• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMERIKSAAN LABORATORIUM RIUM RIUM RIUM

Dalam dokumen Dasar Dasar Urologi (Halaman 36-41)

PEMERIKSAAN LABORATOPEMERIKSAAN LABORATO

PEMERIKSAAN LABORATORIUMRIUMRIUMRIUM

Urinalisis

Pemeriksaan urinalisis merupakan pemeriksaan yang paling sering dikerjakan pada

kasus-kasus urologi. Pemeriksaan ini meliputi uji:

1. Makroskopik dengan menilai warna, bau, dan berat jenis urine

2. Kimiawai meliputi pemeriksaan derajat keasaman/pH, protein, dan gula dalam

urine

3. Mikroskopik mencari kemungkinan adanya sel-sel, cast (silinder), atau bentukan

lain di dalam urine.

Urine mempunyai pH yang bersifat asam, yaitu rata-rata: 5,5 - 6,5. Jika didapatkan pH

yang relatif basa kemungkinan terdapat infeksi oleh bakteri pemecah urea, sedangkan jika pH

yang terlalu asam kemungkinan terdapat asidosis pada tubulus ginjal atau ada batu asam urat.

Pemeriksaan mikroskopik urine ditujukan untuk mencari kemungkinan adanya sel-sel

darah, sel-sel yang berasal dari saluran reproduksi pria, sel-sel organisme yang berasal dari

luar saluran kemih, silinder, ataupun kristal.

Tabel 2-2 Bentukan Sedimen pada Pemeriksaan Mikroskopik Urine

Sel dari darah Sel dari saluran Sel dari luar saluran kemih Silinder Kristal Eritrosit Leukosit Plasma Epitel Sperma Bakteri Fungi Parasit Hialin Granul Waxy Oksalat Urat

Bab 2: Pemeriksaan Urologi 27

Didapatkannya eritrosit di dalam darah secara bermakna (> 2 per lapangan pandang)

menunjukkan adanya cedera pada sistem saluran kemih; dan didapatkannya leukosituri

bermakna (> 5 per lapangan pandang) atau piuria merupakan tanda dari inflamasi saluran

kemih

Cast (silinder) adalah mukoprotein dan elemen-elemen yang berasal dari parenkim ginjal

yang tercetak di tubulus ginjal; oleh karena itu bentuknya menyerupai silinder. Terdapat

bermacam-macam jenis silinder sesuai dengan elemen yang ikut tercetak di dalam tubulus.

Jika diketemukan silinder di dalam pemeriksaan sedimen urine menandakan adanya

kerusakan parenkim ginjal seperti terlihat tabel 2-2.

Pemeriksaan Darah

Darah rutin

Pemeriksaan darah rutin terdiri atas pemeriksaan kadar hemoglobin, leukosit, laju endap

darah, hitung jenis leukosit, dan hitung trombosit

Faal ginjal

Beberapa uji faal ginjal yang sering diperiksa adalah pemeriksaan kadar kreatinin, kadar

ureum atau BUN (blood urea nitrogen), dan klirens kreatinin. Pemeriksaan BUN, ureum,

atau kreatinin di dalam serum merupakan uji faal ginjal yang paling sering dipakai di klinik.

Sayangnya kedua uji ini baru menunjukkan kelainan, pada saat ginjal sudah kehilangan ⅔ dari

fungsinya.

Kenaikan nilai BUN atau ureum tidak spesifik, karena selain disebabkan oleh kelainan

fungsi ginjal dapat juga disebabkan karena dehidrasi, asupan protein yang tinggi, dan proses

katabolisme yang meningkat seperti pada infeksi atau demam; sedangkan kadar kreatinin,

Klirens kreatinin menunjukkan kemampuan filtrasi ginjal. Dalam menilai faal ginjal

pemeriksaan ini lebih peka daripada pemeriksaan kreatinin atau BUN. Kadar klirens normal

pada orang dewasa adalah: 80 – 120 ml/menit.

Klirens kreatinin dihitung melalui rumus:

L 1,73 P UV × =

K K= nilai klirens kreatinin [ml/menit] U= kadar kretinin dalam urine [mg/dl] V= jumlah urine dalam 24 jam [mL] P=kadar kreatinin dalam serum [md/dl] L=luas permukaan tubuh [m2 ]

Untuk memeriksa klirens kreatinin harus menampung urine selama 24 jam, hal ini

seringkali sulit dikerjakan oleh pasien, kecuali mereka yang menjalani rawat tinggal di rumah

sakit. Dengan memperhitungkan harga kreatinin serum, usia pasien, berat badan, dan jenis

kelamin, Cockroft dan Gault memperkenalkan formula untuk meramalkan harga klirens

kreatinin tanpa harus memperhitungkan jumlah urine selama 24 jam.

Klirens kreatinin pada pria dapat dihitung melalui rumus sebagai berikut:

Klirens kreatinin =

( )

kreat BB usia × × − 72 140 Usia [tahun]

BB: berat badan [kilogram] Kreat: kreatinin serum [mg/dL]

Pada wanita, hasil tersebut dikalikan 0,85.

Elektrolit: Na, K, Ca, P

Kadar natrium sering diperiksa pada pasien yang menjalani tindakan reseksi prostat

transuretra (TURP). Selama TURP banyak cairan (H2O) yang masuk ke sirkulasi sitemik

sehingga terjadi relatif hiponatremia. Untuk itu sebelum TURP perlu diperiksa kadar natrium

Bab 2: Pemeriksaan Urologi 29

Pemeriksaan elektrolit lain berguna untuk mengetahui faktor predisposisi pembentukan

batu saluran kemih, antara lain: kalsium, fosfat, magnesium; selain itu untuk mendeteksi

adanya sindroma paraneoplastik yang dapat terjadi pada tumor Grawitz.

Faal hepar, faal pembekuan, dan profil lipid

Pemeriksaan faal hepar ditujukan untuk mencari adanya metastasis suatu keganasan atau

untuk melihat fungsi hepar secara umum. Pemeriksaan faal hemostasis sangat penting guna

mempersiapkan pasien dalam menjelang operasi besar yang diperkirakan banyak

menimbulkan perdarahan.

Pemeriksaan berkala profil lipid diperlukan untuk memonitor kemungkinan efek samping

penggunaan terapi testosteon karena beberapa jenis testosteron yang diberikan sebagai terapi

sulih hormon pada pasien andropause dapat menyebabkan perubahan profil lipid.

Pemeriksaan penanda tumor (tumor marker)

Pemeriksaan penanda tumor antara lain adalah: PAP ( Prostatic acid phosphatase) dan

PSA (Prostate specific Antigen) yang sering berguna dalam membantu menegakkan diagnosis

karsinoma prostat, AFP (

α

Feto Protein ) dan Human chorionic gonadotropin (β HCG) untuk mendeteksi adanya tumor testis jenis non seminoma, dan pemeriksaan VMA (Vanyl

Mandelic Acid) dalam urine untuk mendeteksi tumor neuroblastoma. Penanda tumor tersebut

hanyalah alat pembantu menegakkan diagnosis suatu keganasan yang mempunyai sensitivitas

dan spesifitas tertentu.

Analisis semen

Pemeriksaan analisis semen dikerjakan pada pasien varikokel atau infertilitas pria untuk

membantu diagnosis atau mengikuti perkembangan hasil pasca terapi atau pasca opersi

infertilitas pria. Pada analisis disebutkan tentang volume ejakulat, jumlah sperma, motilitas,

darah merah, dan kadar fruktosa yang rendah untuk menilai kemungkinan terjadinya

penyakit-penyakit pada genitalia interna.

Analisis batu

Batu yang telah dikeluarkan dari saluran kemih dilakukan analisis. Kegunaan analisis batu

adalah untuk mengetahui jenis batu guna mencegah terjadinya kekambuhan di kemudian hari.

Pencegahan itu dapat berupa pengaturan diet atau pemberian obat-obatan. Yang paling

penting adalah analisis inti batu, bukannya melakukan analisis seluruh batu. Hal ini karena

terjadinya gangguan metabolisme yang menyebabkan timbulnya batu dimulai dari

pembentukan inti batu.

Kultur urine

Pemeriksaan kultur urine diperiksa jika ada dugaan infeksi saluran kemih. Pada pria, urine

yang diambil adalah sample urine porsi tengah (mid stream urine), pada wanita sebaiknya

diambil melalui kateterisasi, sedangkan pada bayi dapat diambil urine dari aspirasi suprapubik

atau melalui alat penampung urine. Jika didapatkan kuman di dalam urine, dibiakkan di dalam

medium tertentu untuk mencari jenis kuman dan sekaligus sensitivitas kuman terhadap

antibiotika yang diujikan.

Sitologi urine

Pemeriksaan sitiologi urine merupakan pemeriksaan sitopatologi sel-sel urotelium yang

terlepas dan terikut urine. Contoh urine sebaiknya diambil setelah pasien melaukuan aktivitas

(loncat-loncat atau lari di tempat) dengan harapan lebih banyak sel-sel urotelium yang

terlepas di dalam urine. Derajat perubahan sel-sel itu diklasifikasikan dalam 5 klas mulai dari

(1) normal, (2) sel sel yang mengalami keradangan, (3) sel atipik, (4) diduga menjadi

Bab 2: Pemeriksaan Urologi 31

Patologi Anatomi

Pemeriksaan patologi anatomik adalah pemeriksaan histopatologis yang diambil melalui

biopsi jaringan ataupun melalui operasi. Pada pemeriksaan ini dapat ditentukan suatu jaringan

normal, mengalami proses inflamasi, pertumbuhan benigna, atau terjadi pertumbuhan

maligna. Selain itu pemeriksaan ini dapat menentukan stadium patologik serta derajat

diferensiasi suatu keganasan.

Dalam dokumen Dasar Dasar Urologi (Halaman 36-41)