• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB VI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.3 Pembahasan

4.3.1 Strategi PT. Pabrik Es Siantar dalam

4.3.2.4 Diagram SWOT

Diagram SWOT bertujuan untuk mengetahui perusahaan ada di kuadran berapa dan menentukan strategi apa yang tepat untuk dapat diterapkan perusahaan sesuai penilaian yang telah dilakukan sebelumnya. Matriks IFE dan Matriks EFE dapat dipetakan dengan cara sebagai berikut:

a. Sumbu Horizontal (x) menunjukan kekuatan dan kelemahan, sedangkan sumbu Vertikal (y) menunjukkan peluang dan ancaman.

b. Kemudian letak nilai yang ditentukan dengan ketentuan sebagai berikut:

- Jika peluang > ancaman, maka y > 0. Namun jika ancaman > peluang, maka y < 0.

- Jika kekuatan > kelemahan, maka x > 0. Namun jika kekuatan < kelemahan, maka x < 0.

Hasil dari analisis Matriks IFE dan Matriks EFE PT. Pabrik Es Siantar adalah sebagai berikut:

1. Nilai skor Kekuatan (S) : 2,27 2. Nilai skor Kelemahan (W) : 0,79 3. Nilai skor Peluang (O) : 1,97 4. Nilai skor Ancaman (T) : 0,74

Tabel 4.8

Perbandingan Skor Internal dan Eksternal PT. Pabrik Es Siantar

Internal Eksternal

Kekuatan > Kelemahan Peluang > Ancaman

2,27 > 0,79 1,97 > 0,74

Sumber: Data diolah Penulis (2019)

Maka dapat diketahui skor kekuatan lebih besar dibandingkan skor kelemahan dengan selisih (+) 1,48 dan skor peluang lebih besar dibandingkan skor ancaman dengan selisih (+) 1,23. Maka hasil analisa faktor internal dan eksternal yang diperoleh dapat digambarkan ke dalam Diagram Analisis SWOT berikut ini:

Gambar 4.2

Diagram Analisis SWOT PT. Pabrik Es Siantar

Sumber: Data diolah Penulis (2019)

Berdasarkan Diagram Analisis SWOT diatas, maka dapat disimpulkan bahwa PT. Pabrik Es Siantar berada pada Kuadran I dengan mendukung strategi agresif, dan merupakan situasi yang sangat menguntungkan. Dimana PT. Pabrik Es Siantar memiliki peluang yang besar sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang harus ditetapkan dalam kondisi ini adalah strategi yang mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif yakni melalui pengembangan.

Hasil penelitian ini memiliki kesamaan dengan penelitian terdahulu yang berjudul Strategi Pengembangan Kuliner Khas Kota Medan dalam Pencapaian

Peluang (+1,97)

Laba Maksimal (Studi Kasus pada Soto Kesawan Kota Medan) oleh Ilham Ansari Nainggolan pada tahun 2018. Studi kasus pada kedua penelitian ini berbeda, baik tempat maupun daerah penelitian. Perbedaan selanjutnya terdapat pada strategi yang sedang diterapkan oleh kedua objek penelitian tersebut. Penelitian yang penulis lakukan menghasilkan sebuah kesimpulan bahwa PT. Pabrik Es Siantar menggunakan Strategi Bertahan dalam mempertahankan eksistensi minuman Cap Badak, sementara pada penelitian terdahulu ini didapatkan kesimpulan bahwa usaha kuliner Soto Kesawan masih menggunakan strategi pemasaran sederhana.

Kesamaan terdapat pada hasil Analisis Diagram SWOT, dimana pada penelitian yang penulis lakukan, perusahaan berada pada Kuadran I dengan mendukung strategi agresif, dimana perusahaan berada dalam situasi yang sangat menguntungkan ditinjau dari kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh PT.

Pabrik Es. Begitu pula dengan penelitian yang dilakukan Nainggolan (2018), bahwa usaha kuliner Soto Kesawan juga berada pada Kuadran I, yaitu strategi yang sebaiknya ditetapkan adalah strategi agresif yang mendukung pertumbuhan.

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan diatas, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan, antara lain:

1. Strategi yang digunakan oleh PT. Pabrik Es Siantar dalam mempertahankan eksistensi produk Cap Badak adalah Strategi Bertahan/Strategi Stabilitas yang merupakan bagian dari Strategi Korporat yang berasal dari ilmu manajemen strategik. Strategi Bertahan/Strategi Stabilitas ini berasal dari 5 (lima) strategi yang dikemukakan oleh PT. Pabrik Es Siantar, yaitu: (a). Mempertahankan mutu dan kualitas minuman; (b). Sistem investasi botol; (c). Rutin dalam perawatan mesin-mesin dan sumber daya alam; (d) Peningkatan sumber daya manusia, dan (e); Menjaga higientias produk.

2. Pengimplementasian Strategi Bertahan dalam mempertahankan eksistensi produk Cap Badak sudah terlaksana dengan baik dan tidak ada kendala, karena PT. Pabrik Es Siantar selalu mengimplementasikan strategi yang sama sejak dahulu kala tanpa pernah mengubah apapun mengenai standar perusahaannya, dan implementasi strategi tersebut akan semakin baik dengan tetap melakukan investasi botol sebagai aset yang terpenting di dalam perusahaan ini dan tetap menjaga keaslian minuman yang memiliki ciri khas secara turun temurun.

3. Hambatan yang dihadapi PT. Pabrik Es Siantar dalam menjalankan Strategi Bertahan dalam mempertahankan eksistensi perusahaannya yang pertama adalah mesin yang dipakai dalam produksi merupakan mesin-mesin tua yang belum modern atau masih konvensional. Kesulitan yang dihadapi karyawan

selama bekerja di perusahaan ini adalah mesin-mesin tersebut terkadang menyebabkan kendala. Namun kendala ini selalu dapat diatasi dengan perbaikan dan pemeliharaan mesin-mesin secara berkala oleh bagian teknik pabrik. Kedua, pihak manajemen (owner) belum memiliki niat untuk meregenerasi mesin-mesin. Hal ini kemungkinan terjadi karena sistem manajemen perusahaan ini masih sistem manajemen kekeluargaan, sehingga untuk mengambil keputusan besar seperti meregenerasi mesin-mesin, menimbulkan ketidak sepahaman antar pihak keluarga pemilik PT. Pabrik Es Siantar. Ketiga, botol yang tidak dikembalikan ke pabrik yang menjadi kendala.

Banyak pengecer, pedagang, dan reseller yang membeli produk Cap Badak dan mengatakan bahwa produk Cap Badak hanya akan mereka pasarkan di daerah Sumatera saja, seperti Medan, Lampung, Bengkulu dan Pekanbaru, namun ternyata dibawa ke pulau Jawa. Sampai di Jawa botolnya dijual dan tidak kembali ke pabrik. Karena botol banyak berada di pulau Jawa dan tidak kembali, akhirnya produksi menjadi sedikit.

4. Faktor lingkungan internal dan eksternal yang mempengaruhi Strategi Bertahan PT. Pabrik Es Siantar terdiri dari:

a. Faktor lingkungan internal yang berupa faktor kekuatannya ialah: (1).

Sumber daya alam berupa sumber mata air yang tersedia di alam secara cuma-cuma dalam jumlah saat ini yang sangat besar; (2). Lokasi pabrik strategis; (3). Sumber energi listrik milik sendiri yang dikembangkan melalui turbin; (4). Telah mendapat kepercayaan masyarakat (consumer trust); (5). Cita rasa yang khas dan unik; dan (6). Mempertahankan dan memperhatikan mutu dengan GKM (Gugus Kendali Mutu).

b. Faktor lingkungan internal yang berupa faktor kelemahannya ialah: (1).

Mesin-mesin produksi yang sudah tua; (2). Sistem manajemen kekeluargaan; (3). Belum adanya niat dari pihak manajemen (owner) dalam meregenerasi mesin-mesin; (4). Sistem botol yang menyebabkan kekurangan botol; (5). Sistem botol yang kelemahannya adalah jika botol pecah, hilang, dan tidak dikembalikan oleh pembeli; dan (6). Produk cukup susah ditemui.

c. Faktor lingkungan eksternal yang berupa faktor peluangnya adalah: (1).

Banyak pesanan dari luar pulau Sumatera untuk mengorder produk Cap Badak; (2). Pengadaan botol Cap Badak dengan kemasan botol plastik (PET) pada tahun 2019; (3). Rasa yang unik dan disukai masyarakat; dan (4). Sudah memiliki pelanggan tetap.

d. Faktor lingkungan eksternal yang berupa faktor ancamannya adalah: (1).

Sistem manajemen kekeluargaan yang dapat menimbulkan perselisihan, kesalah pahaman, ketidak sesuaian, tidak satu hati dan pemikiran sehingga bisa terjadi bentrok; (2). Perusahaan lain yang menjual minuman sachet dan kemasan-kemasan lain, sementara PT. Pabrik Es Siantar hanya memproduksi minuman dengan kemasan botol kaca konvensional; (3).

Tidak ada promosi sehingga terancam dilupakan oleh masyarakat yang belum tahu minuman Cap Badak; (4). Warung-warung kopi yang menjamur dan sedang menjadi tren, sehingga akan banyak anak-anak muda yang tidak mengetahui eksistensi produk Cap Badak sebagai minuman legenda, dan beralih ke minuman-minuman yang kini dijual di warung kopi; dan (5).

Pesaing yang mencoba membuat produk sejenis dengan Cap Badak.

e. Berdasarkan matriks IFE dan matriks EFE, dari Diagram SWOT diperoleh bahwa strategi yang dapat diterapkan PT. Pabrik Es Siantar untuk mendukung Strategi Bertahan yang dipakai sejak dahulu hingga sekarang adalah strategi agresif yang terletak pada Kuadran I, dimana situasi ini sangat menguntungkan. Strategi agresif yang dapat digunakan adalah dengan cara pertumbuhan.

5.2 Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka penulis memberikan beberapa saran yang diharapkan dapat bermanfaat bagi PT. Pabrik Es Siantar.

Saran-saran strategi berikut ini dihasilkan melalui pemaparan yang ada pada Matriks SWOT.

1. Penulis menyarankan agar PT. Pabrik Es Siantar segera meluncurkan produk Cap Badak dalam kemasan botol plastik (PET), karena dampak pengadaan inovasi kemasan ini sangat berpengaruh bagi kemajuan perusahaan dalam mendukung Strategi Bertahan yang dipakai.

2. Promosi sebaiknya dilakukan ketika mesin-mesin sudah diregenerasi dan sudah memadai untuk memproduksi produk dengan jumlah yang lebih banyak, dan dengan promosi maka penjualan akan meningkat sehingga produk Cap Badak lebih dikenal seluruh lapisan masyarakat dari berbagai kalangan. Namun untuk saat ini, mengingat bahwa PT. Pabrik Es Siantar belum melakukan promosi dikarenakan belum dilakukan regenerasi mesin dan bentuk perusahaan masih belum profesional, ada baiknya agar PT. Pabrik Es Siantar menggunakan sosial media untuk dimanfaatkan sebagai sarana promosi, karena sosial media adalah wadah promosi yang murah meriah di era ini.

3. Edukasi terhadap konsumen mengenai perlunya konsumen mengembalikan botol-botol secara tepat waktu juga disarankan agar produksi tidak terhambat.

4. PT. Pabrik Es juga sebaiknya melakukan purchase order botol lebih sering yaitu sebanyak 4 kali dalam setahun jika kendala yang dihadapi terdapat pada kurangnya botol.

5. PT. Pabrik Es Siantar sebaiknya mengubah sistem manajemen kekeluargaan menjadi manajemen yang lebih profesional jika ingin memanfaatkan peluang-peluang yang ada dengan lebih baik. Hal ini dapat dilihat dari ukuran perusahaan yang dimiliki oleh PT. Pabrik Es Siantar terbilang perusahaan besar dan sudah menggunakan bentuk badan usaha perseroan terbatas (PT) namun pengimplementasian bentuk perusahaan perseroan terbatas ini tampak tidak sesuai dengan definisi dari perseroan terbatas (PT). Dengan tetap mengaplikasikan manajemen kekeluargaan untuk perusahaan, akan lebih banyak potensi masalah yang datang terkait dengan profesionalisme. Oleh karena itu, disarankan agar PT. Pabrik Es Siantar benar-benar menjalankan kriteria dari perusahaan perseroan terbatas (PT), yaitu dengan mencari modal yang lebih banyak melalui saham-saham yang dapat diperjual belikan, dimana perusahaan memberikan kesempatan kepada masyarakat luas untuk menyertakan modalnya ke perusahaan dengan cara membeli saham perusahaan.

DAFTAR PUSTAKA

SUMBER BUKU

Arikunto, S. (2016). Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:

Rineka Cipta.

Bagus, L. (1996). Kamus Filsafat. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Boone, L. E., & Kurtz, D. L. (2007). Pengantar Bisnis Kontemporer Edisi 11.

Jakarta: Penerbit Salemba Empat.

Cooper, D. R., & Schindler, P. S. (2017). Metode Penelitian Bisnis, Edisi 12, Buku 1. Jakarta: Salemba Empat.

David, F. R. (2009). Manajemen Strategis Konsep, Edisi 12. Jakarta: Salemba Empat.

David, F. R., & David, F. R. (2017). Manajemen Strategik: Suatu Pendekatan Keunggulan Bersaing Edisi 15. Jakarta: Salemba Empat.

Fahmi, I. (2017). Manajemen Strategis, Teori dan Aplikasi. Bandung: Penerbit Alfabeta.

Hartanto, H. A. (2016). Merajut Asa; Membangun Industri, Menuju Indonesia yang Sejahtera dan Berkelanjutan. Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia.

Jaspers, K. (1985). Filsafat Eksistensial. Jakarta: Gramedia.

Kaelan. (2012). Metode Penelitian Kualitatif Interdisipliner. Yogyakarta:

Paradigma.

Kasmir. (2017). Kewirausahaan. Jakarta: Rajawali Pers.

Kotler, P., & Keller, K. L. (2007). Manajemen Pemasaran Edisi 12. Jakarta: PT.

Indeks.

Kotler, P., & Keller, K. L. (2009). Manajemen Pemasaran Edisi 13, Jilid 2. Jakarta:

Penerbit Erlangga.

Kuncoro, M. (2006). Strategi, Bagaimana Meraih Keunggulan Kompetitif. Jakarta:

Penerbit Erlangga.

Mahardika, R. B. (2018). Mengenal Industri Makanan dan Minuman di Era Industri 4.0. Yogyakarta: Forbil Institute.

Moleong, L. J. (2010). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Nazir, M. (2011). Metode Penelitian, Cet. 7. Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia.

Pardede, P. M. (2011). Manajemen Strategik & Kebijakan Perusahaan. Jakarta:

Penerbit Mitra Wacana Media.

Rangkuti, F. (2015). Analisis SWOT, Teknik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta: PT.

Gramedia Pustaka Utama.

Rivai, A., & Prawironegoro, D. (2015). Manajemen Strategis, Kajian Keputusan Manajerial Bisnis Berdasar Perubahan Lingkungan Bisnis, Ekonomi, Sosial dan Politik. Jakarta: Mitra Wacana Media.

Robbins, S. P., & Coulter, M. (2016). Manajemen Jilid 1 Edisi 13. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Simamora, H. (2000). Manajemen Pemasaran Internasional, Jilid II. Jakarta:

Salemba Empat.

Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Penerbit Alfabeta.

Sugono, D. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa.

Suliyanto. (2010). Studi Kelayakan Bisnis. Yogyakarta: Kencana.

Suyanto, B. (2005). Metode Penelitian Sosial. Jakarta: Kencana Prenada Media.

Tjiptono, F. (2008). Strategi Pemasaran Edisi 3. Yogyakarta: Penerbit Andi.

Yunus, E. (2016). Manajemen Strategis. Yogyakarta: Penerbit Andi.

SUMBER JURNAL

Afista, F. (2017). Strategi PT. BNI Syariah dalam Mempertahankan Eksistensi Produk iB Hasanah Card di Kota Cilacap. Purwokerto: Manajemen Perbankan Syariah Institut Agama Islam Negeri.

Munandar, R. R. (2016). Strategi Mempertahankan Eksistensi Perusahaan Keramik Burat Kriasta di Kasihan Bantul dalam Menyiasati Persaingan Global. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Kriya Universitas Negeri Yogyakarta.

Nainggolan, I. A. (2018). Strategi Pengembangan Kuliner Khas Kota Medan dalam Pencapaian Laba Maksimal (Studi pada Soto Kesawan Kota Medan).

Medan: Administrasi Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Nugraha, O. P., & Sisilia, K. (2016, April). Formulasi Strategi Bisnis Pioncini di Industri Sepatu Cibaduyut Periode Tahun 2016-2017. e-Proceeding of Management, Vol. 3, No. 1.

Octavina. (2016). Formulasi Strategi Bisnis PT. Bukit Asam Tbk Dalam Rangka Meningkatkan Pangsa Pasar (Market Share). Profit Jurnal Administrasi Bisnis, 10, No. 2.

Permana, D. (2012, Januari). Analisis Lingkungan Industri dan Formulasi Strategi:

Studi Pengembangan Institusi Rumah Sakit. Jurnal Siasat Bisnis, 16, No. 1.

Salimukdin, J. (2016, Oktober). Analisis Formulasi Strategi dalam Menghadapi Persaingan Industri Doorsmeer (Kasus: Penerapan Analisis SWOT Pada Ritonga Doorsmeer Duri-Riau). JOM FISIP, Vol. 3, No. 2.

Sani, R. H. (2017). Formulasi Strategi Bersaing PT. Santoso Kencana Sakti.

AGORA, Vol. 5, No. 3.

Sihombing, J. P. (2015). Analisis SWOT Pada Industri Kerajinan Batik Griya Batik Mas Pekalongan. Semarang: Pendidikan Ekonomi Universitas Negeri Semarang.

Sutikno, T. D. (2017). Analisis SWOT Sebagai Alternatif Penentuan Strategi Pemasaran. Yogyakarta: Program Studi Manajemen Universitas Sanata Dharma.

Taufli, E. S. (2014). Strategi Padang TV dalam Mempertahankan Eksistensinya sebagai Televisi Lokal. Padang: Ilmu Komunikasi Universitas Andalas.

SUMBER INTERNET

Badak, Legenda Sebotol Minuman – Regional Kompas. (2010). Diakses pada 20

Februari 2018 dari

https://regional.kompas.com/read/2010/05/26/10020648/Badak..Legenda.

Sebotol.Minuman

Industri Makanan dan Minuman Masih Jadi Andalan. (2017). Diakses pada 18 Januari 2019 dari Kementerian Perindustrian Republik Indonesia:

http://www.kemenperin.go.id/artikel/18465/Industri-Makanan-dan-Minuman-Masih-Jadi-Andalan

Kontribusi Sektoral terhadap PDB 2018 – Kata Data. (2018). Diakses pada 06 Mei 2019 dari https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2019/02/08/sektor-industri-berkontribusi-20-terhadap-perekonomian-nasional

Kota Pematangsiantar – Wikipedia Ensiklopedia Bebas. Diakses pada 14 Januari 2019 dari https://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Pematangsiantar

Sektor Industri yang Bakal Tumbuh Tinggi di 2019 – Liputan 6. (2019). Diakses

pada 06 Mei 2019 dari

https://www.liputan6.com/bisnis/read/3866592/sektor-industri-yang-LAMPIRAN

L-01. LAMPIRAN TRANSKRIP WAWANCARA 1. Informan Kunci: Pimpinan PT. Pabrik Es Siantar

Nama Informan : Bapak Robinson Montesquieu Matondang Tanggal / Waktu Wawancara : 12 Maret 2019 / 11:10 WIB

Lokasi Wawancara : Kantor PT. Pabrik Es Siantar, Jl. Pematang No. 3 Isi Wawancara:

1) Apa strategi yang digunakan oleh PT. Pabrik Es Siantar untuk dapat mempertahankan eksistensinya sampai saat ini?

Jawab:

Pertama, strateginya adalah mutu. Mutu tetap dipertahankan—artinya, resep dari pendiri perusahaan berkebangsaan Swiss yang menciptakan minuman Cap Badak ini tetap dipertahankan, tidak diubah-ubah—mempertahankan gugus kendali mutu (GKN). Kedua, tetap melakukan investasi di bidang investasi botol. Ketiga, tetap melakukan perawatan mesin-mesin yang ada di PT. Pabrik Es Siantar, khususnya pembangkit listrik dan sumber mata airnya. Keempat, selalu meningkatkan sumber daya manusia, khususnya di bidang karyawan/pegawai.

2) Apa tujuan jangka pendek dan jangka panjang PT. Pabrik Es Siantar?

Jawab:

Tujuan jangka pendeknya adalah bahwa PT. Pabrik Es Siantar harus tetap mensuplai minuman ke pasar, khususnya yang berada di Sumatera, khususnya

Sumatera Utara. Sementara tujuan jangka panjangnya adalah memperluas jaringan pemasaran Cap Badak di luar Sumatera, yaitu Jawa, Kalimantan, Bali dan Papua.

3) Apa yang menjadi sasaran/goals PT. Pabrik Es Siantar dalam menjalankan bisnis baik jangka panjang maupun jangka pendek?

Jawab:

Kalau sasaran jangka panjangnya, sekarang kami akan membuat minuman Cap Badak dengan kemasan plastik (PET). Sementara untuk sasaran jangka pendeknya, yaitu menambah mesin produksi untuk minuman yang di kemasan kaca, agar pemasaran di daerah lokal tetap terjaga.

4) Bagaimana pengimplementasian strategi dalam mempertahankan strategi tadi di PT. Pabrik Es Siantar Siantar?

Jawab:

Itulah rencana untuk tetap melakukan investasi botol, karena botol adalah aset yang paling berharga agar minuman tetap bisa diproduksi untuk kemudian dipasarkan minuman Cap Badak ini. Jadi investasi botol itu dua kali setahun, yaitu pada Januari dan Juni setiap tahunnya.

5) Bagaimana bentuk investasi botol tersebut dan bagaimana caranya?

Jawab:

Investasi botol itu artinya kami tetap order dengan melakukan PO (Purchase Order) ke pabrik yang dahulu bernama PT. Iglas Surabaya untuk tetap mensuplai botol ke pabrik. Karena ancaman yang terbesar di perusahaan minuman botol ini adalah ketika botolnya hilang, pecah. Maka jika botolnya

semakin berkurang, maka botol untuk memproduksi minuman pun semakin berkurang.

6) Apa saja hambatan-hambatan yang dihadapi PT. Pabrik Es Siantar dalam menjalankan strategi perusahaan?

Jawab:

Hambatan yang utama adalah mesin yang dipakai sekarang adalah mesin yang masih merupakan peninggalan pendiri awalnya yang berkebangsaan Swiss tersebut, artinya mesin masih belum modern, atau konvensional. Jadi diatasi atau diberi solusi dengan cara akan membuat mesin yang mempunyai kapasitas modern.

7) Apa strategi yang diterapkan PT. Pabrik Es Siantar sebelum strategi yang dipakai pada saat ini?

Jawab:

Strateginya di bagian pemasaran yang dahulu adalah hanya mampu memproduksi khusus untuk Sumatera Utara dan di tahun 80-an melakukan promosi baik di radio, media cetak, dan produksi melalui baliho/banner.

8) Bagaimana kinerja masa lalu PT. Pabrik Es Siantar hingga bisa berada di tahap sekarang ini?

Jawab:

Jadi, Cap Badak ini dahulunya merupakan raja minuman di tahun 60-an sejak dia berpindah dari kepemilikan orang Swiss ke pribumi. Kepemilikannya menjadi milik Bapak Julianus Hutabarat. Tahun 60-an sampai tahun 80-an, minuman Cap Badak ini adalah rajanya di pemasaran minuman. Namun sejak tahun 90-an, Coca-Cola melakukan promosi besar-besaran hingga tahun

2000-an y2000-ang mengakibatk2000-an omzet PT. Pabrik Es Si2000-antar ini menurun. Namun, di era tahun 2000-an hingga sekarang, kembali lagi minuman Cap Badak ini menjadi ‘raja di kolam kecil’, artinya, kenapa minuman ini bisa kembali menjadi raja—disebabkan sekarang ini prinsipnya adalah ‘kesehatan itu lebih penting dari segalanya’. Setelah ada beberapa masyarakat yang mulai mengerti mengenai kesehatan, melakukan penelitian-penelitian ke minuman Coca-Cola tadi, ditemui bahwa minuman Coca-Cola itu memiliki bahan-bahan yang persentase bahan kimianya lebih banyak dibandingkan dengan minuman Cap Badak. Jadi, lebih banyaklah isu-isu yang timbul yang menyebabkan penyakit oleh minuman Coca-Cola, dan diselidiki bahwa minuman Cap Badak tidak banyak mengandung risiko jika diminum, karena bahan bakunya banyak yang masih alami. Jadi masyarakatpun lebih percaya meminum Cap Badak ketimbang Coca-Cola sehingga pasarnyapun semakin meningkat lagi.

9) Berdasarkan sejarah, PT. Pabrik Es Siantar dahulu memiliki 8 varian rasa yang diproduksi untuk jenis minuman. Mengapa sekarang ini hanya ada 2 varian rasa saja?

Jawab:

Dahulu memang ada 8 varian. Penyebabnya adalah karena perkembangan zaman dan selera konsumen. Semua varian rasa itu tereliminasi karena perkembangan zaman. Jadi masyarakat lebih memilih ke Soda Water dan Sarsaparilla. Semua itu disebabkan oleh selera masyarakat yang memilih, dan inilah selera yang mereka pilih dalam perkembangan zaman.

10) Apakah rasa minuman Cap Badak ini merupakan rasa yang khas sejak dulu tanpa pernah diubah-ubah?

Jawab:

Ya. Tetap. Rasa tetap kita jaga dan pertahankan.

11) Mengapa produk es batangan yang diproduksi oleh PT. Pabrik Es Siantar tidak tersedia dalam bentuk es Kristal seperti yang sekarang sedang popular di pasaran?

Jawab:

Itu adalah keputusan dari manajemen, yaitu direktur/direksi. Memang kami sebagai pengurus perusahaan ini sudah pernah mengusulkan kepada pihak direktur agar dibuat produk es Kristal. Namun ternyata pihak manajemen melakukan perhitungan terhadap omzet dan melakukan perbandingan. Dan ditemui bahwa omzet dari es batangan ini lebih besar daripada es Kristal.

Operasional pembuatan es Kristal ini lebih besar dan untungnya sedikit. Jadi daripada mengurus ini, usulan itu ditiadakan untuk saat ini.

12) Mengapa PT. Pabrik Es Siantar tidak menciptakan minuman Cap Badak dalam kemasan kaleng maupun botol plastik?

Jawab:

Itu akan kami buat dalam tahun ini, karena sejak tahun 2012, semakin bangkitlah minuman Cap Badak ini, puncaknya di tahun 2018. Banyak yang di luar Sumatera, contohnya yang di Kalimantan, Jawa, Bali, dan Papua memesan minuman Cap Badak. Setelah ada pesanan dari luar daerah Sumatera, maka direktur/direksi memutuskan untuk membuat minuman PET terlebih dahulu.

Alasan belum dibuat minuman dalam kemasan PET pada tahun 2000-an yaitu karena memang pasar minuman Cap Badak ini masih khusus Sumatera saja, apalagi Sumatera Utara. Karena penjualan memuncak sekarang ini, direksi

memutuskan untuk merencanakan membuat minuman dengan kemasan plastik terlebih dahulu. Selanjutnya nanti akan dibuat dengan kemasan kaleng.

13) Apa hal-hal yang menjadi kekuatan PT. Pabrik Es Siantar?

Jawab:

Ini adalah visi dari pendiri perusahaan ini, Alm. Bapak Heinrich Surbeck. Dia tidak mau mendirikan pabrik ini apabila mata airnya tidak bersih. Disini airnya bisa langsung diminum tanpa menyebabkan sakit perut atau menyebabkan penyakit lain, dia tidak mau hal itu, haruslah minuman yang bersih. Kedua, punya sumber energi yang abadi, yaitu turbin, pembangkit listrik. Hal ini lah yang membuat dia mau bekerja sama dengan VOC. VOC menginginkan berdirinya pabrik disini disebabkan karena mereka ingin meminum Cap Badak.

Dibawalah bapak Heinrich Surbeck ini ke Sumatera. Beliau mulai menyelidiki dari Belawan. Disana airnya terasa kurang pas dan tidak bisa dipasang turbin

Dibawalah bapak Heinrich Surbeck ini ke Sumatera. Beliau mulai menyelidiki dari Belawan. Disana airnya terasa kurang pas dan tidak bisa dipasang turbin