• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN KEYAKINAN DIRI DENGAN KEMATANGAN KARIR PADA SISWA SMK MUHAMMADIYAH 2 ANDONG BOYOLALI SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN KEYAKINAN DIRI DENGAN KEMATANGAN KARIR PADA SISWA SMK MUHAMMADIYAH 2 ANDONG BOYOLALI SKRIPSI"

Copied!
173
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN KEYAKINAN DIRI

DENGAN KEMATANGAN KARIR PADA SISWA SMK

MUHAMMADIYAH 2 ANDONG BOYOLALI

SKRIPSI

Dalam rangka penyusunan skripsi sebagai salah satu syarat guna memperoleh

gelar Sarjana Psikologi Program Pendidikan Strata I Psikologi

Oleh:

Sandi Prasetyaning Tyas

G 0107084

Pembimbing:

1. Dra. Sri Wiyanti, M.Si.

2. Nugraha Arif Karyanta, S.Psi., M.Psi.

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

(2)

commit to user

ii

HALAMAN PERSETUJUAN

Skripsi dengan judul : Hubungan antara Motivasi Belajar dan Keyakinan Diri

dengan Kematangan Karir pada Siswa SMK

Muhammadiyah 2 Andong Boyolali

Nama Peneliti : Sandi Prasetyaning Tyas

NIM : G 0107084

Tahun : 2012

Telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Pembimbing dan Penguji Skripsi

Prodi Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta

Pada Hari :

Pembimbing Utama

Dra. Sri Wiyanti, M.Si.

NIP. 195208141984032001

Pembimbing Pendamping

Nugraha Arif Karyanta, S.Psi.,

M.Psi.

NIP. 197603232005011002

Koordinator Skripsi

Rin Widya Agustin, M.Psi

(3)

commit to user

iii

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi dengan judul:

Hubungan antara Motivasi Belajar dan Keyakinan Diri

dengan Kematangan Karir pada Siswa SMK

Muhammadiyah 2 Andong Boyolali

Sandi Prasetyaning Tyas, G 0107084, Tahun 2012

Telah diuji dan disahkan oleh pembimbing dan penguji skripsi

Prodi Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta

Pada Hari :

Tanggal :

1. Ketua Sidang

Dra. Sri Wiyanti, M.Si. NIP. 195208141984032001

2. Sekretaris Sidang

Nugraha Arif Karyanta, S.Psi., M.Psi. NIP. 197603232005011002

3. Penguji I

Drs. Thulus Hidayat, SU., MA.

NIP. 130250480

4. Penguji II

Tri Rejeki Andayani, S.Psi., M.Si. NIP. 197401091998022001

(4)

commit to user

iv

HALAMAN PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi

ini tidak terdapatp karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar

kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak

terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain,

kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar

pustaka. Jika terdapat hal-hal yang tidak sesuai dengan isi pernyataan ini, maka

saya bersedia derajat kesarjanaan saya dicabut.

Surakarta, Juni 2012

(5)

commit to user

v MOTTO

Tanpa kita sadari, keterbatasan kita adalah batasan yang kita ciptakan sendiri.

(Ralph Marstone)

Kita tidak akan bisa melompat melebihi apa yang kita pikirkan tentang diri kita.

(Orison Swett Marden)

Jika kamu gagal mempersiapkan kesuksesan, maka

kamu sedang mempersiapkan kegagalan.

(6)

commit to user

vi

PERSEMBAHAN

Karya ini dipersembahkan kepada:

Ibu dan Bapak tercinta atas doa, kasih sayang, dan pengorbanan yang tiada henti

Kakak, adik, dan keluarga besar yang selalu mendukungku

Sahabat-sahabatku yang selalu ada dalam suka dan duka

Teman teristimewa yang selalu mengisi hatiku

Seluruh guru dan pembimbing yang telah memberikan ilmunya

(7)

commit to user

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan

karunia yang diberikan sehingga peneliti dapat menyusun dan menyelesaikan

skripsi ini. Terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari dukungan, bantuan,

dan bimbingan dari beberapa pihak, oleh karenanya dengan penuh rasa hormat,

peneliti mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Zainal Arifin Adnan, dr., Sp PD-KR-FINASIM selaku Dekan

Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta yang memberikan

kebijakan kepada peneliti untuk menyelesaikan studi.

2. Bapak Drs. Hardjono, M.Si. selaku Ketua Program Studi Psikologi Fakultas

Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan izin

kepada peneliti untuk mengadakan penelitian skripsi.

3. Ibu Rin Widya Agustin, M.Psi. selaku Koordinator Skripsi Program Studi

Psikologi atas segala waktu dan bantuan yang diberikan pada awal pembuatan

skripsi.

4. Ibu Dra. Sri Wiyanti, M.Si. selaku pembimbing utama dan Bapak Nugraha

Arif Karyanta, S.Psi., M.Psi. selaku pembimbing pendamping atas segala

bimbingan, nasehat, dan kesabaran dalam mengarahkan dan membimbing

peneliti selama penyusunan skripsi ini.

5. Bapak Drs. Thulus Hidayat, SU., MA. dan Ibu Tri Rejeki Andayani, S.Psi.,

M.Si. selaku penguji yang telah memberikan waktu, saran, masukan, serta

(8)

commit to user

viii

6. Bapak H. Arista Adi Nugroho, S.Psi., M.M. selaku pembimbing akademik

atas segala arahan, masukan, dukungan dan semangat yang diberikan selama

studi dan penyusunan skripsi ini.

7. Seluruh staf pengajar di Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran

Universitas Sebelas Maret Surakarta atas segala ilmu yang sangat berharga

selama peneliti menempuh studi.

8. Staf tata usaha, staf perpustakaan, dan seluruh pegawai di Program Studi

Psikologi atas segala dukungan dan bantuannya selama ini.

9. Bapak M. Agus Sriyono, S.Pd. selaku Kepala Sekolah SMK Muhammadiyah

2 Andong, Ibu Sutartiningsih, S.Pd. selaku Waka Kesiswaan SMK

Muhammadiyah 2 Andong, Ibu Ari, S.Psi selaku guru BK SMK

Muhammadiyah 2 Andong, serta Bapak Parjo selaku pengurus Bursa Kerja

Khusus (BKK) SMK Muhammadiyah 2 Andong atas izin, informasi, dan

bantuan yang telah diberikan sehingga penelitian ini dapat berjalan dengan

lancar.

10. Seluruh siswa kelas XI SMK Muhammadiyah 2 Andong atas bantuan,

kesediaan, dan kerjasamanya untuk membantu peneliti dalam menyelesaikan

penelitian ini.

11. Bapak dan Ibuku (Bapak Suharno, S.Pd dan Ibu Surtiyah, S.Pd) atas segala

cinta kasih, doa, dukungan, dan pengorbanan yan tiada henti. Semoga karya

ini bisa membuat Bapak dan Ibu bangga.

12. Kakakku Wahyu dan adikku Tyas atas segala bantuan, dorongan dan

(9)

commit to user

ix

13. Tri Suseno atas segala canda, tawa, tangis, dukungan, semangat, bantuan,

pengorbanan dan kebahagiaan yang kudapatkan. Akan datang waktu bagi kita

jika kita berusaha.

14. Rifa Kurnia, Noor Fitriana, dan Retno Dewi atas segala tawa, tangis, canda,

bantuan, dukungan, dan semangatnya selama ini. Semoga persahabatan yang

indah ini tidak akan pernah berakhir.

15. Yashinta, Yuli, Septi, Nike, Ullum, berlian, Annisa Rahmawati, Tegar

Novarida, Rarat, Afif, Hertin, dewi intan, Halim dan seluruh teman-teman

angkatan 2007 atas semangat dan kebersamaannya selama ini.

16. Kakak tingkat 2005 dan 2006, serta adik tingkat 2008 atas bantuan selama ini

secara langsung maupun tidak langsung.

Peneliti berharap semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi remaja

khususnya remaja Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang terkait dengan

kematangan karir.

Surakarta, Juni 2012

(10)

commit to user

x

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN KEYAKINAN DIRI DENGAN KEMATANGAN KARIR PADA SISWA SMK

MUHAMMADIYAH 2 ANDONG BOYOLALI

Remaja merupakan masa transisi dari anak-anak menjadi dewasa. Remaja dalam pertumbuhannya menjadi dewasa memiliki beberapa tugas perkembangan yang harus diselesaikan dengan baik diantaranya yaitu memilih dan mempersiapkan karir atau pekerjaan. Remaja dalam memilih dan menentukan karirnya di masa depan diperlukan suatu kematangan karir dalam dirinya. Motivasi belajar dan keyakinan diri merupakan hal-hal yang diduga terkait dengan kematangan karir remaja. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui: (1) Hubungan positif antara motivasi belajar dengan kematangan karir pada siswa SMK Muhammadiyah 2 Andong Boyolali; (2) Hubungan positif antara keyakinan diri dengan kematangan karir pada siswa SMK Muhammadiyah 2 Andong Boyolali; (3) Hubungan positif antara motivasi belajar dan keyakinan diri dengan kematangan karir pada siswa SMK Muhammadiyah 2 Andong Boyolali.

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI SMK Muhammadiyah 2 Andong yang terdiri dari sembilan kelas. Sampling menggunakan cluster random sampling, sehingga dari sembilan kelas didapatkan empat kelas untuk sampel penelitian. Alat pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Skala Kematangan Karir, Skala Motivasi Belajar, dan Skala Keyakinan Diri. Teknik analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis pertama dan kedua adalah analisis korelasi parsial, dan selanjutnya untuk menguji hipotesis ketiga menggunakan analisis regresi ganda.

Secara parsial hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara motivasi belajar dengan kematangan karir pada siswa SMK Muhammadiyah 2 Andong Boyolali dengan koefisien korelasi (rx1y) sebesar 0,279, p<0,05; serta tidak ada hubungan yang signifikan antara keyakinan diri dengan kematangan karir pada siswa SMK Muhammadiyah 2 Andong Boyolali yang ditunjukkan dengan koefisien korelasi (rx2y) sebesar 0,115, p>0,05. Berdasarkan hasil analisis regresi ganda diperoleh nilai koefisien korelasi (R) sebesar 0,538, p<0,05 dan Fhitung23.587 > Ftabel 3,07. Hasil tersebut menunjukkan bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara motivasi belajar dan keyakinan diri dengan kematangan karir pada siswa SMK Muhammadiyah 2 Andong Boyolali.

Nilai R2dalam penelitian ini sebesar 0,289 atau 28,9% yang artinya masih terdapat 71,1% variabel lain yang mempengaruhi kematangan karir.

(11)

commit to user

xi

RELATIONSHIP BETWEEN LEARNING MOTIVATION AND SELF EFFICACY WITH CAREER MATURITY ON

THE STUDENTS OF SMK MUHAMMADIYAH 2 ANDONG BOYOLALI

Adolescence is a transition period from children to adult. In the process of growing to adult, adolescents have developmental tasks that must be completed properly, such as job and career preparation. Adolescents need career maturity in making decision of career in their future. Learning motivation and self efficacy are both supposed having interrelatedness with adolescent career maturity. The purpose of this research is to find out: (1) Positive relationship between learning motivation and career maturity on the students of SMK Muhammadiyah 2 Andong Boyolali; (2) Positive relationship between self efficacy and career maturity on the students of SMK Muhammadiyah 2 Andong Boyolali; (3) Positive relationship between learning motivation and self efficacy with career maturity on the students of SMK Muhammadiyah 2 Andong Boyolali.

The population in this research is students of Class XI SMK Muhamadiyah 2 Andong, consisting of 9 classes. Cluster Random Sampling is used as a sampling so that 4 classes are obtained from 9 classes all together as the sample. Data collection instrument in this research consists of Career Maturity Scale, Learning Motivation Scale, and Self Efficacy Scale. Data analysis technique in this research consists of partial correlation analysis for examining the first and the second hypotesis, and multiple regression analysis for examining the third hypothesis.

Partially the result shows the significant positive relationship between learning motivation and career maturity on the students of SMK Muhammadiyah 2 Andong Boyolali with the coefficient of correlation (rx1y) 0,279, p<0,05; no significant relationship between self efficacy and career maturity on the students of SMK Muhammadiyah 2 Andong Boyolali indicated by the coefficient of correlation (rx2y) 0,115, p>0,05. Based on the result of multiple regression analysis, it obtains the value of correlation coefficient (R) 0,538, p<0,05 and Fcount 23,587 > Ftable 3,07. The result shows significant positive relationship between learning motivation and self efficacy with career maturity on the students of SMK Muhammadiyah 2 Andong Boyolali.

The value of R2in this research is 0,289 or 28,9%. It indicates that there is 71,1% of another variables more influential toward career maturity.

(12)

commit to user

xii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERNYATAAN... iv

MOTTO... v

PERSEMBAHAN... vi

KATA PENGANTAR... vii

ABSTRAK... x

ABSTRACT... xi

DAFTAR ISI... xii

DAFTAR TABEL... xvi

DAFTAR BAGAN ... xviii

DAFTAR LAMPIRAN ... xix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 16

C. Tujuan Penelitian ... 16

D. Manfaat Penelitian ... 16

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kematangan Karir ... 18

(13)

commit to user

xiii

2. Tahap-Tahap Perkembangan Karir ... 22

3. Dimensi Kematangan Karir ... 29

4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kematangan Karir ... 34

B. Motivasi Belajar ... 46

1. Pengertian Motivasi Belajar... 46

2. Fungsi dan Peran Motivasi dalam Belajar ... 50

3. Aspek-aspek Motivasi Belajar ... 58

C. Keyakinan Diri ... 63

1. Pengertian Keyakinan Diri... 63

2. Proses Psikologis dalam Keyakinan Diri ... 70

3. Sumber Keyakinan Diri ... 74

4. Aspek-aspek Keyakinan Diri ... 78

D. Hubungan antara Motivasi Belajar dengan Kematangan Karir .... 81

E. Hubungan antara Keyakinan Diri dengan Kematangan Karir... 85

F. Hubungan antara Motivasi Belajar dan Keyakinan Diri dengan Kematangan Karir pada Siswa SMK ... 87

G. Kerangka Pemikiran ... 101

H. Hipotesis ... 104

BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian ... 105

B. Definisi Operasional Variabel Penelitian ... 105

1. Kematangan Karir ... 105

(14)

commit to user

xiv

3. Keyakinan Diri ... 106

C. Populasi, Sampel, dan Sampling ... 107

1. Populasi... 107

2. Sampel ... 107

3. Sampling ... 108

D. Teknik Pengumpulan Data ... 108

E. Validitas dan Reliabilitas... 112

1. Validitas ... 112

2. Reliabilitas ... 113

F. Teknik Analisis Data ... 113

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Persiapan Penelitian ... 115

1. Orientasi Kancah Penelitian... 115

2. Persiapan Penelitian ... 118

3. Pelaksanaan Uji Coba ... 120

4. Uji Validitas dan Reliabilitas Skala ... 121

5. Penyusunan Alat Ukur untuk Penelitian ... 127

B. Pelaksanaan Penelitian ... 130

1. Penentuan Responden Penelitian ... 130

2. Pengumpulan Data ... 131

3. Pelaksanaan Skoring ... 131

C. Analisia Data ... 132

(15)

commit to user

xv

2. Uji Hipotesis ... 135

3. Analisis Deskriptif ... 138

4. Sumbangan Relatif dan Sumbangan Efektif ... 142

D. Pembahasan ... 144

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 152

B. Saran ... 153

DAFTAR PUSTAKA ... 155

(16)

commit to user

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Tabel Distribusi Skor Skala ... 109

Tabel 2. Blue PrintSkala Kematangan Karir Sebelum Uji Coba ... 110

Tabel 3. Blue PrintSkala Motivasi Belajar Sebelum Uji Coba ... 111

Tabel 4. Blue PrintSkala Keyakinan Diri Sebelum Uji Coba ... 112

Tabel 5. Jumlah Siswa SMK Muhammadiyah 2 Andong Tahun Pelajaran 2011/2012 ... 116

Tabel 6. Distribusi Aitem Skala Kematangan Karir yang Valid dan Gugur ... 123

Tabel 7. Distribusi Aitem Skala Motivasi Belajar yang Valid dan Gugur ... 125

Tabel 8. Distribusi Aitem Skala Keyakinan Diri yang Valid dan Gugur ... 127

Tabel 9. Distribusi Aitem Skala Kematangan Karir untuk Penelitian ... 128

Tabel 10. Distribusi Aitem Skala Motivasi Belajar untuk Penelitian ... 129

Tabel 11. Distribusi Aitem Skala Keyakinan Diri untuk Penelitian ... 130

Tabel 12. Jumlah Responden Penelitian ... 131

Tabel 13. Hasil Uji Normalitas ... 133

Tabel 14. Hasil Uji Linearitas Motivasi Belajar dengan Kematangan Karir ... 134

Tabel 15. Hasil Uji Linearitas Keyakinan Diri dengan Kematangan Karir ... 134

Tabel 16. Hasil Analisis Regresi Ganda ... 135

Tabel 17. Hasil Uji F-Test ... 136

(17)

commit to user

xvii

Tabel 19. Hasil Analisis Korelasi Parsial antara Keyakinan Diri dengan

Kematangan Karir ... 138

Tabel 20. Deskripsi Data Penelitian ... 139

(18)

commit to user

xviii

DAFTAR BAGAN

(19)

commit to user

xix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A. Skala Uji Coba ... 162

Lampiran B. Distribusi Nilai Uji Coba Skala ... 179

Lampiran C. Validitas dan Reliabilitas Skala ... 204

Lampiran D. Skala untuk Penelitian ... 223

Lampiran E. Distribusi Nilai Skala Penelitian ... 237

Lampiran F. Analisis Data Penelitian ... 280

(20)

commit to user

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Remaja merupakan calon penerus bangsa yang artinya remaja dituntut

untuk mampu mengembangkan diri dan mencapai cita-cita demi kehidupan

yang lebih baik di masa depan. Remaja dalam hidupnya akan berusaha

mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki seiring dengan perkembangan

ilmu pengetahuan dan teknologi. Berbagai potensi yang dimiliki remaja

merupakan bekal bagi dirinya dalam menghadapi masa depan. Kehidupan

remaja di masa depan merupakan salah satu sumber perhatian remaja

khususnya remaja usia sekolah menengah atas. Hurlock (2002) mengemukakan

bahwa remaja pada sekolah menengah atas mulai memikirkan masa depannya

secara bersungguh-sungguh. Hal tersebut berarti bahwa remaja usia sekolah

menengah atas sudah mulai memikirkan berbagai hal yang akan dihadapi di

masa depan. Oleh karena itu, remaja akan berusaha mempersiapkan dirinya

dengan baik demi tercapainya kehidupan yang dicita-citakan. Salah satu hal

yang menjadi pusat perhatian remaja mengenai kehidupannya di masa depan

yaitu berkaitan dengan karir atau pekerjaan yang nantinya ingin ditekuni. Pada

masa ini, remaja akan mulai mencoba karir yang sesuai dengan dirinya,

kemudian memfokuskan diri pada satu bidang tertentu, dan akhirnya memilih

pekerjaan tertentu sebagai karirnya (Ginzberg dalam Santrock, 2003). Hal

(21)

commit to user

dengan banyak mencari informasi mengenai jenis-jenis pekerjaan yang sesuai

dengan kemampuan dan minatnya. Informasi tersebut menjadi sumber bagi

remaja untuk menentukan dan memilih pekerjaan yang diinginkannya.

Sebagian remaja telah memiliki cita-cita mengenai pekerjaan atau profesi

yang nantinya akan ditekuni. Santrock (2003) menyatakan bahwa sebagian

remaja telah membuat keputusan yang matang untuk karirnya sendiri dan

bertahan dengan karirnya tersebut. Karir bagi remaja merupakan hal yang

sangat penting, terutama bagi kehidupannya di masa depan. Setiap remaja

harus dapat memilih dan merencanakan karirnya dengan baik sehingga sesuai

dengan minat dan kemampuannya. Meskipun demikian, tidak sedikit remaja

yang belum memiliki gambaran tentang masa depan yang akan dicapai.

Sebagian remaja belum memiliki kesiapan dalam memilih karir yang sesuai

dengan dirinya. Oleh karena itu, remaja harus dapat mempersiapkan dirinya

dengan baik sehingga akan dicapai suatu kematangan karir dalam dirinya yang

dapat bermanfaat dalam pemilihan dan perencanaan karir bagi masa depannya.

Menurut Havighurst (1984) memilih dan mempersiapkan karir atau

pekerjaan merupakan salah satu tugas perkembangan yang harus dilakukan

oleh setiap remaja. Pada masa remaja, memilih dan mempersiapkan pekerjaan

sudah menjadi salah satu pusat perhatiannya. Tugas perkembangan tersebut

harus dilakukan oleh setiap remaja dengan baik agar dapat melanjutkan ke

tahap perkembangan berikutnya. Ali dan Asrori (2008) menjelaskan bahwa

setiap fase perkembangan mempunyai serangkaian tugas perkembangan yang

(22)

commit to user

tugas-tugas perkembangan pada fase tertentu dapat berakibat munculnya

problema pada kehidupan fase berikutnya, sebaliknya keberhasilan dalam

menyelesaikan tugas-tugas perkembangan pada fase tertentu akan

memperlancar pelaksanaan tugas-tugas perkembangan pada fase berikutnya.

Oleh karena itu, setiap remaja diharapkan dapat melalui setiap tahap

perkembangannya dengan baik sebelum melanjutkan ke tahap berikutnya.

Menurut Havighurst (1984), merencanakan kerja dan mempersiapkan

pekerjaan merupakan perhatian utama dari anak laki-laki dan anak perempuan

dari periode umur 15 sampai 21 tahun. Remaja sekolah menengah atas

termasuk dalam kategori tersebut, sehingga banyak remaja yang mulai

mengumpulkan informasi mengenai pekerjaan yang menjadi perhatiannya serta

sesuai dengan minat dan kemampuannya. Thomas (dalam Hurlock, 2002)

mengemukakan bahwa pada akhir masa remaja, minat pada karir seringkali

menjadi sumber pikiran. Hal tersebut dikarenakan remaja sudah mulai

memikirkan tentang pekerjaan yang akan dilakukan dan pekerjaan yang

mampu untuk dilakukan bagi masa depannya. Thomas (dalam Hurlock, 2002)

lebih lanjut menjelaskan bahwa pada saat tersebut, remaja mulai belajar

membedakan antara pilihan pekerjaan yang lebih disukai dengan pekerjaan

yang dicita-citakan. Remaja tidak lagi memilih pekerjaan berdasarkan rasa

suka semata, namun sudah mempertimbangkan berbagai faktor lain yang dapat

mempengaruhi pilihan pekerjaannya.

Winkel (1997) mengemukakan beberapa faktor yang terkait dengan diri

(23)

commit to user

kehidupan yang dianut remaja, taraf inteligensi, bakat khusus yang dimiliki

remaja, minat, sifat-sifat kepribadian, pengetahuan, dan keadaan jasmani.

Berbagai faktor tersebut dapat mempengaruhi pemilihan karir remaja yang

terkait dengan potensi yang dimiliki. Oleh karena itu, remaja diharapkan dapat

mempertimbangkan berbagai hal tersebut sebelum melakukan pemilihan

pekerjaan, sehingga pekerjaan yang dipilih remaja bagi masa depannya sesuai

dengan potensi yang ada pada diri.

Karir bagi remaja merupakan tanggung jawabnya sendiri terkait dengan

kehidupannya di masa depan. Remaja dalam masa perkembangannya akan

mempersiapkan dirinya sebaik mungkin untuk dapat mencapai pekerjaan yang

diinginkan. Salah satu hal yang menjadi pertimbangan remaja dalam memilih

karirnya di masa depan yaitu terkait dengan minat yang ada pada dirinya. Syah

(2005) mengemukakan bahwa minat adalah keinginan yang besar terhadap

sesuatu. Remaja yang memiliki minat terhadap sesuatu akan terdorong untuk

dapat berhubungan dengan hal tersebut, begitu juga dalam hal karir atau

pekerjaan. Remaja akan terdorong untuk dapat mencapai karir atau pekerjaan,

jika remaja memiliki minat yang besar pada karir atau pekerjaan tersebut.

Minat remaja terhadap suatu pekerjaan akan mampu mendorong dirinya untuk

melakukan berbagai upaya demi tercapainya pekerjaan yang dicita-citakan

tersebut, diantaranya yaitu dengan belajar secara sungguh-sungguh.

Belajar merupakan kegiatan utama remaja khususnya remaja usia sekolah

menengah atas. Melalui kegiatan belajar, remaja akan memperoleh gambaran

(24)

commit to user

bahwa remaja akan memberikan perhatian khusus pada pelajaran tertentu jika

dirinya mengetahui kegunaan praktis dari pelajaran tersebut bagi

kehidupannya. Remaja dalam kegiatan belajarnya akan memperoleh berbagai

informasi, pengetahuan, dan keterampilan mengenai berbagai bidang yang

dapat bermanfaat bagi kehidupannya di masa mendatang, khususnya dalam

mempersiapkan diri untuk memperoleh pekerjaan.

Manrihu (1988) menjelaskan bahwa keterampilan-keterampilan dalam

merencanakan dan mengambil keputusan khususnya dalam hal pekerjaan perlu

dipelajari oleh setiap individu ketika masih duduk di bangku sekolah. Hal

tersebut berarti bahwa sekolah hendaknya mengajarkan

keterampilan-keterampilan khusus dalam mengambil keputusan mengenai pilihan karir

dengan berdasar pada informasi-informasi yang relevan khususnya informasi

mengenai dunia kerja. Melalui kegiatan belajar mengajar akan disampaikan

kepada remaja mengenai berbagai bidang pekerjaan yang tercermin dari

berbagai mata pelajaran yang diberikan di sekolah. Berbagai mata pelajaran

yang diberikan di sekolah akan mengarahkan remaja pada berbagai bidang

karir yang sesuai dengan pokok-pokok materi pelajaran yang disampaikan. Hal

tersebut terutama tercermin pada pendidikan di Sekolah Menengah Kejuruan

(SMK). Remaja di SMK akan mendapatkan pendidikan kejuruan yang sesuai

dengan jurusan yang telah dipilih. Melalui berbagai pelajaran atau kompetensi

kejuruan yang diberikan di sekolah, remaja dapat memperkaya pengetahuan

dan mengasah keterampilannya sesuai dengan bidang kejuruan yang diikuti.

(25)

commit to user

dasar-dasar mesin, memahami perawatan dan perbaikan kendaraan serta dapat

mempraktikannya di lapangan.

Manrihu (1988) menjelaskan bahwa sekolah lanjutan merupakan tempat

dimulainya pengembangan kompetensi-kompetensi dalam membuat keputusan

karir. Pendapat tersebut menunjukkan bahwa siswa-siswa atau remaja pada

sekolah lanjutan khususnya SMK telah dibekali dengan informasi-informasi

mengenai berbagai bidang karir beserta keterampilan untuk memilih suatu karir

tertentu agar sesuai dengan minat dan kemampuannya. Evans dan Herr (dalam

Manrihu, 1988) mengemukakan bahwa pendidikan kejuruan merupakan

jembatan antara individu dengan pekerjaannya. Hal tersebut berarti bahwa

pendidikan di sekolah kejuruan merupakan salah satu sarana yang

menjembatani individu dengan pekerjaannya melalui suatu proses

pembelajaran secara teoretik dan praktik yang mengantarkan remaja pada

pengenalan dan pemilihan karir bagi masa depannya.

Salah satu upaya yang dapat dilakukan remaja untuk dapat merencanakan

dan memilih karirnya dengan baik yaitu melalui kegiatan belajar di sekolah.

Slameto (1995) mengemukakan bahwa remaja terutama di sekolah menengah

atas akan berprestasi dengan baik jika dirinya melihat kegunaan praktis suatu

subjek sehubungan dengan karirnya. Remaja akan terdorong untuk belajar

khususnya mengenai subjek atau mata pelajaran yang berhubungan dengan

karir yang diinginkan. Remaja yang memiliki dorongan yang tinggi dalam

(26)

commit to user

karena remaja telah memahami berbagai hal yang dipelajari sehingga remaja

dapat memilih karir yang sesuai dengan minat dan kemampuannya.

Dorongan dalam belajar dapat disebut sebagai motivasi belajar. Menurut

Santrock (2003) motivasi merupakan alasan individu bertingkah laku, berpikir,

dan memiliki perasaan, sehingga mampu mendorong dan mengarahkan

perilaku dan aktivitasnya untuk mencapai cita-cita yang diharapkan. Remaja

dengan motivasi belajar tinggi, di dalam kegiatannya di sekolah akan memiliki

dorongan yang tinggi untuk melakukan aktivitas belajar secara

sungguh-sungguh dan mampu mengarahkan dirinya pada tujuan yang akan dicapai.

Dorongan tersebut dapat direalisasikan sebagai bentuk motivasi yang tinggi

untuk mencapai sesuatu yang diharapkan. Motivasi belajar mampu

menumbuhkan kesungguhan dalam diri siswa untuk dapat mencapai

keberhasilan dalam belajar di sekolah yang dapat berdampak pada prestasi atau

hasil belajarnya yang selanjutnya dapat menjadi bekal bagi karirnya di masa

depan, mengingat akhir dari proses belajar di sekolah adalah capaian suatu

pekerjaan.

Crow dan Crow (1984) mengemukakan bahwa siswa di sekolah perlu

diberi pengalaman yang bermutu serta perhatiannya diarahkan sebagai kunci

untuk menggapai cita-cita. Seorang siswa yang mengetahui kegunaan praktis

dari suatu pelajaran di sekolah akan memberikan perhatian yang khusus pada

pelajaran tersebut dan menjadikannya bernilai. Pelajaran yang ada di sekolah

diberikan sebagai bekal bagi para siswa untuk mampu menggapai cita-citanya

(27)

commit to user

kegiatan belajar sangat penting untuk selalu dipertahankan dan ditumbuhkan

dalam diri siswa untuk dapat mempersiapkan diri dalam memilih dan

merencanakan karir dengan baik. Motivasi siswa dalam belajar akan dapat

mempengaruhi hasil belajarnya yang selanjutnya akan dapat menjadi

pertimbangan bagi dirinya dalam memilih pekerjaannya di masa depan agar

benar-benar sesuai dengan kemampuannya. Wlodkowski dan Jaynes (2004)

mengungkapkan bahwa sesungguhnya setiap anak yang lahir memiliki

motivasi belajar, artinya setiap siswa pada dasarnya sudah memiliki motivasi

belajar dalam dirinya, sehingga sekolah sebagai lembaga pendidikan berperan

penting untuk selalu menjaga dan mengembangkan motivasi belajar para siswa.

Santrock (2003) mengemukakan bahwa sekolah memberikan pengaruh

yang sangat kuat dalam perkembangan karir bagi siswa, melalui berbagai mata

pelajaran akan diberikan suatu pemahaman tentang pekerjaan atau karir dan

secara teoretik siswa akan mampu mengembangkan sebagai suatu bentuk

kematangan karir. Melalui belajar yang baik dan sungguh-sungguh remaja akan

dapat menggapai gambaran dunia kerja yang diminatinya. Remaja akan banyak

belajar terutama tentang hal-hal yang berhubungan dengan bidang yang

nantinya ingin ditekuni dengan bertumpu pada berbagai mata pelajaran

pendukung yang diterima di sekolah. Crow dan Crow (1984) mengungkapkan

bahwa motivasi merupakan faktor yang sangat penting di dalam belajar.

Motivasi belajar siswa dapat tumbuh melalui adanya stimulus. Siswa dapat

termotivasi untuk belajar jika siswa mengetahui bahwa yang dipelajarinya

(28)

commit to user

Uraian di atas senada dengan penelitian yang dilakukan oleh Fatmawati

(2011) mengenai hubungan antara persepsi siswa tentang profesionalisme guru

dan motivasi belajar dengan prestasi belajar mata diklat akuntansi siswa

jurusan akuntansi SMK Batik 2 Surakarta tahun diklat 2010/2011. Hasil

penelitian tersebut menunjukkan bahwa ada hubungan antara motivasi belajar

dengan prestasi belajar siswa jurusan akuntansi SMK Batik 2 Surakarta tahun

diklat 2010/2011. Hal tersebut berarti bahwa semakin tinggi motivasi belajar

siswa, maka semakin tinggi prestasi belajarnya. Tiga studi yang dilakukan oleh

DeFleur dan Menke, Tseng dan Rhodes, serta Wehrly (dalam Brown dan Lent,

1984) ditemukan bahwa prestasi akademik berhubungan secara signifikan

dengan pengetahuan individu akan karir atau pekerjaan. Pengetahuan mengenai

berbagai bidang pekerjaan atau karir merupakan hal yang sangat penting bagi

individu dalam memilih karirnya di masa depan yang selanjutnya dapat

berpengaruh pada kematangan karirnya. Hal tersebut senada dengan penelitian

yang dilakukan oleh Partino (2006) mengenai kematangan karir siswa SMA.

Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa prestasi akademik berpengaruh

positif terhadap kematangan karir siswa. Individu yang mencapai prestasi

akademik tinggi cenderung mempunyai wawasan luas terutama mata pelajaran

sekolah, sehingga individu dengan prestasi belajar yang tinggi akan lebih

realistik dalam membuat rencana masa depannya. Hal tersebut berarti bahwa

motivasi belajar siswa akan mempengaruhi hasil belajar atau prestasi

(29)

commit to user

Berdasarkan penelitian tersebut dapat diduga bahwa motivasi belajar

berhubungan secara tidak langsung dengan kematangan karir siswa.

Remaja dalam menentukan karir atau pekerjaannya di masa depan tidak

hanya dipengaruhi oleh motivasi belajar saja, tetapi juga dipengaruhi oleh

sifat-sifat kepribadian yang dimiliki. Winkel (1997) mengemukakan bahwa remaja

akan melakukan refleksi terhadap sifat-sifat kepribadian yang dimiliki sehingga

lebih mengenal diri dan memperoleh pemahaman diri. Pendapat tersebut

menunjukkan bahwa remaja akan mulai melihat sifat-sifat yang ada pada

dirinya melalui evaluasi terhadap diri sendiri, sehingga remaja akan lebih

memahami mengenai dirinya dan dapat merencanakan pekerjaannya di masa

depan yang sesuai dengan sifat-sifat kepribadian yang dimiliki. Hal tersebut

berarti bahwa remaja akan merencanakan pekerjaannya di masa depan dengan

melihat kesesuaian antara dirinya dengan pekerjaan yang nantinya akan

ditekuni.

Pemahaman akan sifat-sifat yang ada pada diri remaja dilakukan remaja

melalui evaluasi terhadap dirinya sendiri. Evaluasi diri merupakan gambaran

keyakinan diri yang ada pada diri remaja. Bandura (dalam Baron dan Byrne,

2004) menjelaskan bahwa keyakinan diri merupakan evaluasi individu

terhadap kemampuan atau kompetensinya untuk melakukan sebuah tugas,

mencapai tujuan, atau mengatasi hambatan. Pada awalnya remaja mulai

memilih pekerjaan yang disukai untuk masa depan. Remaja mulai menentukan

pilihan pada pekerjaan yang menurutnya baik dan dapat menunjang

(30)

commit to user

terhadap dirinya dalam hal karir atau pekerjaan. Remaja tidak lagi memilih

pekerjaan berdasarkan rasa suka tetapi remaja sudah mulai melihat kemampuan

dan sifat-sifat yang dimiliki melalui evaluasi terhadap diri sendiri. Hasil

evaluasi tersebut selanjutnya menjadi dasar dalam memilih dan menentukan

jenis pekerjaan yang akan ditekuni kelak. Remaja akan mulai menyadari

kemampuan yang dimilikinya untuk melakukan suatu pekerjaan tertentu dan

remaja tidak lagi terpaku pada pekerjaan yang disukai sebelumnya.

Remaja akan bertindak atau melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan

tertentu, jika tindakan tersebut dirasa akan dapat memberikan hasil (Baron dan

Byrne, 2004). Remaja sebelum melakukan suatu tindakan tertentu akan

melakukan evaluasi terhadap kemampuannya sehingga remaja akan melakukan

suatu tindakan jika dirinya yakin bahwa tindakannya tersebut akan dapat

memberikan hasil. Hal tersebut berarti bahwa remaja yang merasa yakin

dengan kemampuannya dalam melakukan sesuatu akan memiliki keyakinan

diri yang tinggi dalam dirinya. Remaja akan melakukan sesuatu berdasarkan

atas keyakinan pada dirinya dan pada tindakan yang dilakukannya. Hal itu juga

dimungkinkan terjadi dalam proses pemilihan karir remaja. Remaja akan

memilih karirnya di masa depan yang dirasa mampu untuk dicapai. Remaja

yang memiliki keyakinan diri yang tinggi akan memiliki keyakinan yang tinggi

pula pada pilihan karirnya. Keyakinan remaja dalam pemilihan karir tersebut

dapat mempengaruhi kematangan remaja dalam membuat keputusan karirnya

(31)

commit to user

Uraian tersebut senada dengan penelitian yang dilakukan oleh

Komandyahrini dan Hawadi (2008) mengenai hubungan self efficacy dengan

kematangan dalam memilih karir siswa program percepatan belajar di SMAN

81 Jakarta dan SMA labschool Jakarta. Hasil penelitian tersebut menunjukkan

bahwa ada hubungan yang signifikan antara self efficacy atau keyakinan diri

dengan kematangan karir pada siswa program percepatan. Oleh karena itu,

peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian tersebut pada siswa SMK.

Berbagai hal diatas merupakan hal-hal yang banyak dialami oleh remaja

usia sekolah menengah atas, khususnya siswa Sekolah Menengah Kejuruan

(SMK). Siswa SMK sudah memiliki suatu arah yang jelas tentang pilihan

karirnya yang tercermin dari jurusan yang ditekuni di sekolah. Sardiman

(2009) mengemukakan bahwa tujuan institusional pendidikan di SMK adalah

mendidik siswa untuk memasuki lapangan kerja sesuai dengan pendidikan

kejuruan yang diikuti. Siswa SMK telah dipersiapkan untuk dapat memasuki

dunia kerja dengan mengandalkan keahlian yang telah dimiliki setelah

dinyatakan lulus sekolah. Siswa SMK banyak melakukan praktik di luar

sekolah sebagai salah satu bentuk persiapan untuk menghadapi dunia kerja

yang sebenarnya sebagai suatu rencana karir. Karir siswa di SMK sudah

dipeta-petakan menurut jurusannya masing-masing, sehingga siswa dapat

memperdalam dan mengasah kemampuan serta keterampilannya sesuai dengan

bidang atau jurusan yang dipilih.

Kenyataan di lapangan menunjukkan masih banyaknya lulusan SMK

(32)

commit to user

bulan Februari yang menunjukkan jumlah pengangguran lulusan SMK sebesar

13,81% dari total pengangguran sebanyak 8,59 juta orang. Hal tersebut berarti

jumlah pengangguran lulusan SMK pada bulan Februari 2010 sebanyak 1,18

juta orang. Kenyataan tersebut menunjukkan masih diperlukannya bimbingan

karir yang lebih memadai bagi siswa SMK sebagai bekal untuk memasuki

dunia kerja setelah lulus sekolah, sehingga jumlah pengangguran akan terus

menurun.

Salah satu SMK swasta yang terdapat di Kabupaten Boyolali adalah

SMK Muhammadiyah 2 Andong. SMK Muhammadiyah 2 Andong memiliki

dua jurusan antara lain Teknik Mekanik Otomotif (TMO) dan Teknik

Komputer dan Jaringan (TKJ). Berdasarkan data dari Dinas Pendidikan,

Pemuda dan Olahraga Kabupaten Boyolali (2010) mengenai hasil UN SMK

Muhammadiyah 2 Andong tahun pelajaran 2009/2010 menunjukkan tingkat

kelulusan 86,88% yang berarti dari 282 peserta yang ikut UN yang dinyatakan

lulus sebanyak 245 peserta. Hasil tersebut menggambarkan keberhasilan yang

sedang mengingat dari 31 SMK baik negeri maupun swasta yang ada di

Kabupaten Boyolali hanya 6 SMK yang dinyatakan lulus 100%.

Hasil survei yang dilakukan terhadap 37 siswa SMK Muhammadiyah 2

Andong pada bulan Februari 2012 menunjukkan bahwa terdapat 15 siswa SMK

Muhammadiyah 2 Andong yang memilih sekolah di SMK Muhammadiyah 2

Andong atas dasar keinginan orang tua, dan memilih jurusan yang sekarang

ditekuni atas dasar peluang yang besar untuk diterima di jurusan tersebut serta

(33)

commit to user

Andong memilih sekolah di SMK Muhammadiyah 2 Andong atas dasar

keinginan sendiri dan memilih jurusan didasarkan pada bakat dan minatnya

(Data Primer, 2012). Berdasarkan hasil survei tersebut dapat diketahui bahwa

terdapat 40,54% siswa SMK Muhammadiyah 2 Andong belum mempunyai

perencanaan karir dan belum mampu mengambil keputusan karir untuk masa

depannya. Hal tersebut dapat diketahui dari sejumlah siswa SMK

Muhammadiyah 2 Andong yang memilih untuk sekolah di SMK

Muhammadiyah 2 Andong dan memilih jurusan yang sekarang ditekuni

dengan tidak didasarkan pada keinginannya sendiri melainkan atas keinginan

orang tua atau ikut-ikutan teman.

Data dari sekolah menunjukkan bahwa sebanyak 85% siswa yang sudah

dinyatakan lulus telah mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan bidang atau

jurusan yang dipilih ketika di sekolah, dan sebanyak 15% mendapatkan

pekerjaan yang tidak sesuai dengan jurusan yang dipilih ketika di sekolah.

Siswa lulusan SMK Muhammadiyah 2 Andong yang mengambil jurusan TMO

pada umumnya bekerja di bengkel atau di perusahaan yang bergerak di bidang

otomotif, sedangkan yang mengambil jurusan TKJ pada umumnya bekerja

sebagai teknisi komputer, teknisi jaringan, atau bidang-bidang lain yang

berhubungan dengan komputer. Ada juga siswa lulusan SMK Muhammadiyah

2 Andong yang bekerja tidak sesuai dengan jurusan yang ditekuni sebelumnya

diantaranya menjadi seorang guru. Sebagian dari lulusan SMK

Muhammadiyah 2 Andong tersebut yang telah bekerja pada umumnya akan

(34)

commit to user

tempat dirinya bekerja, bahkan jurusan yang diambil di perguruan tinggi bisa

berbeda dengan jurusan yang ditekuni ketika di sekolah, tergantung pada

permintaan dan tuntutan dari perusahaan.

Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui beberapa hal yang diduga

terkait dengan kematangan karir pada remaja khusunya pada siswa SMK yang

antara lain berupa motivasi belajar di sekolah dan keyakinan diri yang ada pada

diri siswa. Kematangan dalam memilih karir merupakan hal yang penting bagi

remaja sebagai salah satu tugas perkembangannya, sehingga harus dilakukan

sebaik mungkin untuk dapat mencapai kebahagiaan dan demi kelancaran tugas

perkembangan berikutnya. Melihat kenyataan yang ada di lapangan peneliti

tertarik untuk melakukan penelitian tentang hal tersebut pada siswa kelas XI

SMK Muhammadiyah 2 Andong. Siswa kelas XI dipilih sebagai responden

penelitian karena siswa kelas XI sudah melewati satu tahun pembelajaran di

SMK sehingga sudah beradaptasi dengan jurusan dan sekolah tempat dirinya

belajar, sedangkan siswa kelas X pada umumnya sedang berada pada tahap

penyesuaian dengan jurusan dan sekolah yang baru. Jika meggunakan kelas

XII dikhawatirkan akan mengganggu proses belajar siswa dalam persiapannya

menghadapi ujian nasional. Oleh karena itu, peneliti akan melakukan penelitian

tersebut pada siswa kelas XI SMK Muhammadiyah 2 Andong dengan judul

“Hubungan antara Motivasi Belajar dan Keyakinan Diri dengan

Kematangan Karir pada Siswa SMK Muhammadiyah 2 Andong

(35)

commit to user

B. Rumusan Masalah

1. Apakah ada hubungan positif antara motivasi belajar dengan kematangan

karir pada siswa SMK Muhammadiyah 2 Andong Boyolali?

2. Apakah ada hubungan positif antara keyakinan diri dengan kematangan

karir pada siswa SMK Muhammadiyah 2 Andong Boyolali?

3. Apakah ada hubungan positif antara motivasi belajar dan keyakinan diri

dengan kematangan karir pada siswa SMK Muhammadiyah 2 Andong

Boyolali?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui hubungan positif antara motivasi belajar dengan

kematangan karir pada siswa SMK Muhammadiyah 2 Andong Boyolali.

2. Untuk mengetahui hubungan positif antara keyakinan diri dengan

kematangan karir pada siswa SMK Muhammadiyah 2 Andong Boyolali.

3. Untuk mengetahui hubungan positif antara motivasi belajar dan keyakinan

diri dengan kematangan karir pada siswa SMK Muhammadiyah 2 Andong

Boyolali.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoretis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan

(36)

commit to user

berhubungan dengan motivasi belajar, keyakinan diri, dan kematangan

karir pada remaja ksususnya remaja sekolah menengah kejuruan.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi siswa, hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu siswa

dalam meningkatkan kematangan karir melalui motivasi belajar dan

keyakinan diri yang tinggi, sehingga siswa mampu merencanakan,

mempersiapkan, dan menentukan pilihan karir untuk masa depannya.

b. Bagi orang tua, guru, dan konselor sekolah, hasil penelitian ini

diharapkan dapat dijadikan bahan referensi, sehingga lebih memahami

tugas perkembangan karir yang dihadapi oleh siswa dalam setiap tahap

perkembangan karirnya terutama untuk mencapai kematangan karir,

sehingga dapat mempersiapkan siswa dalam memasuki dunia kerja.

c. Memberikan gambaran mengenai kematangan karir siswa SMK

(37)

commit to user

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kematangan Karir

1. Pengertian Kematangan Karir

Karir merupakan pilihan pekerjaan yang diyakini oleh individu

untuk mencapai kesuksesan di masa depan. Pilihan karir bagi individu

didasarkan pada suatu keputusan yang diambil berdasarkan kemampuan

dan dukungan pengetahuan yang dimiliki untuk mencapai kesuksesannya.

Beaumont, dkk (dalam Manrihu, 1988) mendefinisikan karir sebagai

totalitas pekerjaan yang dikerjakan individu selama hidupnya. Pendapat

tersebut berarti bahwa karir merupakan pilihan pekerjaan yang ditekuni

individu secara sungguh-sungguh selama hidupnya. Individu akan

menekuni suatu pekerjaan tertentu dalam hidupnya secara optimal sebagai

suatu bentuk pilihan karir. Individu akan mencurahkan segenap usahanya

untuk dapat terus meningkatkan dan mengembangkan karir yang telah

dipilih. Pilihan karir individu harus didasarkan pada pengetahuan akan diri

sendiri dan informasi yang relevan mengenai pilihan karir tersebut. Oleh

karena itu, individu diharapkan benar-benar siap dalam membuat

keputusan mengenai pilihan karirnya sebagai bentuk kematangannya.

Super (dalam Walsh dan Osipow, 1988) mengemukakan konsep

kematangan karir sebagai kehidupan karir individu yang terdiri dari satu

atau lebih tugas yang harus diselesaikan dengan baik sesuai urutan dalam

(38)

commit to user

perkembangan karirnya. Hal tersebut berarti bahwa kematangan karir

individu tercermin dari keberhasilan individu dalam menyelesaikan setiap

tugas yang ada dalam tahap-tahap perkembangan karirnya.

Super (dalam Savickas, 2001) menjelaskan kematangan karir sebagai

kesiapan individu dalam membuat keputusan mengenai karirnya. Pendapat

Yost dan Corbishly (dalam Safitri dkk, 2009) juga mendukung Super

bahwa kematangan karir adalah kemampuan individu untuk berhasil

menyelesaikan tugas-tugas dan transisi dalam proses perkembangan karir

serta kesiapan individu untuk membuat keputusan karir yang sesuai

dengan usia dan tahapan perkembangannya. Pendapat tersebut

menunjukkan bahwa kematangan karir merupakan kesiapan individu untuk

membuat keputusan mengenai karirnya sesuai dengan usia dan tahap

perkembangannya.

Super (dalam Manrihu, 1988) mendefinisikan kematangan karir

sebagai bentuk-bentuk perilaku individu yang berupa mengidentifikasi,

memilih, merencanakan, dan melaksanakan tujuan-tujuan karir yang

tersedia bagi individu tertentu sesuai dengan tingkat usianya atau

kelompok sebayanya. Hal tersebut berarti bahwa individu dapat dikatakan

memiliki kematangan karir jika perilaku individu tersebut menunjukkan

kematangan untuk setiap tahap perkembangan karirnya sesuai dengan

kelompok sebayanya. Super (dalam Manrihu, 1988) lebih lanjut

menjelaskan bahwa kematangan karir dapat dipandang sebagai

(39)

commit to user

tersebut berarti individu dapat mencapai kematangan karir jika

perkembangan karir individu tersebut rata-rata sesuai dengan individu lain

yang seusia atau sebaya.

Remaja pada usia sekolah menengah atas secara tidak langsung

sudah memiliki suatu tujuan karir yang tercermin dari program studi

maupun kursus yang diikuti selama menempuh jenjang pendidikan di

sekolah. Fatimah (2006) menjelaskan bahwa remaja secara sadar telah

mengetahui bahwa suatu pekerjaan tertentu memerlukan dukungan

pengetahuan dan keterampilan yang harus dimiliki. Pendapat tersebut

menunjukkan bahwa remaja akan mulai mempersiapkan dirinya untuk

suatu pekerjaan yang diminati diantaranya dengan mengandalkan ilmu

pengetahuan yang didapat selama di sekolah maupun dengan mengikuti

pelatihan atau kursus yang mendukung dirinya untuk dapat terjun ke

lapangan pekerjaan yang diminati.

Crites (dalam Walsh dan Osipow, 1988) mendeskripsikan

kematangan karir sebagai derajat dan kecepatan perkembangan karir

individu. Pendapat tersebut berarti kematangan karir individu dapat dilihat

dari derajat dan kecepatan perkembangan karir individu yang mengacu

pada tahap-tahap perkembangan karirnya. Crites (dalam Brown dan

Associates, 2002) selanjutnya mengemukakan bahwa kematangan karir

merupakan tingkat yang menunjukkan individu telah menguasai tugas

perkembangan karirnya, baik komponen pengetahuan maupun sikap yang

(40)

commit to user

bahwa individu akan mencapai kematangan karir jika dirinya mampu

menguasai tugas perkembangan karir yang sesuai dengan tahap

perkembangan karir, baik dalam hal pengetahuan ataupun sikap yang

dimiliki. Hal tersebut berarti remaja dikatakan memiliki kematangan karir

jika remaja mampu menguasai dan menyelesaikan tugas perkembangan

karirnya yaitu remaja mampu meninjau diri sendiri terkait dengan minat

dan kemampuan yang dimiliki, serta remaja mulai memiliki gambaran

mengenai berbagai alternatif pekerjaan yang nantinya akan ditekuni.

Gambaran mengenai berbagai alternatif pekerjaan tersebut dapat

diperoleh remaja melalui informasi dan pengetahuan dunia kerja. Super

(dalam Savickas, 2001) menjelaskan bahwa individu dikatakan matang

atau siap untuk membuat keputusan karir jika pengetahuan yang

dimilikinya untuk membuat keputusan karir didukung oleh informasi yang

akurat mengenai pekerjaan berdasarkan pencarian yang telah dilakukan.

Hal tersebut berarti bahwa remaja akan belajar membuat keputusan

mengenai pilihan karirnya di masa depan dengan berdasar pada informasi

yang tepat yang diperoleh melalui berbagai upaya pencarian, untuk

selanjutnya remaja mulai menyusun rencana karir bagi masa depannya.

Berdasarkan uraian di atas, maka yang dimaksud dengan

kematangan karir adalah keberhasilan individu dalam menyelesaikan

tugas-tugas perkembangan karir yang terjadi dalam tahap-tahap

perkembangan karirnya sesuai dengan usianya, dalam artian individu

(41)

commit to user

2. Tahap-Tahap Perkembangan Karir

Setiap individu mengalami perkembangan karir dalam hidupnya.

Manrihu (1988) menjelaskan bahwa perkembangan karir merupakan

bagian dari keseluruhan perkembangan kehidupan. Hal tersebut berarti

bahwa karir individu mengalami perkembangan sepanjang rentang

kehidupannya yaitu sejak individu dilahirkan sampai meninggal dunia.

Perkembangan karir individu berbeda-beda untuk setiap tahapan usia.

Super (dalam Winkel, 1997) mengembangkan suatu konsep kematangan

karir yang menunjuk pada keberhasilan individu dalam menyelesaikan

semua tugas perkembangan karir yang khas bagi tahap perkembangan

tertentu. Hal tersebut berarti bahwa konsep kematangan karir dari Super

merupakan gambaran kematangan karir pada individu yang tercermin pada

keberhasilan individu tersebut dalam menyelesaikan semua tugas

perkembangan karir yang terjadi pada tahap-tahap perkembangan karir

tertentu dalam hidupnya. Tugas-tugas perkembangan karir akan

berbeda-beda untuk setiap tahap perkembangannya. Setiap tahap perkembangan

karir harus dilalui dan dilaksanakan dengan baik oleh setiap individu demi

tercapainya karir yang diinginkan. Super (dalam Sukardi, 1989)

menjelaskan bahwa kematangan karir merupakan kualitas pengembangan

karir yang diukur dalam suatu rangkaian kesatuan (kontinum). Hal tersebut

berarti kematangan karir individu merupakan serangkaian proses yang

terjadi di dalam kehidupan individu. Proses tersebut berlangsung melalui

(42)

commit to user

individu. Super (dalam Winkel, 1997) selanjutnya membagi tahap

perkembangan karir individu menjadi lima tahap, yaitu: (a) tahap

pertumbuhan (growth); (b) tahap eksplorasi (exploration); (c) tahap

pemantapan (establishment); (d) tahap pembinaan (maintenance); dan

(e) tahap kemunduran (decline).

Masing-masing tahap perkembangan karir tersebut memiliki ciri-ciri

atau karakteristik tertentu yang berbeda untuk setiap tahapan usia.

Perkembangan karir individu satu dengan individu lain tidak sama tetapi

berlangsung secara terus menerus dan berkesinambungan selama

hidupnya. Tahap-tahap perkembangan karir dari Super (dalam Winkel,

1997) dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Tahap pertumbuhan (Growth)

Usia 0-15 tahun, anak mulai mengembangkan berbagai potensi, sikap,

minat, dan kebutuhan-kebutuhan dirinya yang selanjutnya akan

membentuk suatu gambaran diri pada anak tersebut (Super dalam

Winkel, 1997). Hal tersebut berarti bahwa gambaran diri pada anak

akan menjadi dasar bagi anak tersebut dalam melihat kemauan dan

kemampuan yang ada dalam dirinya termasuk di dalamnya yaitu

kemauan atau minat dan kemampuan anak dalam bidang tertentu yang

dapat menjadi dasar bagi jenis pekerjaan yang akan dipilih nanti.

b. Tahap eksplorasi (Exploration)

Usia 15-24 tahun, remaja mulai memikirkan berbagai alternatif

(43)

commit to user

mengikat dirinya (Super dalam Winkel, 1997). Hal tersebut

menunjukkan bahwa remaja masih melakukan berbagai pertimbangan

mengenai pilihan karirnya dengan mencari berbagai informasi yang

relevan mengenai berbagai bidang karir atau pekerjaan untuk

kemudian disesuaikan dengan minat dan kemampuannya.

c. Tahap pemantapan (Establishment)

Usia 25-44 tahun, individu akan berusaha memantapkan diri dengan

pilihan karirnya melalui berbagai pengalaman yang telah didapat

selama menjalani karir tertentu (Super dalam Winkel, 1997). Hal

tersebut berarti bahwa individu akan menjalani suatu bidang karir

tertentu dengan berdasar pada pengalaman yang telah didapat pada

masa sebelumnya yang telah banyak memberikan pelajaran dan

masukan yang bermanfaat bagi kelangsungan dan perkembangan karir

yang telah dipilih.

d. Tahap pembinaan (Maintenance)

Usia 45-64 tahun, individu yang sudah dewasa mulai menyesuaikan

diri dengan pekerjaannya (Super dalam Winkel, 1997). Hal tersebut

berarti individu akan menekuni pekerjaannya sebagai suatu bagian dari

hidupnya. Individu akan menjalankan setiap aktivitas pekerjaannya

dengan menghayati dan mendalaminya sebagai upaya pembinaan diri

(44)

commit to user

e. Tahap kemunduran (Decline)

Usia 65 tahun ke atas, individu akan memasuki masa pensiun dan

mulai melepaskan pekerjaan yang telah ditekuni sebelumnya (Super

dalam Winkel, 1997). Hal tersebut berarti bahwa pada tahap ini

individu akan mengalami kemunduran dalam karirnya dan harus dapat

menyesuaiakan diri dengan pola hidup yang baru. Individu akan lebih

banyak menghabiskan waktu dengan individu-individu lain yang

seusia (lansia) dan kehidupannya akan lebih difokuskan pada

pengabdian dan ibadah sebagai umat beragama.

Masing-masing tahapan perkembangan karir di atas menunjukkan

adanya proses perkembangan karir yang berbeda-beda yang terjadi pada

setiap individu. Semakin bertambah usia individu, maka kesiapan dan

kemampuan individu dalam memilih dan menjalankan karir akan semakin

meningkat dan semakin mantap, namun kemudian akan menunjukkan

suatu kemunduran pada usia pensiun yaitu usia 65 tahun ke atas.

Pada masa usia tertentu individu akan dihadapkan pada tugas-tugas

perkembangan karir yang terjadi diantara tahap-tahap perkembangan

karirnya. Tugas-tugas perkembangan karir tersebut merupakan tugas-tugas

yang harus dilakukan oleh individu dalam proses perkembangan karirnya.

Tugas perkembangan karir tersebut belum ada ketika individu dilahirkan

melainkan sejak individu memasuki usia remaja sampai usia pensiun.

Super (dalam Winkel, 1997) menjelaskan ada empat tugas perkembangan

(45)

commit to user

garis besar masa depan (crystalization); (b) penentuan (specification);

(c) pemantapan (establishment); dan (d) pengakaran (consolidation).

Tugas-tugas perkembangan karir tersebut merupakan tugas yang

harus dilakukan oleh setiap individu yang berlangsung diantara

tahap-tahap perkembangan karirnya. Berikut ini penjelasan mengenai

tugas-tugas perkembangan karir (vocational developmental task) dari Super

(dalam Winkel, 1997):

a. Perencanaan garis besar masa depan (Crystalization)

Usia 14-18 tahun, individu bersifat kognitif dengan meninjau diri

sendiri dan situasi hidupnya (Super dalam Winkel, 1997). Hal tersebut

berarti bahwa individu akan mulai berpikir mengenai masa depannya

khususnya dalam hal pekerjaan. Individu akan mulai menyiapkan dan

merencanakan pekerjaan dengan melihat kemampuan yang ada pada

dirinya. Individu juga akan mempertimbangkan situasi dan kondisi

lingkungan tempat tinggalnya, baik lingkungan keluarga maupun

masyarakat yang dapat mempengaruhi pilihan pekerjaannya nanti.

b. Penentuan (Specification)

Usia 18-24 tahun, individu mengarahkan diri ke bidang pekerjaan

tertentu dan mulai memegang pekerjaan itu (Super dalam Winkel,

1997). Pilihan-pilihan karir individu secara berangsur-angsur akan

menyempit dan mengantarkan individu tersebut pada keputusan karir

yang pertama (Manrihu, 1988). Kedua pendapat tersebut menunjukkan

(46)

commit to user

mengarahkan dirinya pada suatu bidang karir tertentu. Tugas

perkembangan karir ini menuntut individu untuk dapat membuat

keputusan mengenai pilihan karirnya. Individu selanjutnya akan mulai

menekuni bidang karir tertentu dengan berdasar pada keputusan dan

pilihan karir yang telah diambil.

c. Pemantapan (Establishment)

Usia 24-35 tahun, individu akan membuktikan bahwa dirinya mampu

memegang dan menjalankan pekerjaan yang telah dipilih (Super dalam

Winkel, 1997). Hal tersebut berarti bahwa individu akan mulai

memantapkan hati dan tekun dalam menjalankan pekerjaannya.

Individu akan senantiasa mengembangkan dan meningkatkan

upayanya demi kelangsungan dan keberhasilannya dalam berkarir.

d. Pengakaran (Consolidation)

Sesudah usia 35 tahun sampai masa pensiun, individu mencapai status

tertentu dan memperoleh senioritas (Super dalam Winkel, 1997).

Individu yang lebih tua sering mengikatkan dirinya pada suatu

pekerjaan tertentu dan cenderung mencurahkan segala sesuatu yang

dimiliki demi pekerjaan tersebut (Manrihu, 1988). Kedua pendapat

tersebut menunjukkan bahwa pada tahap pengakaran, pekerjaan atau

karir yang dijalankan individu telah melekat dalam dirinya dan

individu telah mencapai status atau jabatan tertentu dalam

(47)

commit to user

pengalaman dalam bidang karirnya sehingga akan menjadi senior

dalam bidang karir atau pekerjaan yang selama ini telah ditekuni.

Tugas-tugas perkembangan karir di atas menunjukkan adanya

tugas-tugas yang berbeda pada setiap tahapan usia yang harus dilakukan oleh

setiap individu. Super (dalam Manrihu, 1988) menjelaskan bahwa

tugas-tugas perkembangan karir tertentu harus dikuasai untuk dapat mencapai

taraf-taraf kematangan karir berikutnya. Hal tersebut berarti bahwa

masing-masing tugas perkembangan karir harus dapat dilaksanakan

dengan baik agar individu dapat melanjutkan pada tugas-tugas

perkembangan karir berikutnya, sehingga akan dapat dicapai suatu

kematangan karir. Jika individu dapat melakukan tugas-tugas

perkembangan karir tersebut dengan baik, maka individu akan dapat

mencapai karir yang didambakan.

Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa setiap individu

akan mengalami beberapa tahap perkembangan karir dalam hidupnya yang

dimulai dari tahap pertumbuhan sampai dengan tahap kemunduran.

Remaja termasuk dalam tahap eksplorasi atau perencanaan, sehingga

remaja belum memiliki suatu pilihan pekerjaan yang mengikat dirinya.

Seiring dengan bertambahnya usia remaja akan benar-benar merasa

mantap pada suatu pekerjaan yang ditekuni sesuai dengan tugas-tugas

(48)

commit to user

3. Dimensi Kematangan Karir

Dimensi kematangan karir terdiri dari dimensi-dimensi yang dapat

digunakan untuk mengukur kematangan karir individu. Dimensi-dimensi

tersebut dapat digunakan untuk mengetahui perbedaan kematangan karir

individu satu dengan individu lain. Super (dalam Sukardi, 1989)

mengembangkan inventori perkembangan karir (Career Development

Inventory = CDI) yaitu suatu alat diagnostik untuk menilai program

perkembangan karir. Sukardi (1989) menjelaskan bahwa dimensi-dimensi

kematangan karir diperoleh dari konsepsi-konsepsi perkembangan karir

yang merupakan suatu kontinuitas proses perkembangan yang dapat

digolongkan ke dalam serangkaian tingkat dan tugas-tugas. Hal tersebut

berarti bahwa kematangan karir individu dapat diukur melalui

perkembangan karirnya yang terdiri dari beberapa tahap dengan disertai

tugas-tugas yang harus diselesaikan oleh setiap individu. Sukardi (1989)

lebih lanjut mengemukakan bahwa kematangan karir terutama mengukur

perkembangan karir individu. Hal tersebut berarti untuk mengetahui

tingkat kematangan karir individu dapat dilakukan dengan mengukur

perkembangan karir individu. Model struktur kematangan karir Super

(dalam Gonzalez, 2008) terdiri dari lima dimensi antara lain perencanaan,

eksplorasi, informasi, pengambilan keputusan, dan orientasi kenyataan.

Crites (dalam Gonzalez, 2008) menyusun inventori kematangan karir

(Career Maturity Inventory = CMI) yang terdiri dari empat dimensi antara

(49)

commit to user

menunjukkan bahwa kematangan karir individu dapat diukur melalui

dimensi-dimensi baik yang berasal dari dalam diri maupun luar diri

individu.

Pada kenyatannya kedua instrumen tersebut tidak dapat mengukur

semua dimensi kematangan karir dan dapat digabungkan untuk dilakukan

pengukuran kematangan karir pada remaja. Kedua instrumen tersebut

hanya berfokus pada dimensi-dimensi yang lebih mudah untuk diukur dan

dikuantifikasikan. Career Development Inventory dari Super hanya dapat

mengukur empat dari lima dimensi antara lain perencanaan, eksplorasi,

informasi, dan pengambilan keputusan, dengan meniadakan orientasi

kenyataan. Career Maturity Inventory dari Crites hanya dapat mengukur

dua dari empat dimensi antara lain sikap dan kompetensi (Gonzalez,

2008). Uraian tersebut menunjukkan bahwa instrumen kematangan karir

baik dari Super maupun Crites hanya dapat digunakan untuk mengukur

sebagian dari beberapa dimensi kematangan karir.

Gonzalez (2008) telah melakukan penelitian lebih lanjut dan

menyimpulkan bahwa perkembangan setiap individu tidak sama tetapi

bersifatkontinuitas. Dimensi yang mampu mengungkap kematangan karir

dengan baik adalah informasi, pengambilan keputusan, dan perencanaan

karir dari Super, serta kompetensi dari Crites. Berdasarkan uraian di atas,

maka instrumen dalam penelitian ini akan disusun berdasarkan

dimensi-dimensi kematangan karir tersebut antara lain informasi, pengambilan

(50)

commit to user

Berikut ini penjelasan mengenai dimensi-dimensi kematangan karir

dari Super dan Crites (dalam Gonzalez, 2008) yang akan digunakan untuk

menyusun instrumen penelitian:

a. Informasi

Individu tidak hanya membutuhkan informasi mengenai dirinya tetapi

juga lingkungan tempat tinggalnya. Individu membutuhkan informasi

tentang pilihan pendidikan akademik yang berbeda-beda, pilihan

profesi atau karir dan pilihan pekerjaan (Gonzalez, 2008). Informasi

dunia kerja sangat diperlukan untuk mengembangkan minat dan

kemampuan yang telah dimiliki (Tuti dkk, 2006). Hal tersebut berarti

bahwa informasi khususnya untuk dunia kerja merupakan hal yang

sangat penting bagi individu sebagai bahan referensi mengenai

bermacam-macam pilihan karir yang dapat dipilihnya. Super (dalam

Savickas, 2001) mengemukakan bahwa informasi tentang pekerjaan

yang dimiliki individu akan menjadikan individu tersebut cukup

mampu menerapkan informasi tersebut untuk disesuaikan dengan

minat dan kemampuannya sehingga individu dapat mulai

memantapkan pilihan pekerjaan pada bidang tertentu. Pendapat

tersebut menunjukkan bahwa informasi mengenai dunia kerja memiliki

peran yang penting bagi individu dalam merencanakan dan membuat

keputusan mengenai pilihan karirnya di masa depan agar sesuai dengan

(51)

commit to user

b. Pengambilan keputusan

Pengambilan keputusan karir adalah kemampuan individu untuk

menggunakan pengetahuan dan pikirannya untuk membuat

perencanaan karir (Sitat dalam Tuti dkk, 2006). Selama periode

perkembangannya individu harus dipersiapkan untuk mampu membuat

suatu keputusan yang efektif. Individu perlu terlibat dalam refleksi

yang berkelanjutan mengenai dirinya, individu lain dan lingkungan

secara keseluruhan selama periode pendidikan (Gonzalez, 2008).

Kedua pendapat tersebut menunjukkan bahwa selama menempuh

jenjang pendidikan di sekolah individu harus dibekali dengan

informasi yang bermanfaat khususnya mengenai berbagai bidang

pekerjaan sehingga individu memiliki cukup referensi untuk

menentukan pilihan karirnya. Super (dalam Savickas, 2001)

mengemukakan bahwa individu akan membuat keputusan mengenai

pilihan karirnya dengan melihat kesesuaian antara pekerjaan dengan

minat dan kemampuannya. Hal tersebut berarti bahwa individu

diharapkan mampu memahami tingkat kemampuan yang ada pada

dirinya serta hal-hal yang menarik minatnya selama ini. Individu

selanjutnya dapat mulai memilih pekerjaan tertentu yang sesuai dengan

kemampuan dan minatnya tersebut.

c. Perencanaan karir

Perencanaan karir merupakan suatu proses yang menunjukkan

(52)

commit to user

dan tidak hanya berkisar tentang aktivitas yang sedang dilakukan saat

ini (Tuti dkk, 2006). Hal tersebut berarti bahwa sebagai bentuk

persiapan menghadapi masa depan, individu akan mulai menyibukkan

diri dengan berbagai aktivitas yang mendukung dirinya dalam

merencanakan dan memilih karir yang sesuai dengan dirinya.

Aktivitas-aktivitas tersebut merupakan salah satu bentuk upaya yang

dilakukan individu untuk memperkaya pengetahuan dan

pemahamannya mengenai berbagai bidang pekerjaan yang ada.

Savickas, dkk (dalam Brown dan Associates, 2002) menjelaskan

bahwa individu yang tidak dapat membuat rencana karir dan

melaksanakan suatu rencana karir akan mengalami kesulitan dalam

merealisasikan pekerjaan atau karir yang diimpikan. Pendapat tersebut

menunjukkan bahwa perencanaan karir merupakan hal mendasar yang

harus dilakukan oleh setiap individu untuk merencanakan masa

depannya. Individu hendaknya juga dapat melaksanakan rencana karir

yang telah disusun sehingga pekerjaan atau karir yang didambakan

dapat tercapai.

d. Kompetensi

Kompetensi merupakan kemampuan menilai diri sendiri yang

berhubungan dengan tujuan karir individu (Gonzalez, 2008). Hal

tersebut berarti kemampuan yang dimiliki individu merupakan salah

satu dasar bagi dirinya dalam memilih karir yang akan ditekuni.

Gambar

Tabel 21. Kriteria Kategorisasi Responden Penelitian ........................................
Tabel Distribusi Skor Skala
Tabel 2
Tabel 3
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara adversity quotient dan dukungan keluarga dengan kematangan karir remaja

Hasil pengujian hipotesis mayor penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif yang sangat signifikan motivasi belajar dan efikasi diri terhadap kematangan karir

= 0,000 (p &lt; 0.05) yang berarti ada hubungan positif yang signifikan antara self-effica cy pengambilan keputusan karir dengan kematangan karir.. Hal ini bermakna bahwa

Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara kematangan karir dengan motivasi berprestasi pada remaja

Hasil penelitian mengenai hubungan antara efikasi diri akademik dengan kematangan karir menunjukkan adanya sumbangan efektif sebesar 26,3% yang diberikan efikasi

mempersiapkan karir. Kualitas pemilihan karir ditentukan oleh tingkat kematangan karir. Harga diri dan motivasi berprestasi merupakan faktor personal yang terkait

Hasil penelitian mengenai hubungan antara efikasi diri akademik dengan kematangan karir menunjukkan adanya sumbangan efektif sebesar 26,3% yang diberikan efikasi

Hasil uji korelasi yang dilakukan menunjukan bahwa efikasi diri atau self-efficacy pada siswa/I SMKN X Indramayu memiliki hubungan yang positif dan signifikan dengan