commit to user
HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN KEYAKINAN DIRI
DENGAN KEMATANGAN KARIR PADA SISWA SMK
MUHAMMADIYAH 2 ANDONG BOYOLALI
SKRIPSI
Dalam rangka penyusunan skripsi sebagai salah satu syarat guna memperoleh
gelar Sarjana Psikologi Program Pendidikan Strata I Psikologi
Oleh:
Sandi Prasetyaning Tyas
G 0107084
Pembimbing:
1. Dra. Sri Wiyanti, M.Si.
2. Nugraha Arif Karyanta, S.Psi., M.Psi.
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
commit to user
ii
HALAMAN PERSETUJUAN
Skripsi dengan judul : Hubungan antara Motivasi Belajar dan Keyakinan Diri
dengan Kematangan Karir pada Siswa SMK
Muhammadiyah 2 Andong Boyolali
Nama Peneliti : Sandi Prasetyaning Tyas
NIM : G 0107084
Tahun : 2012
Telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Pembimbing dan Penguji Skripsi
Prodi Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta
Pada Hari :
Pembimbing Utama
Dra. Sri Wiyanti, M.Si.
NIP. 195208141984032001
Pembimbing Pendamping
Nugraha Arif Karyanta, S.Psi.,
M.Psi.
NIP. 197603232005011002
Koordinator Skripsi
Rin Widya Agustin, M.Psi
commit to user
iii
HALAMAN PENGESAHAN
Skripsi dengan judul:
Hubungan antara Motivasi Belajar dan Keyakinan Diri
dengan Kematangan Karir pada Siswa SMK
Muhammadiyah 2 Andong Boyolali
Sandi Prasetyaning Tyas, G 0107084, Tahun 2012
Telah diuji dan disahkan oleh pembimbing dan penguji skripsi
Prodi Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta
Pada Hari :
Tanggal :
1. Ketua Sidang
Dra. Sri Wiyanti, M.Si. NIP. 195208141984032001
2. Sekretaris Sidang
Nugraha Arif Karyanta, S.Psi., M.Psi. NIP. 197603232005011002
3. Penguji I
Drs. Thulus Hidayat, SU., MA.
NIP. 130250480
4. Penguji II
Tri Rejeki Andayani, S.Psi., M.Si. NIP. 197401091998022001
commit to user
iv
HALAMAN PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi
ini tidak terdapatp karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar
kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak
terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain,
kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar
pustaka. Jika terdapat hal-hal yang tidak sesuai dengan isi pernyataan ini, maka
saya bersedia derajat kesarjanaan saya dicabut.
Surakarta, Juni 2012
commit to user
v MOTTO
Tanpa kita sadari, keterbatasan kita adalah batasan yang kita ciptakan sendiri.
(Ralph Marstone)
Kita tidak akan bisa melompat melebihi apa yang kita pikirkan tentang diri kita.
(Orison Swett Marden)
Jika kamu gagal mempersiapkan kesuksesan, maka
kamu sedang mempersiapkan kegagalan.
commit to user
vi
PERSEMBAHAN
Karya ini dipersembahkan kepada:
Ibu dan Bapak tercinta atas doa, kasih sayang, dan pengorbanan yang tiada henti
Kakak, adik, dan keluarga besar yang selalu mendukungku
Sahabat-sahabatku yang selalu ada dalam suka dan duka
Teman teristimewa yang selalu mengisi hatiku
Seluruh guru dan pembimbing yang telah memberikan ilmunya
commit to user
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan
karunia yang diberikan sehingga peneliti dapat menyusun dan menyelesaikan
skripsi ini. Terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari dukungan, bantuan,
dan bimbingan dari beberapa pihak, oleh karenanya dengan penuh rasa hormat,
peneliti mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Zainal Arifin Adnan, dr., Sp PD-KR-FINASIM selaku Dekan
Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta yang memberikan
kebijakan kepada peneliti untuk menyelesaikan studi.
2. Bapak Drs. Hardjono, M.Si. selaku Ketua Program Studi Psikologi Fakultas
Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan izin
kepada peneliti untuk mengadakan penelitian skripsi.
3. Ibu Rin Widya Agustin, M.Psi. selaku Koordinator Skripsi Program Studi
Psikologi atas segala waktu dan bantuan yang diberikan pada awal pembuatan
skripsi.
4. Ibu Dra. Sri Wiyanti, M.Si. selaku pembimbing utama dan Bapak Nugraha
Arif Karyanta, S.Psi., M.Psi. selaku pembimbing pendamping atas segala
bimbingan, nasehat, dan kesabaran dalam mengarahkan dan membimbing
peneliti selama penyusunan skripsi ini.
5. Bapak Drs. Thulus Hidayat, SU., MA. dan Ibu Tri Rejeki Andayani, S.Psi.,
M.Si. selaku penguji yang telah memberikan waktu, saran, masukan, serta
commit to user
viii
6. Bapak H. Arista Adi Nugroho, S.Psi., M.M. selaku pembimbing akademik
atas segala arahan, masukan, dukungan dan semangat yang diberikan selama
studi dan penyusunan skripsi ini.
7. Seluruh staf pengajar di Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran
Universitas Sebelas Maret Surakarta atas segala ilmu yang sangat berharga
selama peneliti menempuh studi.
8. Staf tata usaha, staf perpustakaan, dan seluruh pegawai di Program Studi
Psikologi atas segala dukungan dan bantuannya selama ini.
9. Bapak M. Agus Sriyono, S.Pd. selaku Kepala Sekolah SMK Muhammadiyah
2 Andong, Ibu Sutartiningsih, S.Pd. selaku Waka Kesiswaan SMK
Muhammadiyah 2 Andong, Ibu Ari, S.Psi selaku guru BK SMK
Muhammadiyah 2 Andong, serta Bapak Parjo selaku pengurus Bursa Kerja
Khusus (BKK) SMK Muhammadiyah 2 Andong atas izin, informasi, dan
bantuan yang telah diberikan sehingga penelitian ini dapat berjalan dengan
lancar.
10. Seluruh siswa kelas XI SMK Muhammadiyah 2 Andong atas bantuan,
kesediaan, dan kerjasamanya untuk membantu peneliti dalam menyelesaikan
penelitian ini.
11. Bapak dan Ibuku (Bapak Suharno, S.Pd dan Ibu Surtiyah, S.Pd) atas segala
cinta kasih, doa, dukungan, dan pengorbanan yan tiada henti. Semoga karya
ini bisa membuat Bapak dan Ibu bangga.
12. Kakakku Wahyu dan adikku Tyas atas segala bantuan, dorongan dan
commit to user
ix
13. Tri Suseno atas segala canda, tawa, tangis, dukungan, semangat, bantuan,
pengorbanan dan kebahagiaan yang kudapatkan. Akan datang waktu bagi kita
jika kita berusaha.
14. Rifa Kurnia, Noor Fitriana, dan Retno Dewi atas segala tawa, tangis, canda,
bantuan, dukungan, dan semangatnya selama ini. Semoga persahabatan yang
indah ini tidak akan pernah berakhir.
15. Yashinta, Yuli, Septi, Nike, Ullum, berlian, Annisa Rahmawati, Tegar
Novarida, Rarat, Afif, Hertin, dewi intan, Halim dan seluruh teman-teman
angkatan 2007 atas semangat dan kebersamaannya selama ini.
16. Kakak tingkat 2005 dan 2006, serta adik tingkat 2008 atas bantuan selama ini
secara langsung maupun tidak langsung.
Peneliti berharap semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi remaja
khususnya remaja Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang terkait dengan
kematangan karir.
Surakarta, Juni 2012
commit to user
x
HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN KEYAKINAN DIRI DENGAN KEMATANGAN KARIR PADA SISWA SMK
MUHAMMADIYAH 2 ANDONG BOYOLALI
Remaja merupakan masa transisi dari anak-anak menjadi dewasa. Remaja dalam pertumbuhannya menjadi dewasa memiliki beberapa tugas perkembangan yang harus diselesaikan dengan baik diantaranya yaitu memilih dan mempersiapkan karir atau pekerjaan. Remaja dalam memilih dan menentukan karirnya di masa depan diperlukan suatu kematangan karir dalam dirinya. Motivasi belajar dan keyakinan diri merupakan hal-hal yang diduga terkait dengan kematangan karir remaja. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui: (1) Hubungan positif antara motivasi belajar dengan kematangan karir pada siswa SMK Muhammadiyah 2 Andong Boyolali; (2) Hubungan positif antara keyakinan diri dengan kematangan karir pada siswa SMK Muhammadiyah 2 Andong Boyolali; (3) Hubungan positif antara motivasi belajar dan keyakinan diri dengan kematangan karir pada siswa SMK Muhammadiyah 2 Andong Boyolali.
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI SMK Muhammadiyah 2 Andong yang terdiri dari sembilan kelas. Sampling menggunakan cluster random sampling, sehingga dari sembilan kelas didapatkan empat kelas untuk sampel penelitian. Alat pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Skala Kematangan Karir, Skala Motivasi Belajar, dan Skala Keyakinan Diri. Teknik analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis pertama dan kedua adalah analisis korelasi parsial, dan selanjutnya untuk menguji hipotesis ketiga menggunakan analisis regresi ganda.
Secara parsial hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara motivasi belajar dengan kematangan karir pada siswa SMK Muhammadiyah 2 Andong Boyolali dengan koefisien korelasi (rx1y) sebesar 0,279, p<0,05; serta tidak ada hubungan yang signifikan antara keyakinan diri dengan kematangan karir pada siswa SMK Muhammadiyah 2 Andong Boyolali yang ditunjukkan dengan koefisien korelasi (rx2y) sebesar 0,115, p>0,05. Berdasarkan hasil analisis regresi ganda diperoleh nilai koefisien korelasi (R) sebesar 0,538, p<0,05 dan Fhitung23.587 > Ftabel 3,07. Hasil tersebut menunjukkan bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara motivasi belajar dan keyakinan diri dengan kematangan karir pada siswa SMK Muhammadiyah 2 Andong Boyolali.
Nilai R2dalam penelitian ini sebesar 0,289 atau 28,9% yang artinya masih terdapat 71,1% variabel lain yang mempengaruhi kematangan karir.
commit to user
xi
RELATIONSHIP BETWEEN LEARNING MOTIVATION AND SELF EFFICACY WITH CAREER MATURITY ON
THE STUDENTS OF SMK MUHAMMADIYAH 2 ANDONG BOYOLALI
Adolescence is a transition period from children to adult. In the process of growing to adult, adolescents have developmental tasks that must be completed properly, such as job and career preparation. Adolescents need career maturity in making decision of career in their future. Learning motivation and self efficacy are both supposed having interrelatedness with adolescent career maturity. The purpose of this research is to find out: (1) Positive relationship between learning motivation and career maturity on the students of SMK Muhammadiyah 2 Andong Boyolali; (2) Positive relationship between self efficacy and career maturity on the students of SMK Muhammadiyah 2 Andong Boyolali; (3) Positive relationship between learning motivation and self efficacy with career maturity on the students of SMK Muhammadiyah 2 Andong Boyolali.
The population in this research is students of Class XI SMK Muhamadiyah 2 Andong, consisting of 9 classes. Cluster Random Sampling is used as a sampling so that 4 classes are obtained from 9 classes all together as the sample. Data collection instrument in this research consists of Career Maturity Scale, Learning Motivation Scale, and Self Efficacy Scale. Data analysis technique in this research consists of partial correlation analysis for examining the first and the second hypotesis, and multiple regression analysis for examining the third hypothesis.
Partially the result shows the significant positive relationship between learning motivation and career maturity on the students of SMK Muhammadiyah 2 Andong Boyolali with the coefficient of correlation (rx1y) 0,279, p<0,05; no significant relationship between self efficacy and career maturity on the students of SMK Muhammadiyah 2 Andong Boyolali indicated by the coefficient of correlation (rx2y) 0,115, p>0,05. Based on the result of multiple regression analysis, it obtains the value of correlation coefficient (R) 0,538, p<0,05 and Fcount 23,587 > Ftable 3,07. The result shows significant positive relationship between learning motivation and self efficacy with career maturity on the students of SMK Muhammadiyah 2 Andong Boyolali.
The value of R2in this research is 0,289 or 28,9%. It indicates that there is 71,1% of another variables more influential toward career maturity.
commit to user
xii DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERNYATAAN... iv
MOTTO... v
PERSEMBAHAN... vi
KATA PENGANTAR... vii
ABSTRAK... x
ABSTRACT... xi
DAFTAR ISI... xii
DAFTAR TABEL... xvi
DAFTAR BAGAN ... xviii
DAFTAR LAMPIRAN ... xix
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 16
C. Tujuan Penelitian ... 16
D. Manfaat Penelitian ... 16
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kematangan Karir ... 18
commit to user
xiii
2. Tahap-Tahap Perkembangan Karir ... 22
3. Dimensi Kematangan Karir ... 29
4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kematangan Karir ... 34
B. Motivasi Belajar ... 46
1. Pengertian Motivasi Belajar... 46
2. Fungsi dan Peran Motivasi dalam Belajar ... 50
3. Aspek-aspek Motivasi Belajar ... 58
C. Keyakinan Diri ... 63
1. Pengertian Keyakinan Diri... 63
2. Proses Psikologis dalam Keyakinan Diri ... 70
3. Sumber Keyakinan Diri ... 74
4. Aspek-aspek Keyakinan Diri ... 78
D. Hubungan antara Motivasi Belajar dengan Kematangan Karir .... 81
E. Hubungan antara Keyakinan Diri dengan Kematangan Karir... 85
F. Hubungan antara Motivasi Belajar dan Keyakinan Diri dengan Kematangan Karir pada Siswa SMK ... 87
G. Kerangka Pemikiran ... 101
H. Hipotesis ... 104
BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian ... 105
B. Definisi Operasional Variabel Penelitian ... 105
1. Kematangan Karir ... 105
commit to user
xiv
3. Keyakinan Diri ... 106
C. Populasi, Sampel, dan Sampling ... 107
1. Populasi... 107
2. Sampel ... 107
3. Sampling ... 108
D. Teknik Pengumpulan Data ... 108
E. Validitas dan Reliabilitas... 112
1. Validitas ... 112
2. Reliabilitas ... 113
F. Teknik Analisis Data ... 113
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Persiapan Penelitian ... 115
1. Orientasi Kancah Penelitian... 115
2. Persiapan Penelitian ... 118
3. Pelaksanaan Uji Coba ... 120
4. Uji Validitas dan Reliabilitas Skala ... 121
5. Penyusunan Alat Ukur untuk Penelitian ... 127
B. Pelaksanaan Penelitian ... 130
1. Penentuan Responden Penelitian ... 130
2. Pengumpulan Data ... 131
3. Pelaksanaan Skoring ... 131
C. Analisia Data ... 132
commit to user
xv
2. Uji Hipotesis ... 135
3. Analisis Deskriptif ... 138
4. Sumbangan Relatif dan Sumbangan Efektif ... 142
D. Pembahasan ... 144
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 152
B. Saran ... 153
DAFTAR PUSTAKA ... 155
commit to user
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Tabel Distribusi Skor Skala ... 109
Tabel 2. Blue PrintSkala Kematangan Karir Sebelum Uji Coba ... 110
Tabel 3. Blue PrintSkala Motivasi Belajar Sebelum Uji Coba ... 111
Tabel 4. Blue PrintSkala Keyakinan Diri Sebelum Uji Coba ... 112
Tabel 5. Jumlah Siswa SMK Muhammadiyah 2 Andong Tahun Pelajaran 2011/2012 ... 116
Tabel 6. Distribusi Aitem Skala Kematangan Karir yang Valid dan Gugur ... 123
Tabel 7. Distribusi Aitem Skala Motivasi Belajar yang Valid dan Gugur ... 125
Tabel 8. Distribusi Aitem Skala Keyakinan Diri yang Valid dan Gugur ... 127
Tabel 9. Distribusi Aitem Skala Kematangan Karir untuk Penelitian ... 128
Tabel 10. Distribusi Aitem Skala Motivasi Belajar untuk Penelitian ... 129
Tabel 11. Distribusi Aitem Skala Keyakinan Diri untuk Penelitian ... 130
Tabel 12. Jumlah Responden Penelitian ... 131
Tabel 13. Hasil Uji Normalitas ... 133
Tabel 14. Hasil Uji Linearitas Motivasi Belajar dengan Kematangan Karir ... 134
Tabel 15. Hasil Uji Linearitas Keyakinan Diri dengan Kematangan Karir ... 134
Tabel 16. Hasil Analisis Regresi Ganda ... 135
Tabel 17. Hasil Uji F-Test ... 136
commit to user
xvii
Tabel 19. Hasil Analisis Korelasi Parsial antara Keyakinan Diri dengan
Kematangan Karir ... 138
Tabel 20. Deskripsi Data Penelitian ... 139
commit to user
xviii
DAFTAR BAGAN
commit to user
xix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A. Skala Uji Coba ... 162
Lampiran B. Distribusi Nilai Uji Coba Skala ... 179
Lampiran C. Validitas dan Reliabilitas Skala ... 204
Lampiran D. Skala untuk Penelitian ... 223
Lampiran E. Distribusi Nilai Skala Penelitian ... 237
Lampiran F. Analisis Data Penelitian ... 280
commit to user
1 BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Remaja merupakan calon penerus bangsa yang artinya remaja dituntut
untuk mampu mengembangkan diri dan mencapai cita-cita demi kehidupan
yang lebih baik di masa depan. Remaja dalam hidupnya akan berusaha
mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki seiring dengan perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi. Berbagai potensi yang dimiliki remaja
merupakan bekal bagi dirinya dalam menghadapi masa depan. Kehidupan
remaja di masa depan merupakan salah satu sumber perhatian remaja
khususnya remaja usia sekolah menengah atas. Hurlock (2002) mengemukakan
bahwa remaja pada sekolah menengah atas mulai memikirkan masa depannya
secara bersungguh-sungguh. Hal tersebut berarti bahwa remaja usia sekolah
menengah atas sudah mulai memikirkan berbagai hal yang akan dihadapi di
masa depan. Oleh karena itu, remaja akan berusaha mempersiapkan dirinya
dengan baik demi tercapainya kehidupan yang dicita-citakan. Salah satu hal
yang menjadi pusat perhatian remaja mengenai kehidupannya di masa depan
yaitu berkaitan dengan karir atau pekerjaan yang nantinya ingin ditekuni. Pada
masa ini, remaja akan mulai mencoba karir yang sesuai dengan dirinya,
kemudian memfokuskan diri pada satu bidang tertentu, dan akhirnya memilih
pekerjaan tertentu sebagai karirnya (Ginzberg dalam Santrock, 2003). Hal
commit to user
dengan banyak mencari informasi mengenai jenis-jenis pekerjaan yang sesuai
dengan kemampuan dan minatnya. Informasi tersebut menjadi sumber bagi
remaja untuk menentukan dan memilih pekerjaan yang diinginkannya.
Sebagian remaja telah memiliki cita-cita mengenai pekerjaan atau profesi
yang nantinya akan ditekuni. Santrock (2003) menyatakan bahwa sebagian
remaja telah membuat keputusan yang matang untuk karirnya sendiri dan
bertahan dengan karirnya tersebut. Karir bagi remaja merupakan hal yang
sangat penting, terutama bagi kehidupannya di masa depan. Setiap remaja
harus dapat memilih dan merencanakan karirnya dengan baik sehingga sesuai
dengan minat dan kemampuannya. Meskipun demikian, tidak sedikit remaja
yang belum memiliki gambaran tentang masa depan yang akan dicapai.
Sebagian remaja belum memiliki kesiapan dalam memilih karir yang sesuai
dengan dirinya. Oleh karena itu, remaja harus dapat mempersiapkan dirinya
dengan baik sehingga akan dicapai suatu kematangan karir dalam dirinya yang
dapat bermanfaat dalam pemilihan dan perencanaan karir bagi masa depannya.
Menurut Havighurst (1984) memilih dan mempersiapkan karir atau
pekerjaan merupakan salah satu tugas perkembangan yang harus dilakukan
oleh setiap remaja. Pada masa remaja, memilih dan mempersiapkan pekerjaan
sudah menjadi salah satu pusat perhatiannya. Tugas perkembangan tersebut
harus dilakukan oleh setiap remaja dengan baik agar dapat melanjutkan ke
tahap perkembangan berikutnya. Ali dan Asrori (2008) menjelaskan bahwa
setiap fase perkembangan mempunyai serangkaian tugas perkembangan yang
commit to user
tugas-tugas perkembangan pada fase tertentu dapat berakibat munculnya
problema pada kehidupan fase berikutnya, sebaliknya keberhasilan dalam
menyelesaikan tugas-tugas perkembangan pada fase tertentu akan
memperlancar pelaksanaan tugas-tugas perkembangan pada fase berikutnya.
Oleh karena itu, setiap remaja diharapkan dapat melalui setiap tahap
perkembangannya dengan baik sebelum melanjutkan ke tahap berikutnya.
Menurut Havighurst (1984), merencanakan kerja dan mempersiapkan
pekerjaan merupakan perhatian utama dari anak laki-laki dan anak perempuan
dari periode umur 15 sampai 21 tahun. Remaja sekolah menengah atas
termasuk dalam kategori tersebut, sehingga banyak remaja yang mulai
mengumpulkan informasi mengenai pekerjaan yang menjadi perhatiannya serta
sesuai dengan minat dan kemampuannya. Thomas (dalam Hurlock, 2002)
mengemukakan bahwa pada akhir masa remaja, minat pada karir seringkali
menjadi sumber pikiran. Hal tersebut dikarenakan remaja sudah mulai
memikirkan tentang pekerjaan yang akan dilakukan dan pekerjaan yang
mampu untuk dilakukan bagi masa depannya. Thomas (dalam Hurlock, 2002)
lebih lanjut menjelaskan bahwa pada saat tersebut, remaja mulai belajar
membedakan antara pilihan pekerjaan yang lebih disukai dengan pekerjaan
yang dicita-citakan. Remaja tidak lagi memilih pekerjaan berdasarkan rasa
suka semata, namun sudah mempertimbangkan berbagai faktor lain yang dapat
mempengaruhi pilihan pekerjaannya.
Winkel (1997) mengemukakan beberapa faktor yang terkait dengan diri
commit to user
kehidupan yang dianut remaja, taraf inteligensi, bakat khusus yang dimiliki
remaja, minat, sifat-sifat kepribadian, pengetahuan, dan keadaan jasmani.
Berbagai faktor tersebut dapat mempengaruhi pemilihan karir remaja yang
terkait dengan potensi yang dimiliki. Oleh karena itu, remaja diharapkan dapat
mempertimbangkan berbagai hal tersebut sebelum melakukan pemilihan
pekerjaan, sehingga pekerjaan yang dipilih remaja bagi masa depannya sesuai
dengan potensi yang ada pada diri.
Karir bagi remaja merupakan tanggung jawabnya sendiri terkait dengan
kehidupannya di masa depan. Remaja dalam masa perkembangannya akan
mempersiapkan dirinya sebaik mungkin untuk dapat mencapai pekerjaan yang
diinginkan. Salah satu hal yang menjadi pertimbangan remaja dalam memilih
karirnya di masa depan yaitu terkait dengan minat yang ada pada dirinya. Syah
(2005) mengemukakan bahwa minat adalah keinginan yang besar terhadap
sesuatu. Remaja yang memiliki minat terhadap sesuatu akan terdorong untuk
dapat berhubungan dengan hal tersebut, begitu juga dalam hal karir atau
pekerjaan. Remaja akan terdorong untuk dapat mencapai karir atau pekerjaan,
jika remaja memiliki minat yang besar pada karir atau pekerjaan tersebut.
Minat remaja terhadap suatu pekerjaan akan mampu mendorong dirinya untuk
melakukan berbagai upaya demi tercapainya pekerjaan yang dicita-citakan
tersebut, diantaranya yaitu dengan belajar secara sungguh-sungguh.
Belajar merupakan kegiatan utama remaja khususnya remaja usia sekolah
menengah atas. Melalui kegiatan belajar, remaja akan memperoleh gambaran
commit to user
bahwa remaja akan memberikan perhatian khusus pada pelajaran tertentu jika
dirinya mengetahui kegunaan praktis dari pelajaran tersebut bagi
kehidupannya. Remaja dalam kegiatan belajarnya akan memperoleh berbagai
informasi, pengetahuan, dan keterampilan mengenai berbagai bidang yang
dapat bermanfaat bagi kehidupannya di masa mendatang, khususnya dalam
mempersiapkan diri untuk memperoleh pekerjaan.
Manrihu (1988) menjelaskan bahwa keterampilan-keterampilan dalam
merencanakan dan mengambil keputusan khususnya dalam hal pekerjaan perlu
dipelajari oleh setiap individu ketika masih duduk di bangku sekolah. Hal
tersebut berarti bahwa sekolah hendaknya mengajarkan
keterampilan-keterampilan khusus dalam mengambil keputusan mengenai pilihan karir
dengan berdasar pada informasi-informasi yang relevan khususnya informasi
mengenai dunia kerja. Melalui kegiatan belajar mengajar akan disampaikan
kepada remaja mengenai berbagai bidang pekerjaan yang tercermin dari
berbagai mata pelajaran yang diberikan di sekolah. Berbagai mata pelajaran
yang diberikan di sekolah akan mengarahkan remaja pada berbagai bidang
karir yang sesuai dengan pokok-pokok materi pelajaran yang disampaikan. Hal
tersebut terutama tercermin pada pendidikan di Sekolah Menengah Kejuruan
(SMK). Remaja di SMK akan mendapatkan pendidikan kejuruan yang sesuai
dengan jurusan yang telah dipilih. Melalui berbagai pelajaran atau kompetensi
kejuruan yang diberikan di sekolah, remaja dapat memperkaya pengetahuan
dan mengasah keterampilannya sesuai dengan bidang kejuruan yang diikuti.
commit to user
dasar-dasar mesin, memahami perawatan dan perbaikan kendaraan serta dapat
mempraktikannya di lapangan.
Manrihu (1988) menjelaskan bahwa sekolah lanjutan merupakan tempat
dimulainya pengembangan kompetensi-kompetensi dalam membuat keputusan
karir. Pendapat tersebut menunjukkan bahwa siswa-siswa atau remaja pada
sekolah lanjutan khususnya SMK telah dibekali dengan informasi-informasi
mengenai berbagai bidang karir beserta keterampilan untuk memilih suatu karir
tertentu agar sesuai dengan minat dan kemampuannya. Evans dan Herr (dalam
Manrihu, 1988) mengemukakan bahwa pendidikan kejuruan merupakan
jembatan antara individu dengan pekerjaannya. Hal tersebut berarti bahwa
pendidikan di sekolah kejuruan merupakan salah satu sarana yang
menjembatani individu dengan pekerjaannya melalui suatu proses
pembelajaran secara teoretik dan praktik yang mengantarkan remaja pada
pengenalan dan pemilihan karir bagi masa depannya.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan remaja untuk dapat merencanakan
dan memilih karirnya dengan baik yaitu melalui kegiatan belajar di sekolah.
Slameto (1995) mengemukakan bahwa remaja terutama di sekolah menengah
atas akan berprestasi dengan baik jika dirinya melihat kegunaan praktis suatu
subjek sehubungan dengan karirnya. Remaja akan terdorong untuk belajar
khususnya mengenai subjek atau mata pelajaran yang berhubungan dengan
karir yang diinginkan. Remaja yang memiliki dorongan yang tinggi dalam
commit to user
karena remaja telah memahami berbagai hal yang dipelajari sehingga remaja
dapat memilih karir yang sesuai dengan minat dan kemampuannya.
Dorongan dalam belajar dapat disebut sebagai motivasi belajar. Menurut
Santrock (2003) motivasi merupakan alasan individu bertingkah laku, berpikir,
dan memiliki perasaan, sehingga mampu mendorong dan mengarahkan
perilaku dan aktivitasnya untuk mencapai cita-cita yang diharapkan. Remaja
dengan motivasi belajar tinggi, di dalam kegiatannya di sekolah akan memiliki
dorongan yang tinggi untuk melakukan aktivitas belajar secara
sungguh-sungguh dan mampu mengarahkan dirinya pada tujuan yang akan dicapai.
Dorongan tersebut dapat direalisasikan sebagai bentuk motivasi yang tinggi
untuk mencapai sesuatu yang diharapkan. Motivasi belajar mampu
menumbuhkan kesungguhan dalam diri siswa untuk dapat mencapai
keberhasilan dalam belajar di sekolah yang dapat berdampak pada prestasi atau
hasil belajarnya yang selanjutnya dapat menjadi bekal bagi karirnya di masa
depan, mengingat akhir dari proses belajar di sekolah adalah capaian suatu
pekerjaan.
Crow dan Crow (1984) mengemukakan bahwa siswa di sekolah perlu
diberi pengalaman yang bermutu serta perhatiannya diarahkan sebagai kunci
untuk menggapai cita-cita. Seorang siswa yang mengetahui kegunaan praktis
dari suatu pelajaran di sekolah akan memberikan perhatian yang khusus pada
pelajaran tersebut dan menjadikannya bernilai. Pelajaran yang ada di sekolah
diberikan sebagai bekal bagi para siswa untuk mampu menggapai cita-citanya
commit to user
kegiatan belajar sangat penting untuk selalu dipertahankan dan ditumbuhkan
dalam diri siswa untuk dapat mempersiapkan diri dalam memilih dan
merencanakan karir dengan baik. Motivasi siswa dalam belajar akan dapat
mempengaruhi hasil belajarnya yang selanjutnya akan dapat menjadi
pertimbangan bagi dirinya dalam memilih pekerjaannya di masa depan agar
benar-benar sesuai dengan kemampuannya. Wlodkowski dan Jaynes (2004)
mengungkapkan bahwa sesungguhnya setiap anak yang lahir memiliki
motivasi belajar, artinya setiap siswa pada dasarnya sudah memiliki motivasi
belajar dalam dirinya, sehingga sekolah sebagai lembaga pendidikan berperan
penting untuk selalu menjaga dan mengembangkan motivasi belajar para siswa.
Santrock (2003) mengemukakan bahwa sekolah memberikan pengaruh
yang sangat kuat dalam perkembangan karir bagi siswa, melalui berbagai mata
pelajaran akan diberikan suatu pemahaman tentang pekerjaan atau karir dan
secara teoretik siswa akan mampu mengembangkan sebagai suatu bentuk
kematangan karir. Melalui belajar yang baik dan sungguh-sungguh remaja akan
dapat menggapai gambaran dunia kerja yang diminatinya. Remaja akan banyak
belajar terutama tentang hal-hal yang berhubungan dengan bidang yang
nantinya ingin ditekuni dengan bertumpu pada berbagai mata pelajaran
pendukung yang diterima di sekolah. Crow dan Crow (1984) mengungkapkan
bahwa motivasi merupakan faktor yang sangat penting di dalam belajar.
Motivasi belajar siswa dapat tumbuh melalui adanya stimulus. Siswa dapat
termotivasi untuk belajar jika siswa mengetahui bahwa yang dipelajarinya
commit to user
Uraian di atas senada dengan penelitian yang dilakukan oleh Fatmawati
(2011) mengenai hubungan antara persepsi siswa tentang profesionalisme guru
dan motivasi belajar dengan prestasi belajar mata diklat akuntansi siswa
jurusan akuntansi SMK Batik 2 Surakarta tahun diklat 2010/2011. Hasil
penelitian tersebut menunjukkan bahwa ada hubungan antara motivasi belajar
dengan prestasi belajar siswa jurusan akuntansi SMK Batik 2 Surakarta tahun
diklat 2010/2011. Hal tersebut berarti bahwa semakin tinggi motivasi belajar
siswa, maka semakin tinggi prestasi belajarnya. Tiga studi yang dilakukan oleh
DeFleur dan Menke, Tseng dan Rhodes, serta Wehrly (dalam Brown dan Lent,
1984) ditemukan bahwa prestasi akademik berhubungan secara signifikan
dengan pengetahuan individu akan karir atau pekerjaan. Pengetahuan mengenai
berbagai bidang pekerjaan atau karir merupakan hal yang sangat penting bagi
individu dalam memilih karirnya di masa depan yang selanjutnya dapat
berpengaruh pada kematangan karirnya. Hal tersebut senada dengan penelitian
yang dilakukan oleh Partino (2006) mengenai kematangan karir siswa SMA.
Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa prestasi akademik berpengaruh
positif terhadap kematangan karir siswa. Individu yang mencapai prestasi
akademik tinggi cenderung mempunyai wawasan luas terutama mata pelajaran
sekolah, sehingga individu dengan prestasi belajar yang tinggi akan lebih
realistik dalam membuat rencana masa depannya. Hal tersebut berarti bahwa
motivasi belajar siswa akan mempengaruhi hasil belajar atau prestasi
commit to user
Berdasarkan penelitian tersebut dapat diduga bahwa motivasi belajar
berhubungan secara tidak langsung dengan kematangan karir siswa.
Remaja dalam menentukan karir atau pekerjaannya di masa depan tidak
hanya dipengaruhi oleh motivasi belajar saja, tetapi juga dipengaruhi oleh
sifat-sifat kepribadian yang dimiliki. Winkel (1997) mengemukakan bahwa remaja
akan melakukan refleksi terhadap sifat-sifat kepribadian yang dimiliki sehingga
lebih mengenal diri dan memperoleh pemahaman diri. Pendapat tersebut
menunjukkan bahwa remaja akan mulai melihat sifat-sifat yang ada pada
dirinya melalui evaluasi terhadap diri sendiri, sehingga remaja akan lebih
memahami mengenai dirinya dan dapat merencanakan pekerjaannya di masa
depan yang sesuai dengan sifat-sifat kepribadian yang dimiliki. Hal tersebut
berarti bahwa remaja akan merencanakan pekerjaannya di masa depan dengan
melihat kesesuaian antara dirinya dengan pekerjaan yang nantinya akan
ditekuni.
Pemahaman akan sifat-sifat yang ada pada diri remaja dilakukan remaja
melalui evaluasi terhadap dirinya sendiri. Evaluasi diri merupakan gambaran
keyakinan diri yang ada pada diri remaja. Bandura (dalam Baron dan Byrne,
2004) menjelaskan bahwa keyakinan diri merupakan evaluasi individu
terhadap kemampuan atau kompetensinya untuk melakukan sebuah tugas,
mencapai tujuan, atau mengatasi hambatan. Pada awalnya remaja mulai
memilih pekerjaan yang disukai untuk masa depan. Remaja mulai menentukan
pilihan pada pekerjaan yang menurutnya baik dan dapat menunjang
commit to user
terhadap dirinya dalam hal karir atau pekerjaan. Remaja tidak lagi memilih
pekerjaan berdasarkan rasa suka tetapi remaja sudah mulai melihat kemampuan
dan sifat-sifat yang dimiliki melalui evaluasi terhadap diri sendiri. Hasil
evaluasi tersebut selanjutnya menjadi dasar dalam memilih dan menentukan
jenis pekerjaan yang akan ditekuni kelak. Remaja akan mulai menyadari
kemampuan yang dimilikinya untuk melakukan suatu pekerjaan tertentu dan
remaja tidak lagi terpaku pada pekerjaan yang disukai sebelumnya.
Remaja akan bertindak atau melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan
tertentu, jika tindakan tersebut dirasa akan dapat memberikan hasil (Baron dan
Byrne, 2004). Remaja sebelum melakukan suatu tindakan tertentu akan
melakukan evaluasi terhadap kemampuannya sehingga remaja akan melakukan
suatu tindakan jika dirinya yakin bahwa tindakannya tersebut akan dapat
memberikan hasil. Hal tersebut berarti bahwa remaja yang merasa yakin
dengan kemampuannya dalam melakukan sesuatu akan memiliki keyakinan
diri yang tinggi dalam dirinya. Remaja akan melakukan sesuatu berdasarkan
atas keyakinan pada dirinya dan pada tindakan yang dilakukannya. Hal itu juga
dimungkinkan terjadi dalam proses pemilihan karir remaja. Remaja akan
memilih karirnya di masa depan yang dirasa mampu untuk dicapai. Remaja
yang memiliki keyakinan diri yang tinggi akan memiliki keyakinan yang tinggi
pula pada pilihan karirnya. Keyakinan remaja dalam pemilihan karir tersebut
dapat mempengaruhi kematangan remaja dalam membuat keputusan karirnya
commit to user
Uraian tersebut senada dengan penelitian yang dilakukan oleh
Komandyahrini dan Hawadi (2008) mengenai hubungan self efficacy dengan
kematangan dalam memilih karir siswa program percepatan belajar di SMAN
81 Jakarta dan SMA labschool Jakarta. Hasil penelitian tersebut menunjukkan
bahwa ada hubungan yang signifikan antara self efficacy atau keyakinan diri
dengan kematangan karir pada siswa program percepatan. Oleh karena itu,
peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian tersebut pada siswa SMK.
Berbagai hal diatas merupakan hal-hal yang banyak dialami oleh remaja
usia sekolah menengah atas, khususnya siswa Sekolah Menengah Kejuruan
(SMK). Siswa SMK sudah memiliki suatu arah yang jelas tentang pilihan
karirnya yang tercermin dari jurusan yang ditekuni di sekolah. Sardiman
(2009) mengemukakan bahwa tujuan institusional pendidikan di SMK adalah
mendidik siswa untuk memasuki lapangan kerja sesuai dengan pendidikan
kejuruan yang diikuti. Siswa SMK telah dipersiapkan untuk dapat memasuki
dunia kerja dengan mengandalkan keahlian yang telah dimiliki setelah
dinyatakan lulus sekolah. Siswa SMK banyak melakukan praktik di luar
sekolah sebagai salah satu bentuk persiapan untuk menghadapi dunia kerja
yang sebenarnya sebagai suatu rencana karir. Karir siswa di SMK sudah
dipeta-petakan menurut jurusannya masing-masing, sehingga siswa dapat
memperdalam dan mengasah kemampuan serta keterampilannya sesuai dengan
bidang atau jurusan yang dipilih.
Kenyataan di lapangan menunjukkan masih banyaknya lulusan SMK
commit to user
bulan Februari yang menunjukkan jumlah pengangguran lulusan SMK sebesar
13,81% dari total pengangguran sebanyak 8,59 juta orang. Hal tersebut berarti
jumlah pengangguran lulusan SMK pada bulan Februari 2010 sebanyak 1,18
juta orang. Kenyataan tersebut menunjukkan masih diperlukannya bimbingan
karir yang lebih memadai bagi siswa SMK sebagai bekal untuk memasuki
dunia kerja setelah lulus sekolah, sehingga jumlah pengangguran akan terus
menurun.
Salah satu SMK swasta yang terdapat di Kabupaten Boyolali adalah
SMK Muhammadiyah 2 Andong. SMK Muhammadiyah 2 Andong memiliki
dua jurusan antara lain Teknik Mekanik Otomotif (TMO) dan Teknik
Komputer dan Jaringan (TKJ). Berdasarkan data dari Dinas Pendidikan,
Pemuda dan Olahraga Kabupaten Boyolali (2010) mengenai hasil UN SMK
Muhammadiyah 2 Andong tahun pelajaran 2009/2010 menunjukkan tingkat
kelulusan 86,88% yang berarti dari 282 peserta yang ikut UN yang dinyatakan
lulus sebanyak 245 peserta. Hasil tersebut menggambarkan keberhasilan yang
sedang mengingat dari 31 SMK baik negeri maupun swasta yang ada di
Kabupaten Boyolali hanya 6 SMK yang dinyatakan lulus 100%.
Hasil survei yang dilakukan terhadap 37 siswa SMK Muhammadiyah 2
Andong pada bulan Februari 2012 menunjukkan bahwa terdapat 15 siswa SMK
Muhammadiyah 2 Andong yang memilih sekolah di SMK Muhammadiyah 2
Andong atas dasar keinginan orang tua, dan memilih jurusan yang sekarang
ditekuni atas dasar peluang yang besar untuk diterima di jurusan tersebut serta
commit to user
Andong memilih sekolah di SMK Muhammadiyah 2 Andong atas dasar
keinginan sendiri dan memilih jurusan didasarkan pada bakat dan minatnya
(Data Primer, 2012). Berdasarkan hasil survei tersebut dapat diketahui bahwa
terdapat 40,54% siswa SMK Muhammadiyah 2 Andong belum mempunyai
perencanaan karir dan belum mampu mengambil keputusan karir untuk masa
depannya. Hal tersebut dapat diketahui dari sejumlah siswa SMK
Muhammadiyah 2 Andong yang memilih untuk sekolah di SMK
Muhammadiyah 2 Andong dan memilih jurusan yang sekarang ditekuni
dengan tidak didasarkan pada keinginannya sendiri melainkan atas keinginan
orang tua atau ikut-ikutan teman.
Data dari sekolah menunjukkan bahwa sebanyak 85% siswa yang sudah
dinyatakan lulus telah mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan bidang atau
jurusan yang dipilih ketika di sekolah, dan sebanyak 15% mendapatkan
pekerjaan yang tidak sesuai dengan jurusan yang dipilih ketika di sekolah.
Siswa lulusan SMK Muhammadiyah 2 Andong yang mengambil jurusan TMO
pada umumnya bekerja di bengkel atau di perusahaan yang bergerak di bidang
otomotif, sedangkan yang mengambil jurusan TKJ pada umumnya bekerja
sebagai teknisi komputer, teknisi jaringan, atau bidang-bidang lain yang
berhubungan dengan komputer. Ada juga siswa lulusan SMK Muhammadiyah
2 Andong yang bekerja tidak sesuai dengan jurusan yang ditekuni sebelumnya
diantaranya menjadi seorang guru. Sebagian dari lulusan SMK
Muhammadiyah 2 Andong tersebut yang telah bekerja pada umumnya akan
commit to user
tempat dirinya bekerja, bahkan jurusan yang diambil di perguruan tinggi bisa
berbeda dengan jurusan yang ditekuni ketika di sekolah, tergantung pada
permintaan dan tuntutan dari perusahaan.
Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui beberapa hal yang diduga
terkait dengan kematangan karir pada remaja khusunya pada siswa SMK yang
antara lain berupa motivasi belajar di sekolah dan keyakinan diri yang ada pada
diri siswa. Kematangan dalam memilih karir merupakan hal yang penting bagi
remaja sebagai salah satu tugas perkembangannya, sehingga harus dilakukan
sebaik mungkin untuk dapat mencapai kebahagiaan dan demi kelancaran tugas
perkembangan berikutnya. Melihat kenyataan yang ada di lapangan peneliti
tertarik untuk melakukan penelitian tentang hal tersebut pada siswa kelas XI
SMK Muhammadiyah 2 Andong. Siswa kelas XI dipilih sebagai responden
penelitian karena siswa kelas XI sudah melewati satu tahun pembelajaran di
SMK sehingga sudah beradaptasi dengan jurusan dan sekolah tempat dirinya
belajar, sedangkan siswa kelas X pada umumnya sedang berada pada tahap
penyesuaian dengan jurusan dan sekolah yang baru. Jika meggunakan kelas
XII dikhawatirkan akan mengganggu proses belajar siswa dalam persiapannya
menghadapi ujian nasional. Oleh karena itu, peneliti akan melakukan penelitian
tersebut pada siswa kelas XI SMK Muhammadiyah 2 Andong dengan judul
“Hubungan antara Motivasi Belajar dan Keyakinan Diri dengan
Kematangan Karir pada Siswa SMK Muhammadiyah 2 Andong
commit to user
B. Rumusan Masalah
1. Apakah ada hubungan positif antara motivasi belajar dengan kematangan
karir pada siswa SMK Muhammadiyah 2 Andong Boyolali?
2. Apakah ada hubungan positif antara keyakinan diri dengan kematangan
karir pada siswa SMK Muhammadiyah 2 Andong Boyolali?
3. Apakah ada hubungan positif antara motivasi belajar dan keyakinan diri
dengan kematangan karir pada siswa SMK Muhammadiyah 2 Andong
Boyolali?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui hubungan positif antara motivasi belajar dengan
kematangan karir pada siswa SMK Muhammadiyah 2 Andong Boyolali.
2. Untuk mengetahui hubungan positif antara keyakinan diri dengan
kematangan karir pada siswa SMK Muhammadiyah 2 Andong Boyolali.
3. Untuk mengetahui hubungan positif antara motivasi belajar dan keyakinan
diri dengan kematangan karir pada siswa SMK Muhammadiyah 2 Andong
Boyolali.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoretis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan
commit to user
berhubungan dengan motivasi belajar, keyakinan diri, dan kematangan
karir pada remaja ksususnya remaja sekolah menengah kejuruan.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi siswa, hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu siswa
dalam meningkatkan kematangan karir melalui motivasi belajar dan
keyakinan diri yang tinggi, sehingga siswa mampu merencanakan,
mempersiapkan, dan menentukan pilihan karir untuk masa depannya.
b. Bagi orang tua, guru, dan konselor sekolah, hasil penelitian ini
diharapkan dapat dijadikan bahan referensi, sehingga lebih memahami
tugas perkembangan karir yang dihadapi oleh siswa dalam setiap tahap
perkembangan karirnya terutama untuk mencapai kematangan karir,
sehingga dapat mempersiapkan siswa dalam memasuki dunia kerja.
c. Memberikan gambaran mengenai kematangan karir siswa SMK
commit to user
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kematangan Karir
1. Pengertian Kematangan Karir
Karir merupakan pilihan pekerjaan yang diyakini oleh individu
untuk mencapai kesuksesan di masa depan. Pilihan karir bagi individu
didasarkan pada suatu keputusan yang diambil berdasarkan kemampuan
dan dukungan pengetahuan yang dimiliki untuk mencapai kesuksesannya.
Beaumont, dkk (dalam Manrihu, 1988) mendefinisikan karir sebagai
totalitas pekerjaan yang dikerjakan individu selama hidupnya. Pendapat
tersebut berarti bahwa karir merupakan pilihan pekerjaan yang ditekuni
individu secara sungguh-sungguh selama hidupnya. Individu akan
menekuni suatu pekerjaan tertentu dalam hidupnya secara optimal sebagai
suatu bentuk pilihan karir. Individu akan mencurahkan segenap usahanya
untuk dapat terus meningkatkan dan mengembangkan karir yang telah
dipilih. Pilihan karir individu harus didasarkan pada pengetahuan akan diri
sendiri dan informasi yang relevan mengenai pilihan karir tersebut. Oleh
karena itu, individu diharapkan benar-benar siap dalam membuat
keputusan mengenai pilihan karirnya sebagai bentuk kematangannya.
Super (dalam Walsh dan Osipow, 1988) mengemukakan konsep
kematangan karir sebagai kehidupan karir individu yang terdiri dari satu
atau lebih tugas yang harus diselesaikan dengan baik sesuai urutan dalam
commit to user
perkembangan karirnya. Hal tersebut berarti bahwa kematangan karir
individu tercermin dari keberhasilan individu dalam menyelesaikan setiap
tugas yang ada dalam tahap-tahap perkembangan karirnya.
Super (dalam Savickas, 2001) menjelaskan kematangan karir sebagai
kesiapan individu dalam membuat keputusan mengenai karirnya. Pendapat
Yost dan Corbishly (dalam Safitri dkk, 2009) juga mendukung Super
bahwa kematangan karir adalah kemampuan individu untuk berhasil
menyelesaikan tugas-tugas dan transisi dalam proses perkembangan karir
serta kesiapan individu untuk membuat keputusan karir yang sesuai
dengan usia dan tahapan perkembangannya. Pendapat tersebut
menunjukkan bahwa kematangan karir merupakan kesiapan individu untuk
membuat keputusan mengenai karirnya sesuai dengan usia dan tahap
perkembangannya.
Super (dalam Manrihu, 1988) mendefinisikan kematangan karir
sebagai bentuk-bentuk perilaku individu yang berupa mengidentifikasi,
memilih, merencanakan, dan melaksanakan tujuan-tujuan karir yang
tersedia bagi individu tertentu sesuai dengan tingkat usianya atau
kelompok sebayanya. Hal tersebut berarti bahwa individu dapat dikatakan
memiliki kematangan karir jika perilaku individu tersebut menunjukkan
kematangan untuk setiap tahap perkembangan karirnya sesuai dengan
kelompok sebayanya. Super (dalam Manrihu, 1988) lebih lanjut
menjelaskan bahwa kematangan karir dapat dipandang sebagai
commit to user
tersebut berarti individu dapat mencapai kematangan karir jika
perkembangan karir individu tersebut rata-rata sesuai dengan individu lain
yang seusia atau sebaya.
Remaja pada usia sekolah menengah atas secara tidak langsung
sudah memiliki suatu tujuan karir yang tercermin dari program studi
maupun kursus yang diikuti selama menempuh jenjang pendidikan di
sekolah. Fatimah (2006) menjelaskan bahwa remaja secara sadar telah
mengetahui bahwa suatu pekerjaan tertentu memerlukan dukungan
pengetahuan dan keterampilan yang harus dimiliki. Pendapat tersebut
menunjukkan bahwa remaja akan mulai mempersiapkan dirinya untuk
suatu pekerjaan yang diminati diantaranya dengan mengandalkan ilmu
pengetahuan yang didapat selama di sekolah maupun dengan mengikuti
pelatihan atau kursus yang mendukung dirinya untuk dapat terjun ke
lapangan pekerjaan yang diminati.
Crites (dalam Walsh dan Osipow, 1988) mendeskripsikan
kematangan karir sebagai derajat dan kecepatan perkembangan karir
individu. Pendapat tersebut berarti kematangan karir individu dapat dilihat
dari derajat dan kecepatan perkembangan karir individu yang mengacu
pada tahap-tahap perkembangan karirnya. Crites (dalam Brown dan
Associates, 2002) selanjutnya mengemukakan bahwa kematangan karir
merupakan tingkat yang menunjukkan individu telah menguasai tugas
perkembangan karirnya, baik komponen pengetahuan maupun sikap yang
commit to user
bahwa individu akan mencapai kematangan karir jika dirinya mampu
menguasai tugas perkembangan karir yang sesuai dengan tahap
perkembangan karir, baik dalam hal pengetahuan ataupun sikap yang
dimiliki. Hal tersebut berarti remaja dikatakan memiliki kematangan karir
jika remaja mampu menguasai dan menyelesaikan tugas perkembangan
karirnya yaitu remaja mampu meninjau diri sendiri terkait dengan minat
dan kemampuan yang dimiliki, serta remaja mulai memiliki gambaran
mengenai berbagai alternatif pekerjaan yang nantinya akan ditekuni.
Gambaran mengenai berbagai alternatif pekerjaan tersebut dapat
diperoleh remaja melalui informasi dan pengetahuan dunia kerja. Super
(dalam Savickas, 2001) menjelaskan bahwa individu dikatakan matang
atau siap untuk membuat keputusan karir jika pengetahuan yang
dimilikinya untuk membuat keputusan karir didukung oleh informasi yang
akurat mengenai pekerjaan berdasarkan pencarian yang telah dilakukan.
Hal tersebut berarti bahwa remaja akan belajar membuat keputusan
mengenai pilihan karirnya di masa depan dengan berdasar pada informasi
yang tepat yang diperoleh melalui berbagai upaya pencarian, untuk
selanjutnya remaja mulai menyusun rencana karir bagi masa depannya.
Berdasarkan uraian di atas, maka yang dimaksud dengan
kematangan karir adalah keberhasilan individu dalam menyelesaikan
tugas-tugas perkembangan karir yang terjadi dalam tahap-tahap
perkembangan karirnya sesuai dengan usianya, dalam artian individu
commit to user
2. Tahap-Tahap Perkembangan Karir
Setiap individu mengalami perkembangan karir dalam hidupnya.
Manrihu (1988) menjelaskan bahwa perkembangan karir merupakan
bagian dari keseluruhan perkembangan kehidupan. Hal tersebut berarti
bahwa karir individu mengalami perkembangan sepanjang rentang
kehidupannya yaitu sejak individu dilahirkan sampai meninggal dunia.
Perkembangan karir individu berbeda-beda untuk setiap tahapan usia.
Super (dalam Winkel, 1997) mengembangkan suatu konsep kematangan
karir yang menunjuk pada keberhasilan individu dalam menyelesaikan
semua tugas perkembangan karir yang khas bagi tahap perkembangan
tertentu. Hal tersebut berarti bahwa konsep kematangan karir dari Super
merupakan gambaran kematangan karir pada individu yang tercermin pada
keberhasilan individu tersebut dalam menyelesaikan semua tugas
perkembangan karir yang terjadi pada tahap-tahap perkembangan karir
tertentu dalam hidupnya. Tugas-tugas perkembangan karir akan
berbeda-beda untuk setiap tahap perkembangannya. Setiap tahap perkembangan
karir harus dilalui dan dilaksanakan dengan baik oleh setiap individu demi
tercapainya karir yang diinginkan. Super (dalam Sukardi, 1989)
menjelaskan bahwa kematangan karir merupakan kualitas pengembangan
karir yang diukur dalam suatu rangkaian kesatuan (kontinum). Hal tersebut
berarti kematangan karir individu merupakan serangkaian proses yang
terjadi di dalam kehidupan individu. Proses tersebut berlangsung melalui
commit to user
individu. Super (dalam Winkel, 1997) selanjutnya membagi tahap
perkembangan karir individu menjadi lima tahap, yaitu: (a) tahap
pertumbuhan (growth); (b) tahap eksplorasi (exploration); (c) tahap
pemantapan (establishment); (d) tahap pembinaan (maintenance); dan
(e) tahap kemunduran (decline).
Masing-masing tahap perkembangan karir tersebut memiliki ciri-ciri
atau karakteristik tertentu yang berbeda untuk setiap tahapan usia.
Perkembangan karir individu satu dengan individu lain tidak sama tetapi
berlangsung secara terus menerus dan berkesinambungan selama
hidupnya. Tahap-tahap perkembangan karir dari Super (dalam Winkel,
1997) dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Tahap pertumbuhan (Growth)
Usia 0-15 tahun, anak mulai mengembangkan berbagai potensi, sikap,
minat, dan kebutuhan-kebutuhan dirinya yang selanjutnya akan
membentuk suatu gambaran diri pada anak tersebut (Super dalam
Winkel, 1997). Hal tersebut berarti bahwa gambaran diri pada anak
akan menjadi dasar bagi anak tersebut dalam melihat kemauan dan
kemampuan yang ada dalam dirinya termasuk di dalamnya yaitu
kemauan atau minat dan kemampuan anak dalam bidang tertentu yang
dapat menjadi dasar bagi jenis pekerjaan yang akan dipilih nanti.
b. Tahap eksplorasi (Exploration)
Usia 15-24 tahun, remaja mulai memikirkan berbagai alternatif
commit to user
mengikat dirinya (Super dalam Winkel, 1997). Hal tersebut
menunjukkan bahwa remaja masih melakukan berbagai pertimbangan
mengenai pilihan karirnya dengan mencari berbagai informasi yang
relevan mengenai berbagai bidang karir atau pekerjaan untuk
kemudian disesuaikan dengan minat dan kemampuannya.
c. Tahap pemantapan (Establishment)
Usia 25-44 tahun, individu akan berusaha memantapkan diri dengan
pilihan karirnya melalui berbagai pengalaman yang telah didapat
selama menjalani karir tertentu (Super dalam Winkel, 1997). Hal
tersebut berarti bahwa individu akan menjalani suatu bidang karir
tertentu dengan berdasar pada pengalaman yang telah didapat pada
masa sebelumnya yang telah banyak memberikan pelajaran dan
masukan yang bermanfaat bagi kelangsungan dan perkembangan karir
yang telah dipilih.
d. Tahap pembinaan (Maintenance)
Usia 45-64 tahun, individu yang sudah dewasa mulai menyesuaikan
diri dengan pekerjaannya (Super dalam Winkel, 1997). Hal tersebut
berarti individu akan menekuni pekerjaannya sebagai suatu bagian dari
hidupnya. Individu akan menjalankan setiap aktivitas pekerjaannya
dengan menghayati dan mendalaminya sebagai upaya pembinaan diri
commit to user
e. Tahap kemunduran (Decline)
Usia 65 tahun ke atas, individu akan memasuki masa pensiun dan
mulai melepaskan pekerjaan yang telah ditekuni sebelumnya (Super
dalam Winkel, 1997). Hal tersebut berarti bahwa pada tahap ini
individu akan mengalami kemunduran dalam karirnya dan harus dapat
menyesuaiakan diri dengan pola hidup yang baru. Individu akan lebih
banyak menghabiskan waktu dengan individu-individu lain yang
seusia (lansia) dan kehidupannya akan lebih difokuskan pada
pengabdian dan ibadah sebagai umat beragama.
Masing-masing tahapan perkembangan karir di atas menunjukkan
adanya proses perkembangan karir yang berbeda-beda yang terjadi pada
setiap individu. Semakin bertambah usia individu, maka kesiapan dan
kemampuan individu dalam memilih dan menjalankan karir akan semakin
meningkat dan semakin mantap, namun kemudian akan menunjukkan
suatu kemunduran pada usia pensiun yaitu usia 65 tahun ke atas.
Pada masa usia tertentu individu akan dihadapkan pada tugas-tugas
perkembangan karir yang terjadi diantara tahap-tahap perkembangan
karirnya. Tugas-tugas perkembangan karir tersebut merupakan tugas-tugas
yang harus dilakukan oleh individu dalam proses perkembangan karirnya.
Tugas perkembangan karir tersebut belum ada ketika individu dilahirkan
melainkan sejak individu memasuki usia remaja sampai usia pensiun.
Super (dalam Winkel, 1997) menjelaskan ada empat tugas perkembangan
commit to user
garis besar masa depan (crystalization); (b) penentuan (specification);
(c) pemantapan (establishment); dan (d) pengakaran (consolidation).
Tugas-tugas perkembangan karir tersebut merupakan tugas yang
harus dilakukan oleh setiap individu yang berlangsung diantara
tahap-tahap perkembangan karirnya. Berikut ini penjelasan mengenai
tugas-tugas perkembangan karir (vocational developmental task) dari Super
(dalam Winkel, 1997):
a. Perencanaan garis besar masa depan (Crystalization)
Usia 14-18 tahun, individu bersifat kognitif dengan meninjau diri
sendiri dan situasi hidupnya (Super dalam Winkel, 1997). Hal tersebut
berarti bahwa individu akan mulai berpikir mengenai masa depannya
khususnya dalam hal pekerjaan. Individu akan mulai menyiapkan dan
merencanakan pekerjaan dengan melihat kemampuan yang ada pada
dirinya. Individu juga akan mempertimbangkan situasi dan kondisi
lingkungan tempat tinggalnya, baik lingkungan keluarga maupun
masyarakat yang dapat mempengaruhi pilihan pekerjaannya nanti.
b. Penentuan (Specification)
Usia 18-24 tahun, individu mengarahkan diri ke bidang pekerjaan
tertentu dan mulai memegang pekerjaan itu (Super dalam Winkel,
1997). Pilihan-pilihan karir individu secara berangsur-angsur akan
menyempit dan mengantarkan individu tersebut pada keputusan karir
yang pertama (Manrihu, 1988). Kedua pendapat tersebut menunjukkan
commit to user
mengarahkan dirinya pada suatu bidang karir tertentu. Tugas
perkembangan karir ini menuntut individu untuk dapat membuat
keputusan mengenai pilihan karirnya. Individu selanjutnya akan mulai
menekuni bidang karir tertentu dengan berdasar pada keputusan dan
pilihan karir yang telah diambil.
c. Pemantapan (Establishment)
Usia 24-35 tahun, individu akan membuktikan bahwa dirinya mampu
memegang dan menjalankan pekerjaan yang telah dipilih (Super dalam
Winkel, 1997). Hal tersebut berarti bahwa individu akan mulai
memantapkan hati dan tekun dalam menjalankan pekerjaannya.
Individu akan senantiasa mengembangkan dan meningkatkan
upayanya demi kelangsungan dan keberhasilannya dalam berkarir.
d. Pengakaran (Consolidation)
Sesudah usia 35 tahun sampai masa pensiun, individu mencapai status
tertentu dan memperoleh senioritas (Super dalam Winkel, 1997).
Individu yang lebih tua sering mengikatkan dirinya pada suatu
pekerjaan tertentu dan cenderung mencurahkan segala sesuatu yang
dimiliki demi pekerjaan tersebut (Manrihu, 1988). Kedua pendapat
tersebut menunjukkan bahwa pada tahap pengakaran, pekerjaan atau
karir yang dijalankan individu telah melekat dalam dirinya dan
individu telah mencapai status atau jabatan tertentu dalam
commit to user
pengalaman dalam bidang karirnya sehingga akan menjadi senior
dalam bidang karir atau pekerjaan yang selama ini telah ditekuni.
Tugas-tugas perkembangan karir di atas menunjukkan adanya
tugas-tugas yang berbeda pada setiap tahapan usia yang harus dilakukan oleh
setiap individu. Super (dalam Manrihu, 1988) menjelaskan bahwa
tugas-tugas perkembangan karir tertentu harus dikuasai untuk dapat mencapai
taraf-taraf kematangan karir berikutnya. Hal tersebut berarti bahwa
masing-masing tugas perkembangan karir harus dapat dilaksanakan
dengan baik agar individu dapat melanjutkan pada tugas-tugas
perkembangan karir berikutnya, sehingga akan dapat dicapai suatu
kematangan karir. Jika individu dapat melakukan tugas-tugas
perkembangan karir tersebut dengan baik, maka individu akan dapat
mencapai karir yang didambakan.
Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa setiap individu
akan mengalami beberapa tahap perkembangan karir dalam hidupnya yang
dimulai dari tahap pertumbuhan sampai dengan tahap kemunduran.
Remaja termasuk dalam tahap eksplorasi atau perencanaan, sehingga
remaja belum memiliki suatu pilihan pekerjaan yang mengikat dirinya.
Seiring dengan bertambahnya usia remaja akan benar-benar merasa
mantap pada suatu pekerjaan yang ditekuni sesuai dengan tugas-tugas
commit to user
3. Dimensi Kematangan Karir
Dimensi kematangan karir terdiri dari dimensi-dimensi yang dapat
digunakan untuk mengukur kematangan karir individu. Dimensi-dimensi
tersebut dapat digunakan untuk mengetahui perbedaan kematangan karir
individu satu dengan individu lain. Super (dalam Sukardi, 1989)
mengembangkan inventori perkembangan karir (Career Development
Inventory = CDI) yaitu suatu alat diagnostik untuk menilai program
perkembangan karir. Sukardi (1989) menjelaskan bahwa dimensi-dimensi
kematangan karir diperoleh dari konsepsi-konsepsi perkembangan karir
yang merupakan suatu kontinuitas proses perkembangan yang dapat
digolongkan ke dalam serangkaian tingkat dan tugas-tugas. Hal tersebut
berarti bahwa kematangan karir individu dapat diukur melalui
perkembangan karirnya yang terdiri dari beberapa tahap dengan disertai
tugas-tugas yang harus diselesaikan oleh setiap individu. Sukardi (1989)
lebih lanjut mengemukakan bahwa kematangan karir terutama mengukur
perkembangan karir individu. Hal tersebut berarti untuk mengetahui
tingkat kematangan karir individu dapat dilakukan dengan mengukur
perkembangan karir individu. Model struktur kematangan karir Super
(dalam Gonzalez, 2008) terdiri dari lima dimensi antara lain perencanaan,
eksplorasi, informasi, pengambilan keputusan, dan orientasi kenyataan.
Crites (dalam Gonzalez, 2008) menyusun inventori kematangan karir
(Career Maturity Inventory = CMI) yang terdiri dari empat dimensi antara
commit to user
menunjukkan bahwa kematangan karir individu dapat diukur melalui
dimensi-dimensi baik yang berasal dari dalam diri maupun luar diri
individu.
Pada kenyatannya kedua instrumen tersebut tidak dapat mengukur
semua dimensi kematangan karir dan dapat digabungkan untuk dilakukan
pengukuran kematangan karir pada remaja. Kedua instrumen tersebut
hanya berfokus pada dimensi-dimensi yang lebih mudah untuk diukur dan
dikuantifikasikan. Career Development Inventory dari Super hanya dapat
mengukur empat dari lima dimensi antara lain perencanaan, eksplorasi,
informasi, dan pengambilan keputusan, dengan meniadakan orientasi
kenyataan. Career Maturity Inventory dari Crites hanya dapat mengukur
dua dari empat dimensi antara lain sikap dan kompetensi (Gonzalez,
2008). Uraian tersebut menunjukkan bahwa instrumen kematangan karir
baik dari Super maupun Crites hanya dapat digunakan untuk mengukur
sebagian dari beberapa dimensi kematangan karir.
Gonzalez (2008) telah melakukan penelitian lebih lanjut dan
menyimpulkan bahwa perkembangan setiap individu tidak sama tetapi
bersifatkontinuitas. Dimensi yang mampu mengungkap kematangan karir
dengan baik adalah informasi, pengambilan keputusan, dan perencanaan
karir dari Super, serta kompetensi dari Crites. Berdasarkan uraian di atas,
maka instrumen dalam penelitian ini akan disusun berdasarkan
dimensi-dimensi kematangan karir tersebut antara lain informasi, pengambilan
commit to user
Berikut ini penjelasan mengenai dimensi-dimensi kematangan karir
dari Super dan Crites (dalam Gonzalez, 2008) yang akan digunakan untuk
menyusun instrumen penelitian:
a. Informasi
Individu tidak hanya membutuhkan informasi mengenai dirinya tetapi
juga lingkungan tempat tinggalnya. Individu membutuhkan informasi
tentang pilihan pendidikan akademik yang berbeda-beda, pilihan
profesi atau karir dan pilihan pekerjaan (Gonzalez, 2008). Informasi
dunia kerja sangat diperlukan untuk mengembangkan minat dan
kemampuan yang telah dimiliki (Tuti dkk, 2006). Hal tersebut berarti
bahwa informasi khususnya untuk dunia kerja merupakan hal yang
sangat penting bagi individu sebagai bahan referensi mengenai
bermacam-macam pilihan karir yang dapat dipilihnya. Super (dalam
Savickas, 2001) mengemukakan bahwa informasi tentang pekerjaan
yang dimiliki individu akan menjadikan individu tersebut cukup
mampu menerapkan informasi tersebut untuk disesuaikan dengan
minat dan kemampuannya sehingga individu dapat mulai
memantapkan pilihan pekerjaan pada bidang tertentu. Pendapat
tersebut menunjukkan bahwa informasi mengenai dunia kerja memiliki
peran yang penting bagi individu dalam merencanakan dan membuat
keputusan mengenai pilihan karirnya di masa depan agar sesuai dengan
commit to user
b. Pengambilan keputusan
Pengambilan keputusan karir adalah kemampuan individu untuk
menggunakan pengetahuan dan pikirannya untuk membuat
perencanaan karir (Sitat dalam Tuti dkk, 2006). Selama periode
perkembangannya individu harus dipersiapkan untuk mampu membuat
suatu keputusan yang efektif. Individu perlu terlibat dalam refleksi
yang berkelanjutan mengenai dirinya, individu lain dan lingkungan
secara keseluruhan selama periode pendidikan (Gonzalez, 2008).
Kedua pendapat tersebut menunjukkan bahwa selama menempuh
jenjang pendidikan di sekolah individu harus dibekali dengan
informasi yang bermanfaat khususnya mengenai berbagai bidang
pekerjaan sehingga individu memiliki cukup referensi untuk
menentukan pilihan karirnya. Super (dalam Savickas, 2001)
mengemukakan bahwa individu akan membuat keputusan mengenai
pilihan karirnya dengan melihat kesesuaian antara pekerjaan dengan
minat dan kemampuannya. Hal tersebut berarti bahwa individu
diharapkan mampu memahami tingkat kemampuan yang ada pada
dirinya serta hal-hal yang menarik minatnya selama ini. Individu
selanjutnya dapat mulai memilih pekerjaan tertentu yang sesuai dengan
kemampuan dan minatnya tersebut.
c. Perencanaan karir
Perencanaan karir merupakan suatu proses yang menunjukkan
commit to user
dan tidak hanya berkisar tentang aktivitas yang sedang dilakukan saat
ini (Tuti dkk, 2006). Hal tersebut berarti bahwa sebagai bentuk
persiapan menghadapi masa depan, individu akan mulai menyibukkan
diri dengan berbagai aktivitas yang mendukung dirinya dalam
merencanakan dan memilih karir yang sesuai dengan dirinya.
Aktivitas-aktivitas tersebut merupakan salah satu bentuk upaya yang
dilakukan individu untuk memperkaya pengetahuan dan
pemahamannya mengenai berbagai bidang pekerjaan yang ada.
Savickas, dkk (dalam Brown dan Associates, 2002) menjelaskan
bahwa individu yang tidak dapat membuat rencana karir dan
melaksanakan suatu rencana karir akan mengalami kesulitan dalam
merealisasikan pekerjaan atau karir yang diimpikan. Pendapat tersebut
menunjukkan bahwa perencanaan karir merupakan hal mendasar yang
harus dilakukan oleh setiap individu untuk merencanakan masa
depannya. Individu hendaknya juga dapat melaksanakan rencana karir
yang telah disusun sehingga pekerjaan atau karir yang didambakan
dapat tercapai.
d. Kompetensi
Kompetensi merupakan kemampuan menilai diri sendiri yang
berhubungan dengan tujuan karir individu (Gonzalez, 2008). Hal
tersebut berarti kemampuan yang dimiliki individu merupakan salah
satu dasar bagi dirinya dalam memilih karir yang akan ditekuni.