Tujuan penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan Permukiman (RP3KP) Kota Kediri Tahun 2012 – 2032 adalah:
1. Sebagai arahan bagi masyarakat dalam pengisian pembangunan fisik kawasan.
2. Dalam rangka melaksanakan Standar Pelayanan Minimal(SPM) Bidang Perumahan Rakyat.
3. Mewujudkan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) peruntukan perumahan dan kawasan permukiman diKota Kediri.
4. Mengantisipasi perubahan kondisi penyelenggaraan perumahan dankawasan permukiman diKota Kediri.
5. Meningkatkan pendapatan masyarakat dan Pendapatan Asli Daerah (PAD) sebagai pengaruh dari perkembangan kawasan.
6. Menangani permasalahan perumahan dan permukiman di Kota Kediri.
Visi dan misi pengembangan perumahan dan permukiman di Kota Kediri adalah sebagai berikut:
“Setiap orang mampu memenuhi kebutuhan rumah yang layak huni dalam lingkungan permukiman yang sehat, aman, serasi, produktif, dan berkelanjutan.”
Sementara, penerjemahan terhadap visi dalam bentuk pernyataan-pernyataan misi pengembangan terdiri dari tiga misi, yaitu sebagai berikut:
1. Membantu semua orang agar dapat menghuni rumah yang layak huni dalam lingkungan yang sehat, aman, serasi, produktif dan berkelanjutan;
2. Terdorongnya pertumbuhan wilayah melalui pembangunan perumahan dan kawasan permukiman yang produkti dan berkelanjutan ;
3. Mengoptimalkan pendayagunaan sumber daya pendukung penyelenggaraan perumahan dan permukiman. Tabel 2.7
Rencana Perumahan dan Kawasan Permukiman yang memerlukan Rencana Peningkatan
No Kawasan Kelurahan Bentuk Penanganan Keterangan
1. Sempadan Sungai
Kelurahan Semampir, Kelurahan Ringinanom
upaya penanganan yang dilakukan adalah redevelopment relokasi pada kawasan tepi sungai, yang termasuk dalam kewenangan penguasaan
Pemerintah Kota Kediri dengan prasyarat tertentu, yaitu: a. Kemiringan lereng < 15 % b. Tidak terjadi pertentangan fungsi
antara fungsi sungai (Fungsi utama) dengan fungsi perumahan dan permukiman. Fungsi sungai harus lebih mendapat prioritas. c. Tidak terjadi pertentangan dengan
RTRW, RDTR, RTRK, dll. Kawasan tersebut bukan area yang diperuntukkan sebagai jalur hijau kota, RTH, kawasan rekreasi dan konservasi lainnya. Telah mendapat persetujuan dari pemerintah kota kediri, selaku pemegang kuasa atau otoritas sungai. Persetujuan ini hendaknya harus memertimbangkan prasyarat-prasyarat lainnya d. Anak sungai/ sungai kecil dengan
kedalaman < 3 m garis sempadan bangunan minimal 5 m
e. Sungai dengan kedalaman >3m, garis sempadan bangunan minimal 10 m.
f. Garis sempadan bangunan di tepi jalan inspeksi minimal 7,5 m dari as jalan
g. Anak sungai/ sungai kecil dengan kedalaman < 3 m garis sempadan bangunan minimal 3 m dari batas tanggul.
h. sungai dengan kedalaman >3m garis sempadan bangunan minimal 5 m daribatas tanggul
2 Kawasan daerah aliran SUTT
Kelurahan Kaliombo Upaya penanganan yang dilakukan adalah redevelopment, relokasi
dan pengembalian fungsisebagai
daerah aliran SUTT
a. Jalur hijau untuk daerah sekitar SUTT yang berdasarkan pada Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 05/PRT/M/2008 bahwa jarak bebas (minimum) antara penghantar SUTT 500 KV dengan bangunan tidak tahan api adalah minimal 14-15 meter. b. Untuk pengaman jalur tegangan
tinggi dibuat buffer zone yang difungsikan sebagai RTH yang dibuat di sepanjang jalur tegangan tinggi tersebut dengan lebar minimal 14-15 meter dari kiri dan kanan jalur
Kelurahan Tosaren Kelurahan Banaran Kelurahan Pesantren Kelurahan Bangsal Kelurahan Singonegaran 3 Kawasan Rawan Bencana (Erosi, Banjir, Kebakaran)
Kelurahan Pojok Upaya penanganan yang dilakukan adalah redevelopment
(pembongkaran sarana dan prasarana
untuk mnghindari terjadinya rawan bencana) dan relokasi.
Tidak terjadi pertentangan dengan RTRW, RDTR, RTRK, dll. Kawasan tersebut bukan area yang diperuntukkan sebagai kawasan permukiman. Kelurahan Mojoroto Kelurahan Bandarlor Kelurahan ringinanom Kelurahan Kampung dalem Kelurahan Setono pande
RENCANA PEMBANGUNAN KAWASAN
R P K P P 2 - 29
No Kawasan Kelurahan Bentuk Penanganan Keterangan
Kelurahan Ngadirejo Kelurahan Banjaran Kelurahan Kemasan 4 Kawasan Rel
Kereta Api
Kelurahan Balowerti Upaya penanganan yang dilakukan adalah redevelopment relokasi dan
pengembalian fungsisebagai
kawasan daerah Rel Kereta Api
a. Garis sempadan jalan rel kereta api adalah ditetapkan dari as jalan rel terdekat apabila jalan rel kereta api itu lurus.
b. Garis sempadan jalan rel kereta api yang terletak di tanah timbunan diukur dari kaki tanggul.
c. Garis sempadan jalan rel kereta api yang terletak di dalam galian, diukur dari puncak galian tanah atau atas serongan.
d. Garis sempadan jalan rel kereta api yang terletak pada tanah datar diukur dari as jalan rel kereta api.
e. Garis sempadan jalan rel kereta api pada belokan adalah lebih dari 23 m diukur dari lengkung dalam sampai as jalan. Dalam peralihan jalan lurus ke jalan lengkung diluar as jalan harus ada jalur tanah yang bebas, yang secara berangsur–angsur melebar dari jarak lebih dari 11 sampai lebih dari 23 m. Pelebaran tersebut dimulai dalam jarak 20 m di muka lengkungan untuk selanjutnya menyempit lagi sampai jarak lebih dari 11 m. f. Garis sempadan jalan rel kereta api tidak berlaku apabila jalan rel kereta api terletak di tanah galian yang dalamnya 3,5 m. g. Garis sempadan jalan perlintasan
sebidang antara jalan rel kereta api dengan jalan raya adalah 30 m dari as jalan rel kereta api pada titik perpotongan as jalan rel kereta api dengan as jalan raya dan secara berangsur– angsur menuju pada jarak lebih dari 11 m dari as jalan rel kereta api pada titik 600 m dari titik perpotongan as jalan kereta api dengan as jalan raya
Kelurahan Jagalan Kelurahan Setonopande Kelurahan Kampung dalem 5 Kawasan Daerah Resapan Air
Kelurahan Betet Gentrifikasi (Perbaikan dan peningkatan) Peningkatan fungsi lindung pada area yang telah mengalami alih fungsi sebagai kawasan terbangun
a. Peningkatan fungsi lindung pada area yang telah mengalami alih fungsi sebagai kawasan terbangun (permukiman, perdagangan jasa, pelayanan umum) melalui pengembangan vegetasi tegakan tinggi yang
mampu memberikan
perlindungan terhadap permukaan tanah dan mampu meresapkan air ke dalam tanah; b. Percepatan rehabilitasi lahan
yang mengalami kerusakan Kelurahan Pakunden Kelurahan Jamsaren Kelurahan Pojok 6 Kawasan Khusus (Permukiman Kumuh )
Kelurahan Bandar Kidul Rehabilitasi : pengembalian rumah sesuai fungsi rumah dan ditujukan untuk meningkatkan kualitas hunian yang mengalami degradasi karena ada perubahan fungsi hunian
Kelurahan Tamanan Kelurahan Dandangan
No Kawasan Kelurahan Bentuk Penanganan Keterangan
Kelurahan Jagalan Rekonstruksi : bertujuan
mengembalikan kondisi (kualitas dan fungsi) komponen permukiman pada kondisi asalnya, baik persyaratan maupun penggunaannya
Pengembalian fungsi : Kawasan perumahan dan permukiman yang secara fisik sangat berbahaya sebagai tempat bermukim dan tidak dapat ditanggulangi secara teknis
Kelurahan Kampung dalem Kelurahan Ngadirejo Kelurahan Banjaran 7 Kawasan rumah yang perlu perbaikan
Seluruh Kelurahan Kota Kediri
Gentrifikasi (perbaikan dan Peningkatan)
Meningkatkan vitalitas kawasan perumahan dan permukiman melalui upaya peningkatan kualitas lingkungan, tanpa menimbulkan perubahan yang berarti dari struktur fisik kawasan permukiman tersebut.
Rehabilitasi (Perbaikan)
Mengembalikan kondisi komponen-komponen fisik kawasan permukiman yang telah mengalami kemunduran kondisi atau degradasi kepada kondisi asalnya, sehingga dapat berfungsi kembali.
Renovasi
Tujuan agar komponen tersebut masih dapat beradaptasi dan menampung fungsibaru yang diberikan kepada komponen tersebut.
Dilakukan penyesuaian organisasi ruang (pemanfaatan ruang) dan peningkatan sisten prasarana dan penyesuaian arah menghadapnya bangunan (penyesuaian bangunan) agar sesuai dengan tuntutan kebutuhan penanganan dan orientasi ruang.
Renewal (Peremajaan )
Kegiatan bersifat mendasar dan menyeluruh, dengan melakukan pembongkaran sebagian atau seluruh komponen perumahan dan permukiman dan kemudian melalukakn perubahan secara struktural dengan membangun kembali diatas lahan yang sama. Tujuan mendapat kembali nilai
pemanfaatan lahan secara optimal sesuai dengan potensi lahannnya.
Restorasi
Mengembalikan kondisi kawasan perumahan dan permukiman pada kondisi asalnya yang sesuai dengan persyaratan perumahan dan permukiman yang layak huni, dengan menghilangkan tambahan-tambahan komponen yang timbul kemudian.
Gentrifikasi : Jenis penanganan ini
dilakukan pula dengan pengadaan prasarana dan sarana baru sebatas diperlukan tanpa merubah struktur yang ada dan semaksimal mungkin memanfaatkan bangunan eksisting
Rehabilitasi : Konsep penanganan
ini untuk memperbaiki sarana dan prasarana.
Renovasi : Jenis penanganan
dengan melakukan perubahan sebagian atau beberapa bagian dari komponen pembentuk perumahan dan permukiman (prasaranadan sarana)
Renewal : Bentuk teknis
penanganan dapat berupa konsolidasi lahan, land readjusment,land sharing (pengkombinasian pemanfaatan lahan pemukiman dengankomersial).
Restorasi : Memasang atau
mengadakan kembali unsur-unsur perumahan danpermukiman yang telah hilang tanpa menambah unsur-unsur baru
RENCANA PEMBANGUNAN KAWASAN
R P K P P 2 - 30
Gambar 2.11.
Rencana Pembangunan Dan Pengembangan Perumahan Dan Kawasan Permukiman Di Kelurahan Ngadirejo
Gambar 2.12.
Rencana Pembangunan Dan Pengembangan Perumahan Dan Kawasan Permukiman Di Kelurahan Dandangan
Gambar 2.13.
Rencana Pembangunan Dan Pengembangan Perumahan Dan Kawasan Permukiman Di Kelurahan Balowerti
Gambar 2.14.
RENCANA PEMBANGUNAN KAWASAN
R P K P P 2 - 31
Gambar 2.15.
Rencana Pembangunan Dan Pengembangan Perumahan Dan Kawasan Permukiman Di Kelurahan Jagalan
Gambar 2.16.
Rencana Pembangunan Dan Pengembangan Perumahan Dan Kawasan Permukiman Di Kelurahan Kampungdalem
Gambar 2.17.
Rencana Pembangunan Dan Pengembangan Perumahan Dan Kawasan Permukiman Di Kelurahan Semampir
Gambar 2.18.
Rencana Pembangunan Dan Pengembangan Perumahan Dan Kawasan Permukiman Di Kelurahan Bandarkidul
RENCANA PEMBANGUNAN KAWASAN
R P K P P 2 - 32
Gambar 2.19.
Rencana Pembangunan Dan Pengembangan Perumahan Dan Kawasan Permukiman Di Kelurahan Banjarmlati