• Tidak ada hasil yang ditemukan

Aspek-aspek Studi Kelayakan Proyek

E. Subsistem Penunjang

3.1.6 Aspek-aspek Studi Kelayakan Proyek

3.1.5 Studi Kelayakan Proyek

Proyek adalah suatu keseluruhan aktifitas yang menggunakan sumber-sumber untuk mendapatkan kemanfaatan (benefit) atau suatu aktifitas yang mengeluarkan uang dengan harapan untuk mendapatkan hasil (return) diwaktu yang akan datang dan yang dapat direncanakan, dibiayai, dan dilaksanakan sebagai satu unit (Kadariah et al, 1999). Pada umumnya sumber-sumber yang tersedia untuk menjalankan proyek adalah terbatas maka perlu diadakan pemilihan antara berbagai macam proyek. Untuk dapat mengambil keputusan pemilihan proyek perlu dilakukan evaluasi atas investasi proyek tersebut.

Menurut Husein Umar (2005) studi kelayakan proyek adalah penelitian tentang layak atau tidaknya suatu proyek dibangun untuk jangka waktu tertentu. Pengertian lain dari studi kelayakan proyek adalah analisa untuk membandingkan biaya-biaya dengan manfaatnya dan menentukan proyek-proyek yang mempunyai keuntungan yang layak (Gittinger, 1986). Secara sederhana yang dimaksud dengan biaya adalah segala sesuatu yang mengurangi suatu tujuan sedangkan manfaat adalah segala sesuatu yang membantu suatu tujuan. Kriteria keberhasilan suatu proyek dapat dilihat dari manfaat investasi yang terdiri dari (Husnan dan Suwarsono, 1999):

1. Manfaat ekonomis proyek terhadap proyek itu sendiri (disebut sebagai manfaat finansial). Yang berarti apakah proyek itu dipandang cukup menguntungkan apabila dibandingkan dengan risiko proyek tersebut. 2. Manfaat proyek bagi negara tempat proyek itu dilaksanakan (disebut

manfaat ekonomi). Yang menunjukkan manfaat proyek tersebut bagi ekonomi makro suatu negara.

3. Manfaat sosial proyek bagi masyarakat di sekitar proyek.

3.1.6 Aspek-aspek Studi Kelayakan Proyek

Untuk dapat merencanakan dan menganalisa proyek yang efektif harus mempertimbangkan banyak aspek yang secara bersama-sama menentukan bagaimana keuntungan yang diperoleh dari suatu penanaman investasi tertentu. Proses analisis setiap aspek saling terkait antar satu aspek dengan aspek lainnya sehingga analisis aspek-aspek tersebut menjadi terintegrasi dan berhubungan. Menurut Gittinger (1986) aspek-aspek yang diteliti dalam dalam studi kelayakan

35 proyek meliputi aspek pasar (komersial), aspek teknis, aspek manajemen, aspek sosial lingkungan, dan aspek finansial.

A. Aspek Pasar (Komersial)

Pengkajian aspek pasar penting untuk dilakukan karena tidak ada proyek yang berhasil tanpa adanya permintaan atas barang atau jasa yang dihasilkan proyek tersebut. Yang termasuk dalam aspek-aspek pasar dari suatu proyek adalah rencana pemasaran output yang dihasilkan oleh proyek dan rencana penyediaan input yang dibutuhkan untuk kelangsungan dan pelaksanaan proyek.

Dari sudut pandang output, analisa pasar untuk hasil proyek sangat penting untuk meyakinkan bahwa terdapat suatu permintaan yang efektif pada suatu harga yang menguntungkan. Sedangkan dari sudut pandang input diperlukan terkait dengan penawaran barang dan jasa untuk kegiatan produksi dalam suatu proyek. Analisis dalam aspek pasar ini mencakup peluang permintaan pasar dan strategi pemasaran produk.

B. Aspek Teknis

Studi mengenai aspek teknis berkaitan dengan kebutuhan apa yang diperlukan dan bagaimana secara teknis proses produksi akan dilaksanakan. Analisa aspek ini berhubungan dengan input proyek (penyediaan) dan output (produksi) berupa barang nyata dan jasa-jasa. Menurut Husein Umar (2005) terdapat tiga masalah pokok yang dihadapi suatu proyek terkait dengan aspek teknis atau kegiatan operasional yaitu:

1) Masalah penentuan posisi perusahaan. Penentuan posisi perusahaan dalam masyarakat bertujuan agar keberadaan perusahaan sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan dapat dijalankan secara ekonomis, efektif, dan efisien. Oleh karena itu perlu diputuskan bagaimana posisi perusahaan ditentukan yang meliputi pemilihan strategi berproduksi, penentuan produk yang akan ditawarkan, dan kualitas produk.

2) Masalah desain. Masalah desain mencakup perancangan fasilitas operasi yang akan digunakan, meliputi perencanaan letak pabrik, proses operasi, teknologi yang digunakan, rencana kapasitas mesin yang dipakai, perencanaan bangunan, tata letak (layout) bangunan, dan lingkungan kerja.

36 3) Masalah operasional. Masalah operasional biasanya timbul pada saat proses produksi sudah berjalan, diantaranya adalah rencana produksi, rencana persediaan bahan baku, penjadwalan kerja pegawai, pengawasan kualitas, dan pengawasan biaya produksi.

C. Aspek Manajemen

Manajemen merupakan proses mengkoordinasi kegiatan-kegiatan pekerjaan sehingga pekerjaan tersebut terselesaikan secara efisien dan efektif dengan dan melalui orang lain. Studi aspek manajemen dilaksanakan saat pembangunan proyek dan saat proyek dioperasionalkan secara rutin. Dalam aspek ini dilakukan pengkajian mengenai bentuk badan usaha; jenis-jenis pekerjaan, tugas dan wewenang; struktur organisasi; serta pengadaan tenaga kerja yang dibutuhkan. D. Aspek Sosial dan Lingkungan

Dalam studi kelayakan proyek diperlukan informasi berkaitan dengan lingkungan perusahaan untuk mengetahui seberapa jauh lingkungan tersebut memberikan peluang sekaligus ancaman bagi proyek. Dalam analisis aspek sosial perlu mempertimbangkan pola dan kebiasaan sosial dari pihak yang akan dilayani oleh proyek serta implikasi sosial yang lebih luas dari adanya investasi proyek. Hal-hal penting yang dikaji berhubungan dengan aspek sosial adalah manfaat proyek bagi peningkatan pendapatan dan penyerapan tenaga kerja. Selain masalah sosial, dalam studi kelayakan juga harus mempertimbangkan masalah dampak lingkungan yang dapat merugikan. Daerah proyek harus dipilih melalui peninjauan secara langsung agar dapat ikut menjaga kelestarian alam.

E. Aspek Finansial

Tujuan menganalisis aspek keuangan dari studi kelayakan proyek adalah untuk menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan dengan membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan, seperti ketersediaan dana, biaya modal, kemampuan proyek untuk membayar kembali dana tersebut dalam waktu yang telah ditentukan dan menilai apakah proyek akan dapat berkembang sedemikian rupa sehingga secara finansial dapat berdiri sendiri. Analisis keuangan ini didasarkan pada data proyeksi keuangan atau data keuangan historis. Untuk proyek pada perusahaan yang telah berjalan perhitungan keuangan menggunakan data historis perusahaan sampai pada permulaan proyek, sedangkan

37 untuk proyek yang baru laporan tersebut akan diproyeksikan sampai melewati umur proyek.

Aspek finansial proyek dituangkan dalam bentuk arus kas proforma (proforma cashflow) dan laporan laba rugi proforma (proforma income

statement).

1) arus kas proforma (proforma cashflow)

Laporan cash flow disusun untuk menunjukkan perubahan kas selama satu periode tertentu serta memberikan alasan mengenai perubahan kas tersebut dengan menunjukkan dari mana sumber-sumber kas dan penggunaan-penggunaannya. Dalam mempertimbangkan suatu investasi proyek perlu diketahui tiga arus kas yaitu (Halim, 2009) :

- Arus kas keluar awal (initial cash outflow), yaitu pengeluaran-pengeluaran kas awal yang dilakukan sehubungan dengan dilakukan suatu investasi.

- Arus kas operasional (operational cash outflow), yaitu penerimaan-penerimaan kas yang diperoleh setelah suatu investasi beroperasi. Disamping penerimaan-penerimaan kas juga terdapat pengeluaran-pengeluaran kas yang terjadi setelah suatu investasi beroperasi.

- Terminal arus kas (terminal cash outflow), yaitu penerimaan-penerimaan yang diperoleh dari nilai sisa (salvage value) suatu investasi dan/atau pengembalian modal kerja (working capital)

2) laporan laba rugi proforma (proforma income statement)

Laporan laba rugi adalah suatu laporan keuangan yang meringkas penerimaan dan pengeluaran suatu perusahaan selama periode akuntansi dan memberikan gambaran tentang kegiatan-kegiatan dari waktu ke waktu. Melalui analisis terhadap laporan laba rugi dapat diketahui apakah usaha yang akan dijalankan merupakan usaha yang menguntungkan (profitable) dengan melihat proyeksi laba yang dapat diperoleh atau usaha tersebut tidak menguntungkan dilihat dari potensi kerugian (loss) yang dapat ditimbulkan selama beberapa periode ke depan.

Pada studi kelayakan finansial juga perlu dianalisis bagaimana prakiraan aliran kas akan terjadi. Menurut Kadariah, et al. (1999) pada umumnya ada empat