• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kematangan Karir

Kematangan karir individu senantiasa mengalami perkembangan sepanjang rentang kehidupannya. Kematangan karir akan berbeda antara individu satu dengan individu lain. Kematangan karir individu tidak dapat terbentuk dengan sendirinya, melainkan dapat dipengaruhi oleh beberapa hal, baik yang berasal dari dalam diri maupun dari luar diri individu. Hal- hal tersebut ikut berperan dalam meningkatkan dan juga menurunkan kematangan karir pada individu. Winkel (1997) menjelaskan adanya faktor internal dan faktor eksternal yang dapat mempengaruhi perkembangan karir individu. Faktor internal yang dapat mempengaruhi perkembangan karir individu yaitu: (a) nilai-nilai kehidupan (values); (b) taraf inteligensi; (c) bakat khusus; (d) minat; (e) sifat-sifat; (f) pengetahuan; dan (g) keadaan jasmani, sedangkan faktor eksternalnya yaitu; (a) masyarakat; (b) keadaan sosial-ekonomi daerah; (c) status sosial-ekonomi keluarga; (d) pengaruh dari seluruh anggota keluarga besar dan kelurga inti;

commit to user

(e) pendidikan sekolah; (f) pergaulan dengan teman-teman sebaya; dan (g) tuntutan yang melekat pada masing-masing jabatan dan pada setiap program studi atau latihan.

Faktor-faktor perkembangan karir dari Winkel (1997) dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Faktor internal

Faktor internal yaitu faktor-faktor yang berasal dari dalam diri individu yang dapat mempengaruhi kematangan karir individu. Individu memiliki berbagai potensi yang telah ada dalam dirinya yang ikut menentukan kematangan karirnya. Faktor-faktor tersebut antara lain: 1) Nilai-nilai kehidupan (values), yaitu beberapa hal ideal yang berusaha

ditegakkan oleh individu dimana pun dirinya berada (Winkel, 1997). Pendapat tersebut menunjukkan bahwa individu akan melakukan segala sesuatu dengan berdasar pada nilai-nilai kehidupannya. Termasuk dalam hal pekerjaan, individu akan memilih dan melakukan pekerjaan sesuai dengan nilai-nilai kehidupan yang dianutnya. Sebagai contoh, seorang guru dan perawat sama-sama memiliki idealisme untuk melayani kebutuhan orang lain, tetapi yang satu di bidang pendidikan dan yang lain di bidang kesehatan.

2) Taraf inteligensi, yaitu taraf kemampuan yang dimiliki individu untuk mencapai prestasi-prestasi dalam hidupnya dengan menggunakan kemampuan berpikir (Winkel, 1997). Hal tersebut berarti bahwa setiap individu memiliki taraf inteligensi yang berbeda-beda yang dapat

commit to user

mempengaruhi kemampuan berfikirnya dalam mencapai prestasi- prestasi dalam hidupnya. Individu dalam memilih pekerjaan akan mempertimbangkan taraf inteligensinya sehingga sesuai dengan kapasitas dan kemampuannya. Sebagai contoh, seorang ilmuwan di dalam kerjanya perlu memiliki kecerdasan yang cukup sehingga dapat mewujudkan prestasi yang optimal dan mampu bertanggung jawab terhadap pekerjaannya.

3) Bakat khusus, yaitu kemampuan yang menonjol yang dimiliki individu dalam suatu bidang tertentu (Winkel, 1997). Pendapat tersebut menunjukkan bahwa individu tertentu dapat memiliki bakat tertentu yang bermanfaat bagi masa depannya. Bakat yang dimiliki individu dapat menjadi bekal bagi dirinya untuk terjun ke bidang pekerjaan tertentu yang relevan. Oleh karena itu, bakat khusus yang dimiliki individu hendaknya terus diasah dan dikembangkan demi kepentingan masa depannya nanti. Sebagai contoh, individu yang memiliki bakat khusus dalam pengamatan ruang dapat bekerja sebagai arsitek, begitu juga individu yang memiliki bakat khusus dalam bidang tarik suara dapat bekerja sebagai penyanyi.

4) Minat, yaitu kecenderungan individu untuk tertarik pada suatu bidang tertentu dan merasa senang dalam mengikuti berbagai kegiatan yang berkaitan dengan bidang itu (Winkel, 1997). Pasaribu dan Simandjuntak (1984) menjelaskan bahwa minat adalah suatu motif yang menyebabkan individu untuk berhubungan secara aktif dengan

commit to user

sesuatu yang menarik bagi dirinya. Kedua pendapat tersebut menunjukkan bahwa individu yang memiliki minat pada suatu hal tertentu akan banyak menghabiskan waktunya untuk melakukan aktivitas yang dapat memuaskan minatnya tersebut. Hamalik (1983) mengemukakan bahwa minat yang besar akan mendorong motivasi individu. Hal tersebut berarti bahwa minat yang ada dalam diri individu akan dapat memotivasi individu untuk melakukan suatu perbuatan atau tindakan tertentu. Hal tersebut juga terjadi dalam kegiatan belajar individu. Nasution (1995) mengemukakan bahwa kegiatan belajar akan berjalan lancar bila ada minat. Pendapat tersebut menunjukkan bahwa siswa akan dapat belajar dengan baik jika ada minat dalam dirinya. Asumsi umum menyatakan bahwa minat akan membantu individu mempelajari suatu subjek tertentu (Slameto, 1995). Hal tersebut berarti minat yang ada dalam diri individu berperan penting dalam kegiatan belajar individu khususnya dalam mempelajari subjek tertentu sehingga akan diperoleh pemahaman dengan lebih baik karena adanya ketertarikan individu dengan subjek yang dipelajari. Syah (2005) mengemukakan bahwa minat dapat mempengaruhi kualitas pencapaian hasil belajar individu dalam bidang-bidang studi tertentu. Pendapat tersebut menunjukkan bahwa minat dalam diri individu dapat mendorong motivasi belajarnya yang selanjutnya akan mempengaruhi kualitas atau prestasi belajar individu. Melalui hasil atau prestasi belajarnya individu akan dapat membuat

commit to user

pilihan pekerjaan yang sesuai dengan kompetensi yang dimiliki, sehingga individu akan dapat memilih pekerjaannya di masa depan dengan lebih realistik. Individu akan memilih pekerjaan berdasarkan kecintaan dan minat yang timbul dari dalam dirinya. Individu tidak akan memperoleh kepuasan dalam melakukan suatu pekerjaan jika tidak disertai dengan adanya minat dalam dirinya. Fatimah (2006) mengemukakan bahwa bekerja itu akan lebih berhasil jika sesuai dengan minat. Hal tersebut berarti individu akan dapat melakukan suatu pekerjaan tertentu dengan baik jika dirinya memiliki minat pada pekerjaan tersebut. Sebagai contoh, individu yang memiliki minat yang tinggi dalam bidang akuntansi akan dapat bekerja sebagai akuntan dengan lebih baik dibanding individu yang tidak berminat pada bidang akuntansi karena individu tersebut tidak akan dapat berprestasi secara optimal.

5) Sifat-sifat, yaitu ciri-ciri kepribadian yang bersifat khas yang ada dalam diri setiap individu (Winkel, 1997). Hal tersebut berarti bahwa masing-masing individu memiliki sifat-sifat yang khas yang membedakannya dengan individu lain. Winkel (1997) menjelaskan bahwa gambaran diri dalam hal sifat-sifat kepribadian akan menjadi masukan untuk menentukan keberanian remaja dalam memilih pekerjaan tertentu bagi masa depannya. Hal tersebut berarti bahwa gambaran diri remaja merupakan salah satu pertimbangan bagi remaja dalam memilih pekerjaannya dimasa depan yaitu sesuai dengan

commit to user

keyakinan dan keberanian yang ada pada dirinya. Remaja akan memilih pekerjaannya di masa depan dengan melihat kesesuaian antara dirinya dengan pekerjaan yang nantinya akan ditekuni. Melalui gambaran diri remaja akan dapat lebih memahami mengenai kemampuannya yang terkait dengan kelebihan dan keterbatasan yang dimiliki, serta lebih memahami sifat-sifat kepribadian yang melekat pada dirinya. Super (dalam Sukardi, 1989) menyatakan bahwa setiap pekerjaan memerlukan suatu karakteristik pola kemampuan dan sifat. Hal tersebut berarti bahwa masing-masing pekerjaan menuntut karakteristik individu yang terkait dengan kemampuan dan sifat-sifat. Individu akan mampu memegang jabatan atau pekerjaan tertentu jika individu tersebut memiliki kemampuan dan sifat-sifat yang dibutuhkan dalam pekerjaan tersebut. Kartono (1985) mengemukakan bahwa setiap jenis pekerjaan menuntut pola tertentu dari kemampuan, minat, dan kepribadian individu, sehingga memungkinkan bermacam- macam pekerjaan cocok untuk setiap individu, dan bermacam-macam individu cocok untuk tiap pekerjaan. Pendapat tersebut berarti individu akan memilih pekerjaan yang diyakini sesuai dengan kemampuan, minat dan kepribadian yang dimiliki, yang diperoleh melalui pemahaman dan evaluasi terhadap diri sendiri yang merupakan gambaran dari keyakinan diri yang ada pada diri individu. 6) Pengetahuan, yaitu informasi yang dimiliki individu yang

commit to user

dirinya sendiri (Winkel, 1997). Hal tersebut menunjukkan bahwa pengetahuan mengenai diri sendiri dan dunia kerja merupakan sumber informasi yang penting bagi individu dalam membuat keputusan mengenai karirnya. Winkel (1997) selanjutnya menjelaskan bahwa remaja dalam mencari informasi mengenai pekerjaan yang diminatinya dapat bersifat akurat atau sesuai dengan kenyataan, namun dapat juga dipengaruhi oleh sifat idealisme remaja yang masih tinggi. Penjelasan tersebut menunjukkan bahwa remaja seringkali mendambakan pekerjaan yang terhormat dan berstatus tinggi, namun seiring dengan kesadarannya akan fakta yang ada, remaja akan mulai mempertimbangkan kesesuaian antara cita-cita dengan kemampuan yang dimiliki.

7) Keadaan jasmani, yaitu keadaan atau ciri-ciri fisik yang dimiliki individu (Winkel, 1997). Hal tersebut menunjukkan setiap individu memiliki ciri-ciri fisiknya masing-masing. Beberapa bidang pekerjaan tertentu menuntut calon karyawannya dengan kriteria fisik tertentu sehingga akan mempengaruhi individu dalam memilih pekerjaan untuk dirinya. Sebagai contoh, seorang pramugari harus memiliki penampilan yang menarik dengan tinggi badan minimal 160 cm. b. Faktor eksternal

Faktor eksternal yaitu faktor-faktor yang berasal dari luar diri individu, baik yang berasal dari lingkungan keluarga maupun masyarakat tempat dirinya bergaul dan melakukan interaksi sosial. Lingkungan sekitar

commit to user

individu tanpa disadari dapat mempengaruhi tingkat kematangan karirnya. Melalui interaksi sosial yang dilakukan individu akan muncul berbagai pandangan mengenai masa depan khususnya mengenai pekerjaan, yang secara tidak langsung dapat mempengaruhi pandangan individu tersebut. Berikut ini adalah faktor-faktor yang berasal dari luar diri individu yang dapat mempengaruhi kematangan karirnya: 1) Masyarakat, yaitu lingkungan sosial-budaya tempat individu

dibesarkan. Winkel (1997) mengemukakan bahwa lingkungan masyarakat dapat mempengaruhi pandangan hidup yang dianut oleh setiap keluarga. Pendapat tersebut menunjukkan bahwa pandangan hidup yang dianut dalam keluarga akan dipengaruhi oleh pandangan hidup dan norma-norma yang ada di masyarakat. Pandangan hidup tersebut selanjutnya akan dapat mempengaruhi pandangan hidup anak sehingga dapat mempengaruhi masa depannya. Fatimah (2006) menjelaskan bahwa lingkungan masyarakat akan membentuk sikap anak dalam menentukan pola kehidupan yang pada gilirannya akan mempengaruhi pemikiran dalam menentukan jenis pendidikan dan karir yang diidamkan. Hal tersebut menunjukkan bahwa pola kehidupan dalam lingkungan masyarakat akan mempengaruhi pola pikir anak dalam menentukan masa depannya. Sebagai contoh, selama masyarakat beranggapan bahwa pekerjaan menjadi seorang sekretaris adalah bidang pekerjaan untuk wanita, maka pria cenderung menghindari pekerjaan tersebut.

commit to user

2) Keadaan sosial-ekonomi daerah, yaitu laju pertumbuhan ekonomi dan keadaan sosial yang ada di masyarakat suatu daerah. Winkel (1997) menjelaskan bahwa keadaan ekonomi dan sosial yang ada di masyarakat ikut mempengaruhi terciptanya lapangan pekerjaan baru yang secara tidak langsung juga berpengaruh pada kesempatan kerja bagi masyarakat. Penjelasan tersebut berarti bahwa kesempatan kerja pada suatu masyarakat tertentu tergantung pada kondisi sosial dan ekonomi masyarakat tersebut. Kelompok masyarakat yang masih menerapkan diskriminasi dalam memberikan kesempatan kerja berdasarkan suku dan agama akan menghambat masyarakat yang berasal dari kelompok lain untuk dapat bekerja di tempat tersebut. Sebagai contoh, perusahaan yang didirikan oleh orang dari suku tertentu akan lebih memilih untuk menerima calon pekerja yang berasal dari suku yang sama daripada calon pekerja yang berasal dari suku yang berbeda.

3) Status sosial-ekonomi keluarga, yaitu status sosial atau ekonomi yang melekat pada keluarga. Winkel (1997) menjelaskan bahwa status sosial orang tua, pendidikan orang tua, dan pendapatan orang tua ikut menentukan masa depan anaknya baik dalam hal pendidikan maupun pekerjaan. Senada dengan pendapat dari Winkel, Fatimah (2006) mengemukakan bahwa status sosial-ekonomi orang tua merupakan faktor yang dilihat anak untuk menentukan pilihan sekolah dan pekerjaannya. Kedua pendapat tersebut menunjukkan bahwa status

commit to user

sosial-ekonomi orang tua akan menjadi bahan pertimbangan dalam menentukan pilihan pendidikan dan pekerjaan bagi anak di masa depan. Manrihu (1988) mengemukakan bahwa keluarga-keluarga yang berstatus tinggi akan menyiapkan anak-anaknya untuk jabatan- jabatan yang tinggi di masyarakat, sedangkan keluarga-keluarga yang berstatus rendah akan menyiapkan anak-anaknya untuk pekerjaan atau jabatan yang bertaraf rendah. Sebagai contoh, jabatan untuk seorang dokter, dosen, hakim, dan ilmuwan pada umumnya lebih banyak yang berasal dari golongan sosial-ekonomi menengah ke atas daripada yang berasal dari golongan sosial-ekonomi bawah.

4) Pengaruh dari seluruh anggota keluarga besar dan keluarga inti. Setiap keluarga memiliki harapan-harapan yang tinggi akan masa depan anak-anaknya. Setiap keluarga mengharapkan anaknya dapat berhasil dan sukses dalam menghadapi masa depannya. Winkel (1997) menjelaskan bahwa setiap keluarga memiliki pandangannya sendiri mengenai masa depan anak yang belum tentu sesuai dengan pandangan anak tersebut. Pendapat tersebut berarti bahwa remaja sebagai anggota dalam keluarga harus mampu menentukan sikap terhadap harapan dan pandangan dari anggota keluarganya yang lain untuk menerima atau tidak menerima harapan dan pandangan tersebut. Sebagai contoh, seorang individu yang dibesarkan dalam keluarga yang mata pencahariannya sebagian besar sebagai pedagang, maka jika individu tersebut ingin menjadi seorang guru, dirinya akan

commit to user

menghadapi hambatan karena ketidaksesuaian antara pandangannya dengan keluarganya.

5) Pendidikan sekolah, yaitu berbagai pandangan dan sikap yang disampaikan oleh para guru kepada siswa mengenai berbagai informasi tentang dunia kerja yang dapat bermanfaat bagi pilihan karir siswa di masa depan (Winkel, 1997). Hal tersebut berarti pandangan dan sikap yang disampaikan oleh para guru mengenai suatu pekerjaan tertentu akan dapat mempengaruhi pandangan dan sikap siswa terhadap pekerjaan tersebut. Fatimah (2006) mengemukakan bahwa sekolah bagi siswa atau remaja dipandang sebagai lembaga pendidikan yang sangat berpengaruh terhadap terbentuknya konsep dan wawasan yang berkenaan dengan nasib karirnya di masa depan. Pendapat tersebut berarti sekolah memiliki peran yang sangat penting dalam memperkenalkan berbagai bidang karir kepada para siswa. Pendidikan di sekolah akan dapat memberikan manfaat yang besar dalam menyampaikan berbagai informasi dan pemahaman kepada para siswa tentang dunia kerja, yang selanjutnya akan berperan dalam membentuk konsep dan pandangan dalam diri siswa mengenai berbagai bidang karir yang dapat berguna bagi masa depannya. Sebagai contoh, melalui sikap yang ditunjukkan oleh para guru akan tercermin suatu gambaran pada siswa mengenai pekerjaan sebagai seorang guru.

commit to user

6) Pergaulan dengan teman-teman sebaya, yaitu interaksi sosial yang berlangsung dalam kehidupan sehari-hari. Melalui interaksi tersebut akan muncul harapan dan pandangan dari masing-masing individu mengenai masa depannya (Winkel, 1997). Pendapat tersebut menunjukkan bahwa remaja dalam pergaulannya akan memperoleh gambaran masa depan yang berbeda-beda yang berasal dari individu lain yang juga dapat mempengaruhi pandangannya mengenai masa depannya sendiri. Pandangan dan harapan yang bersifat optimis dapat memberikan kesan yang baik bagi remaja daripada pandangan dan harapan yang bersifat pesimis.

7) Tuntutan yang melekat pada masing-masing jabatan dan pada setiap program studi atau latihan, yang mempersiapkan individu untuk diterima pada pekerjaan tertentu dan berhasil di dalamnya (Winkel, 1997). Pendapat tersebut berarti bahwa setiap individu harus mempersiapkan dirinya dengan baik untuk dapat memasuki suatu lapangan pekerjaan tertentu melalui pelatihan maupun melalui berbagai informasi yang diperoleh dari program studi tertentu. Sebagai contoh, seorang siswa memilih untuk masuk jurusan IPA karena dirinya merencanakan suatu karir di bidang fisika.

Berdasarkan uraian di atas, maka ada dua faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan karir individu antara lain faktor internal dan faktor eksternal. Masing-masing faktor tersebut dapat dibedakan satu dengan yang lain tetapi tidak dapat dipisahkan satu sama lain karena

commit to user

faktor-faktor tersebut secara bersama-sama akan menentukan kematangan karir individu dengan berdasar pada potensi yang ada dalam diri individu maupun lingkungan sosial di sekitar individu.