• Tidak ada hasil yang ditemukan

Seperti yang diutarakan pada halaman 10, kompilasi data hasil pengamatan, wawancara, dan kajian pustaka dianalisis dengan SWOT. Analisis SWOT merupakan strategi untuk meningkatkan faktor internal dengan mengurangi kelemahan dan memperkuat kekuatan, yaitu kekuatan yang cukup menciptakan peluang keberhasilan dan mengantisipasi ancaman. Analisis SWOT meliputi alur cerita (storyline), koleksi, sarana, metode dan teknik penyajian digambarkan dalam bentuk tabel di bawah ini:

3.8.1. Analisis Alur Cerita (Storyline).

Dalam menganalisis alur cerita (storyline) dengan SWOT ini perlu dikemukakan terlebih dahulu sasaran yang hendak dicapai, yaitu pengunjung museum dapat memahami alur sejarah Jambi yang disajikan dalam tata pameran tetap di ruang khazanah. Untuk mencapai sasaran tersebut dikemukakan berbagai kekuatan (strenghts), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan ancaman (threats) dari kondisi faktual di

Museum Negeri Jambi. Kekuatan, kelemahan, peluang, ancaman, dan strategi untuk mencapai sasaran digambarkan pada tabel 5 berikut:

Tabel 5.

Analisis SWOT Alur Cerita

Kekuatan (Srenghts) Kelemahan (Weaknesses)

- adanya sumber tertulis sejarah Jambi; - Museum Negeri Jambi memiliki koleksi

penunjang alur cerita;

- Museum Negeri Jambi memiliki 10 jenis koleksi.

- pengelola koleksi tidak mampu menggali lebih dalam aspek sosial budaya budaya dari sumber tertulis;

- pengelola koleksi merasa puas dengan sistem penataan yang berlangsung sekarang;

- mengelompokkan koleksi yang ditata berdasarkan jenisnya;

Ancaman (Threats) Peluang (Opportunities)

- para penyaksi jumlahnya semakin berkurang;

- belum ada dana untuk pengadaan koleksi;

- pengunjung tidak memahami sejarah Jambi;

- ada penyaksi yang dapat menceritakan jalannya peristiwa sejarah Jambi;

- kerjasama dengan masyarakat dan lembaga lain, seperti BP3, Museum Nasional, Perpustakaan Nasional, Arsip Nasional, Direktorat Museum, museum lainnya, dan Pemerintah Daerah;

- penataan dengan metode dan teknik baru.

Dengan menganalisis faktor-faktor kekuatan (strenghts), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan ancaman (threats) di atas, diperoleh strategi-strategi untuk mencapai sasaran yang ditetapkan, yaitu pengunjung museum memahami alur sejarah Jambi. Strategi-strategi tersebut adalah:

1) strategi SO (Strenghts-Opportunities):

- sejarah Jambi semakin jelas dan runtun dengan adanya sumber tertulis dan memberi peluang untuk menyelaraskan dari para penyaksi yang mengetahui peristiwa sejarah di Jambi;

- Museum Negeri Jambi yang memiliki koleksi penunjang memberi peluang kerjasama dengan lembaga lain untuk melengkapi koleksi dan data sejarah agar alur cerita menjadi runtun;

- Museum Negeri Jambi yang memiliki 10 jenis keloksi memberi peluang untuk bekerjasama dengan lembaga lain, seperti BP3, Museum, Nasional, Direktorat Museum, dan museum lain guna menyempurnakan alur cerita.

2) Strategi WO (Weaknesses-Opportunities):

- meningkatkan kemampuan pengelola koleksi untuk menggali lebih dalam lagi aspek sosial budaya dari sumber tertulis dan para penyaksi guna melengkapi alur sejarah Jambi;

- memotivasi pengelola koleksi untuk menyempurnakan tata pameran melalui kerjasama dengan masyarakat dan instansi lainnya, seperti BP3, Museum Nasional, Perpustakaan Nasional, Arsip Nasional, Direktorat Museum, museum lain, dan Pemerintah Daerah guna menyempurnakan alur cerita;

- mengintegrasikan koleksi dalam tata pameran membuka peluang penataan dengan metode dan teknik baru;

3) Strategi ST (Strenghts-Threats):

- memanfaatkan sumber data tertulis dan meningkatkan perolehan informasi dari penyaksi yang jumlahnya semakin berkurang;

- memanfaatkan koleksi penunjang alur cerita untuk mengajukan dana penelitian koleksi;

- memanfaatkan 10 jenis koleksi yang dimiliki Museum Negeri Jambi dan memberi pemahaman pada pengunjung museum sejarah Jambi. 4) Strategi WT (Weaknesses-Threats):

- meningkatkan kemampuan pengelola koleksi menggali lebih dalam aspek sosial budaya dari sumber tertulis dan memanfaatkan semaksimal mungkin informasi dari para penyaksi yang jumlahnya semakin berkurang sebagai sumber pelengkap bahan tertulis;

- memotivasi pengelola koleksi agar tidak merasa cukup puas dengan penataan yang ada dan memanfaatkan koleksi Museum Negeri Jambi hingga tersedia dana pengadaan koleksi;

- mengelompokkan koleksi tidak berdasarkan jenisnya agar penunjung memahami sejarah Jambi.

3.8.2. Analisis Koleksi.

Adapun sasaran analisis SWOT koleksi adalah tersedianya koleksi dalam bentuk replika atau bentuk visual (foto) koleksi regalia Kesultanan Jambi di Museum Negeri Jambi untuk menunjang alur cerita. Serupa dengan

analisis SWOT sebelumnya, analisis koleksi meliputi analisis kekuatan (strenghts), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan ancaman (threats). Keempat hal tersebut digambarkan dalam tabel 6 berikut:

Tabel 6.

Analisis SWOT Koleksi Regalia Kesultanan Jambi

Kekuatan (Srenghts) Kelemahan (Weaknesses)

- Museum Negeri Jambi memiliki koleksi unggulan (masterpiece) lain yang menunjang alur cerita;

- koleksi regalia Kesultanan Jambi yang bersejarah menjadi identitas Jambi sebagai daerah otonom;

- Museum Negeri Jambi tidak memiliki koleksi regalia Kesultanan Jambi;

- pengelola koleksi kurang kreatif dalam mengelola koleksi;

Ancaman (Threats) Peluang (Opportunities)

- koleksi regalia Kesultanan Jambi yang bersejarah berada di Museum Nasional dan menjadi aset nasional;

- dana untuk pengadaan koleksi belum tersedia;

- Kerjasama dengan masyarakat dan lembaga lain, seperti Museum Nasional, Direktorat Museum, BP3, dan Pemerintah Daerah;

- teknologi reproduksi koleksi semakin sempurna;

Stretegi-strategi yang dihasilkan dari analisis SWOT di atas dengan sasaran tersedianya koleksi dalam bentuk replika atau divisualkan guna menunjang alur cerita dinyatakan sebagai berikut:

1) Strategi SO (Strenghts-Opportunities):

- memanfaatkan koleksi unggulan (masterpiece) Museum Negeri Jambi memiliki peluang memperoleh koleksi lain melalui kerjasama dengan

masyarakat dan instansi lain, seperti Museum Nasional, BP3, Direktorat Museum, dan Pemerintah Daerah;

- memanfaatkan koleksi regalia Kesultanan Jambi yang bersejarah dan menjadi identitas Jambi sebagai daerah otonom memberi peluang untuk dibuat replikanya atau bentuk visual (foto);

2) Strategi WO (Weaknesses-Opportunities):

- Museum Negeri Jambi harus berupaya memiliki koleksi regalia Kesultanan Jambi melalui kerjasama dengan masyarakat dan lembaga lain, seperti Museum Nasional, BP3, Direktorat Museum, dan Pemerintah Daerah;

- meningkatkan kreativitas pengelola koleksi (kurator) untuk mengelola koleksi melalui pemanfaatan teknologi reproduksi koleksi yang semakin sempurna.

3) Strategi ST (Strenghts-Threats):

- memanfaatkan koleksi unggulan (masterpiece) yang dimiliki Museum Negeri Jambi untuk memperkuat alasan membawa kembali koleksi regalia Kesultanan Jambi yang berada di Museum Nasional ke Jambi; - meningkatkan pemahaman bahwa koleksi regalia Kesultanan Jambi

yang menjadi simbol Jambi sebagai daerah otonom agar Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah menyediakan dana pengadaan koleksi.

2) Strategi WT (Weaknesses-Threats):

- Museum Negeri Jambi harus berupaya memiliki koleksi regalia Kesultanan Jambi melalui teknik reproduksi koleksi atau divisualkan dalam bentuk foto;

- meningkatkan kreativitas pengelola koleksi mengelola koleksi agar diberikan dana untuk pengadaan koleksi.

3.8.3. Analisis Sarana.

Analisis sarana yang meliputi ruang, vitrin, panil, dan sarana penunjang pameran diperlukan agar sasaran berupa kelayakan ruang, vitrin, panil, dan sarana penunjang pameran lainnya terpenuhi. Serupa dengan analisis di atas, analisis SWOT sarana mencakup analisis kekuatan (strenghts), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan ancaman (threats). Hasil paparan digambarkan dalam matrik di bawah ini:

Tabel 7. Analisis SWOT Sarana

Kekuatan (Srenghts) Kelemahan (Weaknesses)

- tersedianya ruang pamer, vitrin, panil, dan pedastal untuk menata koleksi; - memiliki peralatan yang dapat memantau

kondisi ruangan nyaman dan koleksi aman;

- pengelola koleksi kurang kreatif memanfaatkan ruang;

- pengelola museum kurang memelihara peralatan keamanan koleksi dan kenyamanan ruangan;

Ancaman (Threats) Peluang (Opportunities)

- anggaran untuk penyempurnaan tata pameran belum tersedia;

- anggaran pengadaan peralatan baru belum tersedia;

- penambahan koleksi, perubahan isi vitrin, dan penyempurnaan label;

- pengunjung merasa nyaman dan koleksi aman;

Hasil analisis SWOT dari faktor-faktor di atas dengan sasaran kelayakan ruangan, vitrin, panil, dan sarana penunjang lainnya adalah:

1) Strategi SO (Strenght-Opportunities):

- memanfaatkan ruang pamer, vitrin, panil, dan pedastal untuk menata koleksi memberi peluang penambahan koleksi, perubahan isi vitrin, dan penyempurnaan label;

- memanfaatkan peralatan pemantau kondisi kenyamanan ruangan dan keamanan koleksi memberi peluang pada pengunjung rasa nyaman dan koleksi aman.

2) Strategi WO (Weaknesses-Opportunities):

- meningkatkan kreativitas pengelola koleksi dalam memanfaatkan ruang memberi peluang menambahkan koleksi, merubah isi vitrin, dan menyempurnakan label;

- meningkatkan pemeliharaan peralatan keamanan koleksi dan kenyamanan ruang memberi peluang pada keamanan koleksi dan kenyamanan pengunjung;

3) Strategi ST (Strenghts-Threats):

- memanfaatkan ruang pameran, vitrin, panil, dan pedestal yang ada untuk memperkecil anggaran penyempurnaan tata pameran;

- memanfaatkan peralatan yang dapat mengkondisikan koleksi aman dan ruangan nyaman untuk memperkecil ancaman berupa anggaran pengadaan sarana baru yang belum tersedia.

4) Strategi WT (Weaknesses-Threats):

- meningkatkan kreativitas dalam memanfaatkan ruang untuk mengantisipasi belum tersedianya dana untuk menyempurnakan pameran;

- meningkatkan pemeliharaan peralatan keamanan koleksi dan kenyamanan ruangan untuk mengantisipasi kerusakan karena anggaran pengadaan peralatan baru tidak tersedia;

3.8.4. Analisis Metode dan Teknik Penyajian.

Sasaran kajian terhadap metode dan teknik penyajian dengan analisis SWOT ini adalah sempurnanya tata pameran sesuai tema, yaitu runtunnya alur sejarah Jambi. Analisis metode dan teknik penyajian dipaparkan melalui matrik di bawah ini.

Tabel 8.

Analisis SWOT Metode dan Teknik Penyajian

Kekuatan (Srenghts) Kelemahan (Weaknesses)

- warna cat ruangan memberi kesan teduh; - penerangan ruangan, vitrin, dan panil

melalui penerangan buatan (lampu) dapat mempertegas detail koleksi dan label;

- ruangan berbentuk empat persegi panjang memudahkan penyusunan vitrin dan panil;

- Museum Negeri Jambi banyak memiliki foto penunjang pameran;

- tersedia perangkat komputer;

- penata koleksi (preparator) kurang kreatif memadukan warna;

- opearator listrik kurang mengawasi kondisi pelistrikan di ruangan pameran; - preparator kurang kreatif menata vitrin

dan koleksinya;

- ceroboh dalam menempatkan foto penunjang;

- pengelola koleksi kurang maksimal memanfaatkan komputer.

Ancaman (Threats) Peluang (Opportunities)

- warna cat mudah pudar; - padamnya aliran listrik;

- anggaran renovasi tata pameran yang besar;

- tingginya biaya cetak foto;

- kurang memahami program komputer.

- warna memberikan suasana psikologis pada pengunjung museum;

- detail koleksi dapat diamati lebih seksama dengan penerangan yang memadai;

- merubah bentuk vitrin dan susunan koleksi;

- kerjasama dengan lembaga lain untuk saling melengkapi data;

- banyak program komputer yang dapat digunakan untuk membuat label, pengeditan foto, data base, dan lain-lain.

Melalui analisis SWOT dengan faktor-faktor tersebut di atas, strategi yang diperoleh adalah:

1) Strategi SO (Strenght-Opportunities):

- warna cat yang teduh memberi peluang psikologis bagi pengunjung merasakan ketenangan;

- penerangan ruangan, vitrin, dan panil melalui penerangan buatan yang mempertegas detail koleksi dan label memberi peluang bagi pengunjung untuk lebih seksama mengamati koleksi museum dan label;

- ruangan yang berbentuk empat persegi panjang memudahkan menyusun vitrin dan panil membuka peluang untuk merubah bentuk dan susunan vitrin dan panil;

- Museum Negeri Jambi yang banyak memiliki foto penunjang pameran membuka peluang kerjasama dengan lembaga lain untuk saling melengkapi data;

- tersedianya perangkat komputer memberi peluang kemudahan membuat label, pengeditan foto, penyimpanan data, dan lain-lain.

2) Strategi WO (Weaknesses-Opportunities):

- meningkatkan kreativitas penata koleksi (preparator) memadukan warna berpeluang memberikan suasana psikologis pada pengunjung museum; - meningkatkan pengawasan listrik oleh operator di ruang pameran

memberi peluang koleksi dan label dapat diamati lebih seksama;

- meningkatkan kreativitas preparator menata vitrin dan koleksi memberi peluang adanya perubahan bentuk vitrin dan susunan koleksi;

- meningkatkan kehati-hatian menempatkan foto penunjang memberi peluang kerjasama dengan lembaga lain untuk saling melengkapi data;

- meningkatkan kemampuan pengelola koleksi (kurator) memberi peluang untuk memanfaatkan perangkat komputer sebagai data base, pembuatan label, dan lain-lain.

3) Strategi ST (Strenghts-Threats):

- warna cat ruangan yang berkesan teduh harus dipertahankan dengan memperkecil kemungkinan mudah pudarnya warna;

- penerangan ruang, vitrin, dan panil yang mempertegas detail koleksi dan label harus tetap terpelihara agar tidak terjadi ancaman padamnya aliran listrik;

- ruangan berbentuk empat persegi panjang yang memudahkan penyusunan vitrin dan panil memperkecil anggaran renovasi tata pameran;

- banyaknya foto penunjang pameran memperkecil biaya cetak foto; - tersedianya perangkat komputer harus dapat dimanfaatkan oleh kurator

untuk membuat label, pengeditan foto, penyimpanan data, dan lain-lain. 4) Strategi WT (Weaknesses-Threats):

- meningkatkan kreativitas preparator memadukan warna dan meningkatkan warna agar tidak mudah pudar;

- meningkatkan pengawasan listrik oleh operator di ruangan pameran untuk mengantisipasi padamnya aliran listrik dengan memanfaatkan sumber lain, seperti pemanfaatan generator listrik;

- meningkatkan kreativitas preparator menata vitrin dan koleksinya untuk menekan ancaman anggaran renovasi pameran yang besar;

- meningkatkan kehati-hatian menempatkan foto penunjang untuk memperkecil ancaman tingginya biaya cetak foto;

- memaksimalkan pemanfaatan komputer dengan memahami berbagai program komputer untuk pembuatan label, pengeditan foto, data base, dan lain-lain.

Berdasarkan strategi-strategi di atas, paparan pada bab selanjutnya yang berisi kondisi ideal tata pameran Museum Negeri Jambi tetap menekankan pada alur cerita, koleksi, sarana, dan metode serta teknik penyajian.

Dokumen terkait