BAB I PENDAHULUAN
B. Lingkup Hubungan Hukum dalam Margin Trading dan Short
2. Hubungan Hukum Jaminan
Jaminan adalah suatu tanggungan yang diberikan oleh seorang debitor dan atau pihak ketiga kepada kreditor untuk menjamin kewajibannya dalam suatu perikatan. Lembaga jaminan ini diberikan untuk kepentingan kreditor guna menjamin
dananya melalui suatu perikatan khusus yang bersifat asesoir dari perjanjian pokok (perjanjian kredit atau pembiayaan) oleh debitor dengan kreditor.54
Masalah agunan atau jaminan merupakan suatu masalah yang sangat erat hubungannya dengan perusahaan sekuritas dalam pelaksanaan transaksi margin trading. Dana yang diberikan oleh perusahaan sekuritas perlu diamankan. Tanpa adanya pengamanan, perusahaan sekuritas sulit menghindari risiko yang akan datang, sebagai akibat tidak berprestasinya seorang nasabah investor. Untuk mendapatkan kepastian dan keamanan dari kreditnya, perusahaan sekuritas melakukan tindakan- tindakan pengamanan dan meminta kepada calon nasabah agar mengikatkan suatu barang tertentu sebagai jaminan di dalam pemberian kredit dan diatur dalam Pasal 1131 dan 1132 KUHPer.55
Secara umum, jaminan dapat diartikan sebagai aset/harta pihak peminjam yang dijanjikan kepada pemberi pinjaman jika peminjam tidak dapat mengembalikan pinjaman tersebut. Jika peminjam gagal bayar, pihak pemberi pinjaman dapat memiliki agunan tersebut. Dengan demikian jaminan mengandung suatu kekayaaan (materiil) ataupun suatu pernyataan kesanggupan (immateriil) yang dapat dijadikan sebagai sumber pelunasan hutang.
54Muchdarsyah Sinungan, Kredit Seluk Beluk dan Pengelolaannya, (Yogyakarta : Tograf, 1990), hal 12.
55Pasal 1131 KUHPerdata menjelaskan bahwa:
“Segala kebendaan si berutang, baik yang bergerak maupun yang tak bergerak, baik yang sudah ada maupun yang baru akan ada di kemudian hari, menjadi tanggungan untuk segala perikatan perseorangan.”
Pasal 1132 KUHPerdata menjeaskan bahwa:
“Kebendaan tersebut menjadi jaminan bersama-sama bagi semua orang yang mengutangkan padanya: pendapatan penjualan benda-benda itu dibagi-bagi menurut keseimbangan, yaitu menurut besar-kecilnya piutang masing-masing, kecuali apabila di antara para berpiutang ini ada alas an-alasan sah untuk didahulukan.”
Biasanya untuk menjamin sesuatu akan didahului pembuatan perjanjian jaminan. Perjanjian jaminan adalah perjanjian yang timbul karena adanya perjanjian pokok. Jadi sifat perjanjian jaminan ini adalah bersifat accesoir. Sifat accesoir
perjanjian jaminan ini dikarenakan adanya perjanjian pokok, sehingga perjanjian jaminan tidak akan ada bila tidak ada perjanjian pokok.56
Berkaitan dengan jaminan yang diberikan nasabah, selain adanya Rekening Efek Marjin, untuk melindungi dana yang telah diberikan oleh perusahan sekuritas berupa fasilitas atau nilai pembiayaan, maka dalam perjanjian pembiayaan penyelesaian transaksi efek telah diatur mengenai beberapa hal antara lain:
a) Rekening efek reguler nasabah, yaitu rekening efek atas nama nasabah yang wajib dibuka pada perusahaan sekuritas yang memuat catatan mengenai posisi efek dan/atau dana milik nasabah.
b) Marjin deposit, yaitu jumlah nilai jaminan dalam bentuk uang dan/atau efek (yang akan dinilai dengan uang) dan harus mempunyi nilai yang cukup dan dapat diterima menurut pertimbangan perusahaan sekuritas yang ada di rekening efek marjin;57
Nilai jaminan pembiayaan yang wajib diperlihara oleh nasabah minimal 135% dari nilai pasar wajar efek yang ditransaksikan secara short selling (posisi short).58 Jika nilai jaminan tersebut mengalami penurunan sehingga kurang dari 135%, maka nasabah wajib menambah jaminan dalam waktu 3 hari bursa sehingga nilai jaminan
56http://hkjaminanlinajamila.blogspot.com di akses 24oktober 2013 57Verdij.PangaribuanOp.,Cithal 53
minimal 135%. Selanjutnya jika nilai jaminan kurang dari 120% maka perusahaan efek wajib melakukan pembelian efek pada posisishortdengan nilai jaminan minimal 135% dari nilai pasar wajar efek pada posisishortdimaksud.59
Selain itu, untuk menjamin pembayaran kembali hutang nasabah kepada perusahaan efek dan menjamin pemenuhan semua kewajiban nasabah terhadap perusahaan efek yang timbul dari perjanjian pembiayaan penyelesaian tranaksi efek dan/atau perjanjian lain yang sekarang telah ada/atau dibuat kemudian hari antara nasabah dengan perusahaan efek, maka nasabah akan memberikan jaminan tambahan termasuk membuat surat pengakuan hutang secara notaril atas fasilitas atau nilai pembiayaan ditambah dengan bunga dan biaya lainnya yang terutang.
Berkaitan dengan hal tersebut, perlu adanya penegasan hubungan antara perusahaan dengan investor dalam arti hubungan tersebut tidak hanya tertuang dalam suatu formulir saja tetapi harus dituangkan dalam akta otentik yang dibuat oleh pejabat yang berwenang, yaitu notaris. Termasuk juga didalamnya pemberian jaminan oleh investor, sehingga memiliki kekuatan hukum yang mengikat sebagai alat bukti yang kuat bagi para pihak maupun kepada pihak ketiga, mengenai adanya hubungan hukum antara perusahaan efek dengan investor.
Perjanjian transaksi marjin merupakan perjanjian khusus baik oleh perusahaan efek maupun nasabah selaku investor. Perjanjian khusus adalah perajanjian yang telah memiliki nama-nama sendiri yang diberikan oleh pembuat undang-undang
berdasarkan tipe-tipe atau bentuk-bentuk yang banyak terjadi sehari-hari.60 Pola semacam ini jelas dapat mengamankan dana pinjaman yang telah disalurkan oleh pihak perusahan efek, karena dapat diharapkan kembali utuh beserta bunganya, dan sejalan pula dengan prinsip kehati-hatian yang diacu dunia pasar modal sebagai landasan operasionalnya.
Hak tagih perusahaan efek yang telah memperoleh dukungan jaminan dalam perjanjian transaksi margin seperti itu, mengakibatkan perusahaan efek tersebut memiliki posisi seperti “kreditor preferen”. Kreditor preferen adalah kreditor yang memiliki hak istimewa atau hak prioritas. Hak istimewa mengandung arti hak yang oleh undang-undang diberikan kepada seorang berpiutang sehingga tingkatnya lebih tinggi daripada orang berpiutang lainnya yang diatur dalam pasal 1139 dan pasal 1149 KUHPerdata.61 Tentunya perusahaan efek sebagai pelaku ekonomi bertindak hati-hati dan menghindari kedudukan selaku “kreditor konkuren”. Kreditor konkuren adalah kreditor pada umumnya (tanpa hak jaminan kebendaan atau hak istimewa). Kreditor konkuren memiliki kedudukan yang setara dan memiliki hak yang seimbang (proporsional) atas piutang-piutan mereka. Ketentuan tersebut juga dinamakan prinsip “paritas creditorium”.62 Sehingga perusahaan efek perlu mendayagunakan ketentuan lembaga jaminan, guna mengantisipasi risiko manakala nasabah atau investor tidak memenuhi prestasinya.
60
http://Kamusbisnis.com diakses pada tanggal 1 juni 2014 61
http://www.bappebti.go.id/?pg=edukasi_artikel_detail&edukasi _artikel_id=10 diakses pada tanggal 27 oktober 2013