• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANOMALI GINJAL ANOMALI GINJAL ANOMALI GINJAL

Dalam dokumen Dasar Dasar Urologi (Halaman 168-175)

ANOMALI GINJALANOMALI GINJAL

ANOMALI GINJAL

Kelainan pertumbuhan ginjal dan kegagalan asensus serta rotasi, timbulnya fusi ginjal

menimbulkan kelainan-kelainan dalam jumlah, posisi, kelainan vaskuler, dan bentuk ginjal

Bab 9: Kelainan Skrotum dan Isinya 159

Anomali Jumlah Ginjal

Anomali jumlah ginjal terdiri atas agenesis dan supernumerary (Tabel 1). Agenesis ginjal

unilateral atau bilateral, secara embrio-logis mungkin disebabkan karena kelainan dari tunas

ureter yang menginduksi perkembangan jaringan metanefrik. Tidak adanya tunas ureter atau

adanya kelainan perkembangan ure-ter menyebabkan terganggu-nya perkembangan blastema

metanefrik menjadi ginjal dewasa.

Pada agenesis ginjal bilateral, biasanya pasien hanya mampu bertahan hidup dalam

beberapa jam atau beberapa hari, sehingga secara klinis seringkali tak terdeteksi. Pada

umumnya kelainan ini disertai dengan anomali pada organ lain, di antaranya adalah tidak

Anomali Jumlah A Agenesis B Supernumerary Kidney Anomali volume dan struktur A.Hipoplasia B.Ginjal multikistik C.Ginjal polikista Anomali asensus A Ectopic kidney B Pelvic kidney C Thorasic kidney Anomali bentuk dan fusi ginjal

A Crossed ectopic with or without fusion: (1) Unilateral Fussed kidney, (2) Sigmoid kidney, dan (3) Lump kidney

B Horseshoe kidney Anomali rotasi A Incomplet B Reverse C Excesive Anomali vaskuler

A Vasa acesoria, aberans,atau vasa multiple B Aneurisma arteri

C Fistula arterio venous

dijumpai adanya buli-buli atau ureter, pneumothoraks spontanea, hipoplasia paru,

pneumomediastinum, dan sindroma dari Potter. Insidennya adalah 450 dari 1800 kelahiran.

Manifestasi klinis akibat agenesis ginjal unilateral tidak nampak, kalau ginjal pada sisi

yang lain (kontra lateral) berfungsi normal. Kelainan ini biasanya ditemukan secara kebetulan

pada saat pemeriksaan kesehatan rutin / skreening.

Agenesis ginjal biasanya disertai dengan kelainan organ genitalia pada sisi yang sama.

Kelainan duktus mesonefrik unilateral pada saat embrio menyebabkan kelainan tunas ureter

dan kelainan saluran reproduksi pria yang sesisi (ipsilateral). Karena itu jika dijumpai satu vas

deferens atau hipoplasia testis pada satu sisi, patut dicurigai kemungkinan adanya agenesis

ginjal unilateral. Pada wanita, kelainan organ reproduksi yang terjadi bersamaan dengan

agenesis ginjal adalah: uterus bikornua atau unikornua, hipoplasia atau tidak adanya tuba atau

ovarium, hipoplasia uterus, dan aplasia atau tidak didapatkannya vagina. Kelainan ini disebut

dengan sindroma Rokitansky-Kuster Hauser. Insiden kelainan bawaan pada sistem genetalia

yang menyertai agenesis ginjal unilateral pada wanita 4 kali lebih sering daripada pria

Supernumerary kidney atau jumlah ginjal pada satu sisi lebih dari satu, mungkin

disebabkan karena terbelahnya blastema metanefrik menjadi berbagai bagian pada saat

embrio. Pernah dilaporkan 5 buah ginjal pada satu sisi. Anomali ini harus dibedakan dengan

duplikasi sistem pielo-ureter, yaitu masing-masing ginjal memiliki satu pelvis, dan ureter

sendiri-sendiri.

Anomali Posisi

Secara embriologis ginjal mengalami asensus dan rotasi dari lokasi sebelumnya, sehingga

pada akhirnya ginjal terletak lebih tinggi dari tempat asalnya yaitu setinggi vertebra L2. Di

samping itu ginjal yang mula-mula menghadap ke ventral mengalami rotasi pada sumbu

Bab 9: Kelainan Skrotum dan Isinya 161

Malrotasi ginjal

Malrotasi ginjal disebabkan karena: (1)

rotasi ginjal tak lengkap, (2) rotasi yang

terbalik arah (reverse), dan (3) rotasi yang

terlalu banyak (excesive). Jenis terbanyak

adalah rotasi yang kurang lengkap, yaitu

posisi ginjal menghadap di antara posisi

normal dan posisi sebelum rotasi (lihat

Gambar 8-2). Malrotasi ini biasanya

didapatkan secara kebetulan dari pemeriksaan

PIV. Kelainan ini dapat terjadi pada satu atau kedua ginjal. Pasien sering kali mengeluh nyeri

tumpul pada abdomen atau didapatkan massa pada abdomen karena terdapat obstruksi yang

menimbulkan kaliektasis. Pada PIV tampak ureter terdorong ke lateral dan terdapat dilatasi

kalises.

Ginjal Ektopik

Ginjal ektopik mungkin berada pada sisi dia berasal (simple ectopic) atau menyeberang

garis tengah menuju sisi kontralateral (crossed ectopic). Pada sisi kontralateral ini ginjal

mengadakan fusi atau tetap terpisah. Pada umumnya ektopik terletak pada pelvis sebagai

pelvic kidney atau sebagai ginjal abdominal.

Insiden pelvic kidney lebih banyak dijumpai pada otopsi. Gejala yang mungkin didapatkan

biasanya infeksi saluran kemih, nyeri, dan mual-mual yang mirip kelainan pada sistem

pencernaan. Adanya gejala obstruksi pada perbatasan uretro-pelvik menimbulkan

hidroneprosis. Sering kali ginjal yang terletak pelvikal mengalami hipoplasia, refluks, dan

mengalami obstruksi, sehingga fungsinya menjadi menurun dan sulit dideteksi dengan USG. Gambar 8-2. Malrotasi ginjal sebelah kanan, terlihat

Untuk itu guna mencari keberadaan ginjal pada pelvis diperlukan sintigrafi renal dengan

memakai 99mTc-DMSA, pencitraan CT scan, atau MRI.

Anomali Fusi Ginjal

Istilah fusi berarti terjadinya penyatuan anatomik 2 ginjal atau lebih menjadi satu.

Bermacam-macam anomali fusi pada pertumbuhan ginjal terlihat pada tabel 8-1.

Ginjal tapal kuda ( Horseshoe Kidney )

Ginjal tapal kuda merupakan anomali fusi yang paling banyak dijumpai, dan pada otopsi

klinis dijumpai insiden anomali ini 1: 400. Lebih

dari 90% kedua ginjal mengadakan fusi pada katup

bawah ginjal. Mereka saling berhubungan melalui

istmus yang berupa parenkim ginjal atau berupa

jaringan fibrous (band). Letak ginjal tapal kuda lebih

rendah daripada posisi yang normal, dan istmus

letaknya setinggi vertebra lumbal 4-5 (Gambar 8-3).

Jika tidak menimbulkan komplikasi, anomali ini tak

menunjukkan gejala, dan secara tak sengaja hanya

terdeteksi pada saat dilakukan pemeriksaan pencitraan saluran kemih untuk mencari anomali

ditempat lain. Keluhan muncul jika disertai obstruksi pada uretropelvic junction atau refluk

vesiko ureter (VUR) berupa nyeri atau timbulnya massa pada pinggang. Obstruksi dan VUR

dapat menimbulkan infeksi dan batu saluran kemih. Pada PIV tampak ginjal menyatu pada

bagian kaudal dengan sumbu mengarah dari kranio lateral ke kaudo medial. Kadang-kadang

dijumpai adanya dilatasi pelvikalises. Untuk mencari adanya VUR dapat dilakukan

pemeriksaan refluks studi.

Jika tak menimbulkan komplikasi, anomali ini tidak perlu diterapi. Mungkin hanya

dibutuhkan kontrol secara teratur berupa pemeriksaan USG dan sintigrafi untuk mengetahui Gambar 8-3. Ginjal tapal kuda, perhatikan

istmus yang menghubungkan kedua ginjal (Diambil dari Netter).

Bab 9: Kelainan Skrotum dan Isinya 163

kemungkinan timbulnya penyulit berupa hidronefrosis, kerusakan ginjal, ataupun timbulnya

batu saluran kemih. Jika terdapat obstruksi uretro pelvis diperlukan pyeloplasti.

Kista Ginjal

Kista ginjal dapat disebabkan oleh anomali kongenital ataupun kelainan yang didapat.

Kista ginjal dibedakan dalam beberapa bentuk, yaitu (1) ginjal multikistik displatik, (2) ginjal

polikistik, dan (3) kista ginjal soliter. Diantara bentuk-bentuk kista ginjal ini, ginjal polikistik

adalah paling fulminant yang berkembang secara progressif menuju kerusakan kedua buah

ginjal.

Ginjal multikistik displasia secara embriologis terjadi karena kegagalan dalam pertemuan

antara sistem collecting dengan nefron. Biasanya kelainan ini mengenai satu ginjal dengan

ditandai oleh adanya kista yang multipel pada

ginjal. Pada palpasi bimanual, teraba massa

berbentuk iregular dan berlobi-lobi. Ureter

biasanya mengalami atretik. Kista ini biasanya

dapat dideteksi dengan pemeriksaan USG

berupa massa kistik multiple. Dilaporkan

bahwa kelainan ini dapat mengalami

degenerasi maligna.

Ginjal polikistik terdapat dalam 2 bentuk, yakni bentuk dewasa dan anak-anak (Gambar

8-4). Keduanya merupakan kelainan herediter autosomal, yaitu pada dewasa merupakan

autosomal dominan, sedang pada anak-anak merupakan autosomal resesif. Kedua bentuk ini

ditandai dengan kerusakan kedua ginjal dengan adanya infiltrat kista-kista dari beberapa

ukuran ke dalam parenkim ginjal, sehingga fungsi ginjal menjadi sangat menurun. Pada bayi

biasanya pasien juga mengalami hipoplasia paru dan pasien meninggal karena gagal nafas dan

gagal ginjal.

Gambar 8-4. Ginjal polikistik mengenai kedua ginjal. A bentuk bayi, B. bentuk dewasa

Pada bentuk dewasa kelainan ini biasanya tidak menimbulkan keluhan, sehingga baru

terdeteksi pada saat pasien berusia 40 tahun. Pasien biasanya mengeluh hipertensi, keluhan

massa abdomen, atau keluhan dari komplikasi yakini batuginjal atau perdarahan. Polikista

pada ginjal dimulai dari timbulnya beberapa kista pada kedua ginjal. Pada perkembangannya

selanjutnya kista menjadi banyak, ukuranya bertambah besar, dan menginfiltrasi parenkim

ginjal, sehingga pada akhirnya pasien terjatuh dalam kondisi gagal ginjal terminal. Selain di

ginjal, polikista dapat dijumpai pada organ-organ lain seperti liver, lien, ovarium, atau

pankreas. Pertolongan pada pasien hanya ditujukan untuk mengatasi hipertensi dan kelainan

metabolik akibat uremia. Prognosis ginjal polikista ini sangat jelek karena mereka akan jatuh

dalam kondisi terminal.

Kista ginjal soliter biasanya banyak dijumpai pada usia dewasa. Kista ini dapat berupa

kista tunggal atau kista multiple (Gambar 8-5). Kelainan ini lebih sering disebabkan karena

kelainan yang didapat (aquired) daripada kelainan bawaan. Diduga adanya obstruksi tubulus

ginjal atau iskemia akibat trauma pada ginjal merupakan penyebab dari timbulnya kista ini.

Kista soliter biasanya terletak superfisial meskipun pada beberapa keadaan dapat terletak

lebih profundus. Kalu terletak lebih profundus, letak kista berbatasan dengan epitel kalises

atau pielum sehingga pada saat operasi sulit dipisahkan dari ginjal. Meskipun demikian

rongga kista dengan sistem pelvikalises tidak saling berhubungan.

Jika kista ini menjadi besar, dapat menekan parenkim ginjal sehingga merusak parenkim

yang normal. Demikian pula karena letak dan besarnya, kista dapt menekan ureter sehingga

menyebabkan hidronefosis. Kista diliputi oleh dinding tipisdan berisi cairan jernih. Kista ini

dapat mengalami kalsifikasi dan didalamnya dapat berisi cairan hemorragis. Adanya cairan

Bab 9: Kelainan Skrotum dan Isinya 165 K elu han yan g dis am pai

kan pasien adalah nyeri pinggang akibat massa kista ginjal yang cukup besar atau adanya

hidronefrosis akibat penekanan pada ureter. Kista dapat mengalami infeksi, sehingga pasien

menunjukkan tanda tanda infeksi sistemik. Karena letaknya dipermukaan , kista ini mudah

sekali terkena trauma dari luar sehingga mengakibatkan perdarahan didalam kista yang yang

dirasakan sebagai nyeri yang sangat.

Diagnosis dapat ditegakkan dengan pemeriksaan PIV, USG ginjal, maupun CT scan. Kista

besar yang menimbulkan keluhan, dapat dicoba dengan dilakukan aspirasi dengan tuntunan

USG. Seringkali setelah aspirasi, kista timbul lagi dan untuk mencegah timbulnya

kekambuhan dapat diberikan obat skleroterapi. Cairan aspirat dapat dilakukan pemeriksaan

sitologi untuk memeriksa kemungkinan adanya keganasan. Jika terdapat keganasan, harus

dilakukan operasi untuk mengangkat ginjal.

Dalam dokumen Dasar Dasar Urologi (Halaman 168-175)