• Tidak ada hasil yang ditemukan

VII. FORMULASI STRATEGI

7.2. Identifikasi Peluang dan Ancaman KUD Puspa Mekar

7.2. Identifikasi Peluang dan Ancaman KUD Puspa Mekar

Berdasarkan analisis lingkungan eksternal, maka diperoleh faktor-faktor strategis eksternal yang menjadi peluang dan ancaman yang berpengaruh terhadap usaha KUD Puspa Mekar.

Tabel 19. Faktor-faktor Lingkungan Eksternal KUD Puspa Mekar

Faktor Peluang Ancaman

Politik, Pemerintah, dan

Hukum

1. Adanya bantuan pinjaman kredit dari pemerintah dan dana investasi dari para investor 2. Adanya Litbang yang diadakan

oleh Dinas Peternakan setempat 3. Adanya Program Makanan

Tambahan Anak Sekolah (PMTAS)

1. Adanya kebijakan pemerintah tentang impor susu

Ekonomi 4. Pertumbuhan ekonomi

masyarakat yang menunjukkan angka positif

2. Adanya rencana kenaikan harga BBM

Sosial, Budaya, Demografi, dan Lingkungan

5. Peningkatan laju pertumbuhan penduduk menyebabkan meningkatnya laju konsumsi susu

6. Adanya kesadaran masyarakat akan pentingnya pemenuhan gizi dari susu

3. Ketersediaan lahan hijauan yang semakin terbatas

Teknologi 7. Perkembangan teknologi yang

cepat -

Kompetitif (Industri)

8. Permintaan susu dalam negeri belum terpenuhi

9. Susu sapi merupakan produk susu yang kaya akan protein hewani yang lebih diminati masyarakat dibandingkan dengan susu dari ternak lainnya 10. Berkembangnya industri hilir

untuk pengolahan produk berbahan baku susu

4. Kekuatan tawar-menawar IPS cenderung kuat 5. Banyaknya pesaing

perusahaan swasta

Faktor-faktor eksternal yang menjadi peluang bagi KUD Puspa Mekar, yaitu:

1. Adanya bantuan pinjaman kredit dari pemerintah dan dana investasi dari para investor

Adanya bantuan pinjaman kredit dari pemerintah untuk bidang on farm pada usaha peternakan sapi perah merupakan peluang yang dapat dimanfaatkan oleh KUD Puspa Mekar dalam hal pengadaan modal kerja dan penambahan

122

 

populasi sapi perah yang dimiliki anggota. Hal tersebut dilakukan dalam rangka mengupayakan peningkatan produksi susu yang dihasilkan KUD Puspa Mekar. Adapun program kredit pemerintah yang terkait dengan pengadaan sapi dan modal kerja antara lain: Kredit Usaha Pembibitan Sapi (KUPS), Kredit Usaha Rakyat (KUR), dan Kredit Ketahanan Pangan dan Energi (KKPE). KUPS adalah kredit investasi untuk usaha pembibitan sapi dalam rangka produksi bibit sapi potong atau sapi perah yang memperoleh subsidi bunga dari pemerintah, KUR adalah kredit untuk pembiayaan usaha produktif segmen mikro, kecil, menengah, dan koperasi yang layak untuk menerima pinjaman modal kerja atau kredit investasi, sedangkan KKPE adalah kredit investasi atau modal kerja yang diberikan dalam rangka mendukung pelaksanaan Program Ketahanan Pangan.

Selain itu, kesempatan terbuka luas bagi para profesional muda untuk berinvestasi pada usahaternak sapi perah tanpa harus meninggalkan pekerjaan yang sekarang sedang digelutinya. Prospek usahaternak sapi perah yang menjanjikan terkait pemenuhan kebutuhan susu nasional yang masih belum terpenuhi, yaitu sebesar 70 persen menjadi daya tarik bagi para investor untuk menanamkan investasi pada usahaternak sapi perah ini. Adanya para investor yang tertarik untuk menanamkan investasi pada usahaternak sapi perah ini dapat dimanfaatkan sebagai peluang bagi KUD Puspa Mekar untuk memfasilitasi para peternaknya untuk mengelola sapi-sapi yang dimiliki oleh para investor dan menyalurkan hasil susunya ke KUD Puspa Mekar. Dengan adanya ketersedian pinjaman kredit dari pemerintah dan dana investasi dari para investor tersebut, maka KUD Puspa Mekar dapat mengembangkan usahaternak sapi perahnya melalui upaya pengadaan dan penambahan populasi sapi perah yang dimiliki anggota sehingga dapat meningkatkan produksi susu yang dihasilkan KUD Puspa Mekar.

2. Adanya Litbang yang diadakan oleh Dinas Peternakan setempat

Keberadaan Dinas Peternakan ini dapat membantu meningkatkan pengetahuan para peternak yang tergabung dalam KUD Puspa Mekar baik dalam hal manajemen pengelolaan ternak, teknologi, dan lain-lain. Kegiatan yang dilakukan oleh Dinas Peternakan berupa penyuluhan dan pembinaan yang dilakukan secara berkala, seperti penyuluhan mengenai teknik budidaya sapi

123

 

perah, sanitasi dan kesehatan hewan ternak, pengelolaan limbah kotoran sapi, dan pengolahan produk turunan susu. Selain itu, Dinas Peternakan juga berperan dalam memberikan bantuan sarana dan prasarana yang berhubungan dengan usahaternak sapi perah baik di bidang pengadaan input berupa mesin penggiling pakan, di bidang on farm berupa milk can, dan di bidang pasca panen berupa digester untuk biogas dan mesin pasteurisasi untuk produk olahan susu. Hal ini merupakan peluang bagi KUD Puspa Mekar untuk meningkatkan produksi susu sapi di tingkat peternak dan meningkatkan keterampilan peternak untuk kegiatan pasca panen usahaternak sapi perah.

3. Adanya Program Makanan Tambahan Anak Sekolah (PMTAS)

Program Makanan Tambahan Anak Sekolah (PMTAS) merupakan program kampanye yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan pada tahun 2010 dalam rangka memperbaiki asupan gizi peserta didik di tingkat TK dan SD, sehingga diharapkan dapat meningkatkan ketahanan fisik, minat, dan kemampuan belajar. PMTAS ini diharapkan dapat dijadikan sebuah pintu masuk untuk memenuhi kebutuhan pasar akan konsumsi susu. Optimalisasi konsumsi susu segar/pasteurisasi melalui PMTAS, jika secara nasional dapat di program dengan pemanfaatan sebagian dari dana pendidikan, maka pemasaran susu segar cukup terjamin. Hal tersebut dapat menjadi peluang yang baik bagi usahaternak sapi perah KUD Puspa Mekar untuk bekerjasama dengan pemerintah dalam menyukseskan program yang diselenggarakan pemerintah tersebut.

4. Pertumbuhan ekonomi masyarakat yang menunjukkan angka positif

Pertumbuhan ekonomi masyarakat menunjukkan angka positif baik dalam lingkup nasional maupun regional. Berdasarkan BPS Indonesia (2011), pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami peningkatan berdasarkan peningkatan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia tahun 2010. PDB Indonesia pada Triwulan I-2010 dibandingkan triwulan yang sama pada tahun 2009 mengalami pertumbuhan sebesar 5,7 persen. Hal ini juga dapat dilihat dari laju pertumbuhan PDB subsektor peternakan tahun 2010 mencapai 4,06 persen, melebihi rata-rata PDB sektor pertanian 2,86 persen. Prestasi tersebut menempatkan peternakan sebagai salah satu dari 22 kegiatan ekonomi utama

124

 

dalam MP3EI (Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia) 2011-2025.

Jika dilihat secara regional, pertumbuhan ekonomi provinsi Jawa Barat juga mengalami peningkatan berdasarkan peningkatan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) tahun 2010. Berdasarkan BPS Jawa Barat (2010), PDRB Jawa Barat atas dasar harga konstan sampai dengan Triwulan III-2010 mengalami pertumbuhan sebesar 2,66 persen dari triwulan sebelumnya, yang tumbuh sebesar 1,44 persen. Dengan demikian, kondisi tersebut menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi saat ini mulai membaik dan mendukung iklim usaha yang baik yang dapat dijadikan peluang bagi KUD Puspa Mekar untuk dapat mengembangkan usahaternak sapi perahnya.

5. Peningkatan laju pertumbuhan penduduk menyebabkan meningkatnya laju konsumsi susu

Perkembangan jumlah penduduk setiap tahunnya mengalami peningkatan. Berdasarkan sensus penduduk yang dilakukan oleh BPS (2010), jumlah penduduk Indonesia mengalami peningkatan dari tahun 2000 sebesar 205,1 juta jiwa menjadi 237,6 juta jiwa pada tahun 2010 dengan laju pertumbuhan penduduk sebesar 1,49 persen per tahun. Hal ini memberikan dampak yang besar terhadap peningkatan konsumsi susu nasional. Berdasarkan Direktorat Jenderal Peternakan (2010), dengan laju pertumbuhan penduduk 1,49 persen per tahun, dalam lima tahun terakhir ini laju rata-rata konsumsi susu meningkat 7 – 8 persen per tahun. Kondisi tersebut sangat mendukung perkembangan usahaternak sapi perah KUD Puspa Mekar dalam meningkatkan kapasitas produksi susunya.

6. Adanya kesadaran masyarakat akan pentingnya pemenuhan gizi dari susu

Peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya nilai gizi terus berkembang sejalan dengan bertambahnya waktu. Susu merupakan salah satu sumber protein hewani yang sangat dibutuhkan oleh manusia dan mengandung nilai gizi cukup tinggi. Hal ini membuat masyarakat cenderung meningkatkan konsumsi susu dan peningkatan tersebut ditandai dengan meningkatnya konsumsi susu per kapita dari tahun ke tahun, mulai dari 6,91 kg/kapita pada tahun 2008 dan meningkat menjadi 8,90 kg/kapita pada tahun 2009 (Direktorat Jenderal

125

 

Peternakan 2010). Kondisi tersebut menjadi peluang bagi industri susu dalam meningkatkan produksi olahan susu untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, yang juga berdampak positif dalam memberikan peluang pasar susu segar yang cukup besar bagi usahaternak sapi perah KUD Puspa Mekar.

7. Perkembangan teknologi yang cepat

Perkembangan teknologi yang terjadi saat ini dapat dijadikan peluang bagi KUD Puspa Mekar. Berbagai alat dan mesin serta metode pengelolaan telah diciptakan untuk membantu mempermudah pelaksanaan kegiatan usahaternak sapi perah. Perkembangan teknologi yang pesat ini tentunya diimbangi dengan kemampuan sumberdaya manusianya dalam menggunakan dan mengelola teknologi tersebut. Penggunaan teknologi yang tepat guna dapat mempermudah KUD Puspa Mekar dalam melakukan aktivitasnya mulai dari bidang penyediaan input menggunakan mesin penggiling pakan, bidang on farm menggunakan teknologi sistem rantai dingin susu, dan bidang pengolahan menggunakan mesin pasteurisasi susu. Dengan demikian, pengelolaan usahaternak sapi perah KUD Puspa Mekar dapat dilakukan dengan lebih efisien dan menghasilkan susu serta produk susu yang berkualitas.

8. Permintaan susu dalam negeri belum terpenuhi

Kebutuhan akan susu masyarakat Indonesia sampai saat ini masih belum terpenuhi secara optimal oleh produksi susu nasional. Peningkatan konsumsi susu relatif lebih cepat dibanding produksinya. Pada tahun 2009 produksi susu dalam negeri hanya mampu memenuhi 25,11 persen dari total kebutuhan nasional (Direktorat Jenderal Peternakan 2009). Sampai saat ini Indonesia masih impor susu sebesar 70 persen lebih dari total kebutuhan susu nasional. Hal ini menjadi tugas besar bagi para pelaku usahaternak sapi perah termasuk KUD Puspa Mekar untuk memanfaatkan peluang pasar susu tersebut dengan cara meningkatkan produksi susu.

9. Susu sapi merupakan produk susu yang kaya akan protein hewani yang lebih diminati masyarakat dibandingkan dengan susu dari ternak lainnya

Susu sapi merupakan susu yang paling banyak dikonsumsi dan diminati masyarakat pada umumnya. Susu sapi kaya akan kandungan protein hewani dan kandungan gizi lainnya. Setiap 100 gram susu terkandung protein sebanyak 3,2

126

 

gram, lemak sebanyak 3,7 gram, kalsium sebanyak 125 miligram. Selain itu, susu sapi dijuluki sebagai bahan makanan dengan kandungan vitamin terlengkap antara lain vitamin A, C, D, B2, B6, dan B12. Hal tersebut yang menyebabkan masyarakat lebih menyukai mengkonsumsi susu sapi dibandingkan susu ternak lainnya seperti kambing dan kuda. Kondisi ini menunjukkan bahwa susu sapi merupakan produk yang tidak dapat tergantikan sehingga dapat memberikan peluang bagi pengembangan usahaternak sapi perah KUD Puspa Mekar.

10. Berkembangnya industri hilir untuk pengolahan produk berbahan baku susu Berkembangnya industri hilir untuk pengolahan produk berbahan baku susu akan memberikan peluang bagi KUD Puspa Mekar untuk memperluas pangsa pasar susu segar. Asosiasi Industri Pengolah Susu (AIPS) memproyeksikan tahun 2012 industri pengolahan berbahan baku susu sapi bisa tumbuh antara 6,8 persen sampai 7 persen.

Faktor-faktor eksternal yang menjadi ancaman bagi KUD Puspa Mekar, yaitu:

1. Adanya kebijakan pemerintah tentang impor susu

Kebijakan impor susu yang diberlakukan oleh pemerintah sangat meresahkan para peternak sapi perah lokal. Hal tersebut berdampak pada penyerapan susu peternak lokal yang semakin rendah dikarenakan belum mampu bersaing dengan kualitas susu impor. Kondisi tersebut menjadi ancaman besar bagi KUD Puspa Mekar yang seluruh anggotanya merupakan peternak sapi perah. Ditambah lagi dengan adanya kebijakan pemerintah yang juga merugikan para peternak lokal dengan pembebasan bea masuk susu impor. Hal tersebut berdampak pada terbukanya peluang impor susu yang lebih besar.

2. Adanya rencana kenaikan harga BBM

Adanya isu kenaikan harga BBM sebesar Rp 1.500 pada awal bulan April 2012 lalu menyebabkan para pelaku usaha khawatir akan keberlajutan usahanya. Kenaikan harga BBM mendorong meningkatnya harga input produksi, yang pada akhirnya sangat mempengaruhi kenaikan biaya produksi. Begitu juga dengan

127

 

usahaternak sapi perah yang dijalankan KUD Puspa Mekar, kenaikan BBM dapat berdampak pada kenaikan biaya produksi yang diakibatkan oleh naiknya harga pakan ternak di pasaran. Selain itu, kenaikan harga BBM ini paling berpengaruh terhadap biaya transportasi pengangkutan susu. Sehingga, kondisi ini akan menghambat keberlangsungan dan pengembangan usahaternak sapi perah KUD Puspa Mekar akibat adanya peningkatan biaya produksi.

3. Ketersediaan lahan hijauan yang semakin terbatas

Keberadaan lahan hijauan saat ini sudah semakin langka, dapat dilihat dengan adanya alih fungsi lahan hijauan menjadi lahan perumahan. Hal tersebut menyebabkan ketersedian lahan hijauan semakin terbatas sehingga pasokan pakan hijauan untuk kebutuhan ternak tidak terpenuhi. Peternak menghadapi kesulitan dalam mendapatkan pakan hijauan sehingga para peternak terpaksa menggantinya dengan jerami yang memiliki kandungan air jauh lebih sedikit dibandingkan rumput yang didapatkan di lahan hijaun. Hal ini berdampak pada kuantitas dan kualitas susu yang dihasilkan KUD Puspa Mekar.

4. Kekuatan tawar-menawar IPS yang cenderung kuat

Daya tawar menawar IPS terhadap KUD Puspa Mekar berpengaruh terhadap penetapan harga beli susu yang disalurkan KUD kepada IPS. Selain itu, IPS pun memiliki standar penerimaan susu yang menuntut KUD untuk memenuhi standar tersebut. Konsekuensi dari ketidaksesuaian standar susu yang disyaratkan IPS adalah penolakan atau penalti terhadap harga beli susu KUD. Kondisi tersebut tentunya menjadi ancaman bagi KUD Puspa Mekar jika tidak mampu memenuhi standar kualitas IPS.

5. Banyaknya pesaing perusahaan swasta

Adanya perusahaan swasta yang juga sama-sama menjalankan usahaternak sapi perah dengan lokasi yang tidak terlalu jauh, tentunya akan menjadi pesaing bagi KUD Puspa Mekar. Persaingan terjadi pada pemenuhan pakan, pelayanan terhadap anggota, harga beli susu, serta pasar dari susu tersebut. Adanya persaingan tersebut menjadi ancaman bagi KUD Puspa Mekar dan menuntut untuk unggul dalam bersaing jika ingin bertahan pada usahaternak yang

128

 

dijalankannya. Adapun para pesaing KUD Puspa Mekar, antara lain CV. Barokah, CV. Agropurna Mitra Mandiri, dan Kelompok Paguyuban Peternak Parongpong (KPPC).