• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perlindungan Hukum Dalam Transaksi Margin Trading Dan Short Sales Di Pasar Modal

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Perlindungan Hukum Dalam Transaksi Margin Trading Dan Short Sales Di Pasar Modal"

Copied!
142
0
0

Teks penuh

(1)

TESIS

Oleh

FERRY KIANDI

107011130/M.Kn

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

TESIS

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Magister Kenotariatan Pada Program Studi Magister Kenotariatan Fakultas Hukum

Universitas Sumatera Utara

Oleh

FERRY KIANDI

107011130/M.Kn

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(3)

Program Studi : MAGISTER KENOTARIATAN

Menyetujui Komisi Pembimbing

(Prof. Dr. Bismar Nasution, SH, MH)

Pembimbing Pembimbing

(Dr. T. Keizerina Devi A, SH, CN, MHum) (Dr. Mahmul Siregar, SH, MHum)

Ketua Program Studi, Dekan,

(Prof. Dr. Muhammad Yamin, SH, MS, CN) (Prof. Dr. Runtung, SH, MHum)

(4)

PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua : Prof. Dr. Bismar Nasution, SH, MH

Anggota : 1. Dr. T. Keizerina Devi A, SH, CN, MHum

2. Dr. Mahmul Siregar, SH, MHum

3. Dr. Dedi Harianto, SH, MHum

(5)

Nim : 107011130

Program Studi : Magister Kenotariatan FH USU

Judul Tesis : PERLINDUNGAN HUKUM DALAM TRANSAKSI

MARGIN TRADING DAN SHORT SALES DI PASAR

MODAL

Dengan ini menyatakan bahwa Tesis yang saya buat adalah asli karya saya sendiri

bukan Plagiat, apabila dikemudian hari diketahui Tesis saya tersebut Plagiat karena

kesalahan saya sendiri, maka saya bersedia diberi sanksi apapun oleh Program Studi

Magister Kenotariatan FH USU dan saya tidak akan menuntut pihak manapun atas

perbuatan saya tersebut.

Demikianlah surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan dalam keadaan

sehat.

Medan,

Yang membuat Pernyataan

(6)

salah satu fasilitas yang diberikan perusahaan pialang kepada investor. Dalam

margin trading transaksi pembelian efek dilakukan nasabah dengan dibiayai oleh perusahaan efek. Sehingga para investor dapat bertransaksi melebihi jumlah uang yang dimilikinya. Dalam fasilitas ini investor tidak harus mengembalikan pinjaman tersebut secara terjadwal sebagaimana pinjaman bank. Sedangkan short selling

adalah transaksi jual saham yang bersifat khusus. Kekhususan dari transaksi ini adalah transaksi jual saham dilakukan investor tanpa memiliki saham yang ditransaksikan. Namun nasabah meminjam saham tersebut terlebih dahulu dari perusahaan efek. Namun dalam fasilitas ini investor harus membeli kembali saham-saham yang telah dijual pada H+4. Apabila investor tidak membeli kembali saham-saham tersebut dan mengembalikannya maka akan terjadi gagal serah. Dalam transaksi

short selling resiko terjadi gagal serah lebih besar dibandingkan transaksi jual beli umumnya.

Metode yang dipergunakan dalam hal ini bersifat deskriptif analis dan jenis penelitian yang diterapkan dengan menggunakan pendekatan yuridis normative yang mengarah kepada norma-norma hukum yang terdapat dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku dalam hukum pasar modal di Indonesia dikaitkan dengan hukum perjanjian serta hukum jaminan. Yang berawal dari premis umum dan berakhir pada suatu kesimpulan khusus untuk menemukan apa saja perlindungan yang dapat diperoleh oleh investor dalam melakukan transaksi di pasar modal Indonesia.

(7)

is one of the facilities provided by the brokerage firm to investors. In margin trading, securuties (effects) purchase transactions made by the customers are financed by securities companies. So the investor can make the transaction exceeding the amount of money he has. In this facility, investors do not have to return the loan in a scheduled basis as a bank loans does. While short selling is selling stock transactions of a specific nature. The specificity of this transaction is that the stock selling transaction is made by the investors without owning the shares transacted. However the costumers borrow the shares in advance from a securities company. However in this facility,the investor must buy back the shares sold at H + 4. If the investor does not buy back the stock and return it there will be delivery failure. In short selling transactions the risk of delivery failure is greater than that in the buying and selling transaction in general.

This is a descriptive analytical normative juridical study which leads to the legal norms contained in laws and regulations applicable in the indonesian capital market laws associated with contract law and legal guaramtees,which orgiginated from a general premise and end at a specific conslusion to find any protection that can be obtained by investors in making transactions in the capital market of indonesia.

(8)

rahmat dan karunianya, sehingga tesis ini dapat diselesaikan dengan baik sebagai

tugas akhir selama menjadi mahasiswa di Program Studi Magister Kenotariatan,

Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.

Penulisan tesis merupakan suatu kewajiban dan persyaratan yang harus

dipenuhi oleh setiap mahasiswa dan mahasiswi yang akan menyelesaikan studinya di

Program Studi Magister Kenotariatan, Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara

sebagai suatu karya ilmiah dalam melengkapi syarat-syarat untuk memperoleh gelar

Magister Kenotariatan.

Adapun tesis ini diharapkan dapat memberikan pemahaman dan penjelasan

mengenai pokok pembahasannya yang dapat dimanfaatkan oleh berbagai pihak

sebagai bahan pembelajaran. Adapun yang akan dibahas dalam tesis ini adalah

dengan judul : “PERLINDUNGAN HUKUM DALAM TRANSAKSI MARGIN

TRADINGDANSHORT SALESDI PASAR MODAL”

Mengenai pembahasan akan hal tersebut, maka terhadap penulisan tesis ini

sekiranya masih terdapat beberapa kekurangan baik dari segi bahasa penulisan

maupun penjabarannya yang mana masih belum sempurna dikarenakan masih

adanya keterbatasan pengetahuan penulis, yang mana diharapkan kemakluman dan

bimbingan serta kritik dan saran yang membangun sebagai penyempurnaan tesis ini.

Adapun dalam penulisan tesis ini terdapat berbagai peran serta dari berbagai

pihak sebagaimana diketahui bahwa tiap-tiap manusia adalah makhluk social yang

saling membutuhkan satu sama lain dan senantiasa hidup saling bermasyarakat, maka

dari itu pada kesempatan ini penulis menghanturkan ucapan terima kasih yang tidak

terhingga khususnya kepada yang tercinta, kedua orang tua penulis yaitu Ayahanda

Kie Tjun Guan dan Ibunda Lie Siaw Phin. Yang selalu mencurahkan segala

(9)

tentu dapat terselesaikan tanpa adanya pihak-pihak yang berjasa membimbing,

mengarahkan, memberikan semangat dan motivasi serta memberikan berbagai

arahan kepada penulis. Maka dari itu, penulis ingin menyampaikan ucapan terima

kasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat :

1. Bapak Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu. DTM&H, MSc (CTM), Sp.A(K), selaku

Rektor Universitas Sumatra Utara, atas kesempatan dan fasilitas yang diberikan

kepada penulis untuk mengikuti dan menyelesaikan pendidikan Program Studi

Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara;

2. Bapak Prof. Dr. Runtung, SH. M.Hum, selaku Dekan Fakultas Hukum

Universitas Sumatera Utara;

3. Bapak Prof. Dr. Muhammad Yamin SH, MS, CN, selaku Ketua Program Studi

Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara;

4. Ibu Dr. T. Keizerina Devi A, SH, CN, M.Hum selaku Sekertaris Program Studi

Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara sekaligus

pembimbing yang mana beliau telah memberikan bimbingan, ilmu dukungan,

motivasi, saran, arahan dan masukan yang sangat bermanfaat kepada penulis;

5. Bapak Prof. Dr. Bismar Nasution, S.H, M.H. selaku Komisi Pembimbing yang

mana beliau telah memberikan bimbingan, ilmu, saran, arahan, dan berbagai

masukan yang bermanfaat kepada penulis.

6. Dr. Mahmul Siregar, SH., M.Hum selaku Komisi Pembimbing yang mana beliau

telah memberikan bimbingan, ilmu, saran, arahan, dan berbagai masukan yang

bermanfaat kepada penulis;

7. Bapak Notaris/PPAT Dr. Syahril Sofyan, SH. M,Kn. Selaku Penguji yang telah

(10)

berharga bagi penulis untuk sekarang dan masa yang akan datang.

10. Serta seluruh sahabat-sahabatku di grup B Magister Kenotariatan yang

bersama-sama suka dan duka melewati hari-hari dan berbagai proses serta tahapan

perkuliahan, memberikan saran dan informasi yang bermanfaat demi

terselesaikannya tesis ini. Terima kasih untuk doa, dukungan, motivasi serta

perhatiannya kepada penulis semoga kita semua dapat mewujudkan cita-citanya

masing-masing.

Akhirnya, penulis berharap agar tesis ini dapat bermanfaat bagi kita semua,

dan semoga tuhan memberikan balasan yang berlipat ganda serta berkah kepada kita

semua. Terima kasih.

Medan, Agustus 2014 Penulis

(11)

Nama : Ferry Kiandi

Tempat/Tanggal Lahir : Binjai, 24 November 1988

Jenis Kelamin : Laki - laki

Status : Belum Menikah

Agama : Buddha

Alamat : Jln. B.Z. Hamid No. 6 Titikuning

II. PENDIDIKAN

1995 – 2001 : SD HangKesturi Medan

2001 – 2004 : SMP HangKesturi Medan

2004 – 2006 : SMA HangKesturi Medan

2006 – 2010 : Fakultas Hukum Universitas Sumatra Utara

(12)

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR ISTILAH ... x

DAFTAR SINGKATAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Perumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 7

1. Kegunaan Teoritis ... 7

2. Kegunaan Praktis ... 7

E. Keaslian Penelitian ... 7

F. Kerangka Teori dan Konsep ... 9

1. Kerangka Teori ... 9

2. Konsepsi ... 16

G. Metodologi Penelitian ... 18

1. Jenis Dan Pendekatan Penelitian... 18

2. Jenis Data dan Bahan Hukum ... 21

3. Teknik Pengumpulan Data ... 22

(13)

2. Dasar Hukum ... 30

B. Lingkup Hubungan Hukum dalam Margin Trading dan Short Selling... 32

1. Hubungan dengan Hukum Perjanjian ... 32

2. Hubungan Hukum Jaminan ... 37

3. Hubungan Hukum Pasar Modal ... 42

C. Pembukaan Rekening dan Perjanjian Penggunaan Fasilitas Pembiayaan Penyelesaian Transaksi Efek ... 46

1. Pembukaan Rekening ... 46

2. Perjanjian Penggunaan Fasilitas Pembiayaan Transaksi Efek ... 50

D. Perjanjian Pinjam Meminjam Efek Dalam Transaksi Short Selling... 58

BAB III MEKANISME TRANSAKSI MARGIN TRADINGdanSHORT SELLING di PASAR MODAL INDONESIA ... 68

A. MekanismeMargin Tradingdi Pasar Modal Indonesia ... 68

B. MekanismeShort Sellingdi Pasar Modal Indonesia ... 72

C. Ketentuan Saham yang Dapat di Perdagangkan denganMargin TradingdanShort Selling ... 78

BAB IV PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP INVESTOR DALAM TRANSAKSIMARGIN TRADINGDANSHORT SELLING DI PASAR MODAL INDONESIA ... 82

A. Perlindungan Oleh Otoritas Jasa Keuangan ... 82

B. Perlindungan Oleh Bursa Efek ... 91

C. Perlindungan oleh Lembaga Kliring dan Penjamin ... 95

(14)
(15)

Buy : Posisi Beli dalam pasar modal

Capital Gain : keuntungan yang diperoleh dari selisih jual

beli dalam perdagangan saham.

Cut loss : Tindakan menghindari kerugian dengan

menjual saham pada posisi merugi.

Force sell : Jual paksa efek saham nasabah oleh

perusahaan sekuritas sebagai solusi gagal

bayar

Good Communication : Prinsip memberikan informasi yang akan

mempengaruhi pasar modal secara terbuka

dan cepat

Good Faith : Prinsip mengungkapkan informasi secara

akurat dan lengkap yang akan mempengaruhi

pasar modal

Levering : Pemindahan hak milik atas suatu benda yang

berasal dari seseorang yang berhak

memindahkannya kepada orang lain, yang

mengakibatkan orang lain menjadi pemilik

benda tersebut

Long : Saldo debit dalam akun tertentu di buku

pembantu efek yang menunjukan sejumlah

efek yang dimiliki oleh perusahaan efek yang

wajib diserahkan kepada investor

Margin Trading : Transaksi pembelian efek untuk kepentingan

(16)

atau menahan posisi trading investor yang

merugi

Missrepresentation : Pernyataan yang secara jelas tidak sesuai

dengan fakta dan terdapat suatu gambarr

yang salah atau gambaran yang diterima oleh

investor tersebut sehingga menciptakan suatu

kondisi yang berlainan dengan keadaan yang

sebenarnya

Misstatement : Suatu perbuatan yang membuat pernyataan

yang salah, khususnya berkaitan dengan data

internal yang dapat menyesatkan investor

Naked Short Selling : Transaksi short selling yang dilakukan oleh

investor tanpa meminjam saham dari

lembaga kliring saham atau sekuritas

sehingga beresiko besar terjadinya gagal

serah

Obligator : Perjanjian jual beli baru meletakkan hak dan

kewajiban yang timbul antara penjual dan

pembeli, namun belum memindahkan hak

milik.

Omission : Perbuatan penghilangan informasi fakta

material, baik dalam dokumen-dokumen atau

fakta material lainnya dalam perdagangan

saham

(17)

pembantu efek yang menunjukkan sejumlah

efek yang telah dijual oleh nasabah tetapi

efek tersebut belum diserahkan kepada

perusahaan efek oleh nasabah

Trading : Proses pengalihan kepemilikian barang dan

jasa dari satu orang atau badan kepada orang

atau badan lain dengan sesuatu sebagai

imbalan dari pembelian

Withdraw : Suatu proses penarikan dana oleh investor

dari saldo yang terdapat pada rekening

(18)

BAPEPAM-LK : Badan Pengawas dan

BEI : Bursa Efek Indonesia

KSEI : Kustodian Sentral Efek Indonesia

KPEI : Kliring Penjamin Efek Indonesia

KUHPerdata : Kitab Undang-undang Hukum Perdata

BI : Bank Indonesia

(19)

salah satu fasilitas yang diberikan perusahaan pialang kepada investor. Dalam

margin trading transaksi pembelian efek dilakukan nasabah dengan dibiayai oleh perusahaan efek. Sehingga para investor dapat bertransaksi melebihi jumlah uang yang dimilikinya. Dalam fasilitas ini investor tidak harus mengembalikan pinjaman tersebut secara terjadwal sebagaimana pinjaman bank. Sedangkan short selling

adalah transaksi jual saham yang bersifat khusus. Kekhususan dari transaksi ini adalah transaksi jual saham dilakukan investor tanpa memiliki saham yang ditransaksikan. Namun nasabah meminjam saham tersebut terlebih dahulu dari perusahaan efek. Namun dalam fasilitas ini investor harus membeli kembali saham-saham yang telah dijual pada H+4. Apabila investor tidak membeli kembali saham-saham tersebut dan mengembalikannya maka akan terjadi gagal serah. Dalam transaksi

short selling resiko terjadi gagal serah lebih besar dibandingkan transaksi jual beli umumnya.

Metode yang dipergunakan dalam hal ini bersifat deskriptif analis dan jenis penelitian yang diterapkan dengan menggunakan pendekatan yuridis normative yang mengarah kepada norma-norma hukum yang terdapat dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku dalam hukum pasar modal di Indonesia dikaitkan dengan hukum perjanjian serta hukum jaminan. Yang berawal dari premis umum dan berakhir pada suatu kesimpulan khusus untuk menemukan apa saja perlindungan yang dapat diperoleh oleh investor dalam melakukan transaksi di pasar modal Indonesia.

(20)

is one of the facilities provided by the brokerage firm to investors. In margin trading, securuties (effects) purchase transactions made by the customers are financed by securities companies. So the investor can make the transaction exceeding the amount of money he has. In this facility, investors do not have to return the loan in a scheduled basis as a bank loans does. While short selling is selling stock transactions of a specific nature. The specificity of this transaction is that the stock selling transaction is made by the investors without owning the shares transacted. However the costumers borrow the shares in advance from a securities company. However in this facility,the investor must buy back the shares sold at H + 4. If the investor does not buy back the stock and return it there will be delivery failure. In short selling transactions the risk of delivery failure is greater than that in the buying and selling transaction in general.

This is a descriptive analytical normative juridical study which leads to the legal norms contained in laws and regulations applicable in the indonesian capital market laws associated with contract law and legal guaramtees,which orgiginated from a general premise and end at a specific conslusion to find any protection that can be obtained by investors in making transactions in the capital market of indonesia.

(21)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Transaksi di pasar modal sangat sederhana, di mana dewasa ini transaksi

dilakukan dengan menggunakan media elektronik atau transaksi dilakukan secara

online melalui internet. Dalam melakukan transaksi ini para investor tidak perlu

bertemu secara fisik, singkatnya transaksi sahamscriptless atau tanpa warkat, maka

saat transaksi terjadi secara online. Saat ini hak kepemilikan saham sudah dikelola

secara elektronik dan tidak lagi dibuktikan melalui warkat atau sertifikat saham. Pada

saat investor membeli saham melalui broker, broker saham akan memesankan

pesanan investor itu ke bursa saham. Terjadinya transaksi hanya berupa kata “done”

di layar komputer1.

Kepemilikan saham dulunya melalui sertifikat saham/warkat. Dewasa ini

transaksi efek dilakukan tidak secara fisik lagi karena dokumentasinya telah

dilakukan secara elektronik. Dokumentasi elektronik ini dilakukan di tempat yang

aman dan terpercaya sehingga tidak perlu khawatir kepemilikan saham akan terhapus

atau hilang. Sistem transaksi yang cepat ini membuat perputaran di bursa sangat cepat

dan besar.2

Akibat dari semakin cepat dan besarnya pergerakan uang dalam pasar modal.

Hal tersebut membuat banyak investor semakin bersemangat dalam

(22)

menginvestasikan uangnya. Dapat dilihat dari volume transaksi di pasar modal yang

luar biasa. Transaksi di pasar modal mencapai Rp. 6.6 Trilliun rupiah per hari cukup

pesat dibanding tahun lalu sekitar Rp. 4,5 Trilliun rupiah per hari.3 Gairah investor

tersebut membuat para sekuritas pun berinovasi dengan memberikan fasilitas bagi

para investor agar dapat bertransaksi lebih banyak lagi.

Penjelasan Pasal 6 Undang-Undang No 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal,

antara lain menyebutkan bahwa “kegiatan bursa efek pada dasarnya adalah

menyelenggarakan dan menyediakan sistem dan/atau sarana perdagangan efek bagi

anggotanya”.4 Dalam dunia pasar saham, terdapat banyak fasilitas yang ditawarkan

oleh sekuritas. Antara lain margin trading dan short selling. Margin trading

merupakan salah satu fasilitas yang diberikan perusahaan pialang saham kepada

investor. Dikatakan fasilitas, karena memang perusahaan pialang saham memberikan

semacam pinjaman kepada investor. Namun, pinjaman ini tidak harus dikembalikan

secara terjadwal, sebagaimana pinjaman dari bank. Investor baru mengembalikan bila

berhasil menjual saham yang dibelinya dengan harga yang lebih tinggi dari harga

belinya. Atau sebaliknya, berhasil melikuidasi posisi jualnya, pada membeli dengan

harga lebih rendah dari harga jual. Sebagai imbalan atas fasilitas yang disediakan

perusahaan pialang berjangka itu, investor harus membayar bunga pinjaman danfee.

3 www.m.sindonews.com/read/2013/09/27/32/788033/nilai-transaksi-harian-saham-capai-rp6-6-t diakses tanggal 29 november 2013)

(23)

Penggunaan margin dalam perdagangan saham semakin menghangat karena

banyak kasus nasabah yang kenamargin call5 ataupun posisi diaccountnyaharus di

cut karena melebihi modal yang ada. Banyak yang harus menjual karena melebihi

modal yang ada. Banyak juga kasus yang nasabah bukan hanya habis dana, malah

berhutang dan harus menjual aset kekayaannya.

Dalam mengelola margin trading, sekuritas membebankan bunga terhadap

dana yang terpakai. Biasanya lebih tinggi dari bunga deposito yakni sekitar 15%

sampai 20% pertahun. Fasilitas ini memberikan keleluasan bagi investor untuk

menangkap ikan yang lebih besar, dan perusahaan mendapatkan keuntungan komisi

dan bunga dari setiap transaksi yang terjadi. Tanpa menggunakan jaminan berupa

benda tidak bergerak. Jaminan yang dijaminkan kepada perusahaan sekuritas

hanyalah saham yang dimiliki investor semata6.

Margin trading atau perdagangan marjin merupakan salah satu bentuk

kegiatan transaksi efek yang menyerupai usaha bank yang dilakukan oleh perusahaan

efek. Sebagaimana dapat disimpulkan dari namanya, maka dengan melakukan atau

memberikan fasilitas perdagangan secara marjin (kepada nasabahnya), perusahaan

efek pada dasarnya melakukan pembiayaan atas sebagian dana yang dibutuhkan oleh

nasabah dalam melakukan kegiatan transaksi efeknya. Hal ini berarti investor dalam

melakukan pembelian saham menggunakan pinjaman pihak ketiga untuk membayar

pembeliannya.

5

Margin call adalah likuidasi atau penutupan secara paksa atas trading yang sedang berlangsung yang dilakukan oleh broker karena margin di account investor tidak cukup untuk menutupi atau menahan posisi trading investor yang merugi.

(24)

Dengan adanya margin trading, memberikan keleluasaan bagi investor untuk

melakukan transaksi tetapi juga menyebabkan para investor lebih berani untuk

melakukan investasi. Dengan melakukan investasi itu maka sudah melekat risiko

yang harus ditanggungnya. Bahkan dalam literatur investasi, margin trading

merupakan salah satu strategi investasi yang cenderung mendekati spekulasi.

Sehingga ini akan menjerat investor untuk melakukan investasi di perusahaan

sekuritas tersebut.

Meskipun dalam nilai tranksaksinya nasabah memperoleh kesempatan untuk

bertransaksi lebih banyak, tetapi ini juga berarti menambah resiko yang harus dipikul

oleh nasabah mengingat sifat transaksi efek yang sangat fluktuatif. Oleh karena

sifatnya yang mengandung resiko atas kekayaan nasabah, maka perdagangan marjin

ini mendapat perhatian khusus dari otoritas pasar modal yang salah satunya adalah

Keputusan Direksi PT. Bursa Efek Jakarta No. Kep-019/BEJ/0897 tanggal 1 Agustus

1997. Keputusan ini mengatur tentang persyaratan dan perdagangan efek dalam

transaksi marjin dan transaksi Short Selling bursa menetapkan efek yang dapat

ditransaksikan dan atau dijaminkan dalam transaksi marjin dan atau transaksi short

selling.

Di sampingmargin tradingdi dunia pasar modal juga terdapat sebuah fasilitas

kepada investor yang bertujuan untuk dapat memberikan keuntungan besar bagi para

investor yakni short selling. Short Selling adalah transaksi jual beli saham yang

(25)

dilakukan, investor jual tidak memiliki saham yang ditransaksikan. Resiko terjadinya

gagal serah pada transaksishort sellinglebih besar dibandingkan transaksi jual beli

saham pada umumnya.7

Pada skema short selling yang sederhana, penjual melakukan short selling

dengan meminjam saham dari sekuritas dan kemudian mencari saham di bursa untuk

mengembalikan saham yang dipinjam tersebut. Risiko terjadinya gagal serah pada

transaksi short selling lebih besar dibandingkan transaksi jual beli saham pada

umumnya. Risiko lainnya adalah penurunan harga yang signifikan8.

Penurunan harga efek ini terjadi karena dalam pelaksanaannya, pelaku short

selling akan menambah persediaan saham yang dijual selain penjualan saham yang

dilakukan oleh pemilik/pemegang saham sesungguhnya, dimana sesuai dengan

hukum ekonomi bahwa dengan banyaknya persediaan saham yang dijual (supply) dan

permintaan yang tetap (demand), maka akan menekan harga saham menjadi lebih

rendah yang dapat berakibat menurunnya Indeks Harga Saham Gabungan.

Transaksishort sellingpun tidak lepas dari efek negatif, antara lain membuka

kemungkinan terjadinya pelanggaran di pasar modal, dalam bentuk penipuan,

manipulasi pasar, daninsider trading. Otoritas Jasa Keuangan (dahulu Bapepam-LK)

serta Bursa Efek telah membuat seperangkat aturan untuk melakukan transaksishort

selling. Peraturan tersebut berisi batasan-batasan yang harus diperhatikan sebelum

7

Putu Suryastuti,Analisa Hukum terhadap Ttransaksi Short Selling diIindonesia dan Perlindungan Hukum bagi Pihak Lawan Transaksi dalamTtransaksi Short Selling.

(Jakarta:Perpustakaan UI, 2009) hal. 5

(26)

melakukan transaksi short selling. Baik peraturan Bapepam dan LK maupun

peraturan Bursa Efek telah memberikan kemudahan bagi investor untuk melakukan

transaksishort sellingdan telah memberikan perlindungan bagi pihak lain

yang merupakan lawan transaksi dari pelakushort selling.

Namun demikian, untuk mencegah efek negative yang dapat timbul dari

transaksishort selling, peranan OJK serta Bursa Efek dalam mengawasi pasar modal

perlu ditingkatkan sehingga akan tercipta pasar yang teratur, wajar, dan efisien.

Sehingga para investor nyaman melakukan investasi di pasar modal Indonesia.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut maka dirumukan lah permasalahan

sebagai berikut:

1. Bagaimanakah pelaksanaan transaksimargin tradingdanshort selling?

2. Bagaimanakah mekanisme transaksimargin tradingdanshort selling?

3. Bagaimanakah perlindungan hukum terhadap nasabah/investor dalam

transaksimargin tradingdanshort sellingdi pasar modal Indonesia?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan secara umum yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah

untuk mendeskripsikan secara analitis tentang perlindungan hukum dalam transaksi

margin trading serta short seles di pasar modal sedangkan secara khusu tujuan

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui dan menganalisis pelaksanaan transaksi margin trading dan

(27)

2. Untuk mengetahui dan menganalisis mekanisme transaksi margin trading dan

short selling.

3. Untuk mengetahui dan menganalisis perlindungan hukum terhadap

nasabah/investor dalam transaksimargin tradingdanshort sellingdi pasar modal

Indonesia.

D. Manfaat Penelitian

1. Kegunaan Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukan

pengembangan ilmu pengetahuan di bidang Hukum Pasar Modal mengenai Proses

serta tatacara yang terjadi dalam pelaksanaanmargin tradingdanshort selling.

2. Kegunaan Praktis

Dengan penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan

pengetahuan yang berharga bagi para investor lebih selektif dalam melakukan

investasi di pasar modal serta badan pengawas pasar modal yang saat ini berada di

bawah OJK selaku otoritas pasar modal agar lebih ketat dalam melakukan

pengawasan terhadap pasar modal dan sebagai dasar pemikiran dalam membuat

regulasi-regulasi baru dalam pasar modal Indonesia.

E. Keaslian Penelitian

Berdasarkan penelusuran kepustakaan, khususnya di lingkungan Universitas

Sumatera Utara umumnya dan Kepustakaan Universitas Sumatera Utara, belum ada

(28)

penelitian sebelumnya. Memang pernah ada penelitian mengenai pasar modal yang

sebelumnya dilakukan oleh :

1. Indra Sani Harahap, NIM 097011005, Magister Kenotariatan Universitas

Sumatera Utara, dengan judul “Analisis Hukum Prinsip-prinsip Syariah dalam

Pasar Modal Syariah di Indonesia”. Dan permasalahan yang diteliti adalah:

a. Apa saja Pertimbangan dalam pembentukan pasar modal syariah di

indonesia?

b. Bagaimana prinsip dasar ketentuan hukum dalam pasar modal syariah?

c. Bagaimana pelaksanaan prinsip-prinsip syariah tersebut dalam kegiatan

investasi?

2. Alkamra, NIM: 097011049, Magister Kenotariatan Universitas Sumatra

Utara, dengan judul “Perlindungan Hukum Bagi Investor dalam Perdagangan

Saham Setelah Listing di Pasar Modal”. Dan permasalahan yang diteliti

adalah :

a. Bagaimana perlindungan hukum bagi investor dalam perdagangan saham

setelah listing di pasar modal.

b. Apa saja praktek dan kegiatan yang dilarang dalam perdagangan saham di

pasar sekunder?

c. Bagaimana pengawasan lembaga pasar modal untuk memberikan

perlindungan hukum bagi investor dalam perdagangan saham di pasar

(29)

Apabila dilihat pada permasalahan yang diteliti sebelumnya sebagaimana

disebutkan di atas maka penelitian ni adalah berbeda dengan penelitian yang telah

dilakukan sebelumnya. Dengan demikian penelitian ini adalah asli dan dapat

dipertanggung jawabkan. Penulis bertanggung jawab sepenuhnya apabila ternyata

dikemudian hari terbukti bahwa penelitian ini merupakan duplikasi atau plagiat dari

penelitian yang telah ada sebelumnya.

F. Kerangka Teori dan Konsep

1. Kerangka Teori

Kerangka teori merupakan kerangka pemikiran atau butir-butir pendapat, atau

teori, thesis mengenai suatu kasus atau permasalahan (problem) yang menjadi bahan

perbandingan, pegangan teoritis. Fungsi teori dalam suatu penelitian adalah untuk

memberikan arahan/petunjuk dan meramalkan serta menjelaskan gejala yang

diamati9. Karena penelitian ini merupakan penelitian hukum normatif, kerangka teori

diarahkan secara khas ilmu hukum. Dalam penelitian ini teori digunakan untuk

memecahkan masalah, adapun teori yang dipergunakan adalah teori hukum jaminan,

teori hukum perjanjian dan teori perlindungan hukum yang berhubungan satu dengan

yang lain.

Baik margin trading maupun Short Selling adalah transaksi yang wajar di

pasar saham tapi kadang investor melakukannya cukup nekat dengan mengambil

risiko yang sangat besar. Akibat transaksi yang terbatas itu, Indeks Harga Saham

(30)

Gabungan (IHSG) pernah anjlok 7,7% dalam satu hari pada 22 Januari 2008.10

Sehingga OJK melakukan penyempurnaan peraturan dalam rangka meningkatkn

efisiensi dan efektivitas penerapan dan pengawasanmargin trading danshort selling

agar meningkatkan likuiditas transaksi efek dan kualitas pembiayaan penyelesaian

transaksi efek oleh perusahaan efek bagi nasabah serta meningkatkan kepastian

hukum atas transaksi efek.11

Nilai jaminan pembiayaan yang wajib dipelihara oleh nasabah minimal 135%

dari nilai pasar wajar efek yang ditransaksikan secarashort selling(posisi short). Jika

nilai jaminan tersebut mengalami penurunan sehingga kurang dari 135%, maka

nasabah wajib menambah jaminan dalam waktu 3 hari bursa sehingga nilai jaminan

minimal 135%.

Agunan atau jaminan merupakan suatu hal yang sangat erat hubungannya

dengan Perusahaan Sekuritas, dalam pelaksanaan teknis transaksimargin tradingdan

short selling.Dana yang diberikan oleh perusahan sekuritas perlu diamankan. Tanpa

adanya pengamanan, perusahaan sekuritas sulit menghindarkan risiko yang akan

datang. Sebagai akibat tidak berprestasinya seorang investor. Untuk mendapatkan

kepastian dan keamanan dari kreditnya, perusahaan sekuritas melakukan

tindakan-tindakan pengamanan dan meminta kepada calon investor agar mengikatkan sesuatu

barang tertentu sebagai jaminan di dalam pemberian kredit dan diatur dalam Pasal

1131 dan 1132 KUHPerdata.12

10

www.bapeppam.go.id online internet 28 Januari 2013. 11

www.bapeppam.go.id online internet 28 januari 2013.

12Endi Budiawan,Perlindungan Hukum Terhadap Perusahaan Securitas dalam Transaksi

(31)

Pada transaksi margin tradingdan short selling jaminan yang diberikan oleh

investor kepada sekuritas adalah saham. Proses nya adalah nasabah meminjam uang

dari sekuritas, saham-saham yang terbeli melalui uang tersebut dijadikan jaminan

kepada sekuritas. Oleh karena itu dapat dikatakan segala hak yang melekat dari pada

saham-saham yang diperoleh dari transaksi yang mempergunakan fasilitas merupakan

millik nasabahmargin tradingdanshort sellingnamun dikendalikan oleh sekuritas.13

Investor margin trading dan short selling dinyatakan wanprestasi jika tidak

memenuhi, terlambat memenuhi atau memenuhi namun hanya sebagian, paling tidak

melanggar salah satu dari syarat-syarat tersebut. Maka sekuritas berhak memaksa

investor untuk menjual atau sekuritas berhak langsung menjual saham yang ada pada

rekening efek marjin dan short selling investror jika tidak dipatuhi untuk melunasi

kewajibannya14.

Secara umum, kata jaminan dapat diartikan sebagai “penyerahan kekayaan

atau pernyataan kesanggupan seseorang untuk menanggung kembali pembayaran

suatu hutang. Dengan demikian, jaminan mengandung suatu kekayaan (materiliil)

ataupun suatu pernyataan kesanggupan (immateriil) yang dapat dijadikan sebagai

sumber pelunasan hutang. Berdasarkan kebendaannya, jaminan dikelompokkan

menjadi:

1. Jaminan Perorangan (persoonlijk)

Jaminan perorangan adalah orang ketiga (borg) yang akan menanggung

pengembalian uang pinjaman, apabila pihak peminjam tidak sanggup

mengembalikan pinjamannya tersebut.

(32)

2. Jaminan Kebendaan (zakelijk)

Dalam hal ini berarti menyediakan bagian dari kekayaan seseorang

guna memenuhi atau membayar kewajiban debitur.

Fasilitas margin trading dan short selling sebenarnya tidak bedanya dengan

pinjaman uang dari perbankan. Namun yang membedakan nya adalah pada fasilitas

ini jaminan yang digunakan adalah saham yang hendak dibeli oleh para investor.

Sehingga menurut penulis sangat penting dibahas teori hukum jaminan.

Untuk dapat menggunakan fasilitas margin trading atau short selling maka

para investor harus melakukan perikatan perjanjian terlebih dahulu dengan

perusahaan sekuritas. Perjanjian ini sangat penting karena perjanjian dibuat secara

tertulis akan memperoleh kekuatan hukum sehingga tujuan kepastian hukum dapat

tercapai.

Pengaturan mengenai transaksi Margin Trading dan Short selling masih

menggunakan aturan dalam Buku III KUHPerdata khususnya pengaturan mengenai

masalah perjanjian yang terjadi dalam transaksi Margin Trading dan Short Selling.

Perjanjian dalam transaksi ini terjadi antara kedua belah pihak yang mana salah satu

pihak berjanji kepada pihak lain untuk melakukan sesuatu. Hal ini sesuai dengan

Pasal 1313 KUHPerdata, Menurut pasal ini “perjanjian adalah suatu perbuatan

dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang atau

lebih”15.

(33)

Peristiwa ini menimbulkan suatu hubungan hukum antar dua orang tersebut

dinamakan perikatan atau dengan kata lain perjanjian itu menimbulkan suatu

perikatan antar dua orang yang membuatnya berupa suatu rangkaian perkataan yang

mengandung janji atau kesanggupan atas apa yang diucapkan atau dituliskan oleh

kedua belah pihak yaitu pihak yang berhak dan pihak yang berkewajiban.16

Dalam pasar modal perjanjian hanya bersifat obligator artinya perjanjian jual

beli baru meletakkan hak dan kewajiban yang timbul antara penjual dan pembeli,

namun belum memindahkan hak milik. Hak milik baru terjadi setelah adanya

penyerahan atau levering. Levering atau penyerahan adalah pemindahan hak milik

atas suatu benda yang berasal dari seseorang yang berhak memindahkannya kepada

orang lain, yang mengakibatkan orang lain menjadi pemilik benda tersebut.17

Dalam pasar modal levering terjadi terdapat kesamaan, yakni levering pada

pasar modal sederhananya efek berkurang dari rekening efek yang satu dan

ditambahkan kepada rekening efek yang lain. Final dari levering itu sendiri adalah

pada saat sudah masuknya efek ke rekening efek pembeli, sehingga pada saat itu

secara yuridis hak atas kepemilikan saham telah beralih.18

Teori perlindungan hukum mengandung teori yang berkaitan dengan

perlindungan subjek hukum sebagai pendukung hak dan kewajiban dalam pemberian

16

Hj.Djanius Djamin,Hukum Perdata,(Medan : Trikaya, 1994) hal. 163. 17Ibid., hal. 180.

18 Megarita, Scriptless Trading dan Prinsip Keterbukaan Menciptakan Pasar yang Efisien

(34)

pinjaman. Menurut Van Kan “hukum adalah keseluruhan aturan hidup yang bersifat

memaksa untuk melindungi kepentingan manusia di dalam masyarakat”.19

Teori perlindungan hukum berhubungan dengan teori hak dan teori kewajiban.

Menurut Satjipto Rahardjo. Hak adalah kekuasaaan yang diberikan oleh hukum

kepada seseorang, dengan maksud untuk melindungi kepentingan seseorang tersebut.

Hak tersebut merupakan pengalokasian kekuasaan tertentu kepada seseorang untuk

bertindak dalam rangka kepentingan tersebut20.

Van Apeldoorn menyatakan “bahwa tiap – tiap hubungan hukum mempunyai

dua pihak, pada satu pihak ia merupakan hak dan pada pihak lain ia merupakan

kewajiban”.21

Apabila subjek hukum tidak melaksanakan kewajiban hukum, maka akibatnya

adalah dapat dimintakan pertanggungjawaban secara yuridis. Menurut teori ada 3

(tiga) macam pertanggungjawaban, yaitu pertanggungjawaban berdasarkan kesalahan

(fault based liability) yang merupakan pertanggungjawaban yang terkait dengan

perilaku subjek. Tanggung jawab berdasarkan wanprestasi yaitu tanggung jawab

berdasarkan kontrak (contractual liability). Menurut teori ini apabila dalam sebuah

kontrak ada salah satu pihak yang merasa dirugikan maka yang pertama – tama yang

harus dilihat adalah isi dari kontrak atau perjanjian atau jaminan yang merupakan

bagian dari kontrak, baik tertulis maupun lisan.22Pertanggungjawaban mutlak adalah

pertanggungjawaban yang berkaitan dengan perbuatan yang menurut pembuat

19Achmad Ali,Menguak Tabir Hukum, (Jakarta : Toko Gunung Agung, Tbk, 2002) hal.30. 20

Ibid., hal,232. 21Ibid,

hal. 232

(35)

undang – undang telah membawa efek yang merugikan, jadi adanya hubungan antara

perbuatan dan akibat. Prinsip utama dari pertanggungjawaban mutlak ini adalah tidak

perlu adanya syarat kelalaian tergugat dan tidak dapat dikaitkan pula dengan adanya

wanprestasi.23

Dari ketiga macam pertanggung jawaban ini yang paling relevan dengan

margin tradingdan short sellingadalah pertanggung jawab berdasarkan wanprestasi

yaitu pertanggung jawab berdasarkan kontrak. Karena untuk melakukan transaksi

margin trading dan short selling kedua belah pihak akan diikat dengan kontrak

terlebih dahulu. Jadi baik perusahaan efek maupun investor melakukan transaksi

sesuai dengan apa yang telah disepakati dalam kontrak. Apabila terjadi kelalaian

maka disebut wanprestasi dan salah satu pihak yang lalai akan bertanggung jawab

berdasarkan kontrak.

Dalam pasar modal sendiri terdapat dua perlindungan yakni perlindungan

hukum preventif dan represif. Perlindungan hukum preventif adalah perlindungan

umtuk mencengah ada nya sengketa antara pemegang saham minoritas dan mayoritas.

Dalam hal ini penting nya badan-badan dalam Pasar Modal untuk menjaga kestabilan

dan kepastian hukum baik oleh OJK, Bursa Efek, KSEI, KPEI dsb untuk menjaga

keamanan dan kenyaman bagi para investor untuk melakukan transaksi di pasar

modal.24

23Ibid.109.

(36)

Sedangkan perlindungan represif adalah perlindungan untuk menyelesaikan

sengketa di masyarakat agar tercapai penyelesaian yang adil. Dalam hal ini peran

perjanjian antar pihak sangat penting untuk dimengerti terlebih dahulu oleh para

investor sebelum mengikatkan diri di dalam nya. Penting pula para investor belajar

tentang seluk beluk pasar modal sebelum menanamkan modal nya. Sehingga dapat

meminimalisir kemungkinan sengketa yang akan timbul.25

Pasar modal sangatlah rentan dengan penipuan dan kejahatan sehingga sangat

dibutuhkan suatu kepastian hukum yang melindungi para investor serta badan hukum

sehingga dapat memberikan keamanan dan kenyamanan dalam menginvestasikan

uang mereka dalam pasar modal Indonesia.

2. Konsepsi

Konsepsi berasal dari bahasa latin,conceptusyang memiliki arti sebagai suatu

kegiatan atau proses berpikir, daya berpikir khususnya penalaran dan

pertimbangan.Konsepsi adalah salah satu bagian yang terpenting dari teori, peranan

konsepsi dalam penelitian ini untuk menghubungkan teori dan observasi, antara

abstraksi dan kenyataan. Konsep diartikan sebagai kata yang menyatukan abstraksi

yang digeneralisasikan dari hal-hal khusus yang disebut defenisi operasional.26

Perumusan serangkaian defenisi operasional dalam rangka penelitian ini

sebagai berikut:

a. Transaksi marjin/Margin Trading adalah transaksi pembelian efek untuk

kepentingan nasabah yang dibiayai oleh perusahaan efek.

25Ibid.

(37)

b. Transaksi Short/Short Selling adalah transaksi penjualan efek dimana efek

dimaksud tidak dimiliki oleh penjual pada saat transaksi dilaksanakan.

c. Nasabah adalah orang yang melakukan transaksi jual beli saham di pasar

modal dengan memanfaatkan fasiltiasmargin tradingdanshort selling.

d. Perlindungan Hukum adalah suatu bentuk pelayanan yang wajib

dilaksanakan oleh badan pengawas pasar modal baik OJK, Bursa Efek, KPEI,

dan KSEI kepada para investor dalam melakukan transaksi di pasar modal

khususnya margin trading dan short selling untuk memberikan rasa aman,

baik secara fisik maupun mental.

e. Perjanjian Pembiayaan adalah perjanjian antara perusahaan efek dengan

nasabah yang memuat hak dan kewajiban terkait dengan pembiayaan

penyelesaian transaksi efek nasabah oleh perusahaan efek yang dapat berupa

pembiayaan dana dan atau pembiayaan efek.

f. Efek adalah surat berharga yaitu surat pengakuan utang, surat berharga

komersial, saham, obligasi, tanda bukti utang, unit penyertaan kontrak

investasi kolektif, kontrak berjangka atas efek, dan setiap derivatif dari efek.

g. Bursa efek adalah pihak yang menyelenggarakan dan menyediakan sistem dan

atau sarana untuk mempertemukan penawaran jual dan beli efek pihak-pihak

lain dengan tujuan memperdagangkan efek di antara mereka.

h. Margin Call adalah likuidasi atau penutupan secara paksa atas trading yang

(38)

invesrotr tidak cukup untuk menutupi atau menahan posisi trading investor

yang merugi.

i. Pasar Modal adalah kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum

dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang

diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek.

j. Jaminan adalah suatu yang diberikan kepada kreditor untuk menimbulkan

keyakinan bahwa debitur akan memenuhi kewajiban yang dapat dinilai

dengan uang yang timbul dari suatu perikatan.

k. Cut loss adalah tindakan menghindari kerugian dengan menjual saham pada

posisi merugi.

l. Capital Gain adalah keuntungan yang diperoleh dari selisih jual beli dalam

perdagangan saham.

G. Metodologi Penelitian

Metode yang diterapkan di dalam suatu penelitian adalah kunci utama untuk

menilai baik buruknya suatu penetiaian. Metode penelitian itulah yang menetapkan

alur kegiatannya, mulai dari pemburuan data sampai ke penyimpulan suatu

kebenaran yang diperoleh dalam penelitian itu.27

1. Jenis Dan Pendekatan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan penelitian yuridis normatif

yaitu dengan cara meneliti bahan kepustakaan atau bahan data sekunder yang

27

(39)

meliputi buku-buku serta norma-norma hukum yang terdapat dalam peraturan

perundang-undangan, asas-asas hukum, kaedah hukum dan sistematika hukum serta

mengkaji ketentuan perungan-undangan, putusan pengadilan dan bahan hukum

lainnya28. Penelitian ini memberikan gambaran secara rinci, sistematis, dan

menyeluruh mengenai segala sesuatu yang berhubungan dengan transaksi margin

trading dan short selling dalam pasar modal. Dengan menggambarkan peraturan

perundang-undangan yang berlaku yang dikaitkan dengan teori-teori hukum dan

praktek pelaksanaan hukum positif yang menyangkut permasalahan dalam transaksi

margin tradingdanshort selling.29

Penelitian yuridis normatif atau penelitian hukum normatif dapat disebut juga

penelitian hukum doktrinal. Penelitian hukum doktrinal dikonsepkan sebagai apa

yang tertulis di dalam peraturan perundang – undangan (law in the books) atau

hukum dikonsepkan sebagai kaidah atau norma yang merupakan patokan berperilaku

manusia yang dianggap pantas.30

Johnny Ibrahim menuliskan bahwa:

“oleh karena tipe penelitian yang digunakan adalah tipe penelitian yuridis normatif, maka pendekatan yang digunakan adalah pendekatan perundang-undangan (statue approach). Pendekatan tersebut melakukan pengkajian peraturan perundang-undangan yang berhubungan dengan tema sentral penelitian. Selain itu juga dilakukan pendekatan lain yang diperlukan guna memperjelas analisis ilmiah yang diperlukan dalam penelitian normatif”.31

28

Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian,(Jakarta:PT. Raja Grafindo Persada, 2004), Hal. 38

29Ibid hal. 39 30

Muslan Abdurrahman, Sosiologi dan Metode Penelitian Hukum, (Malang : UMM Press, 2009), hal 127.

(40)

Dalam penelitian ini, akan ditempuh cara penelitian kepustakaan (library

research), atau biasa dikenal dengan sebutan studi kepustakaan.32 Walaupun

penelitian dimaksud tidak lepas pula sumber lain selain kepustakaan, yakni penelitian

terhadap bahan artikel dan karya tulis di berbagai media massa ataupun laman dunia

maya. Penelitian kepustakaan yang normatif adalah penelitian dengan mengolah dan

menggunakan bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder serta bahan hukum

tertier yang berkaitan dengan pokok bahasan di dalam penelitian ini.

Sumber data pada penelitian ini berupa bahan hukum yang diperoleh dari

studi kepustakaan (library research), peraturan perundang-undangan, buku-buku,

jurnal-jurnal hukum, yurisprudensi, kamus hukum, ensiclopedia, yang diuraikan dan

dihubungkan sedemikian rupa, sehingga disajikan dalam penulisan yang sistematis.

Data primer dan data sekunder yang diperoleh akan dianalisis dengan menggunakan

analisis kualitatif.

Menurut Lexy J. Moleong, analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mengsintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.33

Alasan penggunaan penelitian hukum normatif-kualitatif ini adalah pertama,

didasarkan pada paradigma hubungan yang dinamis antara teori, konsep-konsep dan

data yang merupakan umpan balik atau modifikasi yang tetap dari teori dan konsep

32 Soerjono Soekanto, Op Cit. hal 53, dikatakan karena titik berat penelitian tertuju pada penelitian kepustakaan, yang berarti akan lebih banyak menelaah dan mengkaji data primer dan sekunder yang diperoleh dari perpustakaan dan tidak diperlukan penyusunan atau perumusan hipotesis.

(41)

yang didasarkan pada data yang dikumpulkan; kedua, data yang dianalisis beranek

ragam, memiliki sifat dasar yang berbeda antara satu dengan lainnya, serta tidak

mudah untuk dikuantifisir; ketiga, sifat dasar dari data yang dianalisis bersifat

menyeluruh dan merupakan satu kesatuan yang integral (holistic), dimana hal itu

menunjukkan adanya keanekaragaman data serta memerlukan informasi yang

mendalam (indepth infromation).34

2. Jenis Data dan Bahan Hukum

Data yang di pergunakan di dalan penelitian ini adalah data sekunder. Data

sekunder dalam penelitian ini terdiri dari:35

a. Bahan hukum primer yang terdiri dari:

1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945

2) Undang-Undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal

3) Kitab Undang-undang Hukum Perdata

4) Peraturan Bapeppam mengenai Transaksi Margin dan Short Sell.

Peraturan Nomor V.D.6 lampiran keputusan ketua Bapepam-LK Nomor

Kep-258/BL/2008 tanggal 30 juni 2008

b. Bahan Hukum Sekunder, yaitu bahan-bahan yang berkaitan erat dengan bahan

hukum primer, dan dapat digunakan untuk menganalisa, mengkaji dan

memahami bahan hukum primer yang ada.

34 Bismar Nasution, ”Metode Penelitian Hukum Normatif dan Perbandingan Hukum”, Makalah, disampaikan pada dialog interaktif tentang Penelitian Hukum dan Hasil Penulisan Hukum pada Majalah Akreditasi, Fakultas Hukum USU, Tanggal 18 Februari 2003, hal. 1, penelitian doktrinal (doctrinal research), yaitu suatu penelitian yang menganalisis baik hukum sebagai law as it written in the book, maupun hukum sebagailaw as it is decided by the judge through judicial process. Penelitian hukum normatif ini bersifat kualitatif.

(42)

Semua dokumen yang bersifat informatif atau hasil kajian mengenai pasar

modal pada umumnya, dan khususnya yang dalam kaitannya dengan

perlindungan hukum terhadap investor dalam pasar modal yang dapat berupa

hasil seminar atau makalah, surat kabar, majalah, dan juga sumber dari laman

dunia maya yang memiliki kaitan erat dengan permasalahan yang menjadi

objek penelitian

c. Bahan Hukum Tersier/penunjang, yang digunakan untuk memberikan

petunjuk maupun penjelasan terhadap bahan hukum primer dan bahan hukum

sekunder, yang mencakup kamus hukum dan terutama adalah kamus bahasa,

untuk pembenahan tata bahasa indonesia dan istilah-istilah hukum yang lebih

baik, dan juga sebagai alat bantu pengalibahasaan beberapa artikel atau

sumber literatur asing.

Dalam kaitan dengan penelitian ini, yakni penelitian kepustakaan yang

dilakukan dengan melakukan studi pustaka, maka terhadap materi penelitian tesis

(baik bahan hukum primer, bahan hukum sekunder maupun bahan hukum tertier)

akan dikaji lebih lanjut guna mencari hal yang berhubungan dengan permasalahaan

yang diteliti. Dengan demikian, studi terhadap bahan atau dokumen dalam bentuk

tertulis menjadi instrumen yang sifatnya utama di dalam rangka pengumpulan data

untuk melakukan kajian di dalam penelitian ini.

3. Teknik Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang

diperoleh dengan cara melakukan penelitian kepustakaan (library research) untuk

(43)

dilakukan oleh pihak lain yang relevan dengan penelitian ini dengan cara menelaah

dan menginveritarisasi pemikiran atau pendapat juga sejarah atau latar belakang

pemikiran tentangMargin TradingdanShort Sellingdi Pasar Modal36.

Pemikiran dan gagasan serta konsepsi tersebut dapat diperoleh melalui

peraturan perundang-undagan yang berlaku, literature dari para pakar yang relevan

dengan objek penelitian ini, artikel yang termuat dalam bentuk jurnal, majalah ilmiah,

ataupun yang termuat dalam data elektronik seperti pada website dan sebagainya

maupun dalam bentuk dokumen atau putusan berkaitan dengan permasalahan

penelitian ini.

4. Analisis Data

Bahan hukum primer, bahan hukum sekunder, dan bahan hukum tersier yang

sebelumnya telah disusun secara sistematis kemudian akan dianalisa dengan

menggunakan prosedur logika ilmiah, yang sifatnya kualitatif. Kualitatif berarti akan

dilakukan analisa data yang bertitik tolak dari penelitian terhadap asas atau prinsip

sebagaimana yang diatur di dalam bahan hukum primer, dan kemudia akan dibahas

lebih lanjut menggunakan bahan hukum sekunder, yang tentunya akan diupayakan

pengayaan sejauh mungkin dengan didukung oleh bahan hukum tersier/tertier.

Adapun tahapan untuk menganalisa bahan-bahan hukum yang telah ada

tersebut, secara sederhana dapat diuraikan dalam beberapa tahapan sebagaimana

diterapkan sebagai berikut.

1. Tahapan pengumpulan data, misalnya ketentuan peraturan

perundang-undangan yang berkaitan langsung dengan permasalahan yang sedang diteliti,

(44)

artikel atau jurnal atau karya tulis dalam bentuk lainnya akan dikumpulkan

sedemikian rupa sebagai bahan refrensi.

2. tahapan pemilahan data, dimana dalam tahapan ini seluruh data yang telah

dikumpulkan sebelumnya akan dipilah-pilah dengan mempedomani konteks

yang sedang diteliti, sehingga akan lebih memudahkan dalam melakukan

kajian lebih lanjut terhadap permasalahan di dalam penelitian tesis ini.

3. tahapan analisa dan penulisan hasil penelitian, sebagai tahapan klimaks

dimana seluruh data yang telah diperoleh dan dipilah tersebut akan dianalisa

dengan seksama dengan melakukan interpretasi atau penafsiran yang

diperlukan, sejauh mungkin diupayakan untuk berpedoman terhadap konsep,

asa dan kaidah hukum yang dianggap relevan dan sesuai dengan tujuan utama

dari penelitian ini. Hasil penelitian kemudian akan dituangkan dalam bentuk

tertulis yang diharapkan akan dapat menjawab permaslahan yang ada,

sehingga hasil penelitian ini akan dapat dijadikan sebagai refrensi disamping

literatur yang telah ada.

Dengan demikian, diharapkan dari hasil analisa yang sistematis tersebut akan

dapat ditarik suatu kesimpulan yang dapat menjelaskan hubungan antara berbagai

jenis bahan yang ada, guna penyusunan jawaban dan saran masukan atas

permasalahan penelitian yang dijabarkan secara deskriptif, yang terutama

menjelaskan bagaimana dan sejauh mana perlindungan hukum terhadap investor

(45)

BAB II

PELAKSANAANMARGIN TRADINGDANSHORT SELLING DI PASAR MODAL

A. Pengertian dan Dasar HukumMargin TradingdanShort Selling.

1. Pengertian

Seiring dengan berkembangnya globalisasi dunia pasar modal yang diikuti

dengan makin bertambahnya produk-produk baru yang ditawarkan oleh lembaga

perbankan dan keuangan lainnya/ muncul bisnis baru yang disebut margin trading

dan short selling. Bisnis ini kemudian menjadi salah satu lahan usaha bank – bank

investasi dan lembaga keuangan lainnya yang mempunyai izin untuk itu. Bahkan

belakangan menjadi pilihan investasi yang menguntungkan oleh kalangan pengusaha

khususnya yang menggeluti bidang keuangan.

Margin trading merupakan suatu jasa yang diberikan oleh perusahaan efek

kepada nasabahnya berupa fasilitas pinjaman dana, sehingga nasabah hanya perlu

membayar sejumlah persentase tertentu dari harga efek yang dibeli. Nasabah

diwajibkan membayar bunga kepada perusahaan efek atas dana pinjaman tersebut.37

Menurut Keputusan Ketua Bapepam dan LK No. Kep-258/BL/2008, margin

trading diartikan sebagai berikut :38

1) transaksi pembelian efek untuk kepentingan nasabah yang dibiayai oleh perusahaan. Transaksi marjin merupakan fasilitas yang diberikan perusahaan efek kepada investor dengan memberikan pinjaman berupa uang. Namun,

37

Astrid Amalia,Penyalagunaan Short Selling dalam Transaksi Perdagangan Efek, Analisis Kasus: Paul Berliner dengan The Blackstone Group dan ADS Corp.(Universitas Indonesia : Jakarta, 2009) Hal. 30

(46)

pinjaman uang ini tidak harus dikembalikan secara terjadwal, sebagaimana pinjaman dari bank.

2) Investor baru mengembalikan bila berhasil menjual saham yang dibelinya dengan harga yang lebih tinggi dari harga beli sehingga investor memperoleh keuntungan dari selisih jual beli tersebut

3) Sebagai imbalan fasilitas yang disediakan perusahaan efek, investor harus membayar bunga pinjaman dan fee. Bunga pinjaman dan fee tersebut telah disepakati oleh investor dan sekuritas melalui perjanjian pembiayaan dan penyelesaian transaksi efek.

Dalam margin trading dikenal beberapa pihak yang dapat memberikan

pinjaman atau jaminan atas transaksi yang dilakukan oleh investor:

1. Pinjaman yang dilakukan oleh pihak ketiga, dalam hal ini bank

2. Pinjaman yang diberikan oleh perusahaan efek atau perusahaan dimana

investor melakukan pinjaman saham

Kedua nya tidak terdapat perbedaan mekanisme transaksi hanya jenis

pinjaman nya yang berbeda. Di beberapa pasar modal investor yang ingin membeli

saham dapat meminjam dana dari perusahaan efek tempat dimana ia melakukan

pemesanan untuk membeli saham. Untuk maksud pembelian saham tersebut investor

yang merupakan nasabah dari perusahaan tersebut wajib membayar uang muka dalam

jumlah yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Besarnya uang muka ini

berbeda-beda di tiap bursa berkisar antara 40% - 80% (empat puluh persen sampai dengan

delapan puluh persen).39

Semakin longgarnya perusahaan efek dalam memberikan fasilitas margin

tradingkepada nasabah merupakan salah satu pemicu semakin bergairahnya transaksi

saham di bursa. Kinerja bursa semakin meningkat antara lain diukur dari semakin

(47)

meningkatnya Indeks Harga Saham Gabungan, semakin meningkatnya frekuensi,

volume dan nilai transaksi harian akibat membaiknya likuiditas saham.

Risiko yang dapat ditimbulkan dari transaksi saham dengan fasilitas margin

tradingantara lain:

1. Bagi perusahaan efek

a. Risiko kredit akibat nasabah tidak bisa mengembalikan uang pinjamannya.

b. Risiko akibat turunnya nilai saham dan nasabah tidak dapat menambah

marginnya.

2. Bagi investor, risiko yang mungkin ditanggung adalah:

Investor harus siap jika terjadi penurunan nilai saham, sehingga investor

harus menambah marginnya atau melikuidasi maupun menjual saham yang

dikuasakannya kepada perusahaan efek. Dalam keadaan seluruh aktiva

keuangan maka kemungkinan kecil nilai margin yang akan kembali atau

bahkan masih menyisakan kewajiban tambahan pada perusahaan efek.

Short sellingadalah suatu cara yang digunakan dalam penjualan saham di

mana investor atau trader meminjam dana (on margin) untuk menjual saham

(yang belum dimiliki) dengan harga tinggi dengan harapan akan membeli

kembali dan mengembalikan pinjaman saham ke pialangnya pada saat saham

turun. Salah satu karakteristik dari transaksi short saleadalah dengan menjual

efek yang tidak dimiliki oleh si penjual. Namun si penjual tetap memiliki

(48)

waktu yang telah ditentukan. Guna memenuhi kewajiban tersebut, maka

penyelesaiannya antara lain adalah dengan melakukan peminjaman efek.40

Sedangkan menurut keputusan Bapepam-LK Kep-258/BL/2008 Short selling

diartikan sebagai berikut41

1) Transaksi penjualan efek dimana efek tersebut tidak dimiliki oleh penjual

pada saat transaksi dilaksanakan.

2) Penjual “short” berutang kepada pialang, dimana pialang tersebut meminjam

saham dimaksud dari investor lainnya yang memiliki saham yang

ditransaksikan secaralong(berinvestasi jangka lama). Apabila tidak ada maka

pialang dapat meminjam saham tersebut melalui bank kustodian.

3) Investor yang telah mendapatkan pinjaman saham lalu menjual saham tersebut

ke bursa dan wajib dikembalikan pada H + 4, apabila tidak maka investor

akan dikenai denda.

Menurut Hendy M. Fakhruddin, short selling adalah “penjualan saham oleh

seseorang dimana penjual itu tidak memiliki sekuritas lain atau menjual sekuritas

yang dipinjam dari pihak lain.”42 Dari sisi strategis transaksi saham, short selling

adalah salah satu teknik dalam jual beli saham dimana investor berupaya untuk

mendapatkan keuntungan atas penurunan harga suatu saham. Jadi investor berharap

saham akan mengalami penurunan harga sehingga investor dapat membeli kembali

dan memperoleh keuntungan.

40

Ibidhal 5 41IbidHal 5

(49)

Transaksi short selling ini berbeda dengan transaksi jual-beli biasa dalam

empat hal.

1. Investor menjual dulu kemudian baru membeli.

2. Investor mendapat untung justru kalau harga turun.

3. Investor melepas sekuritas yang bukan miliknya.43

4. Dibandingkan dengan transaksi biasashort sellingsangat beresiko.44

Perkiraan dari pelaku short selling, yang menginginkan terjadinya penurunan

harga agar saat membeli kembali saham yang dipinjam pelaku short selling

memperoleh keuntungan dari selisih harga beli dan jual tersebut, investor biasanya

menggunakan fasilitas ini pada saat keadaan pasar sedang mengalami penurunan

harga (bearish). Bertentangan dengan pandangan emiten atau perusahaan publik,

dimana emiten menginginkan harga sahamnya terus meningkat karena peningkatan

tersebut membuktikan bahwa kondisi fundamental emiten tetap baik.45

Seseorang membeli efek di pasar modal berdasarkan pertimbangan –

pertimbangan antara lain bahwa emiten memiliki prospek pertumbuhan yang bagus,

dibawah kontrol manajemen yang professional dan memiliki keunggulan –

keunggulan terhadap kompetitor lainnya. Pada intinya tujuan investor margin sama

dengan tujuan transaksi biasa, yakni untuk memperoleh keuntungan. Yang menjadi

perbedaan adalah investor margin menjual suatu efek pada tingkat harga dengan

43

Dalam perdagangan efek hal tersebut biasa terjadi 44Verdij.PangaribuanOp.,Cithal 26

45Owen A Lamont, Go Down Fighting: Short Sallers Vs Firms, Yale ICF Working Paper

(50)

memperhitungkan bahwa harga efek tersebut akan naik cepat karena investor juga

harus memperhitungkan beban bunga yang harus ditanggung.

2. Dasar Hukum

Di Indonesia transaksi margin trading dan short selling ini tidak diatur

didalam UU No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal. Dalam Undang-Undang Pasar

Modal hanya mengatur transaksi umum sedangkan transaksi khusus diatur diluar

undang-undang tersebut. Transksi margin trading dan short selling diatur oleh

Peraturan Bapepam-LK (sekarang OJK) Nomor V.D.6 tentang Pembiayaan

Penyelesaian Transaksi Efek oleh Perusahaan Efek bagi Nasabah dan Peraturan Bursa

Efek Jakarta Nomor 19 Tahun 1997 tentang Transaksi Marjin. Serta Keputusan Ketua

Bapepam-LK No. Kep-556/BL/2008 tentang Pembiayaan Transaksi Efek Oleh

Perusahaan Efek Bagi Nasabah Dan TransaksiShort SellingOleh Perusahaan Efek.

Jadi dalam transaksi short selling seorang pialang tidak harus langsung

menyerahkan efek yang dijualnya pada saat itu juga. Hal ini memungkinkan

pihak-pihak yang tidak memiliki efek dimaksud untuk bertransaksi atas efek tersebut. Para

short sellers menggunakan tenggang waktu T+4 untuk menunggu penurunan harga

efek yang telah dijualnya itu untuk kemudian membelinya kembali pada harga yang

lebih murah. Dengan cara semacam itulah ia mendapatkan keuntungan (capital gain)

yaitu dari selisih harga jual dan harga beli.

Untuk keperluan itu, maka hadirlah pihak ketiga sebagai pemberi pinjaman

efek (lender). Biasanya yang berperan sebagai pemberi pinjaman adalah perusahaan

(51)

mendapatkan efek untuk dipinjamkan dari berbagai sumber. Yang paling umum

adalah dipinjamkan dari rekening nasabah lain yang mengambil posisilong(investor

yang menyimpan saham dalam jangka waktu yang lama). Sumber kedua adalah dari

rekening perusahaan efek itu sendiri selain itu dapat pula dipinjamkan dari

perusahaan efek lain. Sumber yang terakhir adalah dipinjamkan dari investor

institusional.

Dalam perjalanan pasar modal di Indonesia, pertama kali aturan mengenai

short selling ini diatur melalui Keputusan Ketua Bapepam No. Kep-09/PM/1997

tanggal 30 april 1997 tentang Pembiayaan Penyelesaian Transaksi Efek oleh

Perusahaan Efek Bagi Nasabah Bapepam-LK (sekarang OJK) kemudian merevisi

aturan yang diberi nama peraturan V.D.6 . Revisi itu seiring terjadinya krisis

financial yang melanda dunia, termasuk Indonesia. Gara-gara krisis, Indeks Harga

Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia mengalami kejatuhan yang sangat

dalam.

Peraturan V.D.6 tentang Pembiayaan Efek Oleh Perusahaan Efek bagi

Nasabah dan Transaksi Short Selling oleh Perusahaan Efek yang dikeluarkan oleh

Bapeppam-LK memuat ketentuan mengenai pembiayaan transaksi efek oleh

perusahaan efek dan transaksi short selling sehingga dapat meningkatkan likuiditas

(semakin banyaknya perdagangan efek yang dilakukan oleh investor) transaksi Efek

dan kualitas pembiayaan penyelesaian transaksi oleh perusahaan efek serta

(52)

Untuk mengantisipasi transaksi yang bisa membuat IHSG semakin jatuh,

Bapepam menerbitkan sejumlah aturan termasuk revisi aturanshort selling. transaksi

shrot selling ini kemudian diatur antara lain dengan Keputusan Ketua Bapepam-LK

No. 556/BL/2008. Peraturan ini mengatur tentang Pembiayaan Transaksi Efek Bagi

Nasabah Dan TransaksiShort Selling Oleh Perusahaan Efek. Bursa Efek diwajibkan

untuk menetapkan peraturan Bursa Efek yang mengatur persyaratan Efek yang dapat

ditransaksikan dengan pembiayaan oleh Perusahaan Efek dan yang dapat digunakan

sebagai jaminan pembiayaan dalam transaksi efek. Transaksi short selling yang

mengakibatkan kondisi pasar modal saat ini mengalami ketidakstabilan sehingga

berdampak kepada perekonomian dunia menjadi fluktuatif.46

Sehingga, pada dasarnya transaksi short selling di Indonesia diperbolehkan.

Namun, Bapepam-LK tetap menentukan rambu-rambu transaksishort selling seperti

apa yang dibolehkan. Tujuannya tentu saja mengamankan pasar modal dalam negeri

selain untuk kepentingan investor minoritas.47

B. Lingkup Hubungan Hukum dalamMargin TradingdanShort Selling

1. Hubungan dengan Hukum Perjanjian.

Pengaturan mengenai transaksi margin trading dan short selling berkaitan

dengan pengaturan dalam Buku III KUHPerdata khususnya pengaturan mengenai

46Keputusan Ketua BAPEPAM-LK Nomor KEP-556/BL/2008 Pembiayaan Transaksi Efek oleh Perusahaan Efek bagi Nasabah dan TransaksiShort Sellingoleh Perusahaan Efek

47

Dina Kusumasari,Pengaturan Mengenai Short Selling. Diakses dari

(53)

masalah perjanjian yang terjadi dalam transaksi margin trading dan short selling.

Perjanjian dalam transaksimargin tradingdanshort sellingterjadi antara kedua belah

pihak yang mana salah satu pihak berjanji kepada pihak yang lain untuk melakukan

sesuatu. Hal ini sesuai dengan Pasal 1313 KUHPerdata, yang mana disebutkan :

“Suatu perjanjian adalah suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih

mengikatkan dirinya kepada satu orang atau lebih”.

Hukum perdata yang berlaku di Indonesia mengakui adanya kebebasan

berkontrak, hal ini dapat disimpulkan dari ketentuan Pasal 1338 ayat (1)

KUHPerdata, yang menyatakan bahwa “semua kontrak (perjanjian) yang dibuat

secara sah berlaku sebagai undang-undang bagi mereka yang memuatnya.”48

Sumber dari kebebasan berkontrak adalah kebebasan individu, sehingga yang

merupakan titik tolaknya adalah kepentingan individu pula. Sehingga sifat buku III

KUHPerdata bersifat terbuka dan membuka kemungkinan adanya perjanjian yang

belum diatur dalam KUHPerdata secara konkrit, namun tetap sesuai dengan asas dan

syarat dari perjanjian yang sah dalam KUHPerdata, dengan kata lain dibolehkan

mengesampingkan peraturan-peraturan yang termuat dalam buku ketiga.49

Perjanjian yang diperbuat harus sesuai dengan Pasal 1320 KUPerdata agar

mempunyai kekuatan mengikat, sehingga dengan adanya asas kebebasan berkontrak

serta sifat terbuka dari buku III KUHPerdata, maka para pihak dalam transaksi

48Prof subektiOpcit, hal. 342

49Endi Budiman,Perlindungan Hukum terhadap Perusahaan Sekuritas dalam Transaksi atas

Referensi

Dokumen terkait

Permasalahan yang timbul dalam pelaksanaan scriptless trading adalah terkait bagaimana pelaksanaan transaksi saham tanpa warkat ( scriptless trading ) di Bursa Efek Indonesia,

Emiten, Perusahaan Publik, Bursa Efek, Lembaga Kliring dan Penjaminan Penyelesaian, Reksa Dana, Perusahaan Efek, Penasihat Investasi, Wakil Penjamin Emisi Efek, Wakil Perantara

dalam dunia pasar modal di Indonesia saat ini. Bab IV Perlindungan Hukum bagi Investor Terhadap Praktik Insider.. Trading di Pasar Modal.. Membahas mengenai Perlindungan hukum bagi

adalah terkait bagaimana pelaksanaan transaksi saham tanpa warkat ( scriptless trading ) di Bursa Efek Indonesia, bagaimana keabsahan transaksi saham tanpa warkat ( scriptless trading

Permasalahan yang timbul dalam pelaksanaan scriptless trading adalah terkait bagaimana pelaksanaan transaksi saham tanpa warkat ( scriptless trading ) di Bursa Efek Indonesia,

adalah terkait bagaimana pelaksanaan transaksi saham tanpa warkat ( scriptless trading ) di Bursa Efek Indonesia, bagaimana keabsahan transaksi saham tanpa warkat ( scriptless trading

Rumusan Masalah Kriteria apakah yang menentukan dalam obligasi sehingga dapat dikategorikan sebagai surat berharga Sejauhmana perlindungan hukum bagi investor dalam transaksi

“Perbedaannya dengan pencurian konvensional yaitu pada pencurian konvensional objeknya merupakan materi kepunyaan orang lain, sedangkan pada perdagangan orang dalam objek pencurian