• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sumber Tertulis:

Abdullah, Rd. H. 1995.

Riwayat Asal Ditemukannya Tanah Pilih. Jambi: Yayasan Tanah Pilih Jambi.

Admin. 2007.

“Situs Perbakala Kompleks Percandian Muaro Jambi”. Melalui http://www.kotajambi.go.id/index.php?option=com.content&task=view&id=2 58&Itemid=171. 17 Januari 2010.

Amdefi, Aldi.

“Catatan Perjalanan: Menelusuri Jejak Sejarah Kerajaan Melayu Tua di Situs Muara Jambi, Situs Purbakala Terluas di Indonesia”. Melalui http://amdefi,wordpress.com/situs-purbakala-terluas-di- indonesia-percandian-muara-jambi/. 12 Februari 2010.

Andaya, Barbara Watson. 1993.

To Live as Brothers: Southeast Sumatra In The Seventeenth and Eighteenth Centuries. Honolulu: University of Hawaii Press.

Asiarto, Luthfi. 1996/1997.

Fungsi dan Misi Museum Dalam Era Globalisasi. Dalam Museografia. Majalah Ilmu Permuseuman. Jilid XXV. Nomor 2 Tahun 1996/1997. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Asiarto, Luthfi, Tjahjopurnomo, dkk. 2008.

Pedoman Museum Indonesia. Jakarta: Direktorat Museum, Direktorat

Jenderal Sejarah dan Purbakala, Departemen Kebudayaan dan Pariwisata. Bataviaasch Genootschap van Kunsten & Wetenschappen. 1904.

Notulen van De Algemene en Directie Overgaderingen van het Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen. Deel XLII. Batavia: G. Kolff &

Co.

Bataviaasch Genootschap van Kunsten & Wetenschappen. 1905.

Notulen van De Algemene en Directie Overgaderingen van het Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen. Deel XLVIII. Aflevering 4.

Bor, R. C. van den. 1906.

Legend van de Kris Si Ginjei. Tijdschrijft voor Indische Taal-, Land-en

Volkenkunde (TGB) 48: 113-160. Batavia: Albrecht & Co.

Brinkgreve, Francine & Retno Sulistianingsih (red). 2009.

Sumatra. Crossroad of Culture. Leiden: KITLV.

Chulsum, Umi & Windy Novia. 2006.

Kamus Besar Bahasa Indonesia. Surabaya: Kashiko.

Darahim, Syamawi, Mhd. Erman, dkk. 2005.

Silsilah Raja-Raja Jambi, Undang-Undang, Piagam, dan Cerita Rakyat Jambi. Jambi: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata.

de Graaf, H.J. 1987.

Disintegrasi Mataram di Bawah Amangkurat I. Jakarta: Grafitipers.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.1986.

Buku Pinter Bidang Permuseuman. Jakarta: Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Proyek Pengembangan Permuseuman Jakarta.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1992/1993.

Kecil Tapi Indah. Pedoman Pendirian Museum. Jakarta: Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Proyek Pembinaan Permuseuman.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.1993/1994.

Pedoman Teknis Pembuatan Sarana Pameran di Museum. Jakarta:

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Proyek Pembinaan Permuseuman Jakarta.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.1994.

Peraturan Pemerintah Republik Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 1995 Tentang Pemeliharaan dan Pemanfaatan Benda Cagar Budaya di Museum.

Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Direktorat Permuseuman.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.1995a.

Undang-Undang Republik Indonesia. Nomor 5 Tahun 1992 Tentang Benda Cagar Budaya dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1993 Tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1992 Tentang Benda Cagar Budaya. Jakarta: Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.1995b.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 1995 Tentang Pemeliharaan dan Pemanfaatan Benda Cagar Budaya di Museum. Jakarta:

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Direktorat Permuseuman.

Departemen Kebudayaan dan Pariwisata. 2001.

Kamus Peristilahan Permuseuman. Jakarta: Departemen Kebudayaan dan

Pariwisata, Direktorat Jenderal Sejarah dan Purbakala, Direktorat Permuseuman, Proyek Pembinaan Permuseuman Jakarta.

Departemen Kebudayaan dan Pariwisata. 2007.

Pengelolaan Koleksi Museum. Jakarta: Direktorat Museum, Direktorat

Jenderal Sejarah dan Purbakala, Departemen Kebudayaan dan Pariwisata. Direktorat Perlindungan dan Pembinaan Peninggalan Sejarah dan Purbakala.1997.

Pameran Pelestarian Benda Cagar Budaya. Jambi: Direktorat Perlindungan

dan Pembinaan Peninggalan Sejarah dan Purbakala, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

El Roemy, Maulana. 2008.

“Historiografi”. Melalui http://elroem.com/2008/10/23/historiografi.html. (12 Juni 2010).

Haga, Br. B.J. 1929.

Eenige Opmerkingen Over Het Adatstaatsrecht van Djambi. Feestbundel

Uitgegeven door het Koninklijk Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen bij gelegenheid van zijn 150 jarig bestaan 1772-1928, 1:

233-250. Weltevreden: Kolff. Hamer, C. den. 1904.

Beschrijving Twee Krissen als Rijkssieraad Verbonden aan het Sultangezag over Djambi en het Pangeran Ratoeschap aldaar. Notulen, Juli1904. pag. 70 IIe. Batavia: Albrecht & Co.

Hanafiah, Djohan. 1992.

Pulau Berhala, Orang Kaya Hitam dan Si Gunjai. Suatu Mitos Ideologis dan Politik Jambi. Jambi: Kanwil Depdikbud Propinsi Jambi.

Hariadi, Ujang, Budi Prihatna & Eka Feriani. 1998.

Keris Si Ginje Dalam Legenda dan Sejarah Jambi. Jambi: Kanwil Propinsi

Jambi, Bagian Proyek Pembinaan Permuseuman. Harsrinuksmo & S. Lumintu. 1988.

Ensiklopedi Budaya Nasional. Keris dan Senjata Tradisional Indonesia Lainnya. Jakarta: Cipta Adi Pustaka.

Haryono, Timbul. 2002.

Konsep Display Pameran Tetap. Jakarta: Museum Nasional.

Hasan, 2009.

“Analisis SWOT”. Melalui http://iccirut.files.wordpress.com/2009/10/analisis -swot-pdf. (12 Juli 2009).

Herlina, Nina. 2009.

Historiografi Indonesia dan Permasalahannya. Bandung: Satya Historika.

Junus, Hasan. 2002.

Engku Putri Raja Hamidah. Pemegang Regalia Kerajaan Riau. Pekanbaru:

UNRI Press.

Karmadi, Agus Dono. 2008.

“Budaya Lokal Sebagai Warisan Budaya dan Upaya Pelestariannya”. Melalui: www.zafarras.blog.plasa.com. (17 April 2008).

Kementrian Penerangan, 1950.

Republik Indonesia. Propinsi Sumatera Tengah. Bandung: Kementrian

Penerangan. Koentjaraningrat. 1990.

Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta.

Koko, Mas. 2008.

“Makna di Balik Warna”. Melalui http://maskoko.wordpress.com/2008/ 01/30/makna-dibalik-warna/. (7 Januari 2010).

Leiden. 1904.

“Overgave van de Djambische Rijkssieraden”. Melalui http://www.kitlv.nl. 16 Agustus 2009.

Lord, Barry & Gail Dexter Lord (editor). 2002.

The Manual of Museum Exhibitions. California: Altamira Press.

Marwoto, Johan & Irmawati. 2005.

Benda Pusaka dan Alat Upacara di Kerajaan-Kerajaan Islam di Nusantara. Dalam Cresent Moon. Islamic Art & Civilization in Southeast Asia. Bulan

Sabit. Seni dan Peradaban Islam di Asia Tenggara, hlm. 155-157. Adelaide:

Art Gallery of Soth Australia. Mudra, Mahyudin Al. 2008.

“Warisan Budaya dan Makna Pelestariannya”. Melalui http://www.melayuonline.com/artikel/?=0pOL3FM2BUKU4Ng%3D%3D=. (28 Agustus 2008).

Nasruddin, A. Mukty. 1989..

Jambi Dalam Sejarah Nusantara. 692-1949. Jambi. Naskah tidak

dipublikasikan. Nazir, M. 1979.

Mengenal Budaya Daerah Jambi. Keris Si Ginjei. Jambi: Kanwil Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan Propinsi Jambi. Petri, H.L.C. 1923.

Nota van Bestuurovergave van Resident H.L.C. Petri. Naskah tidak

Dipublikasikan. Rangkuti, Freddy. 2005.

Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. Reorientasi Konsep Perencanaan Strategis Untuk Menghadapi Abad 21. Jakarta: Gramedia

Pustaka Utama.

Scholten, Elsbeth Locher. 2008.

Kesultanan Sumatra dan Negara Kolonial. Hubungan Jambi-Batavia (1830-1907) dan Bangkitnya Imperialisme Belanda. Terjemahan Noor Cholis.

Sekretariat Daerah Jambi. 2004.

Keputusan Gubernur Jambi Nomor 306 Tahun 2004 Tentang Uraian Tugas dan Fungsi Kepala Sub Bagian Serta Seksi-Seksi di Unit Pelaksana Teknis Dinas Pada Dinas-Dinas Propinsi Jambi. Jambi: Setda Propinsi Jambi, Biro

Organisasi dan Hukum, Bagian Kelembagaan. Shahindra, Tengku. 2007.

“Mendesain Struktur Organisasi (Organization Design) (1)”. Melalui: http://ilmusdm.wordpress.com/2008/04/23/mendesain-struktur-organisasi-or-ganization-design-1/. (17 Januari 2010).

Soekiman, Djoko. 2001.

Peranan Museum Dalam Pemahaman Sejarah. Museografia. Majalah Permuseuman. Jilid XXV, No. 1. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Spradley, James P. 1997.

Metode Etnografi. Terjemahan Misbah Zulfa Elizabeth. Yogyakarta: Tiara

Wacana.

Suryanegara, Erwan., Nuning Damayanti & Wiyoso Yudoseputro. 2007.

Artefak Purba Pasemah: Analisis Ungkap Ruang Rupa Patung Megalitik di Pasemah. Melalui http://www.proceeding.itb.ac.id/download.php?file= D07809.pdf&id=2358up=10. (17 Februari 2010).

Sutaarga, Moh. Amir, 1983.

Pedoman Penyelenggaraan dan Pengelolaan Museum. Jakarta: Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Direktorat Permuseuman.

Sutaarga, Moh. Amir, 1997.

Studi Museologia. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,

Direktorat Jenderal Kebudayaan, Proyek Pembinaan Permuseuman. Suwantikno, Tikky. 2008.

“Memanfaatkan Museum Sebagai Sumber Pembelajaran”. Melalui http://www.tikkysuwantikno.wordpresss.com/2008/02/03/memanfaatkan-mu-seum-sebagai sumber-pembelajaran/. (23 Juli 2009).

Udansyah, Dadang, 1987/1988.

Seni Tata Pameran di Museum. Jakarta: Proyek Pengembangan Museum

Nasional, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Unesco. 1972.

“Convention Concerning The Protection of The World Cultural And Natural Heritage. Adopted by the General Conference at its seventeenth session. Paris, 16 November 1972”. Melalui ttp://whc.unesco.org/en/convention-em.pdf. (4 Februari 2010).

Velds, G.J. 1909.

De Onderwerping van Djambi, 1901-1907; Beknopte Geschiedenis Naar Officieele Gegevens. Indisch Militair Tijdscrift, Extra-bijlage 24.

Weblog Pendidikan. 2009.

“Analisis SWOT (Sebuah Pengantar)”. Melalui http://www.blog.unila.ac.id /Redha/2009/02/23/analisis-swot-pengertian-sw. (11 Juni 2009).

Sumber Lisan: Hasan, Drs. H.

Wawancara, tanggal 20 Januari 2010 di rumah, Lorong Pipa, Kelurahan Simpang III Sipin, Kecamatan Telanai, Jambi.

Irzal.

Wawancara, tanggal 5 Januari 2010 di Museum Negeri Jambi. Jl. Urip Sumoharjo No. 1 Telanaipura, Jambi.

Kertopati, Yusuf. R.M.

Wawancara, tanggal 13 dan 18 Januari 2010 di rumah, Kelurahan Buluran, Kecamatan Telanaipura, Jambi.

Mardiana, Intan. Dra., M.Hum.

Wawancara, tanggal 25 Januari 2010 di Direktorat Museum, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Departemen Kebudayaan dan Pariwisata. Jl. Jendral Sudirman, Jakarta.

Noor, Junaedi T., Drs. M.M.

Wawancara, tanggal 19 Februari 2010 di kantor Gubernur TK 1 Jambi, Jl. A. Yani, Telanaipura, Jambi.

Pamuk, Marjoyo. Rd.

Wawancara, tanggal 2 Januari 2010 di rumah, Desa Pijoan, Kecamatan Jambi Luar Kota, Kabupaten Muaro Jambi.

Saudagar, Fachruddin. Drs. M.Pd.

Wawancara, tanggal 18 Januari 2010 di rumah, Kecamatan Pelayangan, Jambi.

Zainal, S.Pd.

Wawancara, tanggal 5 Januari 2010 di Museum Negeri Jambi. Jl. Urip Sumoharjo No. 1 Telanaipura, Jambi.

GLOSARIUM

Arca Prajnaparamita:

Arca perwujudan dewi kebijaksanaan yang digambarkan dalam dharma-cakramudra, yaitu sikap tangan memutar roda dharma, sikap sikap duduk vajraparyangka, kaki melipat bersikap padmasana, sebagai lambang kesucian yang hidup dalam 3 alam, yaitu tanah, air, dan udara. Tanah, air, dan udara merupakan unsur kehidupan dalam agama Buddha.

Atribut:

Tanda kelengkapan yang dikenakan oleh seseorang, lambang, dan sifat yang menjadi ciri khas (benda atau orang).

Artefak:

Semua tinggalan arkeologis yang dibuat manusia. Bimbingan edukatif:

Kegiatan yang dilakukan petugas museum untuk memperkenalkan dan menginformasikan museum serta koleksinya. Kegiatan tersebut berupa bimbingan kepada pengunjung museum, kunjungan ke sekolah, ceramah, pemutaran film, dan pemutaran video.

Filigran:

Teknik menghias suatu bidang perhiasan menggunakan benang logam. Folklor:

sebagian kebudayaan suatu kolektif yang tersebar dan diwariskan turun-temurun secara tradisional dalam versi yang berbeda dalam bentuk lisan maupun gerak isyarat atau alat pengingat.

Granulir:

Teknik menghias suatu bidang perhiasan menggunakan butiran-butiran logam. Koleksi realia:

Koleksi asli bukti material manusia dan lingkungannya, baik benda budaya maupun benda alam.

Koleksi regalia:

Koleksi replika:

Koleksi tiruan yang dibuat dengan teknik cetak sesuai bentuk dan ukuran aslinya. Legenda:

Legenda yang diyakini sebagai sejarah kolektif merupakan semacam cerita prosa rakyat yang dianggap benar-benar terjadi, tetapi tidak suci dengan tokoh manusia yang mempunyai sifat luar biasa. Tokoh manusia ini sering juga dibantu mahluk ajaib, dan tempat terjadinya di dunia dalam kurun waktu yang belum terlalu lama.

Niello:

Teknik menghias benda dengan mengisi tempat-tempat yang diperdalam grafir, pahat atau cetakan gambar dengan logam sulfida.

Panil:

Sarana pokok pameran yang digunakan untuk menggantung atau menempelkan koleksi, terutama yang bersifat dua dimensi dan cukup dilihat dari sisi depan. Kadang-kadang panil hanya digunakan untuk menempelkan label atau koleksi penunjang lain, seperti peta, grafik, dan lain sebagainya.

Pedastal:

Disebut juga alas koleksi, yaitu tempat meletakkan koleksi yang biasanya berbentuk tiga dimensi.

Penyempurnaan pameran:

Kegiatan melaksanakan perubahan atau penyempurnaan pameran tetap sesuai dengan motivasi, tema, dan metode penyajian yang ideal dan terbaru, agar pameran lebih sempurna dan komunikatif.

Ruang khazanah:

Ruang tempat menyimpan dan memamerkan benda-benda yang mempunyai nilai tinggi, baik bahan maupun sejarahnya.

Seloko:

Kalimat atau ucapan kiasan masyarakat Melayu Jambi untuk menghaluskan maksud yang dituju. Seloko terdiri atas pantun seloko, seloko adat, dan undang seloko.

Survei pengadaan koleksi:

Metode penelitian secara menyeluruh dan terpadu (holistic approach) untuk mendapatkan semua bahan mengenai aspek kebudayaan material.

Vitrin:

Suatu jenis sarana pokok pameran untuk tempat meletakkan benda-benda koleksi yang umumnya tiga dimensi, dan relatif bernilai tinggi, serta mudah dipindahkan.

Vitrin terdiri atas vitrin tunggal, yaitu vitrin yang berfungsi hanya sebagai lemari panjang, dan vitrin ganda, yaitu vitrin yang berfungsi sebagai lemari pajang dan tempat penyimpanan benda koleksi.

Dokumen terkait