• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN

2. Audit Internal Lingkungan Pemasaran

Selain peraturan mengenai pengelolaan dana bergulir yang dikeluarkan oleh Kementerian Keuangan Republik Indonesia, pemerintah juga mengeluarkan peraturan terkait perlindungan pangan yaitu Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 69 Tahun 1999. Pada peraturan tersebut dinyatakan bahwa bagi olahan pangan wajib didaftarkan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, baik produksi dalam negeri maupun yang dimasukkan ke dalam wilayah Indonesia, pada label pangan olahan yang bersangkutan harus dicantumkan Nomor Pendaftaran Pangan. Peraturan tersebut merupakan upaya pemerintah dalam menjamin keamanan pangan baik untuk produsen maupun konsumen. Adanya lingkungan politik, pemerintahan, dan hukum tersebut dapat menjadi peluang bagi KWT Melati dalam menjalankan pemasaran dan membantu dalam hal penguatan modal usaha.

Berdasarkan uraian di atas, dalam penelitian ini menetapkan perantara pemasaran, pelanggan, persaingan, lingkungan demografis, lingkungan ekonomi, dan lingkungan teknologi untuk dijadikan sebagai faktor kunci lingkungan eksternal. Untuk pemasok dan lingkungan politik tidak ditetapkan sebagai faktor kunci lingkungan eksternal, karena informasi yang diperoleh terbatas.

2. Audit Internal Lingkungan Pemasaran

(1) Analisis Konsumen

Analisis konsumen pada produk KWT Melati dilakukan dengan mengevaluasi segmentasi pasar, penargetan pasar, dan positioning dari produk KWT Melati.

a) Segmentasi Pasar Produk KWT Melati

Segmentasi pasar yang dipilih oleh KWT Melati yaitu segmentasi geografis, segmentasi demografis dan segmentasi perilaku. Segmentasi geografis membutuhkan pembagian pasar menjadi unit geografis seperti negara, wilayah, negara bagian, daerah, kota, atau bahkan lingkungan sekitar. KWT Melati menetapkan segmentasi geografis dengan memilih lokasi produk, iklan, promosi, dan usaha penjualan untuk memenuhi kebutuhan wilayah lingkar dalam Bogor dan lingkar luar Bogor yang meliputi wilayah Depok, Tangerang, Bekasi, dan Jakarta.

Segmentasi demografis membagi pasar menjadi kelompok berdasarkan variabel usia, jenis kelamin, ukuran keluarga, siklus hidup keluarga, pendapatan, pekerjaan, pendidikan, agama, ras, generasi, dan kebangsaan. KWT Melati menetapkan segmentasi demografis berdasarkan variabel pekerjaan yaitu pengrajin olahan makanan yang menggunakan tepung umbi talas di wilayah lingkar dalam Bogor dan lingkar luar Bogor yang meliputi wilayah Depok, Tangerang, Bekasi, dan Jakarta.

Segmentasi perilaku membagi pembeli menjadi kelompok berdasarkan pengetahuan, sikap, penggunaan, atau respons terhadap sebuah produk. Sebagian besar pemasar percaya bahwa variabel perilaku adalah titik awal terbaik untuk membangun segmen pasar. KWT Melati menetapkan segmentasi perilaku berdasarkan variabel

41 pengetahuan dan penggunaan atau respon terhadap produk. Hal ini disebabkan sebagian besar konsumen yang membeli produk tersebut adalah konsumen yang memiliki pengetahuan terkait produk tersebut. KWT Melati menetapkan segmentasi perilaku berdasarkan penggunaan karena produk yang dihasilkan memiliki banyak kegunaan dibidang industri khususnya olahan makanan. Kegunaan tersebut antara lain dapat dijadikan bahan baku dan bahan campuran dalam pembuatan aneka olahan makanan.

b) Penetapan Target Pasar Produk KWT Melati

Penetapan target pasar merupakan proses mengevaluasi daya tarik masing-masing segmen pasar dan memilih salah satu atau lebih segmen untuk dimasuki. Pasar sasaran terdiri dari sejumlah pembeli yang berbagi kebutuhan dan karakteristik sama yang akan dilayani perusahaan. KWT Melati selama ini menerapkan pemasaran mikro yang mencakup pemasaran lokal dan individual. Pemasaran lokal menghantarkan merek dan promosi khusus untuk kebutuhan dan keinginan kelompok konsumen lokal, kota, lingkungan, toko tertentu yang ada di wilayah lingkar dalam Bogor dan lingkar luar Bogor yang meliputi wilayah Depok, Tangerang, Bekasi, dan Jakarta. Pemasaran individual menghantarkan produk dan program pemasaran khusus untuk kebutuhan dan preferensi pelanggan individual di wilayah lingkar dalam Bogor dan lingkar luar Bogor yang meliputi wilayah Depok, Tangerang, Bekasi, dan Jakarta.

c) Positioning Produk KWT Melati

Positioning yaitu cara produk didefinisikan oleh konsumen berdasarkan atribut penting, tempat dimana produk berada dalam pikiran konsumen dibandingkan produk pesaing. KWT Melati memposisikan produknya sebagai produk yang berkualitas berbasis sumberdaya lokal. KWT Melati juga memposisikan produknya sebagai produk substitusi yang memiliki banyak kegunaan terutama untuk bahan olahan makanan.

Berdasarkan uraian di atas, segmentasi geografis produk KWT Melati adalah wilayah lingkar dalam Bogor dan luar Bogor yang meliputi wilayah Depok, Tangerang, Bekasi, dan Jakarta. Segmentasi demografis yang ditetapkan adalah pengrajin olahan makanan yang menggunakan tepung umbi talas yang ada di wilayah lingkar dalam Bogor dan lingkar luar Bogor yang meliputi wilayah Depok, Tangerang, Bekasi, dan Jakarta. Untuk target pasar yang ditetapkan adalah pemasaran mikro dengan menghantarkan merek dan promosi khusus untuk kebutuhan dan keinginan kelompok konsumen lokal, kota, lingkungan, toko tertentu dan menghantarkan produk dan program pemasaran khusus untuk kebutuhan dan preferensi pelanggan individual yang ada di wilayah lingkar dalam Bogor dan lingkar luar Bogor yang meliputi wilayah Depok, Tangerang, Bekasi, dan Jakarta. Posisi produk yang ditetapkan oleh KWT Melati adalah sebagai produk yang berkualitas berbasis sumberdaya lokal. KWT Melati juga memposisikan produknya sebagai produk substitusi yang memiliki banyak kegunaan terutama untuk bahan olahan makanan.

42

(2) Penjualan Produk/Jasa

Penjualan produk KWT Melati dapat dianalisis dengan melakukan evaluasi terhadap bauran promosi yang telah dijalankan. Promosi produk KWT Melati dilakukan melalui internet dengan memasang iklan produk pada website forum jual beli dengan alamat http://melati2014bogor.indonetwork.co.id/#_ga=1.5243891.1148741943.14 17474914. Namun pada kegiatan promosi di internet belum dilakukan melalui website sendiri tetapi dengan pemasangan iklan di website forum jual beli. Hal ini disebabkan oleh KWT Melati baru berencana akan membuat website sendiri. Selain dari internet, KWT Melati juga melakukan promosi dengan mengikuti kegiatan pameran Tingkat Provinsi Jawa Barat yaitu Hari Krida Pertanian (HKP), pameran di wilayah Bogor yaitu Bogor Expo setiap tahunnya dalam rangka Hari Jadi Kota Bogor, serta pameran produk pertanian yang diselenggarakan atau didampingi oleh Kantor Ketahanan Pangan, Dinas Pertanian, Dinas Kesehatan, Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi serta PKK Kota Bogor serta kegiatan pameran lainnya. Promosi melalui hubungan masyarakat juga dilakukan oleh KWT Melati saat ada perkumpulan di kelurahan maupun di kecamatan.

(3) Perencanaan Produk dan Jasa

Analisis perencanaan produk dan jasa dilakukan dengan mengevaluasi variabel produk KWT Melati. Produk yang dihasilkan oleh KWT Melati adalah hasil olahan pertanian berupa tepung. Tepung umbi talas berpotensi untuk digunakan sebagai bahan pangan olahan baru ataupun pengganti tepung konvensional. Selain itu tepung umbi talas juga dapat digunakan sebagai pengental pada pembuatan sup ataupun pangan olahan lainnya serta sangat potensial digunakan untuk mempertahankan flavour (rasa). Kualitas produk merupakan karakteristik yang bergantung pada kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan pelanggan yang dinyatakan atau diimplikasikan. Tepung umbi talas yang dihasilkan oleh KWT Melati memiliki kualitas yang baik dan memiliki kekuatan tahan lama hingga satu tahun penyimpanan. Produk KWT Melati tidak menggunakan bahan pengawet, terjamin halal, dan bersih. Hal ini dibuktikan dengan diperolehnya sertifikat halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Jawa Barat dan sertifikat P-IRT yang dikeluarkan oleh Dinas Kesehatan Kota Bogor. Dengan adanya sertifikat halal dan P-IRT, diharapkan akan membuat konsumen merasa aman untuk mengonsumsi produk tersebut.

Desain produk adalah proses menciptakan suatu produk baru dengan karakteristik tertentu yang umumnya berbeda dengan produk lain yang akan ditawarkan kepada konsumen. KWT Melati menciptakan atau memproduksi suatu produk baru yaitu tepung umbi talas dengan kualitas yang terjamin baik. Fitur produk adalah sarana kompetitif yang membedakan suatu produk dengan produk pesaingnya. Fitur produk yang ditawarkan oleh KWT Melati kepada konsumen adalah tepung umbi talas tidak menyebabkan rasa gatal untuk digunakan sebagai bahan baku dan bahan campuran untuk olahan makanan.

Merek merupakan nama, istilah, tanda, lambang, atau desain, atau kombinasi dari semua ini yang memperlihatkan identitas produk atau jasa dari satu penjual atau sekelompok penjual dan membedakan produk itu dari

43 produk pesaing. Nama merek yang digunakan untuk tepung umbi talas adalah “KWT Melati”. Penggunaan nama KWT Melati ini bertujuan agar mudah diingat oleh konsumen. Selain itu penggunaan nama KWT Melati juga bertujuan untuk memudahkan konsumen dalam mencari produk tersebut.

Kemasan merupakan wadah bagi produk yang berfungsi untuk melindungi produk agar tidak mudah rusak. Kemasan yang digunakan oleh KWT Melati adalah plastik polyethylene. Plastik tersebut merupakan jenis plastik yang umum digunakan untuk membungkus barang atau makanan. Label merupakan penanda yang umumnya ditempelkan pada bagian kemasan. Label yang digunakan oleh KWT Melati adalah menggunakan bahan kertas yang umum digunakan untuk stiker. Label pada kemasan produk KWT Melati berisi informasi mengenai nama merek, jenis tepung, nama pihak yang memproduksi, netto (berat bersih) dan tanggal kadaluwarsa. Namun informasi yang tertera dalam label belum sesuai dengan Peraturan Pemerintah, karena belum mencantumkan alamat pihak yang memproduksi, nomor P-IRT, keterangan halal, dan mengisi kode produksi. Pelayanan pelanggan adalah elemen lain yang ada dalam strategi produk. Pelayanan pelanggan yang telah dijalankan oleh KWT Melati adalah melakukan komunikasi dengan pelanggan yang lama tidak membeli produk KWT Melati dengan menanyakan terkait produk yang ditawarkan oleh KWT Melati kepada pelanggan.

4) Penetapan Harga

Harga adalah sejumlah uang yang ditagihkan atas suatu produk atau jasa, atau jumlah dari nilai yang ditukarkan para pelanggan untuk memperoleh manfaat dari memiliki atau menggunakan suatu produk atau jasa. Penetapan harga yang dilakukan oleh KWT Melati adalah berdasarkan biaya plus yaitu menambahkan mark-up pada biaya produk. KWT Melati menetapkan harga tepung umbi talas per kilogram sebesar Rp20 000. KWT Melati menerapkan daftar harga yang berbeda untuk tepung umbi talas yaitu untuk ukuran 250 gram dengan harga Rp8 000 dan ukuran satu kilogram dengan harga Rp20 000. KWT Melati tidak memberlakukan adanya potongan harga dalam menjual produknya. Periode pembayaran yang diberlakukan oleh KWT Melati adalah saat transaksi berlangsung dan tidak memberlakukan adanya kredit pada penjualan produknya.

5) Distribusi

Analisis distribusi pada pemasaran produk KWT Melati dilakukan dengan mengevaluasi saluran distribusi, wilayah pemasaran, dan lokasi KWT Melati. Saluran ditribusi yang dilakukan oleh KWT Melati ada dua yaitu, dari KWT Melati langsung kepada produsen pengguna tepung umbi talas atau konsumen akhir dan dari KWT Melati kepada pedagang perantara kemudian kepada konsumen akhir. Wilayah pemasaran KWT Melati meliputi wilayah lingkar dalam Bogor dan lingkar luar Bogor yang meliputi wilayah Depok, Tangerang, Bekasi, dan Jakarta. Lokasi pemasaran untuk produk KWT Melati berada di sekretariat KWT Melati di Kampung Nagrok, Kelurahan Pamoyanan, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor. Lokasi tersebut strategis dan mudah dijangkau karena terletak di tepi jalan raya yang merupakan jalan alternatif Bogor-Sukabumi. Untuk persediaan, KWT

44

Melati selalu menjamin persediaan pada produknya. Hal ini bertujuan agar konsumen puas jika akan melakukan pembelian secara tiba-tiba.

Pada kegiatan pendistribusian produk, KWT Melati menggunakan transportasi darat yaitu menggunakan sepeda motor untuk wilayah lingkar dalam Bogor, sedangkan untuk wilayah lingkar luar Bogor yang meliputi wilayah Depok, Tangerang, Bekasi, dan Jakarta, pihak KWT Melati melakukan kerjasama dengan pihak ketiga untuk meneruskan pendistribusian produknya ke konsumen. Biasanya pihak KWT Melati mengantarkan produknya sampai Cibinong dan pendistribusian selanjutnya dilakukan oleh pihak ketiga tersebut. Pihak ketiga tersebut merupakan orang yang dipercaya sebagai perantara KWT Melati dengan konsumen dalam hal pendistribusian produk. Logistik merupakan proses pengelolaan dari pada pemindahan dan penyimpanan barang terkait dari sumber pengadaan ke konsumen akhir secara efektif dan efisien. Logistik yang dilakukan oleh KWT Melati yaitu melakukan pengelolaan dan penyimpanan produk di tempat penyimpanan yang kering sebelum didistribusikan kepada konsumen. Pengelolaan dan penyimpanan produk dilakukan di sekretariat KWT Melati di dalam lemari yang terbuka.

6) Riset Pemasaran

Riset pemasaran yang dilakukan oleh KWT Melati yaitu dengan menganalisis kegiatan riset pasar. Riset pasar yang dilakukan oleh KWT Melati adalah dengan mencari informasi terkait kekuatan dan kelemahan produk KWT Melati dan pesaing KWT Melati. Pihak KWT Melati melakukan riset pemasaran dengan bantuan internet dan informasi pelanggan. KWT Melati melakukan pengumpulan informasi terkait kekuatan dan kelemahan dari aspek kualitas produk, harga produk, dan wilayah pemasaran.

Berdasarkan uraian di atas, dalam penelitian ini menetapkan penjualan produk/jasa, perencanaan produk dan jasa, dan distribusi untuk dijadikan sebagai faktor kunci lingkungan internal. Untuk analisis konsumen, penetapan harga dan riset pemasaran tidak ditetapkan sebagai faktor kunci lingkungan internal, karena informasi yang diperoleh terbatas.

Identifikasi Faktor Kunci Peluang, Ancaman, Kekuatan, dan Kelemahan Pemasaran Tepung Umbi Talas KWT Melati