• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perjanjian Pinjam Meminjam Efek Dalam Transaksi Short

BAB I PENDAHULUAN

D. Perjanjian Pinjam Meminjam Efek Dalam Transaksi Short

Transaksishort sellingpada umumnya sama dengan transaksi jual beli saham pada umumnya. Hal yang membedakan pada transaksi jual beli saham pada umumnya adalah bahwa pada saat transaksi short selling dilakukan, pihak penjual tidak memiliki saham. Untuk memenuhi kewajiban penyerahan, pelaku short selling

mencari saham di pasar atau bilamana efek tersebut tidak tersedia di pasar, maka

pelakushort sellingdapat menggunakan fasilitas pinjam – meminjam dari PT. KPEI. PT KPEI memberikan Fasilitas ini untuk memberi kesempatan bagi investor yang ingin melakukan transaksi short selling agar dapat meminjam saham yang hendak dijual.

Sehingga dalam hal ini terdapat kemungkinan terjadi 2 peristiwa hukum pinjam meminjam, yaitu antara penjual dengan perusahaan efek dan perusahaan efek dengan perusahaan efek lain atau bank kustodian atau PT.KPEI. Pelakushort selling

dapat menggunakan fasilitas pinjam-meminjam dari perusahaan efeknya dengan menandatangani perjanjian dan memiliki rekening pinjam meminjam KSEI untuk dapat menggunakan fasilitas pinjam-meminjam efek dari PT KPEI85.

Fasilitas ini menimbulkan kompleksitas karena menimbulkan berbagai resiko. Resiko pertama pemegang saham yang sahamnya dipinjam tersebut tidak mengetahui bahwa saham, yang dititipkan dalam perusahaan efek tersebut, telah dipinjamkan kepada pihak lain. Permasalahan berikutnya yang timbul adalah adanya perbedaan kepentingan antara investor, pemilik saham, dengan pelaku short selling, dimana pelaku short selling mengharapkan penurunan harga, sedangkan investor tersebut mungkin tidak mengharapkan penurunan harga saham.86

Resiko kedua adalah terkait dengan manfaat ekonomis dan hak suara yang melekat pada saham yang dipinjamkan. Pada mekanisme pinjam-meminjam saham,

85Keputusan direksi PT. Kliring Penjaminan Efek Indonesia Nomor Kep- 009/DIR/KPEI/1107 mengenai Jasa Pinjam Meminjam Efek Tanpa Warkat angka 4

86

Putu Suryastuti,Analisa hukum terhadap transaksi short selling di Indonesia dan

perlindungan hukum bagi pihak lawan transaksi dalam transaksi short selling.(Universitas Indonesia : Jakarta. 2009) hal . 57

manfaat ekonomis dan hak suara yang melekat pada saham yang dipinjamkan beralih ke peminjam. Hal ini menimbulkan permasalahan karena pemilik saham yang sebenarnya tidak mengetahui bahwa saham yang dimilikinya telah diikat pada mekanisme pinjam-meminjam saham dengan pihak lain.87

Berdasarkan ketentuan Pasal 1754 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, pinjam-meminjam adalah suatu perjanjian dengan mana pihak yang satu memberikan kepada pihak yang lain suatu jumlah tertentu barang-barang yang menghabis karena pemakaian, dengan syarat bahwa pihak lainnya akan mengembalikan sejumlah yang sama dari jenis dan mutu yang sama pula. Berdasarkan defenisi ini, yang paling penting adalah benda yang dapat dipinjamkan haruslah benda yang habis karena pemakaian. Hal ini dapat dilihat dari Pasal 57 Undang-undang Pasar Modal yang menyatakan bahwa dalam penitipan kolektif, efek dari jenis dan klarifikasi yang sama yang diterbitkan oleh emiten tertentu dianggap sepadan dan dapat dipertukarkan antara satu dengan yang lain.88 Dengan pengertian ini efek dianggap memiliki sifat yang sama dengan uang, sehingga bisa diklasifikasikan ke dalam benda yang habis karena pemakaian.

Pada Pasal 7 ayat 1 Perjanjian Pinjam Meminjam Efek yang dikeluarkan PT.KPEI terdapat ketentuan mengenai pengembalian efek yang dipinjam dari KPEI. Pasal tersebut berbunyi “Penerima Pinjaman wajib mengembalikan Efek Sepadan89

87

Ibid, hal. 58

88Undang Undang Nomor 8 tahun 1995, pasal 57.

89Efek sepadan adalah efek dalam jenis, jumlah dan klasifikasi yang sama dengan efek yang dipinjam.

padaTanggal Penyelesaian”. Dengan ini, secara hukum maka pihak penerima pinjaman akan menjadi pemilik barang yang dipinjamkan dan karenanya jika barang tersebut musnah atau mengalami penurunan nilai, maka penerima pinjaman tersebut bertanggung jawab atas segala risiko barang yang dipinjamkan, termasuk risiko dari turunnya nilai barang. Karena peminjam telah setuju untuk mengembalikan efek sesuai dengan yang dipinjam saat perjanjian

Contoh pada saat peminjaman efek, investor melakukan peminjaman sebanyak 100 lot saham ASII di harga 7000 sesuai dengan perjanjian selambat-lambat nya hari 4 hari bursa investor wajib mengembalikan nya. Pada saat pengembalian saham, nilai ASII ternyata telah melambung menjadi 7500 per lot maka sesuai ketentuan pasal 7 ayat 1 perjanjian pinjam meminjam efek maka investor wajib mengembalikan saham ASII sebanyak 100 lot kepada PT. KPEI. Investor harus mengembalikan saham yang dipinjam dari KPEI sebanyak 100 lot walaupun harga ASII telah berubah dari harga 7000 per lembar menjadi 7500 perlembar.

Apabila terdapat kegagalan dalam pengembalian efek sepadan maka sesuai dengan Pasal 8 Perjanjian Pinjam Meminjam Efek yang dikeluarkan PT KPEI maka penerima pinjaman wajib membayar kompensasi ganti rugi yang merupakan penggantian efek dengan uang tunai kepada KPEI pada tanggal penyelesaiaan dan dikenakan sanksi.90 Sanksi yang diberikan pun berupa kompensasi ganti rugi yang telah disepakati bersama dalam Perjanjian Pinjam Meminjam Efek ini yakni sebesar 125% dari harga tertinggi atas efek yang sama.91

90Pasal 8 ayat 1 perjanjian pinjam memninjam efek yang dikeluarkan oleh PT KPEI 91Ibidpasal 8.

Ketentuan mengenai pinjam-meminjam efek ini secara khusus diatur dalam peraturan PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia No. II-10 tanggal 14 November 2007 tentang jasa pinjam-meminjam efek tanpa warkat (“Peraturan KPEI No. II- 10”).Berdasarkan Peraturan KPEI No.II-10, pihak pemberi pinjaman dalam transaksi pinjam-meminjam efek PT. KPEI adalah anggota kliring, yang dalam hal ini adalah perusahaan efek, Bank Kustodian, dan pihak lain; sedangkan pihak penerima pinjaman adalah anggota kliring. Pihak lain yang dimaksud disini adalah investor.

Oleh karena itu apabila investor ingin melakukan transaksi short sellingmaka harus membuat perjanjian pinjam meminjam terlebih dahulu yang telah diatur dalam surat edaran Nomor: SE-16/BL/2012 tentang Penjelasan peraturan BAPEPAM dan LK nomor V.D.3 tentang pengendalian internal perusahaan efek yang melakukan kegiatan usaha sebagai perantara perdagangan efek angka (5).

Ketentuan ini merupakan implementasi otoritas pasar modal untuk menciptakan pasar yang teratur wajar dan efesien. Ketentuan ini juga bertujuan untuk melindungi pasar dan melindungi investor lainnya dari adanya penurunan harga akibat adanya transaksishort selling.

Secara singkat tata cara pinjam meminjam efek diatur dalam Keputusan Direksi PT. Kliring Penjamin Efek Indonesia nomor: Kep-009/DIR/KPEI/1107 Peraturan nomor : II-10 jasa Pinjam Meminjam Efek Tanpa Warkat angka (9) dijelaskan sebagai berikut:

1. Pemberian pinjaman melakukan instruksi pemindahbukuan efek dari Rekening efeknya ke rekening pinjam meminjamnya,

2. Pada saat KPEI memindahbukukan efek dari rekening pinjam-meminjam pemberi pinjaman ke rekening pinjam meminjam KPEI maka pinjam- meminjam efek dinyatakan efektif.

b. Tata Cara Peminjaman Efek

1. Penerima pinjaman mengajukan permohonan peminjaman Efek kepada KPEI.

2. KPEI menyetujui permohonan pinjam-meminjam berdasarkan hasil pemeriksaan kecukupan agunan pinjam-meminjam efek sebagaimana dimaksud dalam angka 8 huruf a) dan status ketersediaan efek yang hendak dipinjam.

3. KPEI menyampaikan instruksi kepada KSEI untuk membekukan agunan pinjam-meminjam efek sejumlah yang diperlukan di rekening jaminan penerima pinjaman dan memindahbukukan efek yang dipinjam ke rekening efek serah penerima pinjaman.

4. Pada saat KPEI memindahbukukan efek ke rekening efek serah penerima pinjaman maka pinjam meminjam efek dinyatakan efektif.

5. Di samping hasil pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam ketentuan angka 9 huruf b) II), KPEI berhak menolak instruksi peminjaman efek penerima pinjaman dengan pertimbangan hasil anlisa profil risiko penerima pinjaman.

6. Apabila permohonan peminjaman efek tidak memenuhi ketentuan sebagaimana ditetapkan dalam peraturan ini, maka KPEI akan menolak dan memberitahukan penolakan tersebut kepada penerima pinjaman selambat-lambatnya pada tanggal yang semestinya menjadi tanggal penyerahan Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya pinjam-meminjam efek diawali dengan adanya suatu perjanjian pinjam-meminjam efek antara perusahaan efek dengan PT.KPEI atau badan yang akan meminjamkan efek. Sesuai dengan peraturan V.D.6, kontrak standart pinjam-meminjam efek wajib memuat rincian ketentuan sebagai berikut92:

a. Jumlah dan jenis efek waktu berlakunya pinjam-meminjam. Berdasarkan peraturan KPEI, KPEI telah menetapkan jangka waktu pinjam-meminjam, yaitu 1 hari kerja dan maksimal 90 hari kerja. b. Jaminan. Jaminan untuk pinjam-meminjam terdiri dari efek atau

uang. Asset yang layak diagunkan kepada KPEI terdiri dari agunan berupa uang di dalam rekening jaminan serta efek yang telah ditetapkan oleh KPEI sebagai eligible securities. Offline collateral

yang terdiri dari L/C, deposito, saham bursa efek dapat juga dijadikan agunan transaksi pinjam-meminjam KPEI;

c. Hak-hak sehubungan dengan pemilikan efek, termasuk hak suara, hak memesan efek terlebih dahulu, bonus, deviden, dan bunga.

Berdasarkan peraturan KPEI, pemberi jaminan (lender) berhak untuk menerima semua hak atas efek peminjam (borrower), kecuali hak suara. Peminjam diwajibkan untuk menyerahkan pembayaran pengganti kepada pemberi pinjaman melalui KPEI. Pada saat tanggal pembayaram, pinjam diwajibkan untuk menyerahkan dividen uang, deviden saham, dan bonus saham kepada pemberi pinjaman, melalui KPEI.93 Ketentuan ini tidak sesuai dengan asas pinjam-meminjam dalam KUHper karena jika dilihat ketentuan KUHPer, dengan pinjam meminjam, maka penerima pinjaman memiliki hak penuh atas benda yang dipinjam, termasuk hak-hak yang melekat pada benda tersebut, dengan demikian jika dalam konteksnya yang dipinjamkan itu adalah berupa efek, maka penerima pinjaman berhak sepenuhnya atas efek pinjaman tersebut, termasuk deviden, bunga, saham baru, dan saham bonus.94

d. Kewajiban perpajakan, kewajiban atas pajak-pajak yang timbul dari pelaksanaan perjanjian sesuai dengan ketentuan perpajakan yang berlaku.

e. Biaya-biaya dalam rangka pinjam-meminjam;

93Perjanjian Pinjam Meminjam efek tanpa warkat., Op.cit Pasal 4 ayat 3 “apabila tanggal pencatatan (recording date)penerima pinjaman masih meminjam efek, maka penerima pinjaman berdasarkan tagihan dari KPEI wajib mengembalikan deviden pada tanggal pelaksanaan (Coorporate Action) oleh emiten.”

f. Wanprestasi; disebut wanprestasi apabila tidak mengembalikan efek sepadan, tidak membayar ganti-rugi, konpensasi, deviden dsb.

g. Metode penilaian efek yang dipinjamkan dan jaminan;

Penilaian efek yang dipinjamkan serta yang dapat dijaminkan sesuai dengan peraturan yang dikeluarkan oleh OJK serta otoritas Bursa Saham.

h. Mekanisme penyelesaian perselisihan. Penyelesaian perselisihan atau perbedaan pendapat di selesaikan melalui proses abitrase.

Bapepam dan LK (sekarang OJK) serta PT. KPEI telah membuat peraturan – peraturan untuk mengurangi dan mencegah risiko atas fasilitas pinjam – meminjam ini. Berikut ini akan diuraikan perlindungan hukum yang diberikan kepada otoritas pasar modal untuk mengurangi risiko pinjam – meminjam95:

a. Perlindungan hukum untuk mengurangi risiko likuiditas efek di perusahaan efek. Untuk mencegah terjadinya risiko likuiditas efek di perusahaan efek, dalam rangka memenuhi kewajiban nasabah perusahaan efek, sebelum melakukan transaksi short selling, perusahaan efek tersebut harus memiliki perjanjian pinjam-meminjam saham, baik dengan perusahaan efek lainnya, maupun dengan bank custodian, atau PT KPEI. Dengan adanya perjanjian ini, apabila likuiditas efek yang dimiliki perusahaan efek tidak mencukupi untuk menutup transaksi short selling yang dilakukan oleh nasabahnya, perusahaan

efek tersebut dapat meminjam dari bank custodian atau perusahaan efek lain atau KPEI.

b. Perlindungan hukum untuk investor pemilik saham yang sahamnya dipinjamkan. Sehubungan dengan pemberian pinjaman dimana efek yang dijadikan obyek pinjam-meminjam ini adalah efek yang dimiliki oleh investor lain, berdasarkan peraturan PT.KPEI, PT KPEI mensyaratkan pihak peminjam untuk mengembalikan dividen, bonus saham, dividen saham yang telah diperolehnya melalui PT KPEI. Mekanisme ini akan memberikan perlindungan bagi investor lain dimana dengan memberikan pinjaman, investor tersebut tidak akan kehilangan hak-haknya selaku pemegang saham. Selain dari jaminan bahwa investor tidak kehilangan haknya, persyaratan efek yang dapat ditransaksikan dalam transaksi short selling juga telah memberikan kemudahan bagi penjual untuk membeli saham lagi untuk selanjutnya, akan dikembalikan kepada investor lain.

c. Adanya jaminan yang wajib diberikan oleh nasabah investor jual maupun perusahaan efek dan kewajiban bagi nasabah untuk memelihara nilai jaminan pembiayaan dan kewajiban bagi nasabah untuk memenuhi permintaan pemenuhan jaminan bilamana nilai jaminan pembiayaan mengalami penurunan.

d. Hak bagi perusahaan efek untuk membeli efek yang dijual melalui transaksi