RENCANA PEMBANGUNAN KAWASAN
R P K P P 4 - 2
Jika di dalam kawasan kondisi bangunan semi permanen dan non permanen <25%, maka diberi nilai 1
Kawasan Kumuh:
Jika di dalam kawasan prosentase luas kawasan kumuh >10%, maka diberi nilai 3 Jika di dalam kawasan prosentase luas kawasan kumuh 5-10%, maka diberi nilai 2 Jika di dalam kawasan prosentase kawasan kumuh <5%, maka diberi nilai 1 e. Nilai strategis kawasan terhadap kawasan sekitar
Jika kawasan merupakan kawasan strategis berdasarkan hasil penetapan RTRW, maka diberi nilai 3 Jika kawasan mempunyai potensi sebagai kawasan strategis tetapi belum dimasukkan di dalam
perencanaan tata ruang, diberi nilai 2
Sedangkan kawasan yang tidak berpotensi sebagai kawasan strategis diberi nilai 1 f. Multiplier effect penanganan kawasan terhadap pembangunan kota
Jika kawasan merupakan pusat pertumbuhan, maka diberi nilai 3
Jika kawasan mempunyai potensi sebagai pusat pertumbuhan, diberi nilai 2
Sedangkan kawasan yang tidak berpotensi sebagai kawasan pusat pertumbuhan diberi nilai 1 2. Memiliki dominasi penanganan dan persoalan permukiman dan infrastruktur
a. Kondisi air bersih/air minum. Berdasarkan Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah No. 534/KPTS/M/2001, sebagai berikut :
Cakupan pelayanan air minum di wilayah perkotaan dikatakan baik jika mencapai >60% dan diberi nilai 1,
Cakupan pelayanan air minum mencapai 30-60% dikatakan sedang dan diberi nilai 2 Cakupan pelayanan air minum mencapai <30% dikatakan buruk diberi nilai 3
b. Kondisi sanitasi. Berdasarkan Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah No. 534/KPTS/M/2001, sebagai berikut:
Cakupan pelayanan MCK Umum di wilayah perkotaan dikatakan baik jika mencapai >60% dan diberi nilai 1,
Cakupan MCK Umum mencapai 30-60% dikatakan sedang dan diberi nilai 2 Cakupan MCK Umum mencapai <30% dikatakan buruk diberi nilai 3
c. Kondisi jaringan jalan.
Kondisi jalan seluruhnya baik 100% (tidak ada yang rusak) diberi nilai 1, Kondisi jalan sebagian rusak 50%-100% diberi nilai 2,
Kondisi jalan rusak >50% diberi nilai 3
d. Kondisi Persampahan. Untuk sistem persampahan, berdasarkan Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah No. 534/KPTS/M/2001, sebagai berikut :
Cakupan pelayanan persampahan di wilayah perkotaan dikatakan baik jika prosentase jumlah timbulan sampah yang ditangani sebagai berikut :
Prosentase pelayanan >60% diberi nilai 1, Prosentase pelayanan 30-60% diberi nilai 2 Prosentase pelayanan <30% diberi nilai 1.
Selain prosentase jumlah timbulan sampah, indikator lain yang digunakan adalah kawasan yang sudah melakukan pengurangan sampah secara mandiri, dimana :
kawasan yang seluruhnya sudah melakukan pengurangan sampah secara mandiri diberi nilai 1, kawasan yang sebagian sudah melakukan pengurangan sampah secara mandiri diberi nilai 2,
kawasan yang belum melakukan pengurangan sampah secara mandiri diberi nilai 3
e. Kondisi Drainase. Untuk kondisi drainase, indikator yang dipergunakan adalah prosentase luas daerah genangan di dalam kawasan, dimana :
prosentase luas daerah genangan di dalam kawasan >50% (buruk) diberi nilai 3, prosentase luas daerah genangan di dalam kawasan 25%-50% (sedang) diberi nilai 2, prosentase luas daerah genangan di dalam kawasan < 25% (baik) diberi nilai 1.
Selain prosentase genangan, indikator lainnya yang dipergunakan adalah prosentase panjang jaringan drainase per total kebutuhan di kawasan, dimana :
prosentase panjang jaringan drainase per total kebutuhan di kawasan > 50% (baik) diberi nilai 1, prosentase panjang jaringan drainase per total kebutuhan di kawasan 25%-50% (sedang) diberi nilai
2
Prosentase panjang jaringan drainase per total kebutuhan di kawasan <25% (buruk) diberi nilai 3 f. Kondisi Ruang Terbuka Hijau
prosentase RTH publik > 20% (baik) diberi nilai 1 prosentase RTH publik 10%- 20% (sedang) diberi nilai 2 prosentase RTH publik < 10% (buruk) diberi nilai 3
3. Kesesuaian dengan kebijakan pembangunan dan pengemban kota. Variabel yang dipergunakan adalah Keberadaan kawasan dapat mendukung perwujudan visi dan misi kota. Indikator yang dipergunakan adalah kesesuaian kawasan permukiman eksisting dengan arahan pola ruang untuk pengembangan kawasan permukiman. Adapun parameternya adalah :
prosentase luas permukiman yang tidak sesuai dengan arahan pola ruang > 50% (buruk) diberi nilai 3 prosentase luas permukiman yang tidak sesuai dengan arahan pola ruang 25%- 50% (sedang) diberi nilai
2
prosentase luas permukiman yang tidan sesuai dengan arahan pola ruang < 25% (baik) diberi nilai 1 4. Kemungkinan implementasi program
a. Kesesuaian dengan program pembangunan kota
Kawasan belum direncanakan untuk dimasukkan dalam program pembangunan pada APBD 2013 atau APBD 2014 diberi nilai 1
Kawasan menjadi prioritas, namun belum di masukkan dalam anggaran APBD 2013atau APBD 2014, diberi nilai 2
Kawasan menjadi prioritas pembangunan dan telah dimasukkan dalam APBD 2013 atau APBD 2014, diberi nilai 3
b. Kemungkinan aspek pembiayaan program
Biaya pembangunan tidak dapat di cover dengan dana APBD dan pembangunan tidak tuntas selama 5 tahun diberi nilai 1
Biaya pembangunan dapat dicover dengan dana APBD dan pembangunan tidak tuntas selama 5 tahun diberi nilai 2
Biaya pembangunan dapat dicover dengan dana APBD dan pembangunan tuntas selama 5 tahun diberi nilai 3
c. Tingkat kesiapan masyarakat
Masyarakat tidak siap untuk menerima program diberi nilai 1
Sebagian masyarakat siap menerima program pembangunan diberi nilai 2 Seluruh masyarakat siap menerima program pembangunan diberi nilai 3
RENCANA PEMBANGUNAN KAWASAN
R P K P P 4 - 3
d. Tersedianya Kelembagaan Masyarakat
Tidak terdapat kelembagaan komunitas yang berpotensi mendukung keberlanjutan pembangunan diberi nilai 1
Terdapat kelembagaan komunitas namun tidak aktif yang berpotensi mendukung ke berlanjutan pembangunan diberi nilai 2
Terdapat Kelembagaan Komunitas dan aktif berpotensi mendukung keberlanjutan program pembangunan diberi nilai 3
U
ntuk lebih jelasnya kriteria, variabel, indikator dan parameter sebagaimana disebutkan sebelumnya dapat dilihat pada Tabel 4.29.Tabel 4.31.
Kriteria, Variabel, Indikator dan Parameter Penentuan Kawasan Pembangunan Tahap-1
KRITERIA VARIABEL INDIKATOR PARAMETER
URGENSI TERHADAP PENANGANAN PERMASALAHAN KAWASAN 7. Kondisi Kerusakan infrastruktur lingkungan apabila tidak ditangani
keberadaan kondisi rawan bencana alam di dalam kawasan
Rawan banjir, longsor, kebakaran = 3
Rawan banjir dan longsor = 2 atau rawan banjir dan kebakaran = 2 atau rawan longsor dan kebakaran=2
Tidak ada rawan banjir, longsor, kebakaran = 1 8. Status Lahan
permukiman di kawasan perencanaan
keberadaan status lahan di kawasan permukiman Dominasi Hak Milik = 3
Dominasi HGB = 2 Dominasi Girik = 1
9. Tingkat Kepadatan jumlah penduduk per luas kawasan tingkat kepadatan penduduk tinggi > 100 jiwa/ha = 3
tingkat kepadatan penduduk sedang 50-100 jiwa/ha = 2 tingkat kepadatan penduduk rendah < 50 jiwa/ha (rendah) = 1 jumlah bangunan perumahan per luas kawasan kepadatan bangunan tinggi > 60 rumah/ha (padat) = 3
kepadatan bangunan sedang 40- 60 rumah/ha (sedang) = 2 kepadatan bangunan rendah < 40 rumah/ha (rendah) = 1 10. Kondisi Penurunan
Kualitas Rumah
prosentase jumlah rumah semi permanen dan non-permanen terhadap keseluruhan jumlah rumah
prosentase jumlah rumah semi permanen dan non-permanen >50% (tingggi) = 3 prosentase jumlah rumah semi permanen dan non-permanen 25%- 50% (sedang) = 2 prosentase jumlah rumah semi permanen dan non-permanen < 25% (rendah) = 1 prosentase luasan permukiman kumuh di kawasan
perkotaan
prosentase luas pemukiman kumuh > 10% (tinggi) = 3 prosentase luas pemukiman kumuh 5%- 10% (sedang) = 2 prosentase luas pemukiman kumuh < 5% (rendah) = 1 11. Nilai Strategis Kawasan
Terhadap Kawasan Sekitar
Jenis kegiatan ekonomi yang mempengaruhi kebutuhan permukiman
Ditetapkan di dalam RTRW sebagai kawasan strategis = 3
Mempunyai potensi untuk menjadi kawasan strategis perkotaan = 2 Tidak mempunyai potensi untuk menjadi kawasan strategis perkotaan = 1
12. Multiplier effect penanganan kawasan terhadap pembangunan kota
Fungsi Kawasan dalam Perkotaan
Merupakan kawasan pusat pertumbuhan dan mempunyai dampak terhadap pertumbuhan sekitar = 3
Memiliki potensi untuk menjadi pusat pertumbuhan = 2 Tidak berpotensi menjadi pusat pertumbuhan = 1
MEMILIKI DOMINASI PENANGANAN DAN
PERSOALAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR
7. Kondisi Air Bersih/Air Minum
prosentase jumlah rumah tangga yang terlayani air minum PDAM
prosentase jumlah rumah tangga yang terlayani air minum > 60% (baik) = 1 prosentase jumlah rumah tangga yang terlayani air minum 30%- 60% (sedang) = 2 prosentase jumlah rumah tangga yang terlayani air minum < 30% (buruk) = 3
8. Kondisi Sanitasi ketersediaan MCK di dalam kawasan prosentase tingkat pelayanan > 60% (baik) = 1
prosentase tingkat pelayanan 30%-60% (sedang) = 2 prosentase tingkat pelayanan < 30% (buruk) = 3
9. Kondisi Jaringan Jalan prosentase jalan yang yang rusak Kondisi jalan =100% (baik) = 1
kondisi jalan 50%- 100% (sedang) = 2 kondisi jalan < 50% (buruk) = 3 10. Sistem Persampahan Prosentase Jumlah Timbulan Sampah yang Ditangani daerah yang tidak terlayani <30% = 3
RENCANA PEMBANGUNAN KAWASAN
R P K P P 4 - 61
KRITERIA VARIABEL INDIKATOR PARAMETER
daerah yang terlayani >60% = 1 kawasan yang sudah melakukan pengurangan sampah
secara mandiri
belum melakukan pengurangan sampah secara mandiri = 3
Sebagian sudah melakukan pengurangan sampah secara mandiri =2 Seluruhnya sudah melakukan pengurangan sampah secara mandiri = 1 11. Sistem Drainase prosentase luas daerah genangan di dalam kawasan prosentase luas daerah genangan di dalam kawasan > 50% (buruk) = 3
prosentase luas daerah genangan di dalam kawasan 25%-50% (sedang) = 2 prosentase luas daerah genangan di dalam kawasan <25% (baik) = 1 Prosentase panjang jaringan drainase per total
kebutuhan di kawasan
prosentase panjang jaringan drainase per total kebutuhan di kawasan > 50% (baik) = 1 prosentase panjang jaringan drainase per total kebutuhan di kawasan 25%-50% (sedang) = 2 Prosentase panjang jaringan drainase per total kebutuhan di kawasan<25% (buruk) = 3 12. Ruang Terbuka Hijau prosentase luas RTH permukiman di dalam kawasan
terhadap total luas permukiman
prosentase RTH publik > 20% (baik) = 1 prosentase RTH publik 10%- 20% (sedang) = 2 prosentase RTH publik < 10% (buruk) = 3
KESESUAIAN DENGAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN KOTA KEDIRI 3. Keberadaan kawasan dapat mendukung perwujudan visi dan misi kota
kesesuaian kawasan permukiman eksisting dengan arahan pola ruang untuk pengembangan kawasan permukiman
prosentase luas permukiman yang tidak sesuai dengan arahan pola ruang >50% (buruk) = 3 prosentase luas permukiman yang tidak sesuai dengan arahan pola ruang 25%- 50% (sedang) = 2 prosentase luas permukiman yang tidan sesuai dengan arahan pola ruang < 25% (baik) = 1
KEMUNGKINAN
IMPLEMENTASI PROGRAM
5. Kesesuaian dengan program pembangunan
kota Masuk dalam Program pembangunan Kota
Kawasan belum direncanakan untuk dimasukkan dalam program pembangunan pada APBD 2013 atau APBD 2014 = 1
Kawasan menjadi prioritas, namun belum di masukkan dalam anggaran APBD 2013atau APBD 2014 = 2
Kawasan menjadi prioritas pembangunan dan telah dimasukkan dalam APBD 2013 atau APBD 2014 = 3
6. Kemungkinan aspek pembiayaan program
Masuk dalam Pembiayaan pembangunan Kota
Biaya pembangunan tidak dapat di cover dengan dana APBD dan pembangunan tidak tuntas selama 5 tahun = 1
Biaya pembangunan dapat dicover dengan dana APBD dan pembangunan tidak tuntas selama 5 tahun = 2
Biaya pembangunan dapat dicover dengan dana APBD dan pembangunan tuntas selama 5 tahun = 3
7. Tingkat kesiapan
masyarakat Kesiapan Masyarakat
Masyarakat tidak siap untuk menerima program = 1
Sebagian masyarakat siap menerima program pembangunan = 2 Seluruh masyarakat siap menerima program pembangunan = 3 8. Tersedianya
Kelembagaan Masyarakat
Tersedianya kelembagaan
Tidak terdapat kelembagaan komunitas yang berpotensi mendukung keberlanjutan pembangunan = 1
Terdapat kelembagaan komunitas namun tidak aktif yang berpotensi mendukung ke berlanjutan pembangunan = 2
Terdapat Kelembagaan Komunitas dan aktif berpotensi mendukung keberlanjutan program pembangunan = 3
RENCANA PEMBANGUNAN KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS (RPKPP)
K O T A K E D I R I
R P K P P 4 - 62
Berdasarkan Kriteria, Variabel, Indikator dan Parameter Penentuan Kawasan Pembangunan Tahap-1, sebagaimana disebutkan diatas, maka penentuan cluster terpilih untuk Kawasan Pembangunan Tahap-1, sebagaimana Tabel 4.31.
Tabel 4.31.
Penentuan Kawasan Pembangunan Tahap-1
CLUSTER-1 CLUSTER-2 CLUSTER-3 CLUSATER-4
Merupakan kawasan Rawan banjir, longsor, kebakaran = 3
Kawasan mengalami satu atau dua rawan bencana = 2 2 2 2 2
Tidak ada rawan banjir, longsor, kebakaran = 1
Dominasi Hak Milik = 3 3 3 3 3
Dominasi HGB = 2 Dominasi Girik = 1
tingkat kepadatan penduduk tinggi > 100 jiwa/ha = 3 3 3 3
tingkat kepadatan penduduk sedang 50-100 jiwa/ha = 2 2
tingkat kepadatan penduduk rendah < 50 jiwa/ha (rendah) = 1
kepadatan bangunan tinggi > 60 rumah/ha (padat) = 3 3
kepadatan bangunan sedang 40- 60 rumah/ha (sedang) = 2
kepadatan bangunan rendah < 40 rumah/ha (rendah) = 1 1 1 1
prosentase jumlah rumah semi permanen dan non-permanen >50% (tingggi) = 3
prosentase jumlah rumah semi permanen dan non-permanen 25%- 50% (sedang) = 2
prosentase jumlah rumah semi permanen dan non-permanen <
25% (rendah) = 1 1 1 1 1
prosentase luas pemukiman kumuh > 10% (tinggi) = 3 3
prosentase luas pemukiman kumuh 5%- 10% (sedang) = 2 2
prosentase luas pemukiman kumuh < 5% (rendah) = 1 1 1
Ditetapkan di dalam RTRW sebagai kawasan strategis = 3 3 3 3 3
Mempunyai potensi untuk menjadi kawasan strategis perkotaan = 2
Tidak mempunyai potensi untuk menjadi kawasan strategis perkotaan = 1
Merupakan kawasan pusat pertumbuhan dan mempunyai
dampak terhadap pertumbuhan sekitar = 3 3
Memiliki potensi untuk menjadi pusat pertumbuhan = 2 2 2
Tidak berpotensi menjadi pusat pertumbuhan = 1 1
prosentase jumlah rumah tangga yang terlayani air minum > 60% (baik) = 1 30%- < 1 2 % 50% di di di an han han han gram lam kkan D dan Kota unan nan ram dalam Memiliki dominasi penanganan
ng isting
yang
dalam
per prosentase jumlah rumah tangga yang Kondisi Air Bersih/Air Minum
prosentase luasan permukiman kumuh di kawasan perkotaan
Kondisi Penurunan Kualitas Rumah
Jenis kegiatan ekonomi yang
mempengaruhi kebutuhan permukiman Nilai Strategis Kawasan Terhadap Kawasan
Sekitar
Mutiplier effect penanganan kawasan terhadap pembangunan kota
Fungsi Kawasan dalam Perkotaan Tingkat Kepadatan
prosentase jumlah rumah semi permanen dan non-permanen terhadap keseluruhan jumlah rumah
KAWASAN PRIORITAS PERTAMA NGADIREJO-DANDANGAN
i
VARIABEL KRITERIA
Urgensi terhadap penanganan permasalahan kawasan
INDIKATOR
Kondisi Kerusakan infrastruktur lingkungan apabila tidak ditangani
keberadaan kondisi rawan bencana alam di dalam kawasan
Status Lahan permukiman di kawasan perencanaan
keberadaan status lahan di kawasan permukiman
jumlah penduduk per luas kawasan
jumlah bangunan perumahan per luas kawasan
RENCANA PEMBANGUNAN KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS (RPKPP)
K O T A K E D I R I
R P K P P 4 - 63
CLUSTER-1 CLUSTER-2 CLUSTER-3 CLUSATER-4
Merupakan kawasan Rawan banjir, longsor, kebakaran = 3
2 en en en < taan 2 > 30%- < 1 2 % 50% di di di an han han han gram lam kkan D dan Kota unan nan ram dalam nan ng isting yang dalam per g h di asan anen
KAWASAN PRIORITAS PERTAMA NGADIREJO-DANDANGAN
i
VARIABEL KRITERIA
Urgensi terhadap penanganan
INDIKATOR
Kondisi Kerusakan infrastruktur lingkungan keberadaan kondisi rawan bencana alam di
s
prosentase jumlah rumah tangga yang terlayani air minum > 60% (baik) = 1
prosentase jumlah rumah tangga yang terlayani air minum 30%-
60% (sedang) = 2 2
prosentase jumlah rumah tangga yang terlayani air minum <
30% (buruk) = 3 1 1 1
prosentase tingkat pelayanan > 60% (baik) = 1 1 1 1
prosentase tingkat pelayanan 30%-60% (sedang) = 2
prosentase tingkat pelayanan < 30% (buruk) = 3 3
Kondisi jalan =100% (baik) = 1
kondisi jalan 50%- 100% (sedang) = 2 2 2 2 2
kondisi jalan < 50% (buruk) = 3 daerah yang tidak terlayani <30% = 3 daerah yang terlayani sebagian 30-60% = 2
daerah yang terlayani >60% = 1 1 1 1 1
belum melakukan pengurangan sampah secara mandiri = 3 3 3 3
Sebagian sudah melakukan pengurangan sampah secara
mandiri =2 2
Seluruhnya sudah melakukan pengurangan sampah secara mandiri = 1
prosentase luas daerah genangan di dalam kawasan > 50%
(buruk) = 3 3
prosentase luas daerah genangan di dalam kawasan 25%-50%
(sedang) = 2 2
prosentase luas daerah genangan di dalam kawasan <25%
(baik) = 1 1 1
prosentase panjang jaringan drainase per total kebutuhan di kawasan > 50% (baik) = 1
prosentase panjang jaringan drainase per total kebutuhan di
kawasan 25%-50% (sedang) = 2 2 2 2 2
Prosentase panjang jaringan drainase per total kebutuhan di kawasan<25% (buruk) = 3
prosentase RTH publik > 20% (baik) = 1 1 1 1
prosentase RTH publik 10%- 20% (sedang) = 2
prosentase RTH publik < 10% (buruk) = 3 3
an han han han gram lam kkan D dan t Kota unan nan ram
prosentase luas RTH permukiman di dalam kawasan terhadap total luas permukiman Ruang Terbuka Hijau
Memiliki dominasi penanganan dan persoalan permukiman dan infrastruktur
ng isting
Prosentase Jumlah Timbulan Sampah yang Ditangani
kawasan yang sudah melakukan pengurangan sampah secara mandiri
prosentase luas daerah genangan di dalam kawasan
Sistem Persampahan
Sistem Drainase
Prosentase panjang jaringan drainase per total kebutuhan di kawasan
prosentase jumlah rumah tangga yang terlayani air minum PDAM
ketersediaan MCK di dalam kawasan Kondisi Air Bersih/Air Minum
Kondisi Sanitasi
Kondisi Jaringan Jalan prosentase jalan yang yang rusak
RENCANA PEMBANGUNAN KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS (RPKPP)
K O T A K E D I R I