• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

3. Dimensi Kematangan Karir

Dimensi kematangan karir terdiri dari dimensi-dimensi yang dapat digunakan untuk mengukur kematangan karir individu. Dimensi-dimensi tersebut dapat digunakan untuk mengetahui perbedaan kematangan karir individu satu dengan individu lain. Super (dalam Sukardi, 1989) mengembangkan inventori perkembangan karir (Career Development Inventory = CDI) yaitu suatu alat diagnostik untuk menilai program perkembangan karir. Sukardi (1989) menjelaskan bahwa dimensi-dimensi kematangan karir diperoleh dari konsepsi-konsepsi perkembangan karir yang merupakan suatu kontinuitas proses perkembangan yang dapat digolongkan ke dalam serangkaian tingkat dan tugas-tugas. Hal tersebut berarti bahwa kematangan karir individu dapat diukur melalui perkembangan karirnya yang terdiri dari beberapa tahap dengan disertai tugas-tugas yang harus diselesaikan oleh setiap individu. Sukardi (1989) lebih lanjut mengemukakan bahwa kematangan karir terutama mengukur perkembangan karir individu. Hal tersebut berarti untuk mengetahui tingkat kematangan karir individu dapat dilakukan dengan mengukur perkembangan karir individu. Model struktur kematangan karir Super (dalam Gonzalez, 2008) terdiri dari lima dimensi antara lain perencanaan, eksplorasi, informasi, pengambilan keputusan, dan orientasi kenyataan. Crites (dalam Gonzalez, 2008) menyusun inventori kematangan karir (Career Maturity Inventory = CMI) yang terdiri dari empat dimensi antara lain konsistensi, realisme, kompetensi, dan sikap. Uraian di atas

commit to user

menunjukkan bahwa kematangan karir individu dapat diukur melalui dimensi-dimensi baik yang berasal dari dalam diri maupun luar diri individu.

Pada kenyatannya kedua instrumen tersebut tidak dapat mengukur semua dimensi kematangan karir dan dapat digabungkan untuk dilakukan pengukuran kematangan karir pada remaja. Kedua instrumen tersebut hanya berfokus pada dimensi-dimensi yang lebih mudah untuk diukur dan dikuantifikasikan. Career Development Inventory dari Super hanya dapat mengukur empat dari lima dimensi antara lain perencanaan, eksplorasi, informasi, dan pengambilan keputusan, dengan meniadakan orientasi kenyataan. Career Maturity Inventory dari Crites hanya dapat mengukur dua dari empat dimensi antara lain sikap dan kompetensi (Gonzalez, 2008). Uraian tersebut menunjukkan bahwa instrumen kematangan karir baik dari Super maupun Crites hanya dapat digunakan untuk mengukur sebagian dari beberapa dimensi kematangan karir.

Gonzalez (2008) telah melakukan penelitian lebih lanjut dan menyimpulkan bahwa perkembangan setiap individu tidak sama tetapi bersifatkontinuitas. Dimensi yang mampu mengungkap kematangan karir dengan baik adalah informasi, pengambilan keputusan, dan perencanaan karir dari Super, serta kompetensi dari Crites. Berdasarkan uraian di atas, maka instrumen dalam penelitian ini akan disusun berdasarkan dimensi- dimensi kematangan karir tersebut antara lain informasi, pengambilan keputusan, dan perencanaan karir dari Super, serta kompetensi dari Crites.

commit to user

Berikut ini penjelasan mengenai dimensi-dimensi kematangan karir dari Super dan Crites (dalam Gonzalez, 2008) yang akan digunakan untuk menyusun instrumen penelitian:

a. Informasi

Individu tidak hanya membutuhkan informasi mengenai dirinya tetapi juga lingkungan tempat tinggalnya. Individu membutuhkan informasi tentang pilihan pendidikan akademik yang berbeda-beda, pilihan profesi atau karir dan pilihan pekerjaan (Gonzalez, 2008). Informasi dunia kerja sangat diperlukan untuk mengembangkan minat dan kemampuan yang telah dimiliki (Tuti dkk, 2006). Hal tersebut berarti bahwa informasi khususnya untuk dunia kerja merupakan hal yang sangat penting bagi individu sebagai bahan referensi mengenai bermacam-macam pilihan karir yang dapat dipilihnya. Super (dalam Savickas, 2001) mengemukakan bahwa informasi tentang pekerjaan yang dimiliki individu akan menjadikan individu tersebut cukup mampu menerapkan informasi tersebut untuk disesuaikan dengan minat dan kemampuannya sehingga individu dapat mulai memantapkan pilihan pekerjaan pada bidang tertentu. Pendapat tersebut menunjukkan bahwa informasi mengenai dunia kerja memiliki peran yang penting bagi individu dalam merencanakan dan membuat keputusan mengenai pilihan karirnya di masa depan agar sesuai dengan minat dan kemampuannya.

commit to user

b. Pengambilan keputusan

Pengambilan keputusan karir adalah kemampuan individu untuk menggunakan pengetahuan dan pikirannya untuk membuat perencanaan karir (Sitat dalam Tuti dkk, 2006). Selama periode perkembangannya individu harus dipersiapkan untuk mampu membuat suatu keputusan yang efektif. Individu perlu terlibat dalam refleksi yang berkelanjutan mengenai dirinya, individu lain dan lingkungan secara keseluruhan selama periode pendidikan (Gonzalez, 2008). Kedua pendapat tersebut menunjukkan bahwa selama menempuh jenjang pendidikan di sekolah individu harus dibekali dengan informasi yang bermanfaat khususnya mengenai berbagai bidang pekerjaan sehingga individu memiliki cukup referensi untuk menentukan pilihan karirnya. Super (dalam Savickas, 2001) mengemukakan bahwa individu akan membuat keputusan mengenai pilihan karirnya dengan melihat kesesuaian antara pekerjaan dengan minat dan kemampuannya. Hal tersebut berarti bahwa individu diharapkan mampu memahami tingkat kemampuan yang ada pada dirinya serta hal-hal yang menarik minatnya selama ini. Individu selanjutnya dapat mulai memilih pekerjaan tertentu yang sesuai dengan kemampuan dan minatnya tersebut.

c. Perencanaan karir

Perencanaan karir merupakan suatu proses yang menunjukkan pengetahuan yang dimiliki individu tentang aktivitas yang dimilikinya,

commit to user

dan tidak hanya berkisar tentang aktivitas yang sedang dilakukan saat ini (Tuti dkk, 2006). Hal tersebut berarti bahwa sebagai bentuk persiapan menghadapi masa depan, individu akan mulai menyibukkan diri dengan berbagai aktivitas yang mendukung dirinya dalam merencanakan dan memilih karir yang sesuai dengan dirinya. Aktivitas-aktivitas tersebut merupakan salah satu bentuk upaya yang dilakukan individu untuk memperkaya pengetahuan dan pemahamannya mengenai berbagai bidang pekerjaan yang ada. Savickas, dkk (dalam Brown dan Associates, 2002) menjelaskan bahwa individu yang tidak dapat membuat rencana karir dan melaksanakan suatu rencana karir akan mengalami kesulitan dalam merealisasikan pekerjaan atau karir yang diimpikan. Pendapat tersebut menunjukkan bahwa perencanaan karir merupakan hal mendasar yang harus dilakukan oleh setiap individu untuk merencanakan masa depannya. Individu hendaknya juga dapat melaksanakan rencana karir yang telah disusun sehingga pekerjaan atau karir yang didambakan dapat tercapai.

d. Kompetensi

Kompetensi merupakan kemampuan menilai diri sendiri yang berhubungan dengan tujuan karir individu (Gonzalez, 2008). Hal tersebut berarti kemampuan yang dimiliki individu merupakan salah satu dasar bagi dirinya dalam memilih karir yang akan ditekuni. Individu akan memilih suatu bidang karir yang sesuai dengan

commit to user

kemampuannya, sehingga tidak akan ditemui hambatan-hambatan yang berarti dalam menjalankan karirnya tersebut.

Berdasarkan uraian di atas, maka penelitian ini akan dilakukan dengan mengacu pada beberapa dimensi kematangan karir, antara lain informasi dunia kerja, pengambilan keputusan, dan perencanaan karir dari Super, serta kompetensi dari Crites. Dimensi-dimensi tersebut selanjutnya akan dikembangkan sebagai dasar untuk menyusun instrumen penelitian.