D. Payback Period (PP)
9.1 Optimalisasi Produksi Puree dan Sari Buah Jambu Biji
Variabel keputusan yang ingin diketahui dalam penelitian ini adalah berapa jumlah produksi puree dan sari buah yang seharusnya dihasilkan oleh unit pengolahan jambu biji agar menghasilkan keuntungan yang maksimal. Hasil olahan optimalisasi produksi dengan kendala yang ada dapat dilihat pada Lampiran 2. Perbandingan tingkat produksi aktual dan optimal pengolahan jambu biji dapat dilihat pada Tabel 25.
Tabel 25. Tingkat Produksi Aktual dan Optimal Pengolahan Jambu Biji (per
kemasan) pada Unit Usaha Pengolahan Jambu Biji Gapoktan KUAT
Jenis Produk Tingkat Produksi
Aktual Optimal
Puree Jambu Biji
Sari Buah Jambu Biji
5.720 64.050
5.720 64.060
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa jumlah produksi yang dilakukan oleh unit usaha pengolahan jambu biji Gapoktan KUAT pada tahun 2008 telah mendekati optimal. Hal ini dapat dilihat dari produksi puree sama dengan kondisi optimalnya, sedangkan untuk sari buah hanya selisih 10 cup saja. Kondisi ini menunjukkan bahwa pada skala usaha yang sedang dijalankan, unit usaha pengolahan jambu biji telah dapat berproduksi secara optimal dengan menggunakan sumberdaya yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan pasar. Karena kondisi aktual yang terjadi telah mendekati optimal maka keuntungan yang diperoleh pun hampir sama yaitu sebesar Rp 30.733.727,80 pada kondisi aktual dan Rp 30.735.650,80 pada kondisi optimal.
9.1.2 Penggunaan Bahan Baku dan Bahan Tambahan Optimal
Bahan baku utama dalam usaha pengolahan ini adalah jambu biji. Sedangkan untuk bahan tambahan adalah berupa bahan campuran lain dan kemasan produk. Bahan tambahan ini terdiri dari asam sitrat, asam sorbat, gula
109 pasir, botol, label, plastik segel, gelas plastik, dan plastik seal cup. Penggunaan bahan-bahan tersebut pada kondisi aktual dan optimal dapat dilihat pada Tabel 26.
Tabel 26. Penggunaan Bahan Baku dan Tambahan pada Kondisi Aktual dan
Optimal pada Unit Usaha Pengolahan Jambu Biji Gapoktan KUAT Bahan Baku dan
Tambahan
Aktual Optimal
Penggunaan Penggunaan Slack/surplus
Jambu Biji Asam Sitrat Asam Sorbat Gula Pasir Botol puree Label puree Plastik segel Cup
Plastik seal cup
6.099,01 14.526 3.631,5 1.815.750 5.720 5.720 5.720 64.050 64.050 6.099,58 14.528 3.632 1.816.000 5.720 5.720 5.720 64.060 64.060 47.459,421875 3.472 367,99 0 0 2.500 2.500 7.940 15.940
Berdasarkan tabel di atas penggunaan bahan baku jambu biji mendekati penggunaan dalam kondisi optimal. Namun penggunaan bahan baku jambu biji belum dimanfaatkan secara optimal dimana dapat dilihat dari nilai slack/surplus yang lebih besar dari nol. Hal ini berarti masih terdapat sisa bahan baku yang memungkinkan bagi usaha pengolahan jambu biji ini memproduksi dengan jumlah yang lebih banyak.
Untuk bahan tambahan lainnya hampir semua masih terdapat sisa. Hal ini dapat dilihat dari nilai slack/surplus yang lebih besar dari nol. Kondisi ini menunjukkan bahwa pembelian bahan tambahan yang dilakukan oleh unit usaha pengolahan ini belum dilakukan dengan baik. Pada kondisi aktualnya, pembelian bahan tambahan dilakukan dalam jumlah besar terjadi karena terdapat batasan pembelian dan jarak pembelian yang cukup jauh. Namun, bahan tambahan yang memiliki sisa merupakan bahan yang awet sehingga mengurangi risiko adanya kerusakan.
Sedangkan untuk bahan tambahan yang tidak memiliki sisa hanya gula pasir dan botol puree. Pembelian gula pasir dilakukan sesuai dengan kebutuhan
110 produksi. Hal ini dikarenakan kondisi pada pabrik pengolahan tidak mendukung untuk melakukan penyimpanan gula pasir dalam jumlah banyak. Untuk pembelian botol puree juga disesuaikan dengan jumlah produksi dikarenakan harga botol tersebut yang relatif mahal Rp 1.500,00 per botol. Sehingga usaha pengolahan melakukan pembelian dengan jumlah terbatas agar dapat mengalokasikan modal untuk kebutuhan lainnya.
9.1.3 Penggunaan Jam Kerja Mesin Pengolahan Optimal
Mesin yang digunakan dalam pengolahan ini dipakai untuk kedua produk yaitu puree dan sari buah. Mesin ini terdiri dari mesin pulper, spinner, mixing
tank, dan pasteurizer. Sedangkan untuk mesin sterilisasi botol hanya digunakan
untuk puree, dan mesin seal cup hanya untuk sari buah saja. Penggunaan mesin-mesin dalam pengolahan jambu biji pada kondisi aktual dan optimal dapat dilihat pada Tabel 27.
Tabel 27. Penggunaan Jam Kerja Mesin Pengolahan pada Kondisi Aktual dan
Optimal (Menit) pada Unit Usaha Pengolahan Jambu Biji Gapoktan KUAT
Mesin Aktual Optimal
Penggunaan Penggunaan Slack/surplus
Mesin pulper
Spinner Mixing tank Pasteurizer
Mesin sterilisasi botol Mesin seal cup
6.110,45 4.300,88 1.425,27 1.425,27 720,72 10.248 6.111,02 4.301,28 1425,38 1425,38 720,72 10.249,6 106208.976562 108018.718750 110894.617188 110894.617188 111599.281250 102070.398438
Penggunaan mesin pada kondisi aktual sudah mendekati kondisi optimal. Namun untuk jam penggunaan mesin pengolahan mesin ini masih tersisa dalam jumlah yang cukup besar, hal ini dapat dilihat dari nilai slack/surplus nya. Kondisi ini terjadi karena kegiatan produksi baru dilakukan enam kali dalam sebulan atau 72 kali dalam setahun. Padahal ketersediaan jam kerja mesin yang dapat dimanfaatkan adalah enam jam per hari yang berarti kegiatan produksi memungkinkan untuk dilakukan setiap hari. Dengan demikian, unit usaha
111 pengolahan ini masih dapat meningkatkan skala usahanya untuk mengoptimalkan produksinya dengan menggunakan mesin yang tersedia.
9.1.4 Penggunaan Jam Tenaga Kerja Langsung Optimal
Tenaga kerja dalam pengolahan ini merupakan tenaga kerja dalam kegiatan proses produksi. Dalam kondisi aktualnya, pekerjaan yang ada belum dibagi-bagi untuk setiap tenaga kerja. Penggunaan jam tenaga kerja aktual dan optimal dapat dilihat pada Tabel 28. Dari tabel tersebut tenaga kerja yang digunakan sudah mendekati optimal. Nilai sisa dari jam tenaga kerja relatif sedikit, yang berarti unit pengolahan ini sudah cukup efektif dalam penggunaan tenaga kerjanya.
Tabel 28. Penggunaan Jam Tenaga Kerja Langsung pada Kondisi Aktual dan
Optimal (Menit) pada Unit Usaha Pengolahan Jambu Biji Gapoktan KUAT
Keterangan Aktual Optimal
Penggunaan Penggunaan Slack/surplus
Tenaga Kerja 138.177 138.190 50
9.1.5 Permintaan pada Kondisi Optimal
Permintaan dalam kondisi aktual merupakan jumlah penjualan selama tahun 2008 yaitu sejumlah 5720 puree dan 64.050 sari buah. Dalam kondisi optimal permintaan yang dapat dipenuhi oleh unit pengolahan jambu biji adalah sebesar 5720 puree dan 64.060 sari buah. Jumlah permintaan dalam kondisi optimal tidak berbeda jauh dari keadaan aktualnya, hal ini terjadi karena ketersediaan sumber daya pada unit pengolahan ini sudah digunakan secara optimal untuk memenuhi pasar yang telah ada.