• Tidak ada hasil yang ditemukan

D. Payback Period (PP)

6.1 Aspek Pasar

Analisis aspek pasar perlu dilakukan untuk mengetahui adanya peluang dan potensi pasar bagi suatu produk. Dalam aspek ini akan dikaji mengenai peluang pasar dan juga strategi pemasaran yang dilakukan menyangkut bauran pemasaran yaitu produk, harga, distribusi, dan promosi.

6.1.1 Peluang pasar

Budidaya jambu biji di Kabupaten Banjarnegara belum banyak dilakukan masyarakat secara optimal. Kebanyakan jambu biji yang dijual hanya buah jambu dalam keadaan segar. Kegiatan pengolahan jambu biji oleh Gapoktan KUAT menjadi usaha pengolahan pertama dan satu-satunya di Banjarnegara bahkan pada lingkup yang lebih luas yaitu di Karesidenan Banyumas. Sebagai usaha satu-satunya, kondisi ini dapat menjadi peluang bagi pengembangan usaha dimana masyarakat Kabupaten Banjarnegara maupun Karesidenan Banyumas dapat menjadi target pasar bagi produk olahan jambu biji yaitu puree dan sari buah.

Puree jambu biji merupakan produk intermediate yang dapat

dimanfaatkan oleh industri hilir maupun oleh konsumen akhir. Dalam industri,

puree dapat dijadikan bahan baku bagi produk lain seperti dodol, jus, permen, dan

lain-lain. Nilai jual puree jauh lebih tinggi dibandingkan produk segarnya. Dengan penggunaan bahan baku jambu biji kualitas kedua, maka melalui pengolahan nilai tambahnya akan meningkat. Namun selain itu, puree juga dapat langsung dinikmati oleh konsumen akhir sebagai selai ataupun sari buah dengan cara menambahkan air secukupnya.

Pasar produk puree jambu biji masih sangat terbuka, baik ekspor maupun konsumsi dalam negeri. Selama ini kebutuhan puree masih banyak dipenuhi oleh produk impor. Hal ini dikarenakan di dalam negeri sendiri belum banyak yang melakukan pengolahan puree jambu biji. Volume dan nilai impor puree jambu biji dapat dilihat pada Tabel 7. Volume dan impor puree jambu biji hanya dilakukan hingga tahun 2003, untuk tahun berikutnya (hingga tahun 2008) volume dan nilai impornya sangat kecil atau tidak terdapat volume impor. Sedangkan untuk ekspor

66 kg atau senilai 12.724 US$ (Departemen Perdagangan, 2009). Dengan adanya produk puree yang dihasilkan oleh unit usaha pengolahan jambu biji Gapoktan KUAT diharapkan dapat menjadi produk subtitusi impor.

Tabel 7. Volume dan Nilai Impor Puree Jambu Biji Tahun 2000-2003

No Tahun Volume (kg) Nilai (US$)

1. 2000 534.048 404.879

2. 2001 50.002 56.774

3. 2002 105.903 103.962

4. 2003 88.265 84.653

Sumber : Depertemen Perdagangan, 2009

Sari buah jambu biji merupakan produk akhir berupa minuman siap saji dibuat dari bubur jambu biji yang ditambahkan air dan bahan tambahan lainnya. Untuk target pasar sari buah jambu biji sendiri adalah konsumen akhir yang langsung dapat mengkonsumsinya. Dengan sifat konsumen sekarang ini yang menginginkan kepraktisan maka dapat menjadi peluang pasar bagi produk sari buah jambu biji.

Penjualan puree maupun sari buah jambu biji dari Gapoktan KUAT dari awal beroperasi yaitu tahun 2007 hingga 2008 menunjukkan nilai yang semakin meningkat. Pada tahun 2007 penjualan puree dan sari buah hanya sebanyak 621 kg dan 2.500 lt, sedangkan untuk tahun 2008 dapat mencapai 1.716 kg puree dan 12.810 lt sari buah. Hal ini menunjukkan bahwa produk yang dihasilkan oleh unit usaha Gapoktan KUAT dapat diterima pasar dan terdapat peluang bagi pengembangan usaha dengan melakukan peningkatan produksi.

Hingga saat ini produksi yang dilakukan oleh unit usaha pengolahan jambu biji Gapoktan KUAT masih dalam jumlah yang sedikit yaitu kurang dari lima persen dari kapasitas produksi maksimum. Produksi dilakukan menyesuaikan dengan ketersediaan produk puree dan sari buah jambu biji yang ada di pabrik. Dimana produksi ini hanya dapat memenuhi permintaan konsumen di sekitar lokasi usaha yang membeli secara eceran maupun pesanan namun dalam jumlah yang kecil.

67 Unit usaha pengolahan jambu biji Gapoktan KUAT belum melakukan kerjasama dengan pihak lain untuk kegiatan pemasaran produknya. Sehingga beberapa permintaan produk olahan jambu biji dari industri olahan jambu biji, tempat wisata, dan rumah sakit belum dapat dipenuhi oleh usaha pengolahan ini. Kondisi ini menunjukkan adanya peluang pasar bagi unit usaha pengolahan jambu biji untuk meningkatkan produksi puree dan sari buah jambu biji karena masih ada permintaan yang belum terpenuhi.

6.1.2 Strategi Pemasaran

Dengan adanya kegiatan pengolahan jambu biji menjadi puree dan sari buah maka memungkinkan untuk memasarkan ke area yang lebih luas karena sifat produk yang lebih awet. Selain itu akan lebih memudahkan konsumen untuk mengkonsumsinya bahkan ketika jambu biji sedang tidak musim atau langka. Hal ini dapat menjadi keuntungan dalam memasarkan produk puree dan sari buah jambu biji.

Hasil olahan jambu biji khususnya di Banjarnegara belum banyak dikenal oleh masyarakat khususnya untuk puree jambu biji. Karena itu perlu adanya bauran pemasaran yaitu strategi pemasaran yang dilakukan untuk memasarkan suatu produk. Bauran pemasaran ini terdiri dari empat komponen yaitu product (produk), price (harga), place (distribusi), dan promotion (promosi).

1) Product (produk)

Produk olahan jambu biji yang dihasilkan oleh Gapoktan KUAT berbahan baku jambu biji varietas getas grade B yang telah mengalami penyortiran sehingga terpilih jambu yang matang dan tidak busuk. Hal ini dikarenakan bahan baku berupa jambu akan sangat mempengaruhi kualitas produk puree dan sari buah yang dihasilkan. Selain itu penggunaan jambu varietas getas yang memiliki keunggulan yaitu daging buahnya yang merah menyala, tebal, terasa manis, harum dan segar dapat meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan.

Puree dan sari buah jambu biji dikemas cukup menarik dengan merk

dagang Pritanik. Puree dikemas dalam botol plastik berkapasitas 300 gram dengan ditempeli stiker dan disegel. Sedangkan untuk sari buah dikemas dalam gelas plastik berukuran 200 ml. Selain itu, kedua produk juga telah mendapat izin dari Departemen Kesehatan dengan nomor registrasi Depkes RI SP 356/11.10/2007.

68 Sehingga dengan kemasan yang baik dan produk yang dijamin keamanannya akan lebih menarik minat konsumen untuk mengkonsumsinya.

2) Price (harga)

Harga yang ditawarkan oleh Gapoktan KUAT untuk produk pengolahan jambu biji ditetapkan untuk bisa menjangkau semua kalangan masyarakat. Selain itu target pasar dari produk olahan jambu biji tidak hanya kepada konsumen akhir, namun juga kepada industri pegolahan khususnya untuk produk puree. Harga jual dari puree adalah Rp 8.000,00 per botol atau per 300 gr, sedangkan untuk sari buah dijual dengan harga Rp 1.000,00 per cup. Harga puree lebih mahal dibandingkan sari buah karena puree merupakan bubur jambu tanpa campuran apapun. Penetapan harga produk berdasarkan pada biaya per produk ditambah dengan keuntungan yang ingin diperoleh usaha ini. Dengan adanya dua macam poduk olahan jambu biji dan variasi harga tersebut dapat memberikan alternatif pilihan bagi konsumen sesuai dengan kemampuan daya belinya. Sehingga diharapkan semua konsumen dapat menikmati produk olahan jambu biji ini. 3) Place (distribusi)

Untuk saat ini distribusi puree dan sari buah dilakukan dengan cara penjualan langsung ke konsumen. Biasanya konsumen baik perorangan ataupun pesanan dari instansi pemerintah dan swasta akan langsung datang ke tempat penjualan produk Gapoktan KUAT yaitu di kantor Prima Tani Gapoktan KUAT atau di pabrik pengolahan. Namun untuk kedepannya, setelah produksi dapat dilakukan dengan kapasitas optimum, Gapoktan KUAT akan menjalin kerjasama dengan industri, tempat wisata, rumah sakit, dan restoran untuk memasarkan produknya. Hal ini dapat dilakukan melihat masih terdapat ketersediaan sumber daya khususnya bahan baku jambu biji yang mendukung unit usaha pengolahan jambu biji Gapoktan KUAT untuk meningkatkan produksinya.

4) Promotion (promosi)

Agar produk lebih kenal oleh konsumen maka kegiatan promosi penting untuk dilakukan. Untuk mengenalkan produk puree dan sari buah jambu biji produksi Gapoktan KUAT, maka produk ini telah banyak diikutsertakan dalam pameran baik tingkat kabupaten, provinsi maupun nasional. Selain itu promosi