TESIS
Oleh
FERRY KIANDI
107011130/M.Kn
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
TESIS
Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Magister Kenotariatan Pada Program Studi Magister Kenotariatan Fakultas Hukum
Universitas Sumatera Utara
Oleh
FERRY KIANDI
107011130/M.Kn
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
Program Studi : MAGISTER KENOTARIATAN
Menyetujui Komisi Pembimbing
(Prof. Dr. Bismar Nasution, SH, MH)
Pembimbing Pembimbing
(Dr. T. Keizerina Devi A, SH, CN, MHum) (Dr. Mahmul Siregar, SH, MHum)
Ketua Program Studi, Dekan,
(Prof. Dr. Muhammad Yamin, SH, MS, CN) (Prof. Dr. Runtung, SH, MHum)
PANITIA PENGUJI TESIS
Ketua : Prof. Dr. Bismar Nasution, SH, MH
Anggota : 1. Dr. T. Keizerina Devi A, SH, CN, MHum
2. Dr. Mahmul Siregar, SH, MHum
3. Dr. Dedi Harianto, SH, MHum
Nim : 107011130
Program Studi : Magister Kenotariatan FH USU
Judul Tesis : PERLINDUNGAN HUKUM DALAM TRANSAKSI
MARGIN TRADING DAN SHORT SALES DI PASAR
MODAL
Dengan ini menyatakan bahwa Tesis yang saya buat adalah asli karya saya sendiri
bukan Plagiat, apabila dikemudian hari diketahui Tesis saya tersebut Plagiat karena
kesalahan saya sendiri, maka saya bersedia diberi sanksi apapun oleh Program Studi
Magister Kenotariatan FH USU dan saya tidak akan menuntut pihak manapun atas
perbuatan saya tersebut.
Demikianlah surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan dalam keadaan
sehat.
Medan,
Yang membuat Pernyataan
salah satu fasilitas yang diberikan perusahaan pialang kepada investor. Dalam
margin trading transaksi pembelian efek dilakukan nasabah dengan dibiayai oleh perusahaan efek. Sehingga para investor dapat bertransaksi melebihi jumlah uang yang dimilikinya. Dalam fasilitas ini investor tidak harus mengembalikan pinjaman tersebut secara terjadwal sebagaimana pinjaman bank. Sedangkan short selling
adalah transaksi jual saham yang bersifat khusus. Kekhususan dari transaksi ini adalah transaksi jual saham dilakukan investor tanpa memiliki saham yang ditransaksikan. Namun nasabah meminjam saham tersebut terlebih dahulu dari perusahaan efek. Namun dalam fasilitas ini investor harus membeli kembali saham-saham yang telah dijual pada H+4. Apabila investor tidak membeli kembali saham-saham tersebut dan mengembalikannya maka akan terjadi gagal serah. Dalam transaksi
short selling resiko terjadi gagal serah lebih besar dibandingkan transaksi jual beli umumnya.
Metode yang dipergunakan dalam hal ini bersifat deskriptif analis dan jenis penelitian yang diterapkan dengan menggunakan pendekatan yuridis normative yang mengarah kepada norma-norma hukum yang terdapat dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku dalam hukum pasar modal di Indonesia dikaitkan dengan hukum perjanjian serta hukum jaminan. Yang berawal dari premis umum dan berakhir pada suatu kesimpulan khusus untuk menemukan apa saja perlindungan yang dapat diperoleh oleh investor dalam melakukan transaksi di pasar modal Indonesia.
is one of the facilities provided by the brokerage firm to investors. In margin trading, securuties (effects) purchase transactions made by the customers are financed by securities companies. So the investor can make the transaction exceeding the amount of money he has. In this facility, investors do not have to return the loan in a scheduled basis as a bank loans does. While short selling is selling stock transactions of a specific nature. The specificity of this transaction is that the stock selling transaction is made by the investors without owning the shares transacted. However the costumers borrow the shares in advance from a securities company. However in this facility,the investor must buy back the shares sold at H + 4. If the investor does not buy back the stock and return it there will be delivery failure. In short selling transactions the risk of delivery failure is greater than that in the buying and selling transaction in general.
This is a descriptive analytical normative juridical study which leads to the legal norms contained in laws and regulations applicable in the indonesian capital market laws associated with contract law and legal guaramtees,which orgiginated from a general premise and end at a specific conslusion to find any protection that can be obtained by investors in making transactions in the capital market of indonesia.
rahmat dan karunianya, sehingga tesis ini dapat diselesaikan dengan baik sebagai
tugas akhir selama menjadi mahasiswa di Program Studi Magister Kenotariatan,
Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.
Penulisan tesis merupakan suatu kewajiban dan persyaratan yang harus
dipenuhi oleh setiap mahasiswa dan mahasiswi yang akan menyelesaikan studinya di
Program Studi Magister Kenotariatan, Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara
sebagai suatu karya ilmiah dalam melengkapi syarat-syarat untuk memperoleh gelar
Magister Kenotariatan.
Adapun tesis ini diharapkan dapat memberikan pemahaman dan penjelasan
mengenai pokok pembahasannya yang dapat dimanfaatkan oleh berbagai pihak
sebagai bahan pembelajaran. Adapun yang akan dibahas dalam tesis ini adalah
dengan judul : “PERLINDUNGAN HUKUM DALAM TRANSAKSI MARGIN
TRADINGDANSHORT SALESDI PASAR MODAL”
Mengenai pembahasan akan hal tersebut, maka terhadap penulisan tesis ini
sekiranya masih terdapat beberapa kekurangan baik dari segi bahasa penulisan
maupun penjabarannya yang mana masih belum sempurna dikarenakan masih
adanya keterbatasan pengetahuan penulis, yang mana diharapkan kemakluman dan
bimbingan serta kritik dan saran yang membangun sebagai penyempurnaan tesis ini.
Adapun dalam penulisan tesis ini terdapat berbagai peran serta dari berbagai
pihak sebagaimana diketahui bahwa tiap-tiap manusia adalah makhluk social yang
saling membutuhkan satu sama lain dan senantiasa hidup saling bermasyarakat, maka
dari itu pada kesempatan ini penulis menghanturkan ucapan terima kasih yang tidak
terhingga khususnya kepada yang tercinta, kedua orang tua penulis yaitu Ayahanda
Kie Tjun Guan dan Ibunda Lie Siaw Phin. Yang selalu mencurahkan segala
tentu dapat terselesaikan tanpa adanya pihak-pihak yang berjasa membimbing,
mengarahkan, memberikan semangat dan motivasi serta memberikan berbagai
arahan kepada penulis. Maka dari itu, penulis ingin menyampaikan ucapan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat :
1. Bapak Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu. DTM&H, MSc (CTM), Sp.A(K), selaku
Rektor Universitas Sumatra Utara, atas kesempatan dan fasilitas yang diberikan
kepada penulis untuk mengikuti dan menyelesaikan pendidikan Program Studi
Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara;
2. Bapak Prof. Dr. Runtung, SH. M.Hum, selaku Dekan Fakultas Hukum
Universitas Sumatera Utara;
3. Bapak Prof. Dr. Muhammad Yamin SH, MS, CN, selaku Ketua Program Studi
Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara;
4. Ibu Dr. T. Keizerina Devi A, SH, CN, M.Hum selaku Sekertaris Program Studi
Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara sekaligus
pembimbing yang mana beliau telah memberikan bimbingan, ilmu dukungan,
motivasi, saran, arahan dan masukan yang sangat bermanfaat kepada penulis;
5. Bapak Prof. Dr. Bismar Nasution, S.H, M.H. selaku Komisi Pembimbing yang
mana beliau telah memberikan bimbingan, ilmu, saran, arahan, dan berbagai
masukan yang bermanfaat kepada penulis.
6. Dr. Mahmul Siregar, SH., M.Hum selaku Komisi Pembimbing yang mana beliau
telah memberikan bimbingan, ilmu, saran, arahan, dan berbagai masukan yang
bermanfaat kepada penulis;
7. Bapak Notaris/PPAT Dr. Syahril Sofyan, SH. M,Kn. Selaku Penguji yang telah
berharga bagi penulis untuk sekarang dan masa yang akan datang.
10. Serta seluruh sahabat-sahabatku di grup B Magister Kenotariatan yang
bersama-sama suka dan duka melewati hari-hari dan berbagai proses serta tahapan
perkuliahan, memberikan saran dan informasi yang bermanfaat demi
terselesaikannya tesis ini. Terima kasih untuk doa, dukungan, motivasi serta
perhatiannya kepada penulis semoga kita semua dapat mewujudkan cita-citanya
masing-masing.
Akhirnya, penulis berharap agar tesis ini dapat bermanfaat bagi kita semua,
dan semoga tuhan memberikan balasan yang berlipat ganda serta berkah kepada kita
semua. Terima kasih.
Medan, Agustus 2014 Penulis
Nama : Ferry Kiandi
Tempat/Tanggal Lahir : Binjai, 24 November 1988
Jenis Kelamin : Laki - laki
Status : Belum Menikah
Agama : Buddha
Alamat : Jln. B.Z. Hamid No. 6 Titikuning
II. PENDIDIKAN
1995 – 2001 : SD HangKesturi Medan
2001 – 2004 : SMP HangKesturi Medan
2004 – 2006 : SMA HangKesturi Medan
2006 – 2010 : Fakultas Hukum Universitas Sumatra Utara
ABSTRACT ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... vi
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR ISTILAH ... x
DAFTAR SINGKATAN ... xiii
BAB I PENDAHULUAN... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Perumusan Masalah ... 6
C. Tujuan Penelitian ... 6
D. Manfaat Penelitian ... 7
1. Kegunaan Teoritis ... 7
2. Kegunaan Praktis ... 7
E. Keaslian Penelitian ... 7
F. Kerangka Teori dan Konsep ... 9
1. Kerangka Teori ... 9
2. Konsepsi ... 16
G. Metodologi Penelitian ... 18
1. Jenis Dan Pendekatan Penelitian... 18
2. Jenis Data dan Bahan Hukum ... 21
3. Teknik Pengumpulan Data ... 22
2. Dasar Hukum ... 30
B. Lingkup Hubungan Hukum dalam Margin Trading dan Short Selling... 32
1. Hubungan dengan Hukum Perjanjian ... 32
2. Hubungan Hukum Jaminan ... 37
3. Hubungan Hukum Pasar Modal ... 42
C. Pembukaan Rekening dan Perjanjian Penggunaan Fasilitas Pembiayaan Penyelesaian Transaksi Efek ... 46
1. Pembukaan Rekening ... 46
2. Perjanjian Penggunaan Fasilitas Pembiayaan Transaksi Efek ... 50
D. Perjanjian Pinjam Meminjam Efek Dalam Transaksi Short Selling... 58
BAB III MEKANISME TRANSAKSI MARGIN TRADINGdanSHORT SELLING di PASAR MODAL INDONESIA ... 68
A. MekanismeMargin Tradingdi Pasar Modal Indonesia ... 68
B. MekanismeShort Sellingdi Pasar Modal Indonesia ... 72
C. Ketentuan Saham yang Dapat di Perdagangkan denganMargin TradingdanShort Selling ... 78
BAB IV PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP INVESTOR DALAM TRANSAKSIMARGIN TRADINGDANSHORT SELLING DI PASAR MODAL INDONESIA ... 82
A. Perlindungan Oleh Otoritas Jasa Keuangan ... 82
B. Perlindungan Oleh Bursa Efek ... 91
C. Perlindungan oleh Lembaga Kliring dan Penjamin ... 95
Buy : Posisi Beli dalam pasar modal
Capital Gain : keuntungan yang diperoleh dari selisih jual
beli dalam perdagangan saham.
Cut loss : Tindakan menghindari kerugian dengan
menjual saham pada posisi merugi.
Force sell : Jual paksa efek saham nasabah oleh
perusahaan sekuritas sebagai solusi gagal
bayar
Good Communication : Prinsip memberikan informasi yang akan
mempengaruhi pasar modal secara terbuka
dan cepat
Good Faith : Prinsip mengungkapkan informasi secara
akurat dan lengkap yang akan mempengaruhi
pasar modal
Levering : Pemindahan hak milik atas suatu benda yang
berasal dari seseorang yang berhak
memindahkannya kepada orang lain, yang
mengakibatkan orang lain menjadi pemilik
benda tersebut
Long : Saldo debit dalam akun tertentu di buku
pembantu efek yang menunjukan sejumlah
efek yang dimiliki oleh perusahaan efek yang
wajib diserahkan kepada investor
Margin Trading : Transaksi pembelian efek untuk kepentingan
atau menahan posisi trading investor yang
merugi
Missrepresentation : Pernyataan yang secara jelas tidak sesuai
dengan fakta dan terdapat suatu gambarr
yang salah atau gambaran yang diterima oleh
investor tersebut sehingga menciptakan suatu
kondisi yang berlainan dengan keadaan yang
sebenarnya
Misstatement : Suatu perbuatan yang membuat pernyataan
yang salah, khususnya berkaitan dengan data
internal yang dapat menyesatkan investor
Naked Short Selling : Transaksi short selling yang dilakukan oleh
investor tanpa meminjam saham dari
lembaga kliring saham atau sekuritas
sehingga beresiko besar terjadinya gagal
serah
Obligator : Perjanjian jual beli baru meletakkan hak dan
kewajiban yang timbul antara penjual dan
pembeli, namun belum memindahkan hak
milik.
Omission : Perbuatan penghilangan informasi fakta
material, baik dalam dokumen-dokumen atau
fakta material lainnya dalam perdagangan
saham
pembantu efek yang menunjukkan sejumlah
efek yang telah dijual oleh nasabah tetapi
efek tersebut belum diserahkan kepada
perusahaan efek oleh nasabah
Trading : Proses pengalihan kepemilikian barang dan
jasa dari satu orang atau badan kepada orang
atau badan lain dengan sesuatu sebagai
imbalan dari pembelian
Withdraw : Suatu proses penarikan dana oleh investor
dari saldo yang terdapat pada rekening
BAPEPAM-LK : Badan Pengawas dan
BEI : Bursa Efek Indonesia
KSEI : Kustodian Sentral Efek Indonesia
KPEI : Kliring Penjamin Efek Indonesia
KUHPerdata : Kitab Undang-undang Hukum Perdata
BI : Bank Indonesia
salah satu fasilitas yang diberikan perusahaan pialang kepada investor. Dalam
margin trading transaksi pembelian efek dilakukan nasabah dengan dibiayai oleh perusahaan efek. Sehingga para investor dapat bertransaksi melebihi jumlah uang yang dimilikinya. Dalam fasilitas ini investor tidak harus mengembalikan pinjaman tersebut secara terjadwal sebagaimana pinjaman bank. Sedangkan short selling
adalah transaksi jual saham yang bersifat khusus. Kekhususan dari transaksi ini adalah transaksi jual saham dilakukan investor tanpa memiliki saham yang ditransaksikan. Namun nasabah meminjam saham tersebut terlebih dahulu dari perusahaan efek. Namun dalam fasilitas ini investor harus membeli kembali saham-saham yang telah dijual pada H+4. Apabila investor tidak membeli kembali saham-saham tersebut dan mengembalikannya maka akan terjadi gagal serah. Dalam transaksi
short selling resiko terjadi gagal serah lebih besar dibandingkan transaksi jual beli umumnya.
Metode yang dipergunakan dalam hal ini bersifat deskriptif analis dan jenis penelitian yang diterapkan dengan menggunakan pendekatan yuridis normative yang mengarah kepada norma-norma hukum yang terdapat dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku dalam hukum pasar modal di Indonesia dikaitkan dengan hukum perjanjian serta hukum jaminan. Yang berawal dari premis umum dan berakhir pada suatu kesimpulan khusus untuk menemukan apa saja perlindungan yang dapat diperoleh oleh investor dalam melakukan transaksi di pasar modal Indonesia.
is one of the facilities provided by the brokerage firm to investors. In margin trading, securuties (effects) purchase transactions made by the customers are financed by securities companies. So the investor can make the transaction exceeding the amount of money he has. In this facility, investors do not have to return the loan in a scheduled basis as a bank loans does. While short selling is selling stock transactions of a specific nature. The specificity of this transaction is that the stock selling transaction is made by the investors without owning the shares transacted. However the costumers borrow the shares in advance from a securities company. However in this facility,the investor must buy back the shares sold at H + 4. If the investor does not buy back the stock and return it there will be delivery failure. In short selling transactions the risk of delivery failure is greater than that in the buying and selling transaction in general.
This is a descriptive analytical normative juridical study which leads to the legal norms contained in laws and regulations applicable in the indonesian capital market laws associated with contract law and legal guaramtees,which orgiginated from a general premise and end at a specific conslusion to find any protection that can be obtained by investors in making transactions in the capital market of indonesia.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Transaksi di pasar modal sangat sederhana, di mana dewasa ini transaksi
dilakukan dengan menggunakan media elektronik atau transaksi dilakukan secara
online melalui internet. Dalam melakukan transaksi ini para investor tidak perlu
bertemu secara fisik, singkatnya transaksi sahamscriptless atau tanpa warkat, maka
saat transaksi terjadi secara online. Saat ini hak kepemilikan saham sudah dikelola
secara elektronik dan tidak lagi dibuktikan melalui warkat atau sertifikat saham. Pada
saat investor membeli saham melalui broker, broker saham akan memesankan
pesanan investor itu ke bursa saham. Terjadinya transaksi hanya berupa kata “done”
di layar komputer1.
Kepemilikan saham dulunya melalui sertifikat saham/warkat. Dewasa ini
transaksi efek dilakukan tidak secara fisik lagi karena dokumentasinya telah
dilakukan secara elektronik. Dokumentasi elektronik ini dilakukan di tempat yang
aman dan terpercaya sehingga tidak perlu khawatir kepemilikan saham akan terhapus
atau hilang. Sistem transaksi yang cepat ini membuat perputaran di bursa sangat cepat
dan besar.2
Akibat dari semakin cepat dan besarnya pergerakan uang dalam pasar modal.
Hal tersebut membuat banyak investor semakin bersemangat dalam
menginvestasikan uangnya. Dapat dilihat dari volume transaksi di pasar modal yang
luar biasa. Transaksi di pasar modal mencapai Rp. 6.6 Trilliun rupiah per hari cukup
pesat dibanding tahun lalu sekitar Rp. 4,5 Trilliun rupiah per hari.3 Gairah investor
tersebut membuat para sekuritas pun berinovasi dengan memberikan fasilitas bagi
para investor agar dapat bertransaksi lebih banyak lagi.
Penjelasan Pasal 6 Undang-Undang No 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal,
antara lain menyebutkan bahwa “kegiatan bursa efek pada dasarnya adalah
menyelenggarakan dan menyediakan sistem dan/atau sarana perdagangan efek bagi
anggotanya”.4 Dalam dunia pasar saham, terdapat banyak fasilitas yang ditawarkan
oleh sekuritas. Antara lain margin trading dan short selling. Margin trading
merupakan salah satu fasilitas yang diberikan perusahaan pialang saham kepada
investor. Dikatakan fasilitas, karena memang perusahaan pialang saham memberikan
semacam pinjaman kepada investor. Namun, pinjaman ini tidak harus dikembalikan
secara terjadwal, sebagaimana pinjaman dari bank. Investor baru mengembalikan bila
berhasil menjual saham yang dibelinya dengan harga yang lebih tinggi dari harga
belinya. Atau sebaliknya, berhasil melikuidasi posisi jualnya, pada membeli dengan
harga lebih rendah dari harga jual. Sebagai imbalan atas fasilitas yang disediakan
perusahaan pialang berjangka itu, investor harus membayar bunga pinjaman danfee.
3 www.m.sindonews.com/read/2013/09/27/32/788033/nilai-transaksi-harian-saham-capai-rp6-6-t diakses tanggal 29 november 2013)
Penggunaan margin dalam perdagangan saham semakin menghangat karena
banyak kasus nasabah yang kenamargin call5 ataupun posisi diaccountnyaharus di
cut karena melebihi modal yang ada. Banyak yang harus menjual karena melebihi
modal yang ada. Banyak juga kasus yang nasabah bukan hanya habis dana, malah
berhutang dan harus menjual aset kekayaannya.
Dalam mengelola margin trading, sekuritas membebankan bunga terhadap
dana yang terpakai. Biasanya lebih tinggi dari bunga deposito yakni sekitar 15%
sampai 20% pertahun. Fasilitas ini memberikan keleluasan bagi investor untuk
menangkap ikan yang lebih besar, dan perusahaan mendapatkan keuntungan komisi
dan bunga dari setiap transaksi yang terjadi. Tanpa menggunakan jaminan berupa
benda tidak bergerak. Jaminan yang dijaminkan kepada perusahaan sekuritas
hanyalah saham yang dimiliki investor semata6.
Margin trading atau perdagangan marjin merupakan salah satu bentuk
kegiatan transaksi efek yang menyerupai usaha bank yang dilakukan oleh perusahaan
efek. Sebagaimana dapat disimpulkan dari namanya, maka dengan melakukan atau
memberikan fasilitas perdagangan secara marjin (kepada nasabahnya), perusahaan
efek pada dasarnya melakukan pembiayaan atas sebagian dana yang dibutuhkan oleh
nasabah dalam melakukan kegiatan transaksi efeknya. Hal ini berarti investor dalam
melakukan pembelian saham menggunakan pinjaman pihak ketiga untuk membayar
pembeliannya.
5
Margin call adalah likuidasi atau penutupan secara paksa atas trading yang sedang berlangsung yang dilakukan oleh broker karena margin di account investor tidak cukup untuk menutupi atau menahan posisi trading investor yang merugi.
Dengan adanya margin trading, memberikan keleluasaan bagi investor untuk
melakukan transaksi tetapi juga menyebabkan para investor lebih berani untuk
melakukan investasi. Dengan melakukan investasi itu maka sudah melekat risiko
yang harus ditanggungnya. Bahkan dalam literatur investasi, margin trading
merupakan salah satu strategi investasi yang cenderung mendekati spekulasi.
Sehingga ini akan menjerat investor untuk melakukan investasi di perusahaan
sekuritas tersebut.
Meskipun dalam nilai tranksaksinya nasabah memperoleh kesempatan untuk
bertransaksi lebih banyak, tetapi ini juga berarti menambah resiko yang harus dipikul
oleh nasabah mengingat sifat transaksi efek yang sangat fluktuatif. Oleh karena
sifatnya yang mengandung resiko atas kekayaan nasabah, maka perdagangan marjin
ini mendapat perhatian khusus dari otoritas pasar modal yang salah satunya adalah
Keputusan Direksi PT. Bursa Efek Jakarta No. Kep-019/BEJ/0897 tanggal 1 Agustus
1997. Keputusan ini mengatur tentang persyaratan dan perdagangan efek dalam
transaksi marjin dan transaksi Short Selling bursa menetapkan efek yang dapat
ditransaksikan dan atau dijaminkan dalam transaksi marjin dan atau transaksi short
selling.
Di sampingmargin tradingdi dunia pasar modal juga terdapat sebuah fasilitas
kepada investor yang bertujuan untuk dapat memberikan keuntungan besar bagi para
investor yakni short selling. Short Selling adalah transaksi jual beli saham yang
dilakukan, investor jual tidak memiliki saham yang ditransaksikan. Resiko terjadinya
gagal serah pada transaksishort sellinglebih besar dibandingkan transaksi jual beli
saham pada umumnya.7
Pada skema short selling yang sederhana, penjual melakukan short selling
dengan meminjam saham dari sekuritas dan kemudian mencari saham di bursa untuk
mengembalikan saham yang dipinjam tersebut. Risiko terjadinya gagal serah pada
transaksi short selling lebih besar dibandingkan transaksi jual beli saham pada
umumnya. Risiko lainnya adalah penurunan harga yang signifikan8.
Penurunan harga efek ini terjadi karena dalam pelaksanaannya, pelaku short
selling akan menambah persediaan saham yang dijual selain penjualan saham yang
dilakukan oleh pemilik/pemegang saham sesungguhnya, dimana sesuai dengan
hukum ekonomi bahwa dengan banyaknya persediaan saham yang dijual (supply) dan
permintaan yang tetap (demand), maka akan menekan harga saham menjadi lebih
rendah yang dapat berakibat menurunnya Indeks Harga Saham Gabungan.
Transaksishort sellingpun tidak lepas dari efek negatif, antara lain membuka
kemungkinan terjadinya pelanggaran di pasar modal, dalam bentuk penipuan,
manipulasi pasar, daninsider trading. Otoritas Jasa Keuangan (dahulu Bapepam-LK)
serta Bursa Efek telah membuat seperangkat aturan untuk melakukan transaksishort
selling. Peraturan tersebut berisi batasan-batasan yang harus diperhatikan sebelum
7
Putu Suryastuti,Analisa Hukum terhadap Ttransaksi Short Selling diIindonesia dan Perlindungan Hukum bagi Pihak Lawan Transaksi dalamTtransaksi Short Selling.
(Jakarta:Perpustakaan UI, 2009) hal. 5
melakukan transaksi short selling. Baik peraturan Bapepam dan LK maupun
peraturan Bursa Efek telah memberikan kemudahan bagi investor untuk melakukan
transaksishort sellingdan telah memberikan perlindungan bagi pihak lain
yang merupakan lawan transaksi dari pelakushort selling.
Namun demikian, untuk mencegah efek negative yang dapat timbul dari
transaksishort selling, peranan OJK serta Bursa Efek dalam mengawasi pasar modal
perlu ditingkatkan sehingga akan tercipta pasar yang teratur, wajar, dan efisien.
Sehingga para investor nyaman melakukan investasi di pasar modal Indonesia.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut maka dirumukan lah permasalahan
sebagai berikut:
1. Bagaimanakah pelaksanaan transaksimargin tradingdanshort selling?
2. Bagaimanakah mekanisme transaksimargin tradingdanshort selling?
3. Bagaimanakah perlindungan hukum terhadap nasabah/investor dalam
transaksimargin tradingdanshort sellingdi pasar modal Indonesia?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan secara umum yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah
untuk mendeskripsikan secara analitis tentang perlindungan hukum dalam transaksi
margin trading serta short seles di pasar modal sedangkan secara khusu tujuan
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui dan menganalisis pelaksanaan transaksi margin trading dan
2. Untuk mengetahui dan menganalisis mekanisme transaksi margin trading dan
short selling.
3. Untuk mengetahui dan menganalisis perlindungan hukum terhadap
nasabah/investor dalam transaksimargin tradingdanshort sellingdi pasar modal
Indonesia.
D. Manfaat Penelitian
1. Kegunaan Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukan
pengembangan ilmu pengetahuan di bidang Hukum Pasar Modal mengenai Proses
serta tatacara yang terjadi dalam pelaksanaanmargin tradingdanshort selling.
2. Kegunaan Praktis
Dengan penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan
pengetahuan yang berharga bagi para investor lebih selektif dalam melakukan
investasi di pasar modal serta badan pengawas pasar modal yang saat ini berada di
bawah OJK selaku otoritas pasar modal agar lebih ketat dalam melakukan
pengawasan terhadap pasar modal dan sebagai dasar pemikiran dalam membuat
regulasi-regulasi baru dalam pasar modal Indonesia.
E. Keaslian Penelitian
Berdasarkan penelusuran kepustakaan, khususnya di lingkungan Universitas
Sumatera Utara umumnya dan Kepustakaan Universitas Sumatera Utara, belum ada
penelitian sebelumnya. Memang pernah ada penelitian mengenai pasar modal yang
sebelumnya dilakukan oleh :
1. Indra Sani Harahap, NIM 097011005, Magister Kenotariatan Universitas
Sumatera Utara, dengan judul “Analisis Hukum Prinsip-prinsip Syariah dalam
Pasar Modal Syariah di Indonesia”. Dan permasalahan yang diteliti adalah:
a. Apa saja Pertimbangan dalam pembentukan pasar modal syariah di
indonesia?
b. Bagaimana prinsip dasar ketentuan hukum dalam pasar modal syariah?
c. Bagaimana pelaksanaan prinsip-prinsip syariah tersebut dalam kegiatan
investasi?
2. Alkamra, NIM: 097011049, Magister Kenotariatan Universitas Sumatra
Utara, dengan judul “Perlindungan Hukum Bagi Investor dalam Perdagangan
Saham Setelah Listing di Pasar Modal”. Dan permasalahan yang diteliti
adalah :
a. Bagaimana perlindungan hukum bagi investor dalam perdagangan saham
setelah listing di pasar modal.
b. Apa saja praktek dan kegiatan yang dilarang dalam perdagangan saham di
pasar sekunder?
c. Bagaimana pengawasan lembaga pasar modal untuk memberikan
perlindungan hukum bagi investor dalam perdagangan saham di pasar
Apabila dilihat pada permasalahan yang diteliti sebelumnya sebagaimana
disebutkan di atas maka penelitian ni adalah berbeda dengan penelitian yang telah
dilakukan sebelumnya. Dengan demikian penelitian ini adalah asli dan dapat
dipertanggung jawabkan. Penulis bertanggung jawab sepenuhnya apabila ternyata
dikemudian hari terbukti bahwa penelitian ini merupakan duplikasi atau plagiat dari
penelitian yang telah ada sebelumnya.
F. Kerangka Teori dan Konsep
1. Kerangka Teori
Kerangka teori merupakan kerangka pemikiran atau butir-butir pendapat, atau
teori, thesis mengenai suatu kasus atau permasalahan (problem) yang menjadi bahan
perbandingan, pegangan teoritis. Fungsi teori dalam suatu penelitian adalah untuk
memberikan arahan/petunjuk dan meramalkan serta menjelaskan gejala yang
diamati9. Karena penelitian ini merupakan penelitian hukum normatif, kerangka teori
diarahkan secara khas ilmu hukum. Dalam penelitian ini teori digunakan untuk
memecahkan masalah, adapun teori yang dipergunakan adalah teori hukum jaminan,
teori hukum perjanjian dan teori perlindungan hukum yang berhubungan satu dengan
yang lain.
Baik margin trading maupun Short Selling adalah transaksi yang wajar di
pasar saham tapi kadang investor melakukannya cukup nekat dengan mengambil
risiko yang sangat besar. Akibat transaksi yang terbatas itu, Indeks Harga Saham
Gabungan (IHSG) pernah anjlok 7,7% dalam satu hari pada 22 Januari 2008.10
Sehingga OJK melakukan penyempurnaan peraturan dalam rangka meningkatkn
efisiensi dan efektivitas penerapan dan pengawasanmargin trading danshort selling
agar meningkatkan likuiditas transaksi efek dan kualitas pembiayaan penyelesaian
transaksi efek oleh perusahaan efek bagi nasabah serta meningkatkan kepastian
hukum atas transaksi efek.11
Nilai jaminan pembiayaan yang wajib dipelihara oleh nasabah minimal 135%
dari nilai pasar wajar efek yang ditransaksikan secarashort selling(posisi short). Jika
nilai jaminan tersebut mengalami penurunan sehingga kurang dari 135%, maka
nasabah wajib menambah jaminan dalam waktu 3 hari bursa sehingga nilai jaminan
minimal 135%.
Agunan atau jaminan merupakan suatu hal yang sangat erat hubungannya
dengan Perusahaan Sekuritas, dalam pelaksanaan teknis transaksimargin tradingdan
short selling.Dana yang diberikan oleh perusahan sekuritas perlu diamankan. Tanpa
adanya pengamanan, perusahaan sekuritas sulit menghindarkan risiko yang akan
datang. Sebagai akibat tidak berprestasinya seorang investor. Untuk mendapatkan
kepastian dan keamanan dari kreditnya, perusahaan sekuritas melakukan
tindakan-tindakan pengamanan dan meminta kepada calon investor agar mengikatkan sesuatu
barang tertentu sebagai jaminan di dalam pemberian kredit dan diatur dalam Pasal
1131 dan 1132 KUHPerdata.12
10
www.bapeppam.go.id online internet 28 Januari 2013. 11
www.bapeppam.go.id online internet 28 januari 2013.
12Endi Budiawan,Perlindungan Hukum Terhadap Perusahaan Securitas dalam Transaksi
Pada transaksi margin tradingdan short selling jaminan yang diberikan oleh
investor kepada sekuritas adalah saham. Proses nya adalah nasabah meminjam uang
dari sekuritas, saham-saham yang terbeli melalui uang tersebut dijadikan jaminan
kepada sekuritas. Oleh karena itu dapat dikatakan segala hak yang melekat dari pada
saham-saham yang diperoleh dari transaksi yang mempergunakan fasilitas merupakan
millik nasabahmargin tradingdanshort sellingnamun dikendalikan oleh sekuritas.13
Investor margin trading dan short selling dinyatakan wanprestasi jika tidak
memenuhi, terlambat memenuhi atau memenuhi namun hanya sebagian, paling tidak
melanggar salah satu dari syarat-syarat tersebut. Maka sekuritas berhak memaksa
investor untuk menjual atau sekuritas berhak langsung menjual saham yang ada pada
rekening efek marjin dan short selling investror jika tidak dipatuhi untuk melunasi
kewajibannya14.
Secara umum, kata jaminan dapat diartikan sebagai “penyerahan kekayaan
atau pernyataan kesanggupan seseorang untuk menanggung kembali pembayaran
suatu hutang. Dengan demikian, jaminan mengandung suatu kekayaan (materiliil)
ataupun suatu pernyataan kesanggupan (immateriil) yang dapat dijadikan sebagai
sumber pelunasan hutang. Berdasarkan kebendaannya, jaminan dikelompokkan
menjadi:
1. Jaminan Perorangan (persoonlijk)
Jaminan perorangan adalah orang ketiga (borg) yang akan menanggung
pengembalian uang pinjaman, apabila pihak peminjam tidak sanggup
mengembalikan pinjamannya tersebut.
2. Jaminan Kebendaan (zakelijk)
Dalam hal ini berarti menyediakan bagian dari kekayaan seseorang
guna memenuhi atau membayar kewajiban debitur.
Fasilitas margin trading dan short selling sebenarnya tidak bedanya dengan
pinjaman uang dari perbankan. Namun yang membedakan nya adalah pada fasilitas
ini jaminan yang digunakan adalah saham yang hendak dibeli oleh para investor.
Sehingga menurut penulis sangat penting dibahas teori hukum jaminan.
Untuk dapat menggunakan fasilitas margin trading atau short selling maka
para investor harus melakukan perikatan perjanjian terlebih dahulu dengan
perusahaan sekuritas. Perjanjian ini sangat penting karena perjanjian dibuat secara
tertulis akan memperoleh kekuatan hukum sehingga tujuan kepastian hukum dapat
tercapai.
Pengaturan mengenai transaksi Margin Trading dan Short selling masih
menggunakan aturan dalam Buku III KUHPerdata khususnya pengaturan mengenai
masalah perjanjian yang terjadi dalam transaksi Margin Trading dan Short Selling.
Perjanjian dalam transaksi ini terjadi antara kedua belah pihak yang mana salah satu
pihak berjanji kepada pihak lain untuk melakukan sesuatu. Hal ini sesuai dengan
Pasal 1313 KUHPerdata, Menurut pasal ini “perjanjian adalah suatu perbuatan
dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang atau
lebih”15.
Peristiwa ini menimbulkan suatu hubungan hukum antar dua orang tersebut
dinamakan perikatan atau dengan kata lain perjanjian itu menimbulkan suatu
perikatan antar dua orang yang membuatnya berupa suatu rangkaian perkataan yang
mengandung janji atau kesanggupan atas apa yang diucapkan atau dituliskan oleh
kedua belah pihak yaitu pihak yang berhak dan pihak yang berkewajiban.16
Dalam pasar modal perjanjian hanya bersifat obligator artinya perjanjian jual
beli baru meletakkan hak dan kewajiban yang timbul antara penjual dan pembeli,
namun belum memindahkan hak milik. Hak milik baru terjadi setelah adanya
penyerahan atau levering. Levering atau penyerahan adalah pemindahan hak milik
atas suatu benda yang berasal dari seseorang yang berhak memindahkannya kepada
orang lain, yang mengakibatkan orang lain menjadi pemilik benda tersebut.17
Dalam pasar modal levering terjadi terdapat kesamaan, yakni levering pada
pasar modal sederhananya efek berkurang dari rekening efek yang satu dan
ditambahkan kepada rekening efek yang lain. Final dari levering itu sendiri adalah
pada saat sudah masuknya efek ke rekening efek pembeli, sehingga pada saat itu
secara yuridis hak atas kepemilikan saham telah beralih.18
Teori perlindungan hukum mengandung teori yang berkaitan dengan
perlindungan subjek hukum sebagai pendukung hak dan kewajiban dalam pemberian
16
Hj.Djanius Djamin,Hukum Perdata,(Medan : Trikaya, 1994) hal. 163. 17Ibid., hal. 180.
18 Megarita, Scriptless Trading dan Prinsip Keterbukaan Menciptakan Pasar yang Efisien
pinjaman. Menurut Van Kan “hukum adalah keseluruhan aturan hidup yang bersifat
memaksa untuk melindungi kepentingan manusia di dalam masyarakat”.19
Teori perlindungan hukum berhubungan dengan teori hak dan teori kewajiban.
Menurut Satjipto Rahardjo. Hak adalah kekuasaaan yang diberikan oleh hukum
kepada seseorang, dengan maksud untuk melindungi kepentingan seseorang tersebut.
Hak tersebut merupakan pengalokasian kekuasaan tertentu kepada seseorang untuk
bertindak dalam rangka kepentingan tersebut20.
Van Apeldoorn menyatakan “bahwa tiap – tiap hubungan hukum mempunyai
dua pihak, pada satu pihak ia merupakan hak dan pada pihak lain ia merupakan
kewajiban”.21
Apabila subjek hukum tidak melaksanakan kewajiban hukum, maka akibatnya
adalah dapat dimintakan pertanggungjawaban secara yuridis. Menurut teori ada 3
(tiga) macam pertanggungjawaban, yaitu pertanggungjawaban berdasarkan kesalahan
(fault based liability) yang merupakan pertanggungjawaban yang terkait dengan
perilaku subjek. Tanggung jawab berdasarkan wanprestasi yaitu tanggung jawab
berdasarkan kontrak (contractual liability). Menurut teori ini apabila dalam sebuah
kontrak ada salah satu pihak yang merasa dirugikan maka yang pertama – tama yang
harus dilihat adalah isi dari kontrak atau perjanjian atau jaminan yang merupakan
bagian dari kontrak, baik tertulis maupun lisan.22Pertanggungjawaban mutlak adalah
pertanggungjawaban yang berkaitan dengan perbuatan yang menurut pembuat
19Achmad Ali,Menguak Tabir Hukum, (Jakarta : Toko Gunung Agung, Tbk, 2002) hal.30. 20
Ibid., hal,232. 21Ibid,
hal. 232
undang – undang telah membawa efek yang merugikan, jadi adanya hubungan antara
perbuatan dan akibat. Prinsip utama dari pertanggungjawaban mutlak ini adalah tidak
perlu adanya syarat kelalaian tergugat dan tidak dapat dikaitkan pula dengan adanya
wanprestasi.23
Dari ketiga macam pertanggung jawaban ini yang paling relevan dengan
margin tradingdan short sellingadalah pertanggung jawab berdasarkan wanprestasi
yaitu pertanggung jawab berdasarkan kontrak. Karena untuk melakukan transaksi
margin trading dan short selling kedua belah pihak akan diikat dengan kontrak
terlebih dahulu. Jadi baik perusahaan efek maupun investor melakukan transaksi
sesuai dengan apa yang telah disepakati dalam kontrak. Apabila terjadi kelalaian
maka disebut wanprestasi dan salah satu pihak yang lalai akan bertanggung jawab
berdasarkan kontrak.
Dalam pasar modal sendiri terdapat dua perlindungan yakni perlindungan
hukum preventif dan represif. Perlindungan hukum preventif adalah perlindungan
umtuk mencengah ada nya sengketa antara pemegang saham minoritas dan mayoritas.
Dalam hal ini penting nya badan-badan dalam Pasar Modal untuk menjaga kestabilan
dan kepastian hukum baik oleh OJK, Bursa Efek, KSEI, KPEI dsb untuk menjaga
keamanan dan kenyaman bagi para investor untuk melakukan transaksi di pasar
modal.24
23Ibid.109.
Sedangkan perlindungan represif adalah perlindungan untuk menyelesaikan
sengketa di masyarakat agar tercapai penyelesaian yang adil. Dalam hal ini peran
perjanjian antar pihak sangat penting untuk dimengerti terlebih dahulu oleh para
investor sebelum mengikatkan diri di dalam nya. Penting pula para investor belajar
tentang seluk beluk pasar modal sebelum menanamkan modal nya. Sehingga dapat
meminimalisir kemungkinan sengketa yang akan timbul.25
Pasar modal sangatlah rentan dengan penipuan dan kejahatan sehingga sangat
dibutuhkan suatu kepastian hukum yang melindungi para investor serta badan hukum
sehingga dapat memberikan keamanan dan kenyamanan dalam menginvestasikan
uang mereka dalam pasar modal Indonesia.
2. Konsepsi
Konsepsi berasal dari bahasa latin,conceptusyang memiliki arti sebagai suatu
kegiatan atau proses berpikir, daya berpikir khususnya penalaran dan
pertimbangan.Konsepsi adalah salah satu bagian yang terpenting dari teori, peranan
konsepsi dalam penelitian ini untuk menghubungkan teori dan observasi, antara
abstraksi dan kenyataan. Konsep diartikan sebagai kata yang menyatukan abstraksi
yang digeneralisasikan dari hal-hal khusus yang disebut defenisi operasional.26
Perumusan serangkaian defenisi operasional dalam rangka penelitian ini
sebagai berikut:
a. Transaksi marjin/Margin Trading adalah transaksi pembelian efek untuk
kepentingan nasabah yang dibiayai oleh perusahaan efek.
25Ibid.
b. Transaksi Short/Short Selling adalah transaksi penjualan efek dimana efek
dimaksud tidak dimiliki oleh penjual pada saat transaksi dilaksanakan.
c. Nasabah adalah orang yang melakukan transaksi jual beli saham di pasar
modal dengan memanfaatkan fasiltiasmargin tradingdanshort selling.
d. Perlindungan Hukum adalah suatu bentuk pelayanan yang wajib
dilaksanakan oleh badan pengawas pasar modal baik OJK, Bursa Efek, KPEI,
dan KSEI kepada para investor dalam melakukan transaksi di pasar modal
khususnya margin trading dan short selling untuk memberikan rasa aman,
baik secara fisik maupun mental.
e. Perjanjian Pembiayaan adalah perjanjian antara perusahaan efek dengan
nasabah yang memuat hak dan kewajiban terkait dengan pembiayaan
penyelesaian transaksi efek nasabah oleh perusahaan efek yang dapat berupa
pembiayaan dana dan atau pembiayaan efek.
f. Efek adalah surat berharga yaitu surat pengakuan utang, surat berharga
komersial, saham, obligasi, tanda bukti utang, unit penyertaan kontrak
investasi kolektif, kontrak berjangka atas efek, dan setiap derivatif dari efek.
g. Bursa efek adalah pihak yang menyelenggarakan dan menyediakan sistem dan
atau sarana untuk mempertemukan penawaran jual dan beli efek pihak-pihak
lain dengan tujuan memperdagangkan efek di antara mereka.
h. Margin Call adalah likuidasi atau penutupan secara paksa atas trading yang
invesrotr tidak cukup untuk menutupi atau menahan posisi trading investor
yang merugi.
i. Pasar Modal adalah kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum
dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang
diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek.
j. Jaminan adalah suatu yang diberikan kepada kreditor untuk menimbulkan
keyakinan bahwa debitur akan memenuhi kewajiban yang dapat dinilai
dengan uang yang timbul dari suatu perikatan.
k. Cut loss adalah tindakan menghindari kerugian dengan menjual saham pada
posisi merugi.
l. Capital Gain adalah keuntungan yang diperoleh dari selisih jual beli dalam
perdagangan saham.
G. Metodologi Penelitian
Metode yang diterapkan di dalam suatu penelitian adalah kunci utama untuk
menilai baik buruknya suatu penetiaian. Metode penelitian itulah yang menetapkan
alur kegiatannya, mulai dari pemburuan data sampai ke penyimpulan suatu
kebenaran yang diperoleh dalam penelitian itu.27
1. Jenis Dan Pendekatan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan penelitian yuridis normatif
yaitu dengan cara meneliti bahan kepustakaan atau bahan data sekunder yang
27
meliputi buku-buku serta norma-norma hukum yang terdapat dalam peraturan
perundang-undangan, asas-asas hukum, kaedah hukum dan sistematika hukum serta
mengkaji ketentuan perungan-undangan, putusan pengadilan dan bahan hukum
lainnya28. Penelitian ini memberikan gambaran secara rinci, sistematis, dan
menyeluruh mengenai segala sesuatu yang berhubungan dengan transaksi margin
trading dan short selling dalam pasar modal. Dengan menggambarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku yang dikaitkan dengan teori-teori hukum dan
praktek pelaksanaan hukum positif yang menyangkut permasalahan dalam transaksi
margin tradingdanshort selling.29
Penelitian yuridis normatif atau penelitian hukum normatif dapat disebut juga
penelitian hukum doktrinal. Penelitian hukum doktrinal dikonsepkan sebagai apa
yang tertulis di dalam peraturan perundang – undangan (law in the books) atau
hukum dikonsepkan sebagai kaidah atau norma yang merupakan patokan berperilaku
manusia yang dianggap pantas.30
Johnny Ibrahim menuliskan bahwa:
“oleh karena tipe penelitian yang digunakan adalah tipe penelitian yuridis normatif, maka pendekatan yang digunakan adalah pendekatan perundang-undangan (statue approach). Pendekatan tersebut melakukan pengkajian peraturan perundang-undangan yang berhubungan dengan tema sentral penelitian. Selain itu juga dilakukan pendekatan lain yang diperlukan guna memperjelas analisis ilmiah yang diperlukan dalam penelitian normatif”.31
28
Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian,(Jakarta:PT. Raja Grafindo Persada, 2004), Hal. 38
29Ibid hal. 39 30
Muslan Abdurrahman, Sosiologi dan Metode Penelitian Hukum, (Malang : UMM Press, 2009), hal 127.
Dalam penelitian ini, akan ditempuh cara penelitian kepustakaan (library
research), atau biasa dikenal dengan sebutan studi kepustakaan.32 Walaupun
penelitian dimaksud tidak lepas pula sumber lain selain kepustakaan, yakni penelitian
terhadap bahan artikel dan karya tulis di berbagai media massa ataupun laman dunia
maya. Penelitian kepustakaan yang normatif adalah penelitian dengan mengolah dan
menggunakan bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder serta bahan hukum
tertier yang berkaitan dengan pokok bahasan di dalam penelitian ini.
Sumber data pada penelitian ini berupa bahan hukum yang diperoleh dari
studi kepustakaan (library research), peraturan perundang-undangan, buku-buku,
jurnal-jurnal hukum, yurisprudensi, kamus hukum, ensiclopedia, yang diuraikan dan
dihubungkan sedemikian rupa, sehingga disajikan dalam penulisan yang sistematis.
Data primer dan data sekunder yang diperoleh akan dianalisis dengan menggunakan
analisis kualitatif.
Menurut Lexy J. Moleong, analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mengsintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.33
Alasan penggunaan penelitian hukum normatif-kualitatif ini adalah pertama,
didasarkan pada paradigma hubungan yang dinamis antara teori, konsep-konsep dan
data yang merupakan umpan balik atau modifikasi yang tetap dari teori dan konsep
32 Soerjono Soekanto, Op Cit. hal 53, dikatakan karena titik berat penelitian tertuju pada penelitian kepustakaan, yang berarti akan lebih banyak menelaah dan mengkaji data primer dan sekunder yang diperoleh dari perpustakaan dan tidak diperlukan penyusunan atau perumusan hipotesis.
yang didasarkan pada data yang dikumpulkan; kedua, data yang dianalisis beranek
ragam, memiliki sifat dasar yang berbeda antara satu dengan lainnya, serta tidak
mudah untuk dikuantifisir; ketiga, sifat dasar dari data yang dianalisis bersifat
menyeluruh dan merupakan satu kesatuan yang integral (holistic), dimana hal itu
menunjukkan adanya keanekaragaman data serta memerlukan informasi yang
mendalam (indepth infromation).34
2. Jenis Data dan Bahan Hukum
Data yang di pergunakan di dalan penelitian ini adalah data sekunder. Data
sekunder dalam penelitian ini terdiri dari:35
a. Bahan hukum primer yang terdiri dari:
1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945
2) Undang-Undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal
3) Kitab Undang-undang Hukum Perdata
4) Peraturan Bapeppam mengenai Transaksi Margin dan Short Sell.
Peraturan Nomor V.D.6 lampiran keputusan ketua Bapepam-LK Nomor
Kep-258/BL/2008 tanggal 30 juni 2008
b. Bahan Hukum Sekunder, yaitu bahan-bahan yang berkaitan erat dengan bahan
hukum primer, dan dapat digunakan untuk menganalisa, mengkaji dan
memahami bahan hukum primer yang ada.
34 Bismar Nasution, ”Metode Penelitian Hukum Normatif dan Perbandingan Hukum”, Makalah, disampaikan pada dialog interaktif tentang Penelitian Hukum dan Hasil Penulisan Hukum pada Majalah Akreditasi, Fakultas Hukum USU, Tanggal 18 Februari 2003, hal. 1, penelitian doktrinal (doctrinal research), yaitu suatu penelitian yang menganalisis baik hukum sebagai law as it written in the book, maupun hukum sebagailaw as it is decided by the judge through judicial process. Penelitian hukum normatif ini bersifat kualitatif.
Semua dokumen yang bersifat informatif atau hasil kajian mengenai pasar
modal pada umumnya, dan khususnya yang dalam kaitannya dengan
perlindungan hukum terhadap investor dalam pasar modal yang dapat berupa
hasil seminar atau makalah, surat kabar, majalah, dan juga sumber dari laman
dunia maya yang memiliki kaitan erat dengan permasalahan yang menjadi
objek penelitian
c. Bahan Hukum Tersier/penunjang, yang digunakan untuk memberikan
petunjuk maupun penjelasan terhadap bahan hukum primer dan bahan hukum
sekunder, yang mencakup kamus hukum dan terutama adalah kamus bahasa,
untuk pembenahan tata bahasa indonesia dan istilah-istilah hukum yang lebih
baik, dan juga sebagai alat bantu pengalibahasaan beberapa artikel atau
sumber literatur asing.
Dalam kaitan dengan penelitian ini, yakni penelitian kepustakaan yang
dilakukan dengan melakukan studi pustaka, maka terhadap materi penelitian tesis
(baik bahan hukum primer, bahan hukum sekunder maupun bahan hukum tertier)
akan dikaji lebih lanjut guna mencari hal yang berhubungan dengan permasalahaan
yang diteliti. Dengan demikian, studi terhadap bahan atau dokumen dalam bentuk
tertulis menjadi instrumen yang sifatnya utama di dalam rangka pengumpulan data
untuk melakukan kajian di dalam penelitian ini.
3. Teknik Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang
diperoleh dengan cara melakukan penelitian kepustakaan (library research) untuk
dilakukan oleh pihak lain yang relevan dengan penelitian ini dengan cara menelaah
dan menginveritarisasi pemikiran atau pendapat juga sejarah atau latar belakang
pemikiran tentangMargin TradingdanShort Sellingdi Pasar Modal36.
Pemikiran dan gagasan serta konsepsi tersebut dapat diperoleh melalui
peraturan perundang-undagan yang berlaku, literature dari para pakar yang relevan
dengan objek penelitian ini, artikel yang termuat dalam bentuk jurnal, majalah ilmiah,
ataupun yang termuat dalam data elektronik seperti pada website dan sebagainya
maupun dalam bentuk dokumen atau putusan berkaitan dengan permasalahan
penelitian ini.
4. Analisis Data
Bahan hukum primer, bahan hukum sekunder, dan bahan hukum tersier yang
sebelumnya telah disusun secara sistematis kemudian akan dianalisa dengan
menggunakan prosedur logika ilmiah, yang sifatnya kualitatif. Kualitatif berarti akan
dilakukan analisa data yang bertitik tolak dari penelitian terhadap asas atau prinsip
sebagaimana yang diatur di dalam bahan hukum primer, dan kemudia akan dibahas
lebih lanjut menggunakan bahan hukum sekunder, yang tentunya akan diupayakan
pengayaan sejauh mungkin dengan didukung oleh bahan hukum tersier/tertier.
Adapun tahapan untuk menganalisa bahan-bahan hukum yang telah ada
tersebut, secara sederhana dapat diuraikan dalam beberapa tahapan sebagaimana
diterapkan sebagai berikut.
1. Tahapan pengumpulan data, misalnya ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berkaitan langsung dengan permasalahan yang sedang diteliti,
artikel atau jurnal atau karya tulis dalam bentuk lainnya akan dikumpulkan
sedemikian rupa sebagai bahan refrensi.
2. tahapan pemilahan data, dimana dalam tahapan ini seluruh data yang telah
dikumpulkan sebelumnya akan dipilah-pilah dengan mempedomani konteks
yang sedang diteliti, sehingga akan lebih memudahkan dalam melakukan
kajian lebih lanjut terhadap permasalahan di dalam penelitian tesis ini.
3. tahapan analisa dan penulisan hasil penelitian, sebagai tahapan klimaks
dimana seluruh data yang telah diperoleh dan dipilah tersebut akan dianalisa
dengan seksama dengan melakukan interpretasi atau penafsiran yang
diperlukan, sejauh mungkin diupayakan untuk berpedoman terhadap konsep,
asa dan kaidah hukum yang dianggap relevan dan sesuai dengan tujuan utama
dari penelitian ini. Hasil penelitian kemudian akan dituangkan dalam bentuk
tertulis yang diharapkan akan dapat menjawab permaslahan yang ada,
sehingga hasil penelitian ini akan dapat dijadikan sebagai refrensi disamping
literatur yang telah ada.
Dengan demikian, diharapkan dari hasil analisa yang sistematis tersebut akan
dapat ditarik suatu kesimpulan yang dapat menjelaskan hubungan antara berbagai
jenis bahan yang ada, guna penyusunan jawaban dan saran masukan atas
permasalahan penelitian yang dijabarkan secara deskriptif, yang terutama
menjelaskan bagaimana dan sejauh mana perlindungan hukum terhadap investor
BAB II
PELAKSANAANMARGIN TRADINGDANSHORT SELLING DI PASAR MODAL
A. Pengertian dan Dasar HukumMargin TradingdanShort Selling.
1. Pengertian
Seiring dengan berkembangnya globalisasi dunia pasar modal yang diikuti
dengan makin bertambahnya produk-produk baru yang ditawarkan oleh lembaga
perbankan dan keuangan lainnya/ muncul bisnis baru yang disebut margin trading
dan short selling. Bisnis ini kemudian menjadi salah satu lahan usaha bank – bank
investasi dan lembaga keuangan lainnya yang mempunyai izin untuk itu. Bahkan
belakangan menjadi pilihan investasi yang menguntungkan oleh kalangan pengusaha
khususnya yang menggeluti bidang keuangan.
Margin trading merupakan suatu jasa yang diberikan oleh perusahaan efek
kepada nasabahnya berupa fasilitas pinjaman dana, sehingga nasabah hanya perlu
membayar sejumlah persentase tertentu dari harga efek yang dibeli. Nasabah
diwajibkan membayar bunga kepada perusahaan efek atas dana pinjaman tersebut.37
Menurut Keputusan Ketua Bapepam dan LK No. Kep-258/BL/2008, margin
trading diartikan sebagai berikut :38
1) transaksi pembelian efek untuk kepentingan nasabah yang dibiayai oleh perusahaan. Transaksi marjin merupakan fasilitas yang diberikan perusahaan efek kepada investor dengan memberikan pinjaman berupa uang. Namun,
37
Astrid Amalia,Penyalagunaan Short Selling dalam Transaksi Perdagangan Efek, Analisis Kasus: Paul Berliner dengan The Blackstone Group dan ADS Corp.(Universitas Indonesia : Jakarta, 2009) Hal. 30
pinjaman uang ini tidak harus dikembalikan secara terjadwal, sebagaimana pinjaman dari bank.
2) Investor baru mengembalikan bila berhasil menjual saham yang dibelinya dengan harga yang lebih tinggi dari harga beli sehingga investor memperoleh keuntungan dari selisih jual beli tersebut
3) Sebagai imbalan fasilitas yang disediakan perusahaan efek, investor harus membayar bunga pinjaman dan fee. Bunga pinjaman dan fee tersebut telah disepakati oleh investor dan sekuritas melalui perjanjian pembiayaan dan penyelesaian transaksi efek.
Dalam margin trading dikenal beberapa pihak yang dapat memberikan
pinjaman atau jaminan atas transaksi yang dilakukan oleh investor:
1. Pinjaman yang dilakukan oleh pihak ketiga, dalam hal ini bank
2. Pinjaman yang diberikan oleh perusahaan efek atau perusahaan dimana
investor melakukan pinjaman saham
Kedua nya tidak terdapat perbedaan mekanisme transaksi hanya jenis
pinjaman nya yang berbeda. Di beberapa pasar modal investor yang ingin membeli
saham dapat meminjam dana dari perusahaan efek tempat dimana ia melakukan
pemesanan untuk membeli saham. Untuk maksud pembelian saham tersebut investor
yang merupakan nasabah dari perusahaan tersebut wajib membayar uang muka dalam
jumlah yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Besarnya uang muka ini
berbeda-beda di tiap bursa berkisar antara 40% - 80% (empat puluh persen sampai dengan
delapan puluh persen).39
Semakin longgarnya perusahaan efek dalam memberikan fasilitas margin
tradingkepada nasabah merupakan salah satu pemicu semakin bergairahnya transaksi
saham di bursa. Kinerja bursa semakin meningkat antara lain diukur dari semakin
meningkatnya Indeks Harga Saham Gabungan, semakin meningkatnya frekuensi,
volume dan nilai transaksi harian akibat membaiknya likuiditas saham.
Risiko yang dapat ditimbulkan dari transaksi saham dengan fasilitas margin
tradingantara lain:
1. Bagi perusahaan efek
a. Risiko kredit akibat nasabah tidak bisa mengembalikan uang pinjamannya.
b. Risiko akibat turunnya nilai saham dan nasabah tidak dapat menambah
marginnya.
2. Bagi investor, risiko yang mungkin ditanggung adalah:
Investor harus siap jika terjadi penurunan nilai saham, sehingga investor
harus menambah marginnya atau melikuidasi maupun menjual saham yang
dikuasakannya kepada perusahaan efek. Dalam keadaan seluruh aktiva
keuangan maka kemungkinan kecil nilai margin yang akan kembali atau
bahkan masih menyisakan kewajiban tambahan pada perusahaan efek.
Short sellingadalah suatu cara yang digunakan dalam penjualan saham di
mana investor atau trader meminjam dana (on margin) untuk menjual saham
(yang belum dimiliki) dengan harga tinggi dengan harapan akan membeli
kembali dan mengembalikan pinjaman saham ke pialangnya pada saat saham
turun. Salah satu karakteristik dari transaksi short saleadalah dengan menjual
efek yang tidak dimiliki oleh si penjual. Namun si penjual tetap memiliki
waktu yang telah ditentukan. Guna memenuhi kewajiban tersebut, maka
penyelesaiannya antara lain adalah dengan melakukan peminjaman efek.40
Sedangkan menurut keputusan Bapepam-LK Kep-258/BL/2008 Short selling
diartikan sebagai berikut41
1) Transaksi penjualan efek dimana efek tersebut tidak dimiliki oleh penjual
pada saat transaksi dilaksanakan.
2) Penjual “short” berutang kepada pialang, dimana pialang tersebut meminjam
saham dimaksud dari investor lainnya yang memiliki saham yang
ditransaksikan secaralong(berinvestasi jangka lama). Apabila tidak ada maka
pialang dapat meminjam saham tersebut melalui bank kustodian.
3) Investor yang telah mendapatkan pinjaman saham lalu menjual saham tersebut
ke bursa dan wajib dikembalikan pada H + 4, apabila tidak maka investor
akan dikenai denda.
Menurut Hendy M. Fakhruddin, short selling adalah “penjualan saham oleh
seseorang dimana penjual itu tidak memiliki sekuritas lain atau menjual sekuritas
yang dipinjam dari pihak lain.”42 Dari sisi strategis transaksi saham, short selling
adalah salah satu teknik dalam jual beli saham dimana investor berupaya untuk
mendapatkan keuntungan atas penurunan harga suatu saham. Jadi investor berharap
saham akan mengalami penurunan harga sehingga investor dapat membeli kembali
dan memperoleh keuntungan.
40
Ibidhal 5 41IbidHal 5
Transaksi short selling ini berbeda dengan transaksi jual-beli biasa dalam
empat hal.
1. Investor menjual dulu kemudian baru membeli.
2. Investor mendapat untung justru kalau harga turun.
3. Investor melepas sekuritas yang bukan miliknya.43
4. Dibandingkan dengan transaksi biasashort sellingsangat beresiko.44
Perkiraan dari pelaku short selling, yang menginginkan terjadinya penurunan
harga agar saat membeli kembali saham yang dipinjam pelaku short selling
memperoleh keuntungan dari selisih harga beli dan jual tersebut, investor biasanya
menggunakan fasilitas ini pada saat keadaan pasar sedang mengalami penurunan
harga (bearish). Bertentangan dengan pandangan emiten atau perusahaan publik,
dimana emiten menginginkan harga sahamnya terus meningkat karena peningkatan
tersebut membuktikan bahwa kondisi fundamental emiten tetap baik.45
Seseorang membeli efek di pasar modal berdasarkan pertimbangan –
pertimbangan antara lain bahwa emiten memiliki prospek pertumbuhan yang bagus,
dibawah kontrol manajemen yang professional dan memiliki keunggulan –
keunggulan terhadap kompetitor lainnya. Pada intinya tujuan investor margin sama
dengan tujuan transaksi biasa, yakni untuk memperoleh keuntungan. Yang menjadi
perbedaan adalah investor margin menjual suatu efek pada tingkat harga dengan
43
Dalam perdagangan efek hal tersebut biasa terjadi 44Verdij.PangaribuanOp.,Cithal 26
45Owen A Lamont, Go Down Fighting: Short Sallers Vs Firms, Yale ICF Working Paper
memperhitungkan bahwa harga efek tersebut akan naik cepat karena investor juga
harus memperhitungkan beban bunga yang harus ditanggung.
2. Dasar Hukum
Di Indonesia transaksi margin trading dan short selling ini tidak diatur
didalam UU No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal. Dalam Undang-Undang Pasar
Modal hanya mengatur transaksi umum sedangkan transaksi khusus diatur diluar
undang-undang tersebut. Transksi margin trading dan short selling diatur oleh
Peraturan Bapepam-LK (sekarang OJK) Nomor V.D.6 tentang Pembiayaan
Penyelesaian Transaksi Efek oleh Perusahaan Efek bagi Nasabah dan Peraturan Bursa
Efek Jakarta Nomor 19 Tahun 1997 tentang Transaksi Marjin. Serta Keputusan Ketua
Bapepam-LK No. Kep-556/BL/2008 tentang Pembiayaan Transaksi Efek Oleh
Perusahaan Efek Bagi Nasabah Dan TransaksiShort SellingOleh Perusahaan Efek.
Jadi dalam transaksi short selling seorang pialang tidak harus langsung
menyerahkan efek yang dijualnya pada saat itu juga. Hal ini memungkinkan
pihak-pihak yang tidak memiliki efek dimaksud untuk bertransaksi atas efek tersebut. Para
short sellers menggunakan tenggang waktu T+4 untuk menunggu penurunan harga
efek yang telah dijualnya itu untuk kemudian membelinya kembali pada harga yang
lebih murah. Dengan cara semacam itulah ia mendapatkan keuntungan (capital gain)
yaitu dari selisih harga jual dan harga beli.
Untuk keperluan itu, maka hadirlah pihak ketiga sebagai pemberi pinjaman
efek (lender). Biasanya yang berperan sebagai pemberi pinjaman adalah perusahaan
mendapatkan efek untuk dipinjamkan dari berbagai sumber. Yang paling umum
adalah dipinjamkan dari rekening nasabah lain yang mengambil posisilong(investor
yang menyimpan saham dalam jangka waktu yang lama). Sumber kedua adalah dari
rekening perusahaan efek itu sendiri selain itu dapat pula dipinjamkan dari
perusahaan efek lain. Sumber yang terakhir adalah dipinjamkan dari investor
institusional.
Dalam perjalanan pasar modal di Indonesia, pertama kali aturan mengenai
short selling ini diatur melalui Keputusan Ketua Bapepam No. Kep-09/PM/1997
tanggal 30 april 1997 tentang Pembiayaan Penyelesaian Transaksi Efek oleh
Perusahaan Efek Bagi Nasabah Bapepam-LK (sekarang OJK) kemudian merevisi
aturan yang diberi nama peraturan V.D.6 . Revisi itu seiring terjadinya krisis
financial yang melanda dunia, termasuk Indonesia. Gara-gara krisis, Indeks Harga
Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia mengalami kejatuhan yang sangat
dalam.
Peraturan V.D.6 tentang Pembiayaan Efek Oleh Perusahaan Efek bagi
Nasabah dan Transaksi Short Selling oleh Perusahaan Efek yang dikeluarkan oleh
Bapeppam-LK memuat ketentuan mengenai pembiayaan transaksi efek oleh
perusahaan efek dan transaksi short selling sehingga dapat meningkatkan likuiditas
(semakin banyaknya perdagangan efek yang dilakukan oleh investor) transaksi Efek
dan kualitas pembiayaan penyelesaian transaksi oleh perusahaan efek serta
Untuk mengantisipasi transaksi yang bisa membuat IHSG semakin jatuh,
Bapepam menerbitkan sejumlah aturan termasuk revisi aturanshort selling. transaksi
shrot selling ini kemudian diatur antara lain dengan Keputusan Ketua Bapepam-LK
No. 556/BL/2008. Peraturan ini mengatur tentang Pembiayaan Transaksi Efek Bagi
Nasabah Dan TransaksiShort Selling Oleh Perusahaan Efek. Bursa Efek diwajibkan
untuk menetapkan peraturan Bursa Efek yang mengatur persyaratan Efek yang dapat
ditransaksikan dengan pembiayaan oleh Perusahaan Efek dan yang dapat digunakan
sebagai jaminan pembiayaan dalam transaksi efek. Transaksi short selling yang
mengakibatkan kondisi pasar modal saat ini mengalami ketidakstabilan sehingga
berdampak kepada perekonomian dunia menjadi fluktuatif.46
Sehingga, pada dasarnya transaksi short selling di Indonesia diperbolehkan.
Namun, Bapepam-LK tetap menentukan rambu-rambu transaksishort selling seperti
apa yang dibolehkan. Tujuannya tentu saja mengamankan pasar modal dalam negeri
selain untuk kepentingan investor minoritas.47
B. Lingkup Hubungan Hukum dalamMargin TradingdanShort Selling
1. Hubungan dengan Hukum Perjanjian.
Pengaturan mengenai transaksi margin trading dan short selling berkaitan
dengan pengaturan dalam Buku III KUHPerdata khususnya pengaturan mengenai
46Keputusan Ketua BAPEPAM-LK Nomor KEP-556/BL/2008 Pembiayaan Transaksi Efek oleh Perusahaan Efek bagi Nasabah dan TransaksiShort Sellingoleh Perusahaan Efek
47
Dina Kusumasari,Pengaturan Mengenai Short Selling. Diakses dari
masalah perjanjian yang terjadi dalam transaksi margin trading dan short selling.
Perjanjian dalam transaksimargin tradingdanshort sellingterjadi antara kedua belah
pihak yang mana salah satu pihak berjanji kepada pihak yang lain untuk melakukan
sesuatu. Hal ini sesuai dengan Pasal 1313 KUHPerdata, yang mana disebutkan :
“Suatu perjanjian adalah suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih
mengikatkan dirinya kepada satu orang atau lebih”.
Hukum perdata yang berlaku di Indonesia mengakui adanya kebebasan
berkontrak, hal ini dapat disimpulkan dari ketentuan Pasal 1338 ayat (1)
KUHPerdata, yang menyatakan bahwa “semua kontrak (perjanjian) yang dibuat
secara sah berlaku sebagai undang-undang bagi mereka yang memuatnya.”48
Sumber dari kebebasan berkontrak adalah kebebasan individu, sehingga yang
merupakan titik tolaknya adalah kepentingan individu pula. Sehingga sifat buku III
KUHPerdata bersifat terbuka dan membuka kemungkinan adanya perjanjian yang
belum diatur dalam KUHPerdata secara konkrit, namun tetap sesuai dengan asas dan
syarat dari perjanjian yang sah dalam KUHPerdata, dengan kata lain dibolehkan
mengesampingkan peraturan-peraturan yang termuat dalam buku ketiga.49
Perjanjian yang diperbuat harus sesuai dengan Pasal 1320 KUPerdata agar
mempunyai kekuatan mengikat, sehingga dengan adanya asas kebebasan berkontrak
serta sifat terbuka dari buku III KUHPerdata, maka para pihak dalam transaksi
48Prof subektiOpcit, hal. 342
49Endi Budiman,Perlindungan Hukum terhadap Perusahaan Sekuritas dalam Transaksi atas