• Tidak ada hasil yang ditemukan

M ATRIKS P RIORITAS P ENINGKATAN K ESEMPATAN K ERJA , I NVESTASI , DAN E KSPOR

KAIDAH PELAKSANAAN

B. M ATRIKS P RIORITAS P ENINGKATAN K ESEMPATAN K ERJA , I NVESTASI , DAN E KSPOR

Arah Kebijakan Kegiatan Utama Program Sasaran Instansi Pelaksana

1. Menciptakan

Kebijakan Pasar Kerja yang Lebih Luwes

1. Penyempurnaan peraturan dan

kebijakan ketenagakerjaan agar tercipta pasar kerja yang fleksibel, meliputi aturan main

ketenagakerjaan yang berkaitan dengan pekerja kontrak, pengupahan, PHK, dan perlindungan tenaga kerja.

2. Penyusunan berbagai aturan

pelaksanaan UU No. 39 Tahun 2004 tentang Penempatan dan Perlindungan TKI di luar negeri.

3. Melakukan berbagai persiapan

dalam rangka pelaksanaan UU No. 2 Tahun 2004 tentang

Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial yang ditangguhkan pelaksanaannya dalam Peratuan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perpu) No. 1 Tahun 2005.

4. Penyempurnaan berbagai program

perluasan lapangan kerja yang dilakukan oleh pemerintah, seperti program perluasan kerja sistem padat karya, serta penyelesaian permasalahan industrial yang adil, konsisten dan transparan.

5. Menyempurnakan kebijakan

program pendukung pasar kerja dengan mendorong terbentuknya pasar kerja serta membentuk bursa kerja.

6. Penyempurnaan peraturan

perundang-undangan yang mendukung administrasi kependudukan utamanya

1. Program Perluasan dan

Pengembangan Kesempatan Kerja.

2. Program Perlindungan

dan Pengembangan Lembaga Tenaga Kerja.

3. Program Perluasan dan

Pengembangan Kesempatan Kerja.

4. Program Penataan

Administrasi Kependudukan

Menurunnya jumlah pengangguran terbuka menjadi 9,6 juta orang atau 8,9 persen dari angkatan kerja, meningkatnya investasi (PMTB) sebesar 15,2 persen serta meningkatnya ekspor non migas sebesar 7 persen (diluar sektor pariwisata). Sementara itu, penerimaan devisa dari sektor pariwisata meningkat 16,6 %.

Dep. Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Arah Kebijakan Kegiatan Utama Program Sasaran Instansi Pelaksana

mendorong penyelesaian RUU Administrasi Kependudukan.

2. Memperbaiki

Kebijakan Investasi

1. Menyederhanakan prosedur

pelayanan perizinan penanaman modal menjadi sekitar 30 hari untuk investasi PMA dan PMDN.

2. Menyempurnakan peraturan

perundang-undangan investasi dengan menyusun peraturan pelaksanaan bagi undang-undang penanaman modal yang akan diundangkan pada tahun 2005.

3. Memberikan insentif penanaman

modal yang lebih menarik pada bidang usaha yang merupakan prioritas tinggi dalam skala nasional; investasi yang membangun infrastruktur yang juga dapat dimanfaatkan untuk kepentingan umum; yang menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar; yang berorientasi ekspor; yang melakukan inovasi teknologi; yang dilakukan pada daerah-daerah yang belum berkembang; yang dilakukan oleh PMA dalam bentuk patungan; yang membuka kesempatan untuk kegiatan pelatihan bagi tenaga kerja Indonesia; dan yang melakukan kemitraan tertentu dengan UKMK.

4. Memberikan bantuan serta

fasilitasi atas penyelesaian masalah yang timbul dalam pelaksanaan investasi

5. Memberdayakan dunia usaha

nasional dalam rangka

1. Program Peningkatan

Iklim Investasi dan Realisasi Investasi.

Terwujudnya iklim investasi yang sehat dan kondusif untuk

meningkatkan investasi (PMTB) sekitar 15,2 persen dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi sebesar 7 persen pada tahun 2006 dan sekaligus mengurangi pengangguran terbuka.

Badan Koordinasi Penanaman Modal

I.L – 10

Arah Kebijakan Kegiatan Utama Program Sasaran Instansi Pelaksana

meningkatkan investasi, termasuk peningkatan kerjasama dan penguatan investasi UKM melalui kemitraan dengan usaha besar PMDN dan PMA

6. Melakukan promosi dan

kerjasama investasi yang

terkoordinasi baik di dalam dan di luar negeri termasuk oleh pejabat promosi investasi di luar negeri.

7. Fasilitasi investasi dan kerjasama

di wilayah tertinggal.

8. Penyusunan peraturan pemerintah

dan petunjuk teknis yang mendukung pelaksanaan undang- undang ketenagalistrikan agar tercipta iklim kondusif untuk investasi.

9. Perkuatan Badan Regulasi

Telekomunikasi Indonesia serta pengembangan kebijakan

pembukaan pasar telekomunikasi.

10. Meningkatkan partisipasi

pemerintah daerah, swasta, koperasi dan masyarakat (pelaku) dapat membangun infrastruktur dan penyaluran energi dengan mengevaluasi peraturan yang masih berlaku.

11. Melakukan penyusunan peraturan

pelaksanaan dari hasil amandemen Undang-Undang No. 16 Tahun 2000 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, Undang-Undang No. 17 tahun 2000 tentang Pajak Penghasilan dan Undang-Undang No. 18 Tahun 2000 Tentang Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak

2. Program Peningkatan

Promosi dan Kerjasama Investasi

3. Program

Penyempurnaan Restrukturisasi dan Reformasi Sarana dan Prasarana

Ketenagalistrikan.

4. Program Penyelesaian

Restrukturisasi Pos dan Telematika. 5. Program Peningkatan Aksessibilitas Pemerintah Daerah, Koperasi dan Masyarakat Terhadap Jasa Pelayanan Sarana dan Prasarana Energi.

6. Program Peningkatan

Penerimaan dan Pengamanan Keuangan Negara

Meningkatnya citra Indonesia, sebagai salah satu negara tujuan investasi dan minat investasi di Indonesia.

Tersedianya peraturan pelaksanaan amandemen UU No.17 Tahun 2000 dan UU No.18 Tahun 2000.

Badan Koordinasi Penanaman Modal Menneg. Pengembangan Daerah Tertinggal

Dep. Energi dan SDM

Dep. Komunikasi dan Informatika

Dep. Energi dan SDM

Arah Kebijakan Kegiatan Utama Program Sasaran Instansi Pelaksana

Penjualan atas Barang Mewah.

3. Memperbaiki

Harmonisasi Peraturan

Perundangan Antara Pusat dan Daerah

1. Penyesuaian berbagai peraturan

perundangan-undangan yang menyangkut hubungan pusat dan daerah termasuk peraturan perundang-undangan sektoral sehingga menjadi harmonis, terutama peraturan di bidang pengelolaan pelabuhan, pertambangan, dan kehutanan serta mengembangkan sistem insentif dan penalti yang mendukung penciptaan iklim kondusif bagi kegiatan investasi.

2. Penyesuaian peraturan perundang-

undangan daerah dengan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi, termasuk membatalkan dan merivisi peraturan perundang- undangan daerah terutama yang menghambat bagi kegiatan investasi.

3. Identifikasi, perencanaan, fasilitasi, dan pelaksanaan kerjasama antar daerah dalam kegiatan strategis penciptaan lapangan kerja, investasi, dan peningkatan ekspor melalui promosi daerah secara bersama dan standar proses perijinan investasi.

4. Penyusunan Nota Kesepahaman

(MOU) dan pelaksanaan rencana aksi antara menteri Dalam Negeri dan Menteri Hukum dan HAM dalam rangka melakukan

harmonisasi antar peraturan daerah dan antara peraturan daerah dan

1. Program Penataan Peraturan Perundang- undangan mengenai Desentralisasi dan Otonomi Daerah. 2. Program Kerjasama Antar Pemerintah Daerah. 3. Program Penataan Peraturan Perundang- undangan mengenai Desentralisasi dan Otonomi Daerah. 4. Program Kerjasama Antar Pemerintah Daerah. 5. Program Penataan Peraturan Perundang- undangan mengenai Desentralisasi dan Otonomi Daerah.

Menurunnya jumlah pengangguran terbuka menjadi 9,6 juta orang atau 8,9 persen dari angkatan kerja, meningkatnya investasi (PMTB) sebesar 15,2 persen serta meningkatnya ekspor non migas sebesar 7 persen.

Dep. Dalam Negeri

Dep. Hukum dan HAM

Dep. Dalam Negeri

Dep. Hukum dan HAM

Dep. Dalam Negeri Dep. Hukum dan HAM

I.L – 12

Arah Kebijakan Kegiatan Utama Program Sasaran Instansi Pelaksana

peraturan perundang-undangan pusat.

4. Meningkatkan Kinerja

Perangkat Organisasi Daerah serta Kualitas Aparatur Pemerintah Daerah Dalam Rangka Meningkatkan Investasi

1. Memfasilitasi peningkatan

kapasitas kelembagaan dalam pengurusan perijinan investasi dan kooordinasi antar lembaga daerah untuk kemudahan investasi.

2. Memfasilitasi pengembangan

kapasitas aparatur pemerintah daerah dengan prioritas peningkatan kemampuan dalam pelayanan publik dan penyiapan strategi investasi.

3. Memfasilitasi peningkatan

kemampuan daerah untuk meningkatkan PAD tanpa memberatkan dunia usaha dan kegiatan investasi. 1. Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Pemerintah Daerah. 2. Program Peningkatan Profesionalisme Aparatur Pemerintah Daerah. 3. Program Peningkatan Kapasitas Keuangan Daerah.

Menurunnya jumlah pengangguran terbuka menjadi 9,6 juta orang atau 8,9 persen dari angkatan kerja, meningkatnya investasi (PMTB) sebesar 15,2 persen serta meningkatnya ekspor non migas sekitar 7 persen.

Dep. Dalam Negeri

5. Mengurangi Biaya

Transaksi dan Praktik Ekonomi Biaya Tinggi

1. Melanjutkan reformasi administrasi

perpajakan melalui perluasan sistem administrasi pelayanan modern pada beberapa KPP di luar Kanwil Jakarta I.

2. Melanjutkan ekstensifikasi perpajakan diantaranya dengan membentuk dan menyempurnakan bank data dan single identity number (SIN).

3. Melanjutkan reformasi kebijakan

kepabeanan dalam rangka memfasilitasi perdagangan yang mencakup: (a) penambahan pemberian jalur prioritas (gold card) dari 60 perusahaan menjadi 100 perusahaan; (b) perbaikan sistem pengeluaran barang; (c) modernisasi sistem otomatisasi kepabeanan; dan (d) pengembangan

1. Program Peningkatan Penerimaan dan Pengamanan Keuangan Negara 2. Program Peningkatan Penerimaan dan Pengamanan Keuangan Negara 3. Program Peningkatan Penerimaan dan Pengamanan Keuangan Negara

Meningkatnya dan terselamatkannya penerimaan negara terutama

penerimaan yang bersumberkan dari pajak dengan mempertimbangkan perkembangan dunia usaha dan aspek keadilan serta meningkatnya

penerimaan dari sumber daya alam dengan tetap menjaga kelestarian dan kesinambungan pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup.

Dep. Keuangan

Dep. Keuangan

Arah Kebijakan Kegiatan Utama Program Sasaran Instansi Pelaksana

harmonisasi tarif komoditi impor.

4. Melakukan reformasi administrasi

sengketa pajak (tax court reform) melalui upaya memperpendek waktu yang dibutuhkan untuk proses, melakukan survey tingkat kepuasan masyarakat terhadap administrasi dan manajemen kasus, serta pemecahan masalah sengketa pajak serta mendorong akses publik terhadap data base sengketa pajak secara on-line.

5. Penuntasan penangggulangan

penyalagunaan kewenangan dalam bentuk praktek KKN, dengan cara mempercepat dan mempertegas pelaksanaan Rencana Aksi Nasional Pemberantasan Korupsi sesuai Instruksi Presiden No. 5 tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi. 4. Program Peningkatan Penerimaan dan Pengamanan Keuangan Negara Dep. Keuangan 6. Meningkatkan Kepastian Berusaha dan Kepastian Hukum Bagi Dunia Usaha termasuk Usaha Kecil dan Menengah (UKM)

1. Fasilitasi dan penyediaan

kemudahan dalam formalisasi usaha dengan mengembangkan pola pelayanan satu atap untuk memperlancar proses dan mengurangi biaya perijinan.

2. Penyempurnaan peraturan

perundangan, seperti UU tentang Usaha Kecil dan Menengah, UU tentang Perkoperasian, dan UU tentang Wajib Daftar Perusahaan, beserta ketentuan pelaksanaannya dalam rangka membangun

landasan legalitas usaha yang kuat, dan melanjutkan penyederhanaan birokrasi, perijinan, lokasi, serta peninjauan terhadap peraturan

1. Program Penciptaan

Iklim Usaha Bagi UMKM.

2. Program Penciptaan

Iklim Usaha Bagi UMKM.

3. Program Peningkatan

Kualitas Kelembagaan Koperasi

Menurunnya jumlah pengangguran terbuka menjadi 9,6 juta orang atau 8,9 persen dari angkatan kerja, meningkatnya investasi (PMTB) sebesar 15,2 persen serta meningkatnya ekspor non migas sebesar 7 persen.

Meneg. Koperasi dan UKM

Meneg. Koperasi dan UKM

I.L – 14

Arah Kebijakan Kegiatan Utama Program Sasaran Instansi Pelaksana

perundangan lainnya yang kurang kondusif bagi UMKM terutama peninjauan terhadap pemberlakuan berbagai pungutan biaya usaha, baik yang sektoral maupun spesifik daerah.

3. Peningkatan pengembangan usaha

agribisnis yang meliputi mata rantai subsektor hulu (pasokan input), on farm (budidaya), hilir (pengolahan), dan jasa penunjang.

4. Program Pengembangan Agribisnis 5. Program Peningkatan Ketahanan Pangan Dep. Pertanian 7. Meningkatkan Daya

Saing Industri dan Pengembangan Ekspor

1. Peningkatan kualitas pelayanan

publik terhadap eksportir dan calon eksportir melalui: a) Optimalisasi kapasitas kelembagaan Pusat Promosi ekspor (ITPC) sesuai kebutuhan eksportir secara berkelanjutan dan perluasan pembukaan kantor baru di negara/kawasan mitra dagang potensial, b) Perkuatan kapasitas laboratorium penguji produk ekspor-impor dengan penambahan dan updating peralatan penguji produk ekspor-impor, c) Penyederhanaan prosedur ekspor- impor melalui inisiasi uji coba konsep single document, dan d) Peningkatan jaringan informasi ekspor dan impor.

2. Melanjutkan kebijakan

harmonisasi tarif impor.

3. Melanjutkan upaya penyempurnaan pelayanan 1. Program Peningkatan dan Pengembangan Ekspor. 2. Program Peningkatan Penerimaan dan Pengamanan Keuangan Negara. 3. Program Peningkatan Penerimaan dan

Menurunnya jumlah pengangguran terbuka menjadi 9,6 juta orang atau 8,9 persen dari angkatan kerja, meningkatnya investasi (PMTB) sebesar 15,2 persen serta meningkatnya ekspor non migas sebesar 7 persen.

Tersedianya kebijakan mengenai tarif.

Mempercepat upaya restitusi perpajakan

Dep. Perdagangan

Dep. Keuangan

Arah Kebijakan Kegiatan Utama Program Sasaran Instansi Pelaksana

restitusi perpajakan.

4. Melakukan pengkajian/

penyempurnaan peraturan pelaksanaan UU No. 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan dan UU No. 11 Tahun 1995 Tentang Cukai sebagai upaya peningkatan pelayanan dan pengawasan.

5. Peningkatan kualitas pemanfaatan

dari partisipasi aktif di berbagai fora perdagangan internasional termasuk memfasilitasi penyelesaian sengketa perdagangan.

6. Peningkatan efisiensi perdagangan

dalam negeri dan inisiasi fasilitasi pengembangan prasarana

distribusi tingkat regional dan prasarana subsistem distribusi lokal, serta pengembangan perdagangan berjangka komoditi.

7. Revitalisasi kebijakan dan

kelembagaan litbang di sektor produksi agar mampu mempercepat efektivitas kemitraan antara litbang industri dengan litbang Pemerintah untuk 10 kelompok industri prioritas terutama pada: a) Pengembangan Litbang yang berorientasi kepada dunia usaha, dan b)

Pengembangan kebijakan bagi percepatan alih teknologi dalam memanfatkan aliran masuk FDI.

Pengamanan Keuangan Negara. 4. Program Peningkatan Penerimaan dan Pengamanan Keuangan Negara. 5. Program Peningkatan Kerjasama Perdagangan Internasional. 6. Program Peningkatan Efisiensi Perdagangan Dalam Negeri. 7. Program Peningkatan Kemampuan Teknologi Industri.

Tersedianya peraturan pelaksanaan Amandemen UU No.10 Tahun 1995 dan UU No.11 Tahun 1995.

Dep. Keuangan

Dep. Perdagangan

Dep. Perdagangan

I.L – 16

Arah Kebijakan Kegiatan Utama Program Sasaran Instansi Pelaksana

8. Fasilitasi kemitraan usaha antar pelaku industri dan memformulasi rencana aksi untuk pengembangan klaster industri terutama ke luar Jawa khususnya Kawasan Timur Indonesia.

9. Peningkatan kapasitas

kelembagaan standar dan penilaian kesesuaian, termasuk perumusan dan penyetaraan SNI dengan standar internasional.

10. Mendorong promosi pariwisata

melalui kegiatan pameran baik yang bertaraf nasional maupun internasional, fasilitasi pemasaran paket-paket wisata dan jaringan distribusinya, dengan

mengedepankan tujuan baru di luar pulau Jawa dan Bali,

termasuk wilayah perbatasan yang mempunyai potensi untuk

pengembangan pariwisata. 8. Program Penataan Struktur Industri. 9. Program Pengembangan Standardisasi Nasional 10.Program Pengembangan Pemasaran Pariwisata. Dep. Perindustrian Badan Standardisasi Nasional (BSN)

Dep. Kebudayaan dan Pariwisata

8. Meningkatkan

Akses UKM Kepada Sumberdaya Produktif

1. Perluasan sumber pembiayaan,

khususnya skim kredit investasi dan penyediaan skim pembiayaan ekspor melalui lembaga modal ventura dan lembaga non bank lainnya, terutama yang mendukung UKM.

2. Penguatan jaringan pasar

domestik produk UKM dan anggota koperasi, melalui pengembangan lembaga pemasaran, jaringan/kemitraan usaha, dan sistem transaksi usaha yang bersifat on-line, terutama

1. Program Pengembangan

Sistem Pendukung Usaha Bagi UMKM

2. Program Pengembangan

Sistem Pendukung Bagi UMKM

Meneg. Koperasi dan UKM

Meneg. Koperasi dan UKM

Arah Kebijakan Kegiatan Utama Program Sasaran Instansi Pelaksana

bagi komoditas unggulan berdaya saing tinggi.

3. Pengembangan mekanisme

alternatif bantuan teknis dan finansial langsung ke perusahaan (support at company level) bagi eksportir dan calon eksportir kecil – menengah potensial untuk menjamin efektivitas pembinaan.

4. Penyediaan sistem insentif dan

pembinaan untuk memacu pengembangan wirausaha baru UKM berbasis teknologi, berorientasi ekspor, pengembangan inkubator teknologi dan bisnis serta pemberian dukungan pengembangan kemitraan investasi antar UKM.

5. Peningkatan kapasitas industri

kecil dan menengah, terutama yang berbasis komoditi unggulan daerah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi lokal dan memanfaatkan potensi daerah.

6. Pemberdayaan industri kecil dan

menengah, terutama di wilayah luar Jawa dalam rangka memperkuat jaringan klaster industri. 3. Program Peningkatan dan Pengembangan Ekspor 4. Program Pengembangan Kewirausahaan dan Keunnggulan Kompetitif UKM. 5. Program Peningkatan

Kapasitas Iptek Sistem Produksi

6. Program Pengembangan

Industri Kecil dan Menengah

7. Program Pengembangan

Industri Kecil dan Menengah

Dep. Perdagangan

Meneg. Koperasi dan UKM

Kementrian Riset dan Teknologi (KRT) Dep. Perindustrian Dep. Perindustrian 9. Meningkatkan Kualitas Tenaga Kerja dan Kewirausahaan 1. Peningkatan pendidikan

menengah, terutama pendidikan menengah kejuruan dan pendidikan tinggi dalam pengembangan model-model pembelajaran yang mengacu pada standar nasional dan

mempertimbangkan standar

1. Program Pendidikan

Menengah

2. Program Pendidikan

Tinggi

I.L – 18

Arah Kebijakan Kegiatan Utama Program Sasaran Instansi Pelaksana

internasional, serta kerjasama dengan dunia usaha dan dunia industri.

2. Penguatan satuan-satuan

pendidikan non formal yang meliputi lembaga kursus, pusat kegiatan belajar masyarakat, dan satuan pendidikan yang sejenis.

3. Pengembangan standarisasi dan

sertifikasi kompetensi tenaga kerja, terutama pada sektor industri.

4. Penyelenggaraan program

pelatihan berbasis kompetensi di BLK, terutama pada sektor-sektor yang sudah siap standar

kompentensinya seperti sektor industri, jasa, dan pariwisata.

5. Penguatan kelembagaan Badan

Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) agar dapat melaksanakan sertifikasi kompetensi tenaga kerja.

6. Peningkatan kapasitas SDM para

eksportir dan calon eksportir kecil – menengah potensial berdasarkan pendekatan kebutuhan menurut perusahaan.

7. Pemasyarakatan kewirausahaan,

penyediaan sistem insentif dan pembinaan untuk memacu pengembangan wirausaha baru UKM berbasis teknologi, berorientasi ekspor, sub kontrak dan agribisnis/agroindustri. 3. Program Pendidikan Non Formal 4. Program Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja 5. Program Peningkatan dan Pengembangan Ekspor 6. Program Pengembangan Kewirausahaan dan Keunggulan Kompetitif UKM

Dep. Pendidikan Nasional

Dep. Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Dep. Perdagangan

Meneg. Koperasi dan UKM

10. Meningkatkan

Pembangunan Infrastruktur

1. Restrukturisasi dan reformasi

kelembagaan dalam pembangunan prasarana, mencakup:

1. Program Rehabilitasi/

Pemeliharaan Jalan dan Jembatan.

Menurunnya jumlah pengangguran terbuka menjadi 9,6 juta orang atau 8,9 persen dari angkatan kerja,

Dep. Perhubungan Dep. Pekerjaan Umum

Arah Kebijakan Kegiatan Utama Program Sasaran Instansi Pelaksana

(i) Untuk sektor yang telah siap dan memiliki kelengkapan ketentuan hukumnya akan dilaksanakan proses penawaran proyek-proyek yang dapat dikerjakan investor swasta seperti pembangunan jalan tol, listrik, dan

telekomunikasi.

(ii) Untuk sektor yang belum siap dengan kelengkapan ketentuan hukumnya akan dilakukan penyiapan ketentuan hukumnya seperti pembangunan pelabuhan, bandara, dan perkeretaapian

2. Optimalisasi anggaran yang ada

untuk pembangunan, perbaikan serta pemeliharaan prasarana jalur distribusi utama antara lain seperti peningkatan/pembangunan jalan dan jembatan pada ruas-ruas arteri primer yang mendukung

pengembangan kawasan strategis dan KAPET; pembangunan transportasi darat, mencakup jalan bebas hambatan Jabodetabek, Sumatera Utara, Sulawesi Selatan, prasarana dan sarana kereta api di Jawa dan Sumetera serta jalur ganda kereta api di Jawa; pembangunan parasarana dan sarana ASDP, pembangunan prasarana transportasi laut termasuk peningkatan kapasitas pelabuhan ekspor-impor di Tanjung Priok dan Dumai; dan pembangunan prasarana transportasi udara termasuk

2. Program Peningkatan/

Pembangunan Jalan dan Jembatan. 3. Program Rehabilitasi/ Pemeliharaan Transportasi Darat. 4. Program Peningkatan/ Pembangunan Transportasi Darat. 5. Program Restrukturisasi Kelembagaan dan Peraturan Transportasi Darat. 6. Program Rehabilitasi/ Pemeliharaan Transportasi Laut. 7. Program Pembangunan Transportasi Laut. 8. Program Restrukturisasi Kelembagaan dan Peraturan Transportasi Laut. 9. Program Rehabilitasi/ Pemeliharaan Transportasi Udara. 10.Program Restrukturisasi Kelembagaan dan Peraturan Transportasi Udara. 11.Program Pengembangan Transportasi Antarmoda. 12.Program Pengembangan

Sumber Daya Perikanan

13.Program Pengembangan

Perumahan

meningkatnya investasi (PMTB) sebesar 15,2 persen serta meningkatnya ekspor non migas sebesar 7 persen.

I.L – 20

Arah Kebijakan Kegiatan Utama Program Sasaran Instansi Pelaksana

fasilitas keselamatan penerbangan sesuai standar internasional.

3. Pembangunan pelabuhan

perikanan, pengembangan standarisasi dan fasilitas pelabuhan perikanan,

pengembangan armada perikanan tangkap dan sarana pendukung lainnya, serta pengembangan industri pengolahan hasil perikanan.

4. Penyediaan prasarana dan sarana

dasar rumah sederhana, rumah sederhana sehat, rumah layak huni, dan rumah susun sederhana sewa, serta revitalisasi kawasan perkotaan yang mengalami degradasi kualitas permukiman.

5. Pembangunan, peningkatan,

rehabilitasi, serta operasi dan pemeliharaan sarana dan prasarana sumber daya air baik jaringan irigasi, prasarana air baku, dan bangunan pengendalian banjir.

6. Mendorong industri

ketenagalistrikan dalam negeri melalui pemaketan pelelangan disisi hulu untuk menjamin kelangsungan industri dalam negeri, melalui prioritas

penggunaan produksi dalam negeri serta pelaksanaan pengawasan kualitas dalam negeri.

7. Fasilitasi pembangunan

sambungan telepon tetap di perdesaan.

8. Perluasan pembangunan jaringan

14.Program Pengembangan

dan Pengelolaan Jaringan Irigasi, Rawa, dan Jaringan Irigasi lainnya

15.Program Penyediaan dan

Pengelolaan Air Baku.

16.Program Pengendalian

Banjir dan Pengamanan Pantai

17.Program Penguasaan

dan Pengembangan Aplikasi dan Teknologi serta Bisnis

Ketenagalistrikan

18.Program Pembangunan,

Pemerataan, dan Peningkatan Kualitas Sarana dan Prasarana Pos dan Telematika.

19.Program Peningkatan

Dep. Kelautan dan Perikanan

Kementerian Perumahan Rakyat

Dep. Pekerjaan Umum

Dep. Energi dan SDM

Dep. Komunikasi dan Informatika

Arah Kebijakan Kegiatan Utama Program Sasaran Instansi Pelaksana

transmisi dan distribusi gas bumi, pengembangan transportasi batu bara, pengkajian pemanfaatan batu bara berkalori rendah serta implementasi briket dan upgraded brown coal (UBC) untuk

memenuhi peningkatan kebutuhan industri padat energi termasuk pembangkit listrik dan rumah tangga, serta peningkatan kapasitas kilang minyak bumi.

9. Penyusunan landmark penelitian,

pengembangan dan penerapan (litbangrap) iptek untuk mendukung pengembangan investasi dibidang energi baru dan terbarukan dalam mengantisipasi krisis energi.

Kualitas Jasa Pelayanan Sarana dan Prasarana Energi.

20. Program Iptek Sistem Produksi.

Meningkatnya kontribusi litbangrap iptek dalam pengembangan investasi dibidang energi baru dan terbarukan.

Kementrian Riset dan Teknologi (KRT), BPPT, LIPI

I.L – 22