• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

B. Motivasi Belajar

3. Aspek-aspek Motivasi Belajar

Pada dasarnya masing-masing siswa telah memiliki motivasi untuk belajar dalam dirinya. Motivasi siswa untuk belajar berbeda-beda antara siswa satu dengan siswa yang lain. Hal tersebut tampak dari sikap dan perilaku siswa dalam setiap kegiatan belajarnya. Sardiman (2009) menjelaskan ada enam aspek motivasi belajar yang ada pada diri siswa, yaitu: (a) tanggung jawab; (b) tekun terhadap tugas; (c) memiliki sejumlah usaha; (d) memperhatikan umpan balik; (e) waktu penyelesaian tugas; dan (f) menetapkan tujuan yang realistis.

Aspek-aspek motivasi belajar menurut Sardiman (2009) dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Tanggung jawab

Siswa yang memiliki motivasi belajar yang tinggi akan memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi pula akan kebutuhan belajarnya. Mc.Clelland (dalam Nasution, 1988) mengemukakan bahwa salah satu hal yang dapat mempertinggi motivasi yaitu merasa turut bertanggung jawab. Pendapat tersebut menunjukkan bahwa siswa yang merasa bertanggung jawab akan tugas-tugas dan kegiatan belajarnya merupakan siswa yang memiliki motivasi belajar yang tinggi. Siswa tersebut tidak akan meninggalkan tugas belajar yang diberikan kepada

commit to user

dirinya. Siswa tersebut akan terus berusaha menyelesaikan tugas belajarnya dengan penuh tanggung jawab. Yamin (2005) menjelaskan bahwa menumbuhkan tanggung jawab siswa terhadap penguasaan materi dapat menumbuhkan motivasi belajarnya. Hal tersebut berarti bahwa dengan menumbuhkan rasa tanggung jawab pada diri siswa dalam menguasai suatu materi, maka siswa tersebut akan termotivasi untuk belajar dengan sungguh-sungguh sehingga dapat menguasai materi tersebut dengan baik.

b. Tekun terhadap tugas

Sardiman (2009) menjelaskan bahwa motivasi belajar siswa ditandai dengan tekun terhadap tugas yang berupa konsentrasi untuk menyelesaikan tugas dan tidak mudah menyerah. Pendapat tersebut menunjukkan bahwa siswa yang memiliki motivasi belajar akan menunjukkan sikap berkonsentrasi dalam menyelesaikan tugas dan tidak mudah menyerah dalam menghadapi kesulitan-kesulitan selama proses belajar. Yamin (2005) menjelaskan bahwa motivasi merupakan hal yang penting dalam belajar yang berhubungan dengan ketahanan perilaku atau lamanya individu untuk terus menerus berperilaku menurut cara tertentu. Hal tersebut menunjukkan bahwa motivasi dalam diri individu akan menuntunnya untuk secara terus menerus berperilaku menurut cara tertentu termasuk dalam melakukan kegiatan belajar. Siswa akan memiliki ketahanan atau ketekunan dalam belajar

commit to user

jika dirinya memiliki motivasi yang tinggi dalam mempelajari suatu pengetahuan tertentu.

c. Memiliki sejumlah usaha

Purwanto (1990) mengemukakan bahwa motivasi dapat menggerakkan individu yang berarti menimbulkan kekuatan pada individu dan memimpin individu untuk bertindak dengan cara tertentu. Pendapat tersebut menunjukkan bahwa motivasi yang ada dalam diri individu akan dapat menggerakkan individu tersebut untuk melakukan tindakan atau usaha dalam mencapai tujuan tertentu. Begitu juga dalam kegiatan belajar, siswa akan terdorong untuk melakukan tindakan atau sejumlah usaha dalam rangka mempelajari suatu pengetahuan tertentu jika siswa tersebut memiliki motivasi belajar dalam dirinya. Sardiman (2009) menjelaskan bahwa siswa yang memiliki motivasi dalam belajar akan bekerja keras dan menghabiskan waktu untuk belajar. Penjelasan tersebut menunjukkan bahwa siswa yang memiliki motivasi untuk belajar akan selalu giat belajar dan berusaha keras untuk dapat mencapai tujuan belajarnya.

d. Memperhatikan umpan balik

Yamin (2005) mengemukakan bahwa untuk menimbulkan motivasi belajar siswa dapat dengan melakukan interaksi antara siswa dan guru yaitu melalui proses komunikasi secara timbal balik dalam menyampaikan materi kepada siswa. Pendapat tersebut menunjukkan bahwa melalui komunikasi timbal balik antara siswa dan guru selama

commit to user

proses belajar mengajar, maka siswa akan termotivasi untuk mempelajari suatu materi tertentu. Siswa yang memberikan umpan balik pada guru dalam proses belajar mengajar menunjukkan bahwa siswa tersebut memiliki ketertarikan dan motivasi belajar yang tinggi terhadap materi yang disampaikan. Woolfolk (2009) menjelaskan bahwa kesempatan yang diberikan guru kepada siswa dalam memberikan respon atau tanya jawab dalam kegiatan belajar mengajar merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa. Hal tersebut berarti bahwa kesempatan yang diberikan guru kepada siswa untuk memberikan umpan balik dalam kegiatan belajar mengajar akan dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Motivasi belajar siswa yang tinggi dapat diketahui melalui interaksi timbal balik yang dilakukan antara siswa dan guru dalam kegiatan belajar mengajar.

e. Waktu penyelesaian tugas

Nasution (1995) menjelaskan bahwa siswa dapat mencapai hasil belajar jika siswa dapat menggunakan waktu dengan efisien. Penjelasan tersebut berarti waktu merupakan salah satu aspek penting dalam motivasi belajar siswa. Siswa yang memiliki motivasi dalam belajar akan menggunakan waktu belajarnya secara efisien. Dimyati dan Mudjiono (1999) menjelaskan bahwa siswa yang memiliki motivasi dalam belajar ditandai dengan penggunaan waktu belajar secara tertib. Hal tersebut menunjukkan siswa yang memiliki motivasi

commit to user

belajar yang tinggi akan menggunakan waktu belajarnya dengan tertib dengan tidak menunda-nunda dalam menyelesaikan tugas belajarnya. f. Menetapkan tujuan yang realistis

Woolfolk (2009) menjelaskan bahwa motivasi timbul karena adanya ekspektasi untuk mencapai tujuan. Hal tersebut berarti motivasi individu timbul karena adanya suatu tujuan tertentu yang hendak dicapai. Begitu juga dalam belajar, siswa akan termotivasi untuk belajar jika kegiatan belajarnya dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya. Slameto (1995) mengemukakan jika siswa memahami bahwa belajar merupakan suatu alat untuk mencapai beberapa tujuan yang dianggap penting, dan jika siswa melihat bahwa hasil dari pengalaman belajarnya akan membawa kemajuan pada dirinya, kemungkinan besar siswa tersebut akan termotivasi untuk mempelajarinya. Pendapat tersebut menunjukkan bahwa tujuan belajar yang dianggap penting dan bermanfaat bagi siswa dapat mendorong siswa tersebut untuk giat dalam belajar. Sebaliknnya, Hamalik (1983) mengemukakan bahwa tujuan yang samar-samar dan tidak realistis dapat menjadi penghalang atas kemajuan belajar siswa, bukan kemajuan yang akan dicapai, melainkan kegagalan dan kekecewaan yang akan diperoleh. Pendapat tersebut menunjukkan bahwa menentukan tujuan yang jelas dan realistik dalam kegiatan belajar merupakan salah satu hal yang dapat menggambarkan bahwa

commit to user

siswa memiliki dorongan dan semangat untuk belajar dengan harapan dapat mencapai suatu hasil tertentu dari kegiatan belajarnya.

Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa siswa yang memiliki motivasi belajar yang tinggi akan menunjukkan sikap dan perilaku tertentu yang mendukung dalam kegiatan belajarnya. Sikap dan perilaku tersebut akan dapat membedakan antara siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi dengan siswa yang memiliki motivasi belajar rendah. Oleh karena itu, berbagai aspek di atas dapat digunakan untuk mengetahui tingkat motivasi belajar siswa.