• Tidak ada hasil yang ditemukan

VI. ANALISIS LINGKUNGAN USAHA KUD PUSPA MEKAR KUD PUSPA MEKAR

6.2. Analisis Lingkungan Eksternal

6.2.2. Lingkungan Industri

tekstur yang tadinya kasar menjadi halus, sehingga dapat dengan mudah dicerna oleh ternak. Teknologi pada kegiatan budidaya dan pembibitan sapi perah bermanfaat untuk menghasilkan bibit sapi perah unggulan melalui teknologi Inseminasi Buatan (IB). Teknologi pada kegiatan pemerahan susu dapat dilihat dengan adanya penciptaan mesin pemerah susu otomatis yang bermanfaat untuk memproduksi susu secara efisien dan efektif. Teknologi pada pengolahan produk turunan susu ditandai dengan adanya mesin pendingin (cooling unit) dan mesin pasteurisasi susu yang bermanfaat untuk menghasilkan produk olahan susu yang berkualitas. Teknologi pada kegiatan pengelolaan limbah dan kotoran sapi dapat dilihat dari penciptaan mesin digester untuk biogas yang bermanfaat sebagai alternatif energi rumah tangga. Sedangkan, teknologi informasi dan komunikasi, seperti adanya jaringan internet dapat bermanfaat bagi kemajuan usahaternak sapi perah karena dapat mempermudah dalam mengakses informasi mengenai posisi usaha saat ini dalam perkembangan dunia usaha di sekitarnya. Berbagai teknologi yang berkembang dalam mendukung kegiatan usahaternak sapi perah menjadi peluang yang besar untuk mendapatkan hasil produksi susu yang maksimal dan tentunya harus diimbangi dengan kemampuan sumber daya manusia dalam menggunakan dan mengelola teknologi tersebut.

6.2.2. Lingkungan Industri

Lingkungan industri merupakan lingkungan yang berada di sekitar usaha yang memiliki pengaruh langsung terhadap operasional usaha KUD Puspa Mekar. Menurut Porter (1997), hakikat persaingan suatu industri dapat dilihat sebagai kombinasi atas lima kekuatan, yaitu persaingan antar perusahaan sejenis, ancaman pendatang baru, ancaman produk substitusi, kekuatan tawar-menawar pemasok dan kekuatan tawar-menawar pembeli

6.2.2.1. Persaingan antar Perusahaan Sejenis

Tinggi rendahnya persaingan antar perusahaan sejenis dalam lingkungan industri dapat dilihat dari jumlah pesaing yang banyak dan kurang lebih setara dalam hal ukuran dalam kekuatan modal dan penguasaan pangsa pasarnya. Pada kebanyakan industri, gerakan persaingan oleh satu perusahaan mempunyai

105

 

pengaruh yang besar terhadap para pesaingnya dan dapat mendorong perlawanan atau usaha untuk menandingi gerakan tersebut.

Dalam usahaternak sapi perah yang dijalankan KUD Puspa Mekar di Kabupaten Bandung Barat, terdapat banyak pesaing yang juga menjalankan usaha yang sama di bidang usahaternak sapi perah. Persaingan terjadi dengan perusahaan peternakan swasta yang terdapat di Kabupaten Bandung Barat. Perusahaan peternakan swasta yang paling mendominasi persaingan usahaternak sapi perah di Kabupaten Bandung Barat adalah CV. Barokah, CV. Agropurna Mitra Mandiri, dan Kelompok Paguyuban Peternak Parongpong (KPPC).

Tingkat persaingan dengan perusahaan peternakan swasta dalam usahaternak sapi perah di Kabupaten Bandung Barat saat ini cenderung kompetitif, sehingga menjadi ancaman bagi KUD Puspa Mekar. Persaingan yang terjadi biasanya dalam hal penetapan harga beli susu di tingkat petenak dan pelayanan yang diberikan kepada anggota. Sistem penetapan harga beli yang diberlakukan KUD Puspa Mekar berbeda dengan para pesaingnya. KUD Puspa Mekar menetapkan harga beli susu di tingkat peternak berdasarkan kualitas susu yang dihasilkan, yaitu berkisar antara Rp 2.900 – 3.100, sedangkan para pesaingnya menetapkan harga beli susu di tingkat peternak dengan sistem sama rata tanpa mempertimbangkan kualitas susu yang dihasilkan. Bahkan, para pesaing ini berani untuk menetapkan harga beli susu di atas harga beli susu KUD Puspa Mekar, yaitu mencapai sebesar Rp 3.200. Hal tersebut dapat menjadi ancaman bagi keberlangsungan usahaternak sapi perah KUD Puspa Mekar karena dengan adanya perbedaan harga beli susu di tingkat peternak, akan menyebabkan beberapa anggota beralih memasarkan susunya ke para pesaing. Sehingga, kondisi tersebut dapat mengurangi kapasitas produksi susu yang dihasilkan KUD Puspa Mekar.

Pelayanan yang diberikan kepada anggota juga merupakan faktor yang paling penting dalam menjaga kestabilan usahaternak sapi perah untuk mampu bersaing dengan para pesaing yang ada. KUD Puspa Mekar memiliki pelayanan anggota yang lebih unggul dibandingkan para pesaingnya. Pelayanan yang diberikan KUD Puspa Mekar merupakan pelayanan langsung kepada anggota. Sedangkan, sistem pelayanan yang diberikan para pesaing kepada anggotanya

106

 

merupakan pelayanan kelompok/kolektif. Sehingga, para anggotanya tidak memperoleh pelayanan yang maksimal. Bahkan, anggota dari kelompok tersebut secara tidak langsung mengalami kerugian karena bayaran susu yang diberikan akan dipotong dengan upah pengangkutan susu yang dilakukan oleh ketua kelompoknya sebagai kolektor susu. Potongan yang diberlakukan, yaitu sebesar Rp 200 per liter susu. Dengan adanya perbedaan manfaat yang diterima dari pelayanan anggota yang diberikan KUD Puspa Mekar dengan pelayanan anggota yang diberikan para pesaingnya, maka tidak menutup kemungkinan banyak anggota dari para pesaing yang beralih keanggotaannya ke KUD Puspa Mekar. Kondisi ini memberikan keuntungan bagi pengembangan usahaternak sapi perah KUD Puspa Mekar dalam upaya meningkatkan kapasitas produksi yang dihasilkan.

6.2.2.2. Ancaman Pendatang Baru

Pendatang baru dapat menjadi ancaman terhadap perusahaan yang telah ada, baik dalam perebutan pangsa pasar atau perebutan sumber daya produksi. Ancaman masuknya pendatang baru sangat bergantung pada kemampuan pendatang baru untuk menghadapi hambatan masuk (barriers to entry) ke dalam industri. Menurut Porter (1997), terdapat enam faktor hambatan masuk dari pendatang baru ke dalam suatu industri, yaitu skala ekonomis, diferensiasi produk, kebutuhan modal, biaya beralih pemasok, akses ke saluran distribusi, biaya tidak menguntungkan terlepas dari skala,

dan kebijakan pemerintah.

1. Skala Ekonomis

Skala ekonomis menghalangi masuknya pendatang baru dengan memaksa mereka untuk masuk pada skala besar dan mengambil risiko persaingan yang ada. Pada industri usahaternak sapi perah, skala ekonomis tidak menjadi halangan masuknya pendatang baru karena untuk memulai usaha ini tidak diperlukan skala ekonomis yang besar. Perusahaan swasta yang merupakan salah satu penampung susu segar dalam jumlah berapa pun atau dengan produksi susu sebanyak 10.000 liter saja sudah termasuk ke dalam pelaku industri produksi susu segar. Selain itu, masalah regulasi tidak berpengaruh kepada pendatang baru yang ingin memasuki

107

 

usaha ini karena pemerintah tidak membatasi atau menghambat masuknya pendatang baru ke dalam industri dengan peraturan-peraturan tertentu, sebaliknya pemerintah menunjukkan dukungannya terhadap pengembangan usahaternak sapi perah, mengingat produksi susu yang dihasilkan belum memenuhi kebutuhan nasional.

2. Kebutuhan Modal

Jumlah kebutuhan modal akan menentukan persaingan dalam suatu industri. Semakin tinggi kebutuhan modal yang diperlukan, maka semakin ketat persaingan yang dihadapi. Dalam menjalankan usahaternak sapi perah, dibutuhkan permodalan awal yang cukup besar untuk memenuhi kebutuhan sumber daya lahan, hewan ternak, dan sumber daya manusia yang cukup banyak. Selain itu, dalam menghasilkan kuantitas dan kualitas susu yang baik secara efisien, dibutuhkan teknologi pengolahan susu untuk menjaga sterilisasi susu yang dihasilkan oleh peternak. Untuk mengelola kegiatan tersebut dibutuhkan permodalan yang cukup besar, sehingga kegiatan pengolahan dapat berjalan dengan baik.

3. Diferensiasi Produk

Diferensiasi menciptakan hambatan masuk dengan memaksa pendatang baru mengeluarkan biaya yang lebih besar untuk mengatasi kesetiaan pelanggan yang ada. Diferensiasi produk dalam usahaternak sapi perah tidak menjadi penghalang bagi masuknya pendatang baru karena industri usahaternak sapi perah ini merupakan industri primer/bahan baku yang memasok produk susu segar ke IPS.

4. Biaya Beralih Pemasok

Pemasok yang paling penting dalam industri usahaternak sapi perah adalah pemasok pakan ternak. Biaya beralih pemasok dalam industri ini tidak terlalu besar. Pembeli yang ingin beralih pemasok tidak memerlukan biaya yang tinggi karena banyaknya jumlah pemasok yang menyediakan pakan ternak.

108

 

5. Akses ke Saluran Distribusi

Akses ke saluran distribusi merupakan faktor yang menjadi penghambat bagi masuknya pendatang baru. Dalam industri ini, saluran yang di bentuk oleh koperasi persusuan dan perusahaan swasta yang telah ada sudah cukup kuat, sehingga pendatang baru harus mampu membuat saluran distribusi baru agar produknya dapat diterima. Kegiatan distribusi dan pemasaran susu ke IPS merupakan proses yang tidak mudah dilewati oleh pendatang baru karena penerimaan susu yang dilakukan membutuhkan prosedur mulai dari perizinan usaha, kualitas susu, dan kontinuitas pasokan dari susu yang dihasilkan.

6. Biaya Tidak Menguntungkan Terlepas dari Skala

Adanya biaya yang tidak menguntungkan terlepas dari skala dalam usahaternak sapi perah tidak menjadi halangan bagi pendatang baru karena biaya yang ditimbulkan tidak terlalu besar. Biaya tidak menguntungkan yang tidak terlalu besar tersebut akan mendorong dan menambah motivasi bagi pendatang baru untuk masuk ke dalam industri.

Dengan adanya kelima hambatan masuk tersebut, maka kemungkinan masuknya pendatang baru lebih dirasakan pada skala usaha yang kecil. Skala usaha yang kecil memiliki ciri-ciri, yaitu kapasitas produksi susu masih rendah, kualitas susu belum maksimal, belum memiliki produk olahan susu, dan lain-lain. Bagi KUD Puspa Mekar, kemungkinan tersebut dapat mengancam karena KUD Puspa Mekar juga memiliki kapasitas produksi susu yang masih rendah dan belum memiliki produk olahan susu.

6.2.2.3. Ancaman Produk Substitusi

Ancaman produk substitusi merupakan produk yang memiliki manfaat dan kegunaan yang sama, sehingga dapat menggantikan fungsi produk lain yang bertujuan memenuhi kebutuan konsumen. Dalam industri pengolahan susu, produk olahan susu yang berasal dari susu ternak lainnya, seperti kambing dan kuda tidak dapat dijadikan produk pengganti susu segar sapi karena sasaran konsumen dan fungsi dari kedua produk tersebut berbeda. Susu kambing dan susu kuda cenderung dikonsumsi sebagai obat, sedangkan susu segar sapi merupakan

109

 

bahan baku utama bagi industri pengolahan susu di Indonesia. Hal tersebut disebabkan susu sapi memiliki kandungan gizi yang lengkap dan dianggap sebagai produk susu masyarakat yang lebih diminati karena menjangkau konsumen dari berbagai segmen yang ada. Kondisi tersebut dapat dijadikan peluang bagi KUD Puspa Mekar untuk mengembangkan usahanya pada industri usahaternak sapi perah dengan meningkatkan kapasitas produksi untuk memenuhi kebutuhan IPS dan secara tidak langsung memenuhi kebutuhan masyarakat akan produk olahan berbahan baku susu sapi.

6.2.2.4. Kekuatan Tawar-Menawar Pemasok

Pemasok dapat menggunakan tawar-menawar terhadap para pelaku dalam industri dengan mengancam menaikkan harga atau menurunkan mutu produk yang dibeli. KUD Puspa Mekar menggunakan jasa pemasok dalam menyediakan pakan konsentrat untuk anggotanya. Pakan yang dipasok adalah pakan konsetrat dalam bentuk yang sudah jadi atau siap dijual kepada anggota, tanpa melewati tahap/proses pengolahan terlebih dahulu. Pemasok tersebut adalah KPSBU, yang merupakan satu-satunya pemasok utama pakan konsentrat ke KUD Puspa Mekar. Sehingga, KUD Puspa Mekar dalam hubungannya dengan KPSBU hanya sebagai penerima harga, KUD Puspa Mekar tidak memiliki kekuatan tawar-menawar yang kuat terhadap KPSBU. Kondisi ini dapat menjadi ancaman jika KUD Puspa Mekar tidak memiliki alternatif pemasok pakan lainnya atau mengolah pakan konsentrat sendiri. Hal ini dikarenakan sewaktu-waktu KPSBU dapat menaikkan harga atau menurunkan mutu pakan yang dibeli, sehingga dapat menghambat kegiatan produksi usahaternak sapi perah KUD Puspa Mekar.

6.2.2.5. Kekuatan Tawar-Menawar Pembeli

Konsumen dalam industri usahaternak sapi perah adalah IPS. IPS membuat persaingan di dalam industri semakin ketat dengan memaksa harga turun, kualitas, dan pelayanan yang lebih baik. Saat ini KUD Puspa Mekar belum mampu memasarkan susunya secara mandiri ke IPS. Hal ini disebabkan KUD Puspa Mekar belum mampu memenuhi kapasitas produksi susu yang dibutuhkan IPS, yaitu sebanyak 10.000 liter per hari, sedangkan kapasitas produksi susu yang dihasilkan KUD Puspa Mekar saat ini baru mencapai rata-rata sebanyak 8.000

110

 

liter per hari. Sehingga, KUD Puspa Mekar dalam memasarkan susunya ke IPS harus melalui KPSBU terlebih dahulu, baru selanjutnya susu dapat disalurkan ke IPS. Salah satu IPS yang paling sering menerima pasokan susu dari KUD Puspa Mekar melalui jalur pemasaran KPSBU adalah PT. Indolakto.

Dalam memenuhi pasokan susunya ke IPS, KUD Puspa Mekar harus menjaga kualitas susu yang dihasilkan. Hal ini disebabkan penetapan harga beli susu IPS didasarkan pada standar kualitas susu yang dihasilkan. Jika susu tidak sesuai dengan standar kualitas IPS, maka KUD Puspa Mekar akan menghadapi penolakan susu atau menerima penalti terhadap harga beli susu IPS. Kondisi ini menunjukan bahwa hubungan KUD Puspa Mekar dengan IPS hanya sebagai penerima harga, KUD Puspa Mekar tidak memiliki kekuatan tawar-menawar yang kuat terhadap IPS. Selain itu, hubungan yang terjalin antara KUD Puspa Mekar dengan IPS merupakan hubungan yang tidak langsung. Interaksi hanya terjadi antara IPS dengan KPSBU dan KPSBU dengan KUD Puspa Mekar. Sehingga, kekuatan tawar-menawar IPS yang kuat menjadi lebih sulit dikendalikan oleh KUD Puspa Mekar. Jika KUD Puspa Mekar tidak dapat mengolah susu menjadi produk olahan susu dan menjualnya ke konsumen eceran sebagai alternatif pemasaran lain, maka kekuatan tawar-menawar IPS yang kuat tersebut dapat menjadi ancaman bagi KUD Puspa Mekar terutama dalam menentukan harga beli susu di tingkat peternak.

111