artinya cluster ini dikategorikan kepadatan bangunan rendah.
Kepadatan bangunan di cluster 2, sebesar 32 bangunan/ha, artinya kepadatan bangunan di cluster ini dikategorikan rendah
Aarahan kepadatan bangunan tetap yaitu kepadatan bangunan rendah, sedangkan arahan untuk intensitas bangunan sebagaimana terlihat pada Tabel 3.125.
Tabel 3.125.
Intensitas Pemanfaatan Ruang Kawasan Permukiman Prioritas Semampir
Peruntukan Ketentuan Pengaturan Kepadatan Bangunan KDB Maksimum KLB Maksimum Tinggi Bangunan maksimum KDH minimum Fasos/fasum (FS)
● Kepadatan Bangunan Sangat Rendah
● KDB menengah
● KLB sangat rendah
11-40
bangunan/Ha 40% 1,20 3 lantai 15 %
Ruang Terbuka Hijau (RTH) ● Kepadatan Bangunan Sangat
Rendah
● KDB sangat rendah
● KLB maksimum sangat rendah
10
bangunan/Ha 3% 0,02 - 97 %
Perumahan Kepadatan Rendah ● Kepadatan Bangunan Sedang
● KDB menengah
● KLB sangat rendah
11-40
bangunan/Ha 60% 1,8 3 lantai 40 %
3.3.4.4. ANALISIS BACKLOG RUMAH
Analisis backlog rumah di Kawasan Permukiman prioritas Semampir, dengan perincian sebagai berikut: Cluster -1 dan Cluster- 2 pada Tahun 2013 unit rumah yang ada masih memenuhi kebutuhan penduduk Cluster -3 dan Cluster-4 pada Tahun 2013 masih kekurangan unit rumah kurang
Untuk lebih jelasnya backlog rumah di Kawasan Permukiman Prioritas Ngadirejo Dandangan dapat dilihat pada Tabel 3.126 s/d 3.127.
Tabel 3.126.
Backlog Rumah Kawasan Permukiman Prioritas Semampir Cluster-1
2013 2014 2015
RW PendudukJumlah Jumlah Rumah Jumlah KK Backlog Jumlah
PendudukJumlah KK Backlog
Penambahan 2013-2014
Jumlah
PendudukJumlah KK Backlog
Penambahan 2014 - 2015
1 Semampir RW 06 700 153 350 -197 718 359 -206 -9 737 368 -215 -9
Jumlah 700 153 350 -197 718 359 -206 -9 737 368 -215 -9
Sumber : Hasil Analisa (-) : Membutuhkan penambahan
2016 2017 2018
RW Jumlah
PendudukJumlah KK Backlog
Penambahan 2015-2016
Jumlah
PendudukJumlah KK Backlog
Penambahan 2016 - 2017
Jumlah
PendudukJumlah KK Backlog
Penambahan 2017 - 2018
1 Semampir RW 06 803 401 -248 -33 776 388 -235 14 796 398 -245 -10
Jumlah 803 401 -248 -33 776 388 -235 14 796 398 -245 -10
Sumber : Hasil Analisa (-) : Membutuhkan penambahan
No Kelurahan
RENCANA PEMBANGUNAN KAWASAN
R P K P P 3 - 275
Backlog Rumah Kawasan Permukiman Prioritas Semampir Cluster-2
2013 2014 2015
RW Jumlah
Penduduk Jumlah
Rumah Jumlah KK Backlog
Jumlah
PendudukJumlah KK Backlog
Penambahan 2013-2014
Jumlah
PendudukJumlah KK Backlog
Penambahan 2014 - 2015
1 Semampir RW 05 615 140 82 58 631 84 56 -2 647 86 54 -2
Jumlah 615 140 82 58 631 84 56 -2 647 86 54 -2
Sumber : Hasil Analisa (-) : Membutuhkan penambahan
2016 2017 2018
RW PendudukJumlah Jumlah KK Backlog Penambahan 2015-2016
Jumlah
PendudukJumlah KK Backlog
Penambahan 2016 - 2017
Jumlah
PendudukJumlah KK Backlog
Penambahan 2017 - 2018
1 Semampir RW 05 705 94 46 -8 681 91 49 3 699 93 47 -2
Jumlah 705 94 46 -8 681 91 49 3 699 93 47 -2
Sumber : Hasil Analisa (-) : Membutuhkan penambahan
No Kelurahan No Kelurahan
Berdasarkan perhitungan backlog di atas, maka kebutuhan unit rumah di Kawasan Permukiman Prioritas Pakelan dan Jagalan 5 tahun ke depan membutuhkan penambahan. Penyediaan kebutuhan unit rumah ini dapat dilakukan melalui perumahan swadaya maupun perlunya dana stimulan untuk pembangunan perumahan layak huni bagi masyarakat berpenghasilan rendah.
3.3.4.5. ANALISIS KEBUTUHAN UTILITAS KAWASAN
Analisis kebutuhan utilitas di Kawasan Permukiman prioritas Semampir, sebagai berikut:
F. KEBUTUHAN AIR BERSIH
Rencana pengembangan air minum pada prinsipnya meliputi rencana sistem jaringan dan distribusi pelayanan penyediaan air bagi penduduk suatu lingkungan, yang memenuhi persyaratan bagi operasionalisasi bangunan atau lingkungan, dan terintegrasi dengan jaringan air bersih secara makro dari wilayah regional yang lebih luas.
Berdasarkan kondisi yang ada saat ini penduduk di Kawasan Permukiman Prioitas Semampir, lebih banyak memilih untuk menggunakan sumur gali/pompa dibandingkan dengan menggunakan PDAM. Mengingat lahan yang masih luas, pemenuhan kebutuhan air bersih menggunakan pompa/sumur gali masih dimungkinkan, hanya saja yang perlu dilakukan adalah pembenahan sistem sanitasi untuk masing-masing rumah tangga agar tidak mencemari sumur gali/pompa yang ada di masing-masing rumah tangga dengan memberikan penyuluhan tentang Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
G. KEBUTUHAN SISTEM PERSAMPAHAN
Dengan mengacu pada Masterplan Persampahan Kota Kediri, Jumlah timbulan sampah di Kawasan Permukiman Prioritas Semampir, dipergunakan asumsi sebagai berikut :
Untuk laju timbulan sampah domestik di Kota Kediri ditetapkan 3,15 l/or/hari Non domestik sebesar 20% dari jumlah timbulan sampah domestik
Berdasarkan asumsi tersebut, maka laju timbulan sampah di Kawasan Permukiman Prioritas Semampir, sebagaimana tabel 3.128 s/d 3.129. Sedangkan peralatan persampahan yang dibutuhkan di Kawasan Permukiman Prioritas Ngadirejo-Dandangan untuk masing-masing cluster, sebagaimana tabel 3.130 s/d 3.131.
Proyeksi Jumlah Timbulan Sampah Kawasan Permukiman Prioritas Semampir Cluster-1
A. Kel. Semampir 1 RW 06 700 2.2 0.4 2.6 718 2.3 0.5 2.7 737 2.32 0.5 2.8 Total 700 2.2 0.4 2.6 718 2.3 0.45 2.7 737 2.32 0.5 2.8 A. Kel. Semampir 1 RW 06 705 2.2 0.4 2.7 681 2.1 0.4 2.6 699 2.20 0.4 2.6 Total 705 2.2 0.4 2.7 681 2.1 0.43 2.6 699 2.20 0.4 2.6 Keterangan :
- Jumlah timbulan sampah domestik : 3,15 lt/orang/hari
- Jumlah timbulan sampah non domestik (jalan, kaw perdagagan dan jasa, fasum, dll) diasumsikan : 20% dari total Sampah penduduk w ilayah perencanaan
Domestik Non Domestik
Timbulan Sampah m3/hari Total Domestik
Total Domestik
Non Domestik Timbulan Sampah m3/hari Jumlah
Penduduk Total
No Kelurahan/RW TAHUN 2016 TAHUN 2017 TAHUN 2018 Jumlah
Penduduk Total Domestik Non Domestik Timbulan Sampah m3/hari Jumlah
Penduduk
Timbulan Sampah m3/hari Jumlah Penduduk
Timbulan Sampah m3/hari Domestik Non
Domestik
Total Domestik Non Domestik
Timbulan Sampah m3/hari Jumlah
Penduduk Non Domestik
Total No Kelurahan/RW TAHUN 2013 TAHUN 2014 TAHUN 2015
Jumlah Penduduk
Tabel 3.129.
Proyeksi Jumlah Timbulan Sampah Kawasan Permukiman Prioritas Semampir Cluster-2
A. Kel. Semampir 1 RW 05 615 1.9 0.4 2.3 631 2.0 0.4 2.4 647 2.04 0.4 2.4 Total 615 1.9 0.4 2.3 631 2.0 0.40 2.4 647 2.04 0.4 2.4 A. Kel. Semampir 1 RW 05 705 2.2 0.4 2.7 681 2.1 0.4 2.6 699 2.20 0.4 2.6 Total 705 2.2 0.4 2.7 681 2.1 0.43 2.6 699 2.20 0.4 2.6 Keterangan :
- Jumlah timbulan sampah domestik : 3,15 lt/orang/hari
-Jumlah Penduduk
Timbulan Sampah m3/hari
Total
Jumlah timbulan sampah non domestik (jalan, kaw perdagagan dan jasa, fasum, dll) diasumsikan : 20% dari total Sampah penduduk w ilayah perencanaan
Jumlah Penduduk
Timbulan Sampah m3/hari Domestik Non Domestik Domestik Non Domestik Jumlah Penduduk
Timbulan Sampah m3/hari Non
Domestik
Non Domestik
Total Timbulan Sampah m3/hari
Jumlah Penduduk
Timbulan Sampah m3/hari Total Domestik
Non Domestik
Total Total
No Kelurahan/RW TAHUN 2016 TAHUN 2017 TAHUN 2018 Jumlah
Penduduk
Jumlah Penduduk
Timbulan Sampah m3/hari Domestik Non
Domestik
Total Domestik Domestik No Kelurahan/RW TAHUN 2013 TAHUN 2014 TAHUN 2015
Tabel 3.130
Jumlah Peralatan Persampahan yang Dibutuhkan Kawasan Permukiman Prioritas Semampir Cluster-1
Tahun
2013 2014 2015 2016 2017 2018
A. RW 06 Kel. Semampir
2.65 2.71 2.79 2.67 2.58 2.641 Bin Plastik 60 liter 44 45 46 44 43 44
2 Gerobak Sampah 1 m3 1 1 1 1 1 1
3 Kontainer dari Amroll 6 m3 0 0 0 0 0 0
Keterangan :
- Kapasitas Bin Sampah = 60 lt
- Gerobak kapasitas = 1 m3 (rate 3 kali sehari)
- Container dari Amroll kapasitas = 6 m3 (rit 2 kali sehari)
RENCANA PEMBANGUNAN KAWASAN
R P K P P 3 - 276
Tabel 3.131.
Jumlah Peralatan Persampahan yang Dibutuhkan Kawasan Permukiman Prioritas Semampir Cluster-2
Tahun
2013 2014 2015 2016 2017 2018
A. RW 05 Kel. Semampir
2.32 2.39 2.45 2.67 2.58 2.641 Bin Plastik 60 liter 39 40 41 44 43 44
2 Gerobak Sampah 1 m3 1 1 1 1 1 1
3 Kontainer dari Amroll 6 m3 0 0 0 0 0 0
Keterangan :
- Kapasitas Bin Sampah = 60 lt
- Gerobak kapasitas = 1 m3 (rate 3 kali sehari)
- Container dari Amroll kapasitas = 6 m3 (rit 2 kali sehari)
No Jenis Pewadahan
H. SANITASI DAN LIMBAH
Pengelolaan Limbah Cair Rumah Tangga di lingkungan masyarakat Kawasan Permukiman Prioritas Kota
Kediri, sebagian besar dengan sistem SEPTIC TANK dan sebagian lainnya dibuang ke DRAINASE (SPAL) baik saluran terbuka maupun tertutup. Dalam jangka menengah kedepan perlu adanya pemikiran
Limbah Cair Rumah Tangga diolah secara khusus melalui suatu sistem terpusat untuk skala kota (off site system).
Pengolahan limbah adalah kegiatan terpadu yang meliputi kegiatan pengurangan (minimization), segregasi (segregation), penanganan (handling), pemanfaatan dan pengelolahan limbah.Sistem sanitasi yang cocok dengan daerah perencanaan harus memperhatikan kondisi fisik, sosial ekonomi masyarakat. Sehingga sistem tersebut akan mampu meningkatkan kebersihan dan kesehatan masyarakat serta akan menciptakan lingkungan yang nyaman.
Permasalahan yang terjadi terkait sanitasi dan Limbah di Kawasan Permukiman Prioitas Semampir, adalah :
Terbatasnya lahan karena kepadatan yang sangat tinggi
Merupakan daerah eks lokalisasi dan barak penampungan bagi para gelandang dan pengemis sehingga membutuhkan penanganan yang berbeda
Beberapa sarana sanitasi yang ada sudah mengalami penurunan fungsi
Dengan kondisi yang terjadi sebagaimana disebutkan di atas, dengan tingkat kepadatan penduduk rendah, sebenarnya sistem on site masih bisa dimanfaatkan. Namun mengingat kawasan ini merupakan kawasan dengan permasalahan yang sosial yang cukup kompleks dengan tingkat pendapatan masyarakat yang rendah, maka kebutuhan pembangunan sanitasi umum perlu dilakukan baik dengan cara perbaikan sanitasi umum yang sudah mengalami penurun fungsi maupun dengan membangun kembali sarana sanitasi umum dalam bentuk MCK +++ terutama di eks kawasan lokalisasi maupun stimulasi perbaikan jamban keluarga bagi masyarakat berpenghasilan rendah
I. DRAINASE
Sebagian besar jaringan jalan utama di Kawasan permukiman Prioritas Semampir sudah memiliki jaringan drainase, demikian pula dengan jalan lingkungan maupun gang sebagian besar sudah memiliki jaringan drainase.
Permasalahan yang terjadi terkait jaringan drainase di Kawasan Permukiman Prioritas Semampir, adalah Ketidakmampuan saluran untuk mengalirkan air yang disebabkan oleh endapan (sedimen).
Adanya sampah-sampah yang menyumbat saluran. Hal ini akan menyebakan berkurangnya kapasitas saluran.
Terjadinya genangan pada beberapa lokasi karena meluapnya Sungai Kresek jika intensitas hujan sangat tinggi
Berdasarkan kondisi tersebut, yang dapat dilakukan untuk penanganan masalah drainase adalah :
Menambah saluran drainase pada beberapa wilayah yang tidak memiliki atau kurang saluran drainasenya.
Menormalisasi saluran drainase sesuai debit banjir yang harus dialirkan. Membuat/menormalisasasi saluran tepi jalan sesuai debit yang harus dialirkan
Peran serta masyarakat dan swasta dalam pembangunan dan pemeliharaan saluran drainase
J. JARINGAN JALAN
Secara umum jaringan jalan yang ada di Kawasan Permukiman Priortas Semampir kondisinya adalah aspal, paving dan beton namun masih terdaat jalan tanah/makadam. Untuk mendukung aksesibilitas yang baik, maka perlu adanya pemeliharaan terhadap perkerasan jalan dengan cara : pemeliharaan rutin dengan pengaspalan terutama untuk jalan-jalan utama yang sudah rusak, perbaikan jalan-jalan lingkungan yang sudah mengalami kerusakan, maupun peningkatan kondisi perkerasan jalan dari jalan tanah menjadi jalan paving atau aspal.