• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

G. Metodologi Penelitian

4. Analisis Data

Bahan hukum primer, bahan hukum sekunder, dan bahan hukum tersier yang sebelumnya telah disusun secara sistematis kemudian akan dianalisa dengan menggunakan prosedur logika ilmiah, yang sifatnya kualitatif. Kualitatif berarti akan dilakukan analisa data yang bertitik tolak dari penelitian terhadap asas atau prinsip sebagaimana yang diatur di dalam bahan hukum primer, dan kemudia akan dibahas lebih lanjut menggunakan bahan hukum sekunder, yang tentunya akan diupayakan pengayaan sejauh mungkin dengan didukung oleh bahan hukum tersier/tertier.

Adapun tahapan untuk menganalisa bahan-bahan hukum yang telah ada tersebut, secara sederhana dapat diuraikan dalam beberapa tahapan sebagaimana diterapkan sebagai berikut.

1. Tahapan pengumpulan data, misalnya ketentuan peraturan perundang- undangan yang berkaitan langsung dengan permasalahan yang sedang diteliti,

artikel atau jurnal atau karya tulis dalam bentuk lainnya akan dikumpulkan sedemikian rupa sebagai bahan refrensi.

2. tahapan pemilahan data, dimana dalam tahapan ini seluruh data yang telah dikumpulkan sebelumnya akan dipilah-pilah dengan mempedomani konteks yang sedang diteliti, sehingga akan lebih memudahkan dalam melakukan kajian lebih lanjut terhadap permasalahan di dalam penelitian tesis ini.

3. tahapan analisa dan penulisan hasil penelitian, sebagai tahapan klimaks dimana seluruh data yang telah diperoleh dan dipilah tersebut akan dianalisa dengan seksama dengan melakukan interpretasi atau penafsiran yang diperlukan, sejauh mungkin diupayakan untuk berpedoman terhadap konsep, asa dan kaidah hukum yang dianggap relevan dan sesuai dengan tujuan utama dari penelitian ini. Hasil penelitian kemudian akan dituangkan dalam bentuk tertulis yang diharapkan akan dapat menjawab permaslahan yang ada, sehingga hasil penelitian ini akan dapat dijadikan sebagai refrensi disamping literatur yang telah ada.

Dengan demikian, diharapkan dari hasil analisa yang sistematis tersebut akan dapat ditarik suatu kesimpulan yang dapat menjelaskan hubungan antara berbagai jenis bahan yang ada, guna penyusunan jawaban dan saran masukan atas permasalahan penelitian yang dijabarkan secara deskriptif, yang terutama menjelaskan bagaimana dan sejauh mana perlindungan hukum terhadap investor dalam transaksimargin tradingdanshort salesdi pasar modal.

BAB II

PELAKSANAANMARGIN TRADINGDANSHORT SELLING DI PASAR MODAL

A. Pengertian dan Dasar HukumMargin TradingdanShort Selling. 1. Pengertian

Seiring dengan berkembangnya globalisasi dunia pasar modal yang diikuti dengan makin bertambahnya produk-produk baru yang ditawarkan oleh lembaga perbankan dan keuangan lainnya/ muncul bisnis baru yang disebut margin trading

dan short selling. Bisnis ini kemudian menjadi salah satu lahan usaha bank – bank investasi dan lembaga keuangan lainnya yang mempunyai izin untuk itu. Bahkan belakangan menjadi pilihan investasi yang menguntungkan oleh kalangan pengusaha khususnya yang menggeluti bidang keuangan.

Margin trading merupakan suatu jasa yang diberikan oleh perusahaan efek kepada nasabahnya berupa fasilitas pinjaman dana, sehingga nasabah hanya perlu membayar sejumlah persentase tertentu dari harga efek yang dibeli. Nasabah diwajibkan membayar bunga kepada perusahaan efek atas dana pinjaman tersebut.37

Menurut Keputusan Ketua Bapepam dan LK No. Kep-258/BL/2008, margin

trading diartikan sebagai berikut :38

1) transaksi pembelian efek untuk kepentingan nasabah yang dibiayai oleh perusahaan. Transaksi marjin merupakan fasilitas yang diberikan perusahaan efek kepada investor dengan memberikan pinjaman berupa uang. Namun,

37

Astrid Amalia,Penyalagunaan Short Selling dalam Transaksi Perdagangan Efek, Analisis Kasus: Paul Berliner dengan The Blackstone Group dan ADS Corp.(Universitas Indonesia : Jakarta, 2009) Hal. 30

pinjaman uang ini tidak harus dikembalikan secara terjadwal, sebagaimana pinjaman dari bank.

2) Investor baru mengembalikan bila berhasil menjual saham yang dibelinya dengan harga yang lebih tinggi dari harga beli sehingga investor memperoleh keuntungan dari selisih jual beli tersebut

3) Sebagai imbalan fasilitas yang disediakan perusahaan efek, investor harus membayar bunga pinjaman dan fee. Bunga pinjaman dan fee tersebut telah disepakati oleh investor dan sekuritas melalui perjanjian pembiayaan dan penyelesaian transaksi efek.

Dalam margin trading dikenal beberapa pihak yang dapat memberikan pinjaman atau jaminan atas transaksi yang dilakukan oleh investor:

1. Pinjaman yang dilakukan oleh pihak ketiga, dalam hal ini bank

2. Pinjaman yang diberikan oleh perusahaan efek atau perusahaan dimana investor melakukan pinjaman saham

Kedua nya tidak terdapat perbedaan mekanisme transaksi hanya jenis pinjaman nya yang berbeda. Di beberapa pasar modal investor yang ingin membeli saham dapat meminjam dana dari perusahaan efek tempat dimana ia melakukan pemesanan untuk membeli saham. Untuk maksud pembelian saham tersebut investor yang merupakan nasabah dari perusahaan tersebut wajib membayar uang muka dalam jumlah yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Besarnya uang muka ini berbeda- beda di tiap bursa berkisar antara 40% - 80% (empat puluh persen sampai dengan delapan puluh persen).39

Semakin longgarnya perusahaan efek dalam memberikan fasilitas margin tradingkepada nasabah merupakan salah satu pemicu semakin bergairahnya transaksi saham di bursa. Kinerja bursa semakin meningkat antara lain diukur dari semakin

meningkatnya Indeks Harga Saham Gabungan, semakin meningkatnya frekuensi, volume dan nilai transaksi harian akibat membaiknya likuiditas saham.

Risiko yang dapat ditimbulkan dari transaksi saham dengan fasilitas margin tradingantara lain:

1. Bagi perusahaan efek

a. Risiko kredit akibat nasabah tidak bisa mengembalikan uang pinjamannya. b. Risiko akibat turunnya nilai saham dan nasabah tidak dapat menambah

marginnya.

2. Bagi investor, risiko yang mungkin ditanggung adalah:

Investor harus siap jika terjadi penurunan nilai saham, sehingga investor harus menambah marginnya atau melikuidasi maupun menjual saham yang dikuasakannya kepada perusahaan efek. Dalam keadaan seluruh aktiva keuangan maka kemungkinan kecil nilai margin yang akan kembali atau bahkan masih menyisakan kewajiban tambahan pada perusahaan efek.

Short sellingadalah suatu cara yang digunakan dalam penjualan saham di mana investor atau trader meminjam dana (on margin) untuk menjual saham (yang belum dimiliki) dengan harga tinggi dengan harapan akan membeli kembali dan mengembalikan pinjaman saham ke pialangnya pada saat saham turun. Salah satu karakteristik dari transaksi short saleadalah dengan menjual efek yang tidak dimiliki oleh si penjual. Namun si penjual tetap memiliki kewajiban untuk melakukan penyerahan atas efek yang telah dijualnya pada

waktu yang telah ditentukan. Guna memenuhi kewajiban tersebut, maka penyelesaiannya antara lain adalah dengan melakukan peminjaman efek.40 Sedangkan menurut keputusan Bapepam-LK Kep-258/BL/2008 Short selling

diartikan sebagai berikut41

1) Transaksi penjualan efek dimana efek tersebut tidak dimiliki oleh penjual pada saat transaksi dilaksanakan.

2) Penjual “short” berutang kepada pialang, dimana pialang tersebut meminjam saham dimaksud dari investor lainnya yang memiliki saham yang ditransaksikan secaralong(berinvestasi jangka lama). Apabila tidak ada maka pialang dapat meminjam saham tersebut melalui bank kustodian.

3) Investor yang telah mendapatkan pinjaman saham lalu menjual saham tersebut ke bursa dan wajib dikembalikan pada H + 4, apabila tidak maka investor akan dikenai denda.

Menurut Hendy M. Fakhruddin, short selling adalah “penjualan saham oleh seseorang dimana penjual itu tidak memiliki sekuritas lain atau menjual sekuritas yang dipinjam dari pihak lain.”42 Dari sisi strategis transaksi saham, short selling

adalah salah satu teknik dalam jual beli saham dimana investor berupaya untuk mendapatkan keuntungan atas penurunan harga suatu saham. Jadi investor berharap saham akan mengalami penurunan harga sehingga investor dapat membeli kembali dan memperoleh keuntungan.

40

Ibidhal 5 41IbidHal 5

42 Hendy M.Fakhruddin, Istilah Pasar Modal A-Z (Jakarta : PT. Elex Media Komputindo, 2008) hal 184

Transaksi short selling ini berbeda dengan transaksi jual-beli biasa dalam empat hal.

1. Investor menjual dulu kemudian baru membeli. 2. Investor mendapat untung justru kalau harga turun. 3. Investor melepas sekuritas yang bukan miliknya.43

4. Dibandingkan dengan transaksi biasashort sellingsangat beresiko.44

Perkiraan dari pelaku short selling, yang menginginkan terjadinya penurunan harga agar saat membeli kembali saham yang dipinjam pelaku short selling

memperoleh keuntungan dari selisih harga beli dan jual tersebut, investor biasanya menggunakan fasilitas ini pada saat keadaan pasar sedang mengalami penurunan harga (bearish). Bertentangan dengan pandangan emiten atau perusahaan publik, dimana emiten menginginkan harga sahamnya terus meningkat karena peningkatan tersebut membuktikan bahwa kondisi fundamental emiten tetap baik.45

Seseorang membeli efek di pasar modal berdasarkan pertimbangan – pertimbangan antara lain bahwa emiten memiliki prospek pertumbuhan yang bagus, dibawah kontrol manajemen yang professional dan memiliki keunggulan – keunggulan terhadap kompetitor lainnya. Pada intinya tujuan investor margin sama dengan tujuan transaksi biasa, yakni untuk memperoleh keuntungan. Yang menjadi perbedaan adalah investor margin menjual suatu efek pada tingkat harga dengan

43

Dalam perdagangan efek hal tersebut biasa terjadi 44Verdij.PangaribuanOp.,Cithal 26

45Owen A Lamont, Go Down Fighting: Short Sallers Vs Firms, Yale ICF Working Paper

memperhitungkan bahwa harga efek tersebut akan naik cepat karena investor juga harus memperhitungkan beban bunga yang harus ditanggung.