• Tidak ada hasil yang ditemukan

VII. FORMULASI STRATEGI

7.6. Analisis Matriks SWOT

lebih besar untuk produk atau jasa saat ini melalui upaya-upaya pemasaran yang lebih baik. Strategi pengembangan pasar adalah memperkenalkan produk atau jasa saat ini ke wilayah geografis baru. Selanjutnya, strategi pengembangan produk adalah mengupayakan peningkatan penjualan melalui perbaikan produk atau jasa saat ini atau pengembangan produk atau jasa baru.

Matriks I-E hanya digunakan untuk menghasilkan gambaran strategi secara umum yang dapat dilakukan tanpa menghubungkannya dengan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki KUD Puspa Mekar, serta peluang dan ancaman yang dihadapi KUD Puspa Mekar. Agar diperoleh strategi yang lebih spesifik maka digunakan matriks SWOT yang dibuat dengan melihat faktor kekuatan dan kelemahan, serta peluang dan ancaman sehingga grand strategy yang dihasilkan matriks I-E dapat disesuaikan dengan kondisi internal dan eksternal usahaternak sapi perah KUD Puspa Mekar saat ini. SWOT dapat digunakan oleh KUD Puspa Mekar untuk melengkapi matriks I-E melalui alternatif-alternatif strategi yang lebih spesifik. Dengan kata lain strategi yang akan diperoleh melalui matriks SWOT dirumuskan berdasarkan pada pengembangan dari matriks I-E.

7.6. Analisis Matriks SWOT

Berdasarkan kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman yang diperoleh melalui analisis internal dan eksternal KUD Puspa Mekar, maka dapat diformulasikan alternatif strategi dengan menggunakan matriks SWOT yang dapat dilihat pada Tabel 22. Adapun beberapa alternatif strategi yang dapat diterapkan oleh KUD Puspa Mekar, antara lain adalah:

1. Strategi S-O (Strengths - Opportunities)

Strategi SO adalah strategi yang menggunakan kekuatan internal KUD Puspa Mekar untuk memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang dapat diterapkan KUD Puspa Mekar, yaitu sebagai berikut:

a) Meningkatkan kegiatan produksi berstandar teknologi modern (S1, S4, S5, S6, S7, S8, O1, O2, O7, O10)

Penerapan strategi ini berguna untuk menjaga dan meningkatkan kualitas susu yang dihasilkan dengan menerapkan teknologi sistem rantai dingin susu pada

133

 

kegiatan produksi. Hal ini dimaksudkan agar susu dapat terhindar dari kerusakan akibat pecahnya protein atau tercemar oleh bakteri. Penerapan sistem rantai dingin susu ini sebenarnya sudah mulai diterapkan mengingat bahwa KUD memiliki fasilitas produksi yang lengkap mulai dari proses penampungan susu dari peternak dengan menggunakan milk can, kemudian pengangkutan susu dengan menggunakan mobil tangki, dan pendinginan susu sebelum susu disalurkan ke IPS dengan menggunakan cooling unit. Namun, hal tersebut belum berjalan efektif karena jumlah alat-alat produksi yang masih terbatas.

Masih ada peternak yang menggunakan ember plastik untuk menampung susu hasil perahan. Hal ini disebabkan masih ada beberapa peternak yang belum memperoleh bantuan milk can dari KUD. Selanjutnya, dalam mengangkut susu dari peternak, masih ada mobil pengangkutan susu yang belum dilengkapi dengan tangki, sehingga penampungan susu masih menggunakan drum plastik. Penggunaan wadah berbahan dasar plastik ini akan membuat daur hidup bakteri di dalam susu menjadi lebih lama. Oleh karena itu, KUD diharapkan dapat menambah bantuan milk can untuk peternak dan armada angkutannya yang dilengkapi dengan tangki penampungan susu.

Dalam menerapkan strategi ini, KUD diharapkan dapat memanfaatkan bantuan dari Dinas Peternakan mengenai pengadaan bantuan milk can untuk peternak dan memanfaatkan peluang yang ada melalui pinjaman kredit dari pemerintah sebagai kredit investasi untuk membeli mobil tangki. Dengan melakukan upaya tersebut, KUD Puspa Mekar dapat menjaga dan meningkatkan kualitas susu yang dihasilkan melalui penerapan teknologi sistem rantai dingin susu sehingga dapat memperoleh harga terbaik dari IPS.

b) Mengembangkan pasar alternatif melalui promosi pemasaran (S1, S4, S6, S7, S8, S11, O3, O4, O5, O6, O8, O9, O10)

Strategi pengembangan pasar melalui promosi pemasaran dapat dilakukan dengan menggunakan kekuatan KUD yaitu mampu menghasilkan susu dengan standar kualitas tinggi. Adapun standar kualitas susu yang mampu dipenuhi KUD Puspa Mekar berkisar pada standar kadar Total Solid (TS) ≥ 11,3 persen, TPC (jumlah kuman/bakteri) < 5.000.000 per mililiter, dan Titik Beku (TB) -0,520 °C sampai -0,550 °C. Dengan demikian KUD mampu memenuhi standar kualitas

134

 

susu yang disyaratkan IPS. Kondisi ini mempermudah KUD Puspa Mekar untuk menarik IPS lain sebagai calon pelanggan baru dengan memanfaatkan peluang dari berkembangnya industri hilir untuk pengolahan produk berbahan baku susu sehingga memperluas pangsa pasar susu segar.

Selain itu, KUD Puspa Mekar bisa memasarkan produk susunya secara langsung kepada konsumen eceran, seperti ke sekolah-sekolah dasar melalui promosi menggunakan banner atau brosur. Untuk melakukan kegiatan promosi ini, KUD Puspa Mekar dapat memanfaatkan peluang dari program kampanye yang diselenggarakan oleh pemerintah, yaitu Program Makanan Tambahan Anak Sekolah (PMTAS).

2. Strategi W-O (Weaknesses - Opportunities)

Strategi W-O adalah strategi yang ditujukan untuk mengatasi kelemahan dengan memanfaatkan peluang eksternal. Strategi W-O yang dapat diterapkan oleh KUD Puspa Mekar adalah sebagai berikut:

a) Memanfaatkan kemajuan teknologi dan informasi pasca panen untuk penelitian dan pengembangan dalam usaha pengembangan produk (W6, W7, O1, O2, O3, O4, O5, O6, O7, O9)

Penerapan strategi ini dilakukan untuk mengatasi kelemahan KUD Puspa Mekar yang belum memiliki kegiatan pengolahan produk usahaternak sapi perah yang bernilai tambah. Misalnya, kegiatan pengolahan produk turunan susu dapat dijadikan alternatif tindakan bagi KUD Puspa Mekar jika mengalami penolakan susu dari IPS. Sehingga, susu yang ditolak dari IPS tidak perlu dibuang secara percuma, susu dapat diolah menjadi produk turunan susu seperti susu pasteurisasi/sterilisasi, yoghurt, dan lain-lain. Selain itu, KUD Puspa Mekar juga dapat melakukan pengelolaan limbah kotoran ternak dengan mengolah limbah kotoran hewan ternak menjadi pupuk dan biogas. Oleh karena itu, dalam menerapkan strategi tersebut, KUD Puspa Mekar perlu memanfaatkan peluang perkembangan teknologi dan informasi yang cepat serta penelitian dan pengembangan dari Dinas Peternakan setempat terkait dengan kegiatan pengolahan produk usahaternak sapi perah. Dengan adanya strategi ini, diharapkan KUD Puspa Mekar dapat melakukan kegiatan pengolahan produk

135

 

usahaternak sapi perah sehingga dapat memberikan nilai tambah bagi pendapatan KUD Puspa Mekar yang juga berdampak pada peningkatan perolehan sisa hasil usaha (SHU) bagi para anggota.

b) Membangun akses permodalan dari pemerintah melalui skim kredit bersubsidi dan mengadakan promosi investasi yang saling menguntungkan kepada para investor (W6, W7, W8, O1, O2, O3, O4, O5, O6, O7, O8, O9, O10)

Modal dari luar sangat diperlukan bagi pengembangan usaha KUD Puspa Mekar. Modal dari luar dapat diperoleh dari pinjaman kredit pemerintah atau dana investasi dari para investor. Namun, saat ini modal dari luar yang dimiliki oleh KUD Puspa Mekar masih terbatas, hanya bersumber dari simpanan sukarela anggota dan pinjaman KPSBU. KUD Puspa Mekar belum memiliki modal dari luar yang cukup sebagai modal untuk kegiatan pengembangan usahanya. Strategi ini dilakukan untuk mengatasi kelemahan tersebut dengan memanfaatkan peluang adanya bantuan pinjaman kredit dari pemerintah, seperti Kredit Usaha Pembibitan Sapi (KUPS), Kredit Usaha Rakyat (KUR), dan Kredit Ketahanan Pangan dan Energi (KKPE). Kredit dari pemerintah ini menawarkan keringanan biaya pinjaman bagi KUD Puspa Mekar dalam bentuk subsidi bunga pinjaman. Dengan adanya kredit ini, KUD Puspa Mekar dapat mengembangkan usahaternak sapi perahnya melalui upaya pengadaan dan peningkatan populasi sapi perah anggota sehingga dapat meningkatkan produksi susu yang dihasilkan.

Selain itu, strategi melalui promosi investasi juga diperlukan untuk menarik investor sehingga mau bekerjasama dalam mengembangkan usahaternak sapi perah KUD Puspa Mekar yaitu dengan memanfaatkan peluang mengenai prospek usahaternak sapi perah yang menjanjikan. Prospek usahaternak sapi perah yang menjanjikan bagi para pelaku usaha maupun investor tersebut terkait dengan pemenuhan kebutuhan susu nasional yang masih belum terpenuhi yaitu sebesar 70 persen. Oleh karena itu, KUD Puspa Mekar perlu menjalin kerja sama dengan para investor melalui pola kerja sama yang saling menguntungkan atau pola bagi hasil atau biasa disebut dengan sistem maro. Sistem maro merupakan pola kerja sama yang dilakukan antara pemilik sapi atau investor dengan peternak, dimana investor yang menitipkan sapi-sapinya pada peternak dengan menerapkan sistem

136

 

pembagian hasil yaitu 50:50. Apabila sapi betina dewasa menghasilkan anak, maka anaknya nanti dibagi dua antara investor dan peternak, sementara hasil dari susunya menjadi hak penuh peternak guna menutupi biaya operasional. Pada sistem tersebut, peternak dan investor memiliki peranan yang seimbang, dimana keuntungan dan resiko dibagi secara adil. Dengan memperoleh dana investasi dan menerapkan pola kerja sama yang saling menguntungkan dengan para investor, maka KUD Puspa Mekar bisa memfasilitasi peternaknya untuk mengelola sapi-sapi perah yang dimiliki oleh investor tersebut dan menjual hasil susu yang dihasilkan ke KUD Puspa Mekar sehingga dapat meningkatkan produksi susu yang dihasilkan KUD Puspa Mekar.

3. Strategi S-T (Strenghts - Threats)

Strategi S-T adalah strategi yang menggunakan kekuatan KUD Puspa Mekar untuk menghindari atau mengurangi dampak ancaman eksternal. Beberapa strategi S-T yang dapat dijalankan KUD Puspa Mekar adalah:

a) Membangun hubungan kerja sama yang baik dan berkelanjutan dengan pemasok dan IPS (S1, S2, S3, S4, S5, S6, S7, S8, S9, S10, S11, T1, T3, T4, T5)

Terjalinnya hubungan kerjasama yang baik antara KUD Puspa Mekar dengan pemasok dan IPS akan memberikan keuntungan masing-masing pihak. Hal ini karena terciptanya rasa kepercayaan dan tanggung jawab, yang berdampak pada upaya dalam memberikan kinerja dan produk terbaiknya antara masing-masing pihak yang bekerjasama. Strategi ini dilakukan dengan menggunakan kekuatan KUD Puspa Mekar, yaitu mampu memberikan pelayanan langsung kepada anggota dan menjalin komunikasi yang terbuka kepada seluruh anggota sehingga dapat menjaga dan meningkatkan loyalitas anggota terhadap koperasi. Dengan adanya loyalitas anggota ini, KUD Puspa Mekar dapat menghindari ancaman banyaknya pesaing perusahaan swasta.

Selain itu, ancaman ketersedian lahan hijauan yang semakin langka dapat diatasi dengan menjalin hubungan kerja sama yang dilakukan antara KUD Puspa Mekar dengan pihak PERHUTANI. Sedangkan, untuk mengatasi ancaman kekuatan tawar-menawar IPS yang cenderung kuat, KUD Puspa Mekar perlu

137

 

membuat kesepakatan dalam bentuk kontrak kerja sama yang kontinu dengan IPS sehingga KUD Puspa Mekar dapat dijadikan pemasok susu utama ke IPS. Hal tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan kekuatan KUD, yaitu mampu menghasilkan produk susu dengan standar kualitas yang disyaratkan IPS.

4. Strategi W-T (Weaknesses - Threats)

Strategi W-T adalah strategi yang ditujukan untuk mengurangi kelemahan internal yang dimiliki dan menghindari ancaman eksternal yang ada. Strategi W-T yang dapat dijalankan KUD Puspa Mekar adalah :

a) Membangun manajemen kualitas sumberdaya manusia (SDM) peternak dan manajemen pengelolaan SDM karyawan (W1, W2, W3, W4, W5, T1, T3, T4, T5)

Strategi membangun manajemen kualitas sumberdaya manusia (SDM) peternak adalah strategi yang dilakukan untuk mengatasi kelemahan KUD, yaitu belum adanya pendidikan internal perkoperasian untuk anggota, tingkat partisipasi anggota dan produksi susu yang dihasilkan masih rendah. Dengan demikian, diperlukan adanya penyuluhan dan pembinaan yang intensif dari KUD Puspa Mekar yang ditujukan kepada anggota guna meningkatkan pendidikan dan keterampilan anggota. Penyuluhan dan pembinaan tersebut mencakup pendidikan perkoperasian, teknik budidaya, sanitasi dan kesehatan hewan ternak, dan lain-lain. Kegiatan ini akan memberikan dampak yang positif bagi peningkatan partisipasi dan loyalitas anggota sehingga kuantitas dan kualitas susu yang dihasilkan KUD Puspa Mekar juga dapat meningkat.

Selain itu, strategi ini juga mencakup membangun manajemen pengelolaan SDM karyawan yang digunakan sebagai strategi untuk mengatasi kelemahan KUD, yaitu tingkat pendidikan karyawan yang masih rendah dan pengorganisasian kerja pengurus dan karyawan yang belum berjalan dengan baik. Manajemen pengelolaan terhadap karyawan yang dilakukan mencakup penerapan standar perekrutan karyawan, pembuatan SOP secara tertulis mengenai sistem kerja, job desk, serta reward and punishment. Manajemen pengelolaan karyawan ini diharapkan dapat meningkatkan mutu pelayanan terhadap anggota dan kinerja bagi perkembangan usahaternak sapi perah KUD Puspa Mekar sehingga dapat

138

 

unggul dibandingkan para pesaingya. Dengan melakukan strategi tersebut, diharapkan KUD Puspa Mekar dapat menghindari ancaman kekuatan tawar-menawar IPS yang cenderung kuat yang dibuktikan dengan penetapan harga susu sesuai standar kualitas susu IPS, serta banyaknya pesaing perusahaan swasta yang dapat mengancam keberlangsungan usahaternak sapi perah KUD Puspa Mekar.

139  

Tabel 22. Matriks SWOT KUD Puspa Mekar

                            Internal  Eksternal  Kekuatan (S)

1. Adanya tes Quality Control untuk peneriman susu dari peternak (S1)

2. Sistem pembayaran susu yang tepat waktu kepada peternak (S2)

3. RAT terlaksana dan berjalan dengan baik setiap tahunnya (S3)

4. Komunikasi antara pengurus dan anggota berlangsung terbuka (S4)

5. KUD memberikan pelayanan langsung kepada anggota (S5)

6. Produk (susu) yang dihasilkan oleh KUD terjamin kualitasnya (S6)

7. KUD memiliki sarana dan prasarana produksi yang lengkap (S7)

8. KUD mampu menjual produk (susu) berdasarkan harga yang disesuaikan dengan standar kualitas susu yang disyaratkan oleh pembeli (S8) 9. Kegiatan simpan pinjam anggota berjalan dengan

lancar (S9)

10. Pembagian SHU berlangsung terbuka dan adil (S10)

11. Pencatatan dan penyimpanan data tersusun rapi dengan sistem komputerisasi (S11)

Kelemahan (W)

1. Belum adanya pendidikan internal perkoperasian untuk anggota (W1)

2. Tingkat partisipasi dan loyalitas anggota yang masih rendah (W2)

3. Tingkat pendidikan karyawan yang masih rendah (W3)

4. Pengorganisasian kerja pengurus dan karyawan yang belum berjalan dengan baik (W4)

5. Produksi susu yang dihasilkan oleh KUD masih rendah (W5)

6. Belum adanya kegiatan pengolahan produk turunan susu yang memiliki nilai tambah (W6) 7. KUD belum mampu memasarkan produk (susu)

secara mandiri kepada IPS (W7)

8. KUD memiliki keterbatasan modal untuk pengembangan usahanya (W8)

Peluang (O)

1. Adanya bantuan pinjaman kredit dari pemerintah dan dana investasi dari para investor (O1)

2. Adanya Litbang yang diadakan oleh Dinas Peternakan setempat (O2)

3. Pertumbuhan ekonomi masyarakat yang menunjukkan angka positif (O3)

4. Peningkatan laju pertumbuhan penduduk

Strategi S-O

(S1) = Meningkatkan kegiatan produksi berstandar teknologi modern (S1,4,5,6,7,8 – O1,2,7,10)

Strategi W-O

(S3) = Memanfaatkan kemajuan teknologi dan informasi pasca panen untuk penelitian dan pengembangan dalam usaha pengembangan produk (W6,7 – O1,2,3,4,5,6,7,9)

140  

menyebabkan meningkatnya laju konsumsi susu (O4)

5. Adanya kesadaran masyarakat akan pentingnya pemenuhan gizi dari susu (O5) 6. Adanya Program Makanan Tambahan Anak

Sekolah (PMTAS) (O6)

7. Perkembangan teknologi yang cepat (O7) 8. Permintaan susu dalam negeri belum

terpenuhi (O8)

9. Susu sapi merupakan produk susu yang kaya akan protein hewani yang lebih diminati masyarakat dibandingkan dengan susu dari ternak lainnya (O9)

10. Berkembangnya industri hilir untuk pengolahan produk berbahan baku susu (O10)

(S2) = Mengembangkan pasar alternatif melalui promosi pemasaran (S1,4,6,7,8,11 – O3,4,5,6,8,9,10)

(S4) = Membangun akses permodalan dari

pemerintah melalui skim kredit bersubsidi dan mengadakan promosi investasi yang saling menguntungkan kepada para investor (W6,7,8 – O1,2,3,4,5,6,7,8,9,10)

Ancaman (T)

1. Adanya kebijakan pemerintah tentang impor susu (T1)

2. Adanya rencana kenaikan harga BBM (T2) 3. Ketersediaan lahan hijauan yang semakin

terbatas (T3)

4. Kekuatan tawar-menawar IPS yang cenderung kuat (T4)

5. Banyaknya pesaing perusahaan swasta (T5)

Strategi S-T

(S5) = Membangun hubungan kerja sama yang baik dan berkelanjutan dengan pemasok dan IPS (S1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11 – T1,3,4,5)

Strategi W-T

(S6) = Membangun manajemen kualitas sumberdaya manusia (SDM) peternak dan manajemen pengelolaan SDM karyawan (W1,2,3,4,5 – T1,3,4,5)

141

 

Berdasarkan hasil analisis SWOT terdapat enam strategi yang bisa dilakukan KUD Puspa Mekar dalam pengembangan usahanya. Strategi-strategi ini selaras dengan strategi yang dihasilkan dari matriks I-E yang meliputi strategi intensif (penetrasi pasar, pengembangan pasar, dan pengembangan produk) dan integrasi (integrasi ke depan, integrasi ke belakang, dan integrasi horizontal). Tabel 23 berikut menunjukkan keselarasan strategi antara hasil dari matriks SWOT dan matriks I-E.

Tabel 23. Keselerasan Strategi Hasil Matriks SWOT dan Matriks IE No. Strategi Hasil Matriks IE Strategi Hasil Matriks SWOT

1. Strategi integrasi horizontal dan pengembangan produk

Meningkatkan kegiatan produksi berstandar teknologi modern

2. Strategi penetrasi pasar dan pengembangan pasar

Mengembangkan pasar alternatif melalui promosi pemasaran

3. Strategi pengembangan produk Memanfaatkan kemajuan teknologi dan informasi pasca panen untuk penelitian dan pengembangan dalam usaha pengembangan produk

4. Strategi integrasi ke belakang dan integrasi ke depan

Membangun akses permodalan dari pemerintah melalui skim kredit bersubsidi dan mengadakan promosi investasi yang saling menguntungkan kepada para investor 5. Strategi integrasi ke

belakang dan integrasi ke depan

Membangun hubungan kerja sama yang baik dan berkelanjutan dengan pemasok dan IPS 6. Strategi integrasi horizontal dan

pengembangan produk

Membangun manajemen kualitas

sumberdaya manusia (SDM) peternak dan manajemen pengelolaan SDM karyawan