• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB VI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.2 Penyajian Data

4.2.1 Strategi Mempertahankan Eksistensi

4.2.2.4 Analisis SWOT

Kekuatan pertama yang dimiliki oleh PT. Pabrik Es Siantar adalah sumber daya alam yang dimiliki serta lokasi yang strategis untuk mendirikan dan menjalankan pabrik minuman. Air yang dimiliki perusahaan ini sebagai bahan

dasar pembuatan minuman Cap Badak selalu menggunakan mata air yang bersih dan berasal dari mata air pilihan dan temuan sang pendiri yaitu Bapak Heinrich Surbeck yang airnya sudah diuji dan diketahui sangat jernih dan tidak menimbulkan penyakit. Mata air ini selalu mengalirkan air jernih dan tersedia di alam dalam jumlah yang besar sejak pertama kali pabrik ini dibuka hingga sekarang, sehingga tidak perlu membeli air dari PDAM.

Kekuatan selanjutnya perusahaan ini memiliki sumber energi yang tersedia di alam secara cuma-cuma, yaitu turbin, alat pembangkit listrik yang diciptakan oleh Bapak Heinrich Surbeck. Mesin turbin tersebut diputar melalui aliran air dari sungai Bah Bolon yang deras dan telah dibendung oleh Heinrich Surbeck.

Bendungan tersebut dapat dilihat di sekeliling wilayah pabrik, bendungan inilah yang membantu pengairan turbin agar selalu berputar menghasilkan tenaga listrik, sehingga tidak perlu menggunakan listrik yang disediakan oleh PLN.

Kemudian, minuman Cap Badak ini sudah menjadi primadona di kota Pematangsiantar dan Medan, sehingga banyak masyarakat yang mempercayai minuman ini untuk dikonsumsi, dan merk Cap Badak ini sudah dianggap legenda bagi kota Pematangsiantar yang memiliki sejarah penting dalam kemajuan ekonomi kota Pematangsiantar. Perusahaan ini sudah mendapat consumer trust terhadap produknya, sehingga tidak perlu lagi melakukan upaya membangun kepercayaan.

Selain itu perusahaan ini diakui oleh Indonesia Living Legend Brands 2012 sebagai produk asli Indonesia yang berhasil mencapai umur 96 tahun pada tahun 2012, yang artinya untuk tahun 2019, perusahaan ini telah berumur 103 tahun. Pepsi-Cola International juga pernah memberikan penghargaan terhadap PT. Pabrik Es Siantar

pada tahun 1988 atas Quality Excellence atau kualitas yang luar biasa dari produk Cap Badak.

Cita rasa minuman ini juga dianggap merupakan sebuah kekuatan bagi perusahaan ini karena resep aslinya hanya diketahui oleh perusahaan ini saja karena yang memperkenalkan rasa ini adalah Bapak Heinrich Surbeck sebagai pendiri perusahaan ini. Sebagai seorang yang juga ahli botani, rasa sarsaparilla menurut beliau adalah rasa yang berasal dari sebuah tumbuhan herbal dari Meksiko, sehingga perusahaan ini tidak pernah mencemaskan jika ada perusahaan lain yang meniru rasa sarsaparilla ini, karena satu-satunya penghasil minuman sarsaparilla terbaik di Indonesia adalah PT. Pabrik Es Siantar, bahkan jika dibandingkan dengan produk sarsaparilla dari A&W dan tidak menganggap A&W sebagai pesaing.

b. Kelemahan (Weaknesses)

Kelemahan yang dimiliki oleh perusahaan ini adalah mesin-mesinnya yang tua dan belum adanya niat dari pihak manajemen (owner) dalam meregenerasi mesin-mesin yang sudah tua. Mesin yang digunakan merupakan mesin peninggalan dari pendiri pabrik ini.

Sistem botol yang diterapkan oleh perusahaan ini juga merupakan kelemahan bagi perusahaan ini, karena botol kaca bisa pecah, hilang dan tidak dikembalikan oleh pembeli. Artinya, pembeli tidak bisa memiliki botol, botol harus kembali ke pabrik agar produksinya tidak terhambat. Jika banyak botol yang dikembalikan, maka produksi akan banyak dan berjalan lancar. Namun jika banyak yang tidak mengembalikan botol, maka produksi juga akan berkurang.

Sedangkan menurut salah satu informan, produk Cap Badak ini cukup sulit ditemui, hanya tersedia di tempat-tempat tertentu saja.

c. Peluang (Opportunities)

Pimpinan PT. Pabrik Es menjelaskan bahwa peluang pasar yang sekarang dirasakan oleh PT. Pabrik Es Siantar adalah sudah banyaknya pesanan dari luar pulau Sumatera. Banyak masyarakat-masyarakat dari luar pulau Sumatera berdatangan ke PT. Pabrik Es Siantar yang datang untuk meminta agar minuman Cap Badak dipasarkan di luar pulau Sumatera. Maka perusahaan ini melihat peluang. Jika perusahaan ini bisa mensuplai produk ini ke luar pulau Sumatera sesuai dengan pesanan yang dibutuhkan dan berhasil meraih pangsa pasar baru, maka perusahaan ini bukanlah menjadi perusahaan lokal lagi melainkan sudah menjadi perusahaan multinasional.

Peluang selanjutnya menurut karyawan PT. Pabrik Es Siantar bisa didapatkan dari pengadaan minuman Cap Badak dengan kemasan plastik (PET).

Lalu, peluang selanjutnya bisa diterima dari investasi botol yang berjalan lancar yang dapat memaksimalkan hasil produksi.

Menurut konsumen Cap Badak, peluang yang dapat dicapai oleh PT. Pabrik Es Siantar adalah dengan menyegerakan memproduksi minuman Cap Badak dengan kemasan botol plastik agar pemasarannya lebih luas lagi hingga ke swalayan-swalayan atau toko-toko. Selanjutnya, rasa dari Cap Badak ini merupakan sebuah peluang, karena rasanya tidak pernah berubah, unik, disukai masyarakat dan sudah memiliki pelanggan tetap. Peluang juga bisa datang melalui promosi agar produk lebih dikenal masyarakat.

d. Ancaman (Threats)

Berdasarkan pemaparan dari pimpinan, ancaman yang dirasakan oleh PT.

Pabrik Es adalah pada sistem manajemennya yang masih dilakukan dengan

manajemen kekeluargaan. Sementara dalam keluarga terkadang bisa terjadi kesalah pahaman, ketidak sesuaian, tidak satu hati dan pemikiran dan terkadang bisa bentrok. Perusahaan ini dijalankan secara turun temurun dan dikelola dan dikontrol oleh keluarga pemilik PT. Pabrik Es Siantar yaitu Bapak Julianus Hutabarat.

Melalui pandangan salah satu karyawan di PT. Pabrik Es Siantar, ancaman yang dirasakan oleh PT. Pabrik Es Siantar ini datang dari perusahaan yang menjual minuman sachet dan kemasan-kemasan lain, karena PT. Pabrik Es Siantar hanya fokus memproduksi minuman dalam kemasan botol saja. Ancaman selanjutnya adalah tidak adanya promosi sehingga semakin lama akan semakin banyak orang yang mulai melupakan minuman Cap Badak karena produknya tidak pernah dikenalkan kepada masyarakat.

Menurut konsumen, ancaman PT. Pabrik Es bisa datang dari menjamurnya warung kopi yang semakin menjadi tren pada saat ini, sehingga akan banyak anak muda yang melupakan produk ini, dan beralih ke minuman-minuman yang dijual di warung kopi, sementara Cap Badak hanya mudah ditemui di rumah makan nasional dan rumah makan tradisional Batak dan Tionghoa. Selanjutnya, ancaman tersebut bisa datang dari pesaing yang mencoba membuat produk yang sama dan sejenis dengan Cap Badak dengan rasa Sarsaparilla, meskipun ancaman ini tidak menjadi masalah oleh PT. Pabrik Es. PT. Pabrik Es tidak merasa bahwa perusahaannya terancam oleh perusahaan minuman botol, walaupun perusahaan pesaing tersebut seperti Coca-Cola dll, karena mereka meyakini bahwa mereka adalah satu-satunya produsen minuman Sarsaparilla terbaik sepanjang sejarah Indonesia.