• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN TERORISME

A. KONDISI UMUM

Keterlibatan dalam pergaulan internasional dan pengaruh dari arus globalisasi dunia, menjadikan Indonesia secara langsung maupun tidak langsung akan terpengaruh oleh arus perubahan ideologi, ekonomi, politik, dan keamanan internasional. Kebijakan keamanan internasional yang didominasi oleh negara-negara adidaya untuk memerangi terorisme, menyebabkan aksi-aksi terorisme tidak hanya menjadi permasalahan keamanan dalam negeri negara-negara adidaya penggagas kebijakan perang melawan terorisme, namun juga menjadi permasalahan bagi suatu negara yang memiliki hubungan dengan negara adidaya. Peledakan bom di Kedutaan Besar Australia, meskipun terjadi di Indonesia, namun hal tersebut mengindikasikan adanya pesan ketidaksenangan pelaku terorisme terhadap kebijakan luar negeri Australia. Demikian juga peledakan bom di Kedutaan Besar Indonesia di Perancis, mengindikasikan adanya pesan tertentu kepada Indonesia yang membuat kebijakan tidak menguntungkan bagi organisasi pelaku terorisme.

Sementara itu, kegiatan terorisme yang bernuansa lokal atau domestik memiliki karakter yang lebih spesifik. Peledakan bom di rumah-rumah ibadah, perkantoran pemerintah, rumah pejabat penegak hukum, atau tempat-tempat umum lainnya cenderung bernuasa politik dan SARA. Giatnya proses hukum terhadap mantan pejabat eksekutif dan legislatif di daerah yang diduga melakukan tindak pidana korupsi telah memunculkan serangkaian teror kepada aparat penegak hukum yang berisikan pesan untuk menghentikan proses hukum pelaku korupsi. Sedangkan peledakan bom di tempat-tempat ibadah seperti gereja-gereja atau masjid-masjid cenderung ditujukan untuk mengadu domba antara kelompok agama di masyarakat. Upaya adu domba tersebut sering kali berhasil membakar amarah kelompok penganut agama, sehingga konflik horisontal tidak dapat terelakkan. Meskipun saat ini kejadian terorisme lokal cenderung menurun, akan tetapi pelaksanaan proses hukum yang tidak dibarengi dengan pengawalan keamanannya berpotensi memunculkan aksi-aksi terorisme bom. Oleh karena itu, dalam setiap proses hukum kejahatan politik dan korupsi, pemerintah telah melakukan upaya pengamanan yang lebih ketat.

Meskipun upaya-upaya penanggulangan aksi-aksi terorisme telah mendapatkan perhatian yang serius dari pemerintah Indonesia, namun potensi aksi-aksi terorisme yang diduga terkait dengan jaringan terorisme internasional masih merupakan permasalahan keamanan dalam negeri Indonesia. Kekhawatiran ini didukung oleh sulitnya menangkap aktor dan pelaku utama berbagai aksi terorisme di berbagai wilayah Indonesia sebagai akibat terbatasnya kualitas dan kapasitas institusi intelijen. Keberhasilan menangkap dan mengungkap indentitas pelaku peledakan bom Bali, Hotel J.W. Marriot, atau Kedutaan Besar Australia oleh aparat keamanan saat ini diprediksikan masih terbatas pada jaring-jaring kecil dan belum menyentuh jaring-jaring

besar. Perburuan terhadap tokoh teroris Dr. Azahari dan Nurdin Muh Top yang diduga kuat sebagai otak utama serangkaian aksi terorisme di Indonesia, sampai saat ini masih belum berhasil. Dengan demikian, dikhawatirkan masih akan terjadi serangkaian aksi terorisme dan pengungkapan jaringan dan sel terorisme belum dapat dituntaskan sampai ke akar-akarnya.

Aksi terorisme internasional dalam jangka pendek seringkali berdampak cukup signifikan terhadap upaya-upaya menciptakan iklim investasi yang kondusif di dalam negeri. Oleh karena itu, kemampuan menangani dan menangkap pelaku serta mengungkapkan jaringan dan sel terorisme dapat dijadikan tolok ukur keberhasilan mengamankan aktivitas dunia usaha. Belum tertangkapnya tokoh kunci terorisme merupakan tantangan bagi upaya meningkatkan pertumbuhan ekonomi melalui peningkatan pembentukan modal asing. Ketidakpastian jaminan keamanan dalam negeri dari ancaman terorisme, barangkali merupakan salah satu jawaban utama mengapa pertumbuhan investasi asing di bidang industri masih berjalan di tempat, yaitu hanya berkisar 3 – 4 persen selama tiga tahun terakhir dan mengapa World Invesment Report

menempatkan Indonesia pada posisi ke-139 dari 144 negara yang layak menjadi tujuan investasi dunia.

B. SASARAN PEMBANGUNAN TAHUN 2006

Sasaran pokok yang akan dicapai dalam upaya pencegahan dan penanggulangan terorisme di Indonesia pada tahun 2006 adalah sebagai berikut:

1. Tertangkapnya tokoh kunci terorisme; dan

2. Menurunnya kejadian tindak terorisme di wilayah hukum Indonesia.

C. ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN TAHUN 2006

Arah kebijakan yang akan ditempuh dalam rangka mencegah dan menanggulangi kejahatan terorisme pada tahun 2006 adalah sebagai berikut :

1. Penguatan koordinasi dan kerjasama diantara lembaga pemerintah dalam pencegahan dan penanggulangan terorisme;

2. Peningkatan kapasitas lembaga pemerintah dalam pencegahan dan penanggulangan teroris;

3. Memantapkan operasional penanggulangan terorisme dan penguatan upaya deteksi secara dini potensi-potensi aksi terorisme;

4. Penguatan peran aktif rakyat dan masyarakat dalam pencegahan dan penanggulangan terorisme; dan

II.6 - 4

D. MATRIKS PROGRAM PEMBANGUNAN TAHUN 2006 No. Program/

Kegiatan Pokok RPJM

Program/

Kegiatan Pokok RKP 2006 Sasaran Program Instansi Pelaksana

Pagu Sementara (Juta Rupiah)

1. Program Pengembangan Sistem

dan Strategi Pertahanan

1. Penyusunan Strategic Defense

Review (SDR), Strategi Raya pertahanan, Postur Pertahanan dan Kompartemen Strategis;

2. Penyusunan manajemen aset

sistem pertahanan termasuk alutsista;

3. Pengembangan sistem, berupa

pembinaan sistem dan metode dalam rangka mendukung tugas pokok organisasi/satuan, pelaksanaan survei tentang tegas batas antara RI dengan negara PNG, Malaysia dan RDTL, pelaksanaan survei dan pemetaan darat, laut dan udara, serta pengembangan sistem informatika; 4. Penggiatan fungsi yang

meliputi dukungan kebutuhan sesuai fungsi organisasi, teknik, tata kerja, tenaga manusia dan peralatan;

5. Pengembangan sistem dan

strategi ketahanan nasional yang meliputi sistem politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan dan keamanan; dan 6. Telaahan/perkiraan/apresiasi

strategi nasional serta evaluasi dan monitoring ketahanan nasional dalam bidang politik,

Program Pengembangan Sistem dan Strategi Pertahanan

1. Penyusunan Strategic Defense

Review (SDR), Strategi Raya Pertahanan, Postur Pertahanan dan Kompartemen Strategis;

2. Penyusunan manajemen aset sistem

pertahanan termasuk alutsista;

3. Pengembangan sistem, berupa

pembinaan sistem dan metode dalam rangka mendukung tugas pokok organisasi/satuan, pelaksanaan survei tentang tegas batas antara RI dengan negara PNG, Malaysia dan RDTL, pelaksanaan survei dan pemetaan darat, laut dan udara, serta pengembangan sistem informatika; 4. Penggiatan fungsi yang meliputi

dukungan kebutuhan sesuai fungsi organisasi, teknik, tata kerja, tenaga manusia dan peralatan;

5. Pengembangan sistem dan strategi

ketahanan nasional yang meliputi sistem politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan dan keamanan; dan

6. Telaahan/perkiraan/apresiasi strategi nasional serta evaluasi dan

monitoring ketahanan nasional dalam bidang politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan dan keamanan.

Tersusunnya rancangan pertahanan yang manggambarkan minimum essential force

Dep. Pertahanan, Dewan Ketahanan Nasional

No. Program/ Kegiatan Pokok RPJM

Program/

Kegiatan Pokok RKP 2006 Sasaran Program Instansi Pelaksana

Pagu Sementara (Juta Rupiah)

ekonomi, sosial budaya, pertahanan dan keamanan.

2. Program Pengembangan

Pertahanan Integratif

1. Pengembangan sistem berupa

pembinaan sistem dan metode dalam rangka mendukung tugas pokok

organisasi/satuan;

2. Pengembangan personil TNI

dengan melaksanakan perawatan personil dalam rangka mendukung hak-hak prajurit serta melaksanakan werving prajurit TNI Perwira Prajurit Karir (PK), Perwira Prajurit Sukarela Dinas Pendek (PSDP) Penerbang, dan PNS;

3. Pengembangan materiil TNI

yang meliputi

pengadaan/pemeliharaan senjata dan munisi, kendaraan tempur, alat komunikasi, alat peralatan khusus (alpalsus), alat perlatan (alpal) darat dan udara;

4. Pengembangan fasilitas

berupa

pembangunan/renovasi fasilitas pendukung operasi, lembaga pendidikan, serta sarana dan prasarana pendukung seperti mess, asrama dan rumah dinas;

Program Pengembangan Pertahanan Integratif

1. Pengembangan sistem dilakukan

melalui upaya penyediaan data dan informasi yang berkaitan dengan program pembangunan TNI, serta pengembangan sistem informasi pertahanan melalui penyediaan internet provider yang dapat menyebarluaskan informasi yang proporsional untuk kepentingan bangsa Indonesia serta menangkal berita-berita yang tidak

menguntungkan. Sementara itu, dalam rangka mewujudkan sistem komando dan pengendalian (siskodal) dilaksanakan pengadaan beberapa peralatan sistem

Komando, Kendali, Komunikasi dan Informasi (K3I);

2. Pengembangan personil dilakukan

melalui pengembangan sumber daya manusia TNI, yaitu berupa kegiatan pengadaan personil terutama untuk perwira yang berasal dari 3 sumber meliputi : Akademi TNI, hasil didik dari perguruan tinggi (sarjana), serta pendidikan Sekolah Calon Perwira (Secapa) ;

3. Pengembangan materiil untuk

mendukung kesiapan tempur TNI melalui pengadaan beberapa

1. Meningkatnya profesionalisme TNI

dalam operasi militer perang dan selain perang; dan

2. Meningkatnya jumlah dan kondisi

siap alutsista TNI.

Dep. Pertahanan, Dewan Ketahanan Nasional

II.6 - 6

No. Program/ Kegiatan Pokok RPJM

Program/

Kegiatan Pokok RKP 2006 Sasaran Program Instansi Pelaksana

Pagu Sementara (Juta Rupiah)

5. Penggiatan fungsi yang

meliputi dukungan kebutuhan sesuai fungsi organisasi, teknik, tata kerja, tenaga manusia dan peralatan;

6. Pelaksanaan kegiatan operasi

dan latihan militer integratif dalam upaya pembinaan kekuatan dan kemampuan serta pemeliharaan kesiapan operasional; dan

7. Pelaksanaan operasi militer selain perang berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku serta kebijakan dan keputusan politik negara.

peralatan yang dilaksanakan secara terpusat antara lain pengadaan munisi kaliber kecil dan munisi kaliber besar, pengadaan senjata ringan, pengadaan tabung pelontar/roket;

4. Pengembangan fasilitas berupa

pembangunan/renovasi fasilitas pendukung operasi TNI, lembaga pendidikan, serta sarana dan prasarana pendukung seperti mess, asrama dan rumah dinas;

5. Penggiatan Fungsi yang meliputi

dukungan kebutuhan sesuai fungsi organisasi, teknik, tata kerja, tenaga manusia dan peralatan;

6. Pelaksanaan kegiatan latihan dalam

rangka meningkatkan propesionalisme prajurit yang meliputi latihan perorangan, satuan, dan gabungan; dan 7. Pelaksanaan operasi militer selain

perang berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku serta kebijakan dan keputusan politik negara.

3. Program Pengembangan

Pertahanan Matra Darat

1. Pengembangan sistem TNI-

AD berupa pembinaan sistem dan metode dalam rangka mendukung tugas pokok organisasi/satuan, melaksanakan survei dan pemetaan daerah perbatasan,

Program Pengembangan Pertahanan Matra Darat

1. Pengembangan sistem TNI-AD

berupa penyusunan berbagai perangkat lunak yang berupa doktrin Kartika Eka Paksi, petunjuk induk, petunjuk pembinaan dan petunjuk administrasi serta petunjuk teknis dalam rangka mendukung

1. Meningkatnya profesionalisme TNI

dalam operasi militer perang dan selain perang.

2. Meningkatnya jumlah dan kondisi

siap alutsista TNI.