• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN

1) Identifikasi Peluang dan Ancaman

Peluang merupakan situasi lingkungan yang dapat memberikan keuntungan bagi keberlangsungan suatu usaha. Identifikasi peluang perlu dilakukan sebelum melakukan perumusan strategi. Hal ini bertujuan untuk mengenali dan mengevaluasi faktor-faktor yang dapat mempengaruhi strategi pemasaran dari luar. Identifikasi peluang pada KWT Melati mencakup:

45 (a) Dukungan pemerintah dalam bentuk pelatihan, pendampingan dan

promosi

Pada kegiatan pemasaran, KWT Melati memperoleh dukungan dari berbagai instansi pemerintahan di Kota Bogor yaitu dari Disperindag dan Kantor Ketahanan Pangan. Dukungan tersebut antara lain dalam bentuk pelatihan, pendampingan dan promosi. Pelatihan yang diberikan oleh pemerintah kepada KWT Melati antara lain adalah pelatihan pembuatan tepung sampai pengemasan. Pendampingan yang dilakukan oleh pemerintah adalah dengan melakukan pengawasan pada produk yang dihasilkan oleh KWT Melati dan saat kegiatan pameran. Untuk mendukung kegiatan promosi, pemerintah dengan rutin mengadakan pameran-pameran produk pertanian dan olahannnya. Hal ini bertujuan untuk memperkenalkan produk- produk pertanian dan olahannya kepada masyarakat luas. Adanya dukungan tersebut dapat dijadikan sebagai peluang bagi KWT Melati dalam kegiatan pemasaran tepung umbi talas.

(b) Peluang kerjasama dengan produsen pengguna tepung umbi talas masih terbuka di wilayah Bogor

Berdasarkan informasi dari Kantor Ketahanan Pangan Kota Bogor, pada tahun 2010 terdapat tiga kelompok wanita tani yang mendapat pembinaan pengolahan tepung umbi talas. Kelompok tersebut adalah KWT Melati (Pamoyanan), KWT Melati (Cimahpar), dan KWT Hijau Lestari (Ciparigi). Saat ini hanya KWT Melati (Pamoyanan) yang masih kontinyu memproduksi tepung umbi talas di Kota Bogor. Hal ini disebabkan KWT Melati terus melakukan perluasan pemasaran dan tidak bergantung sepenuhnya pada program pembinaan dari pemerintah. Sedangkan dua kelompok wanita tani yang lain telah berhenti berproduksi karena program pembinaan dari pemerintah telah selesai dan tidak melakukan perluasan pemasaran seperti KWT Melati.

Sebagai satu-satunya produsen tepung umbi talas di Kota Bogor, KWT Melati memanfaatkan kondisi tersebut sebagai peluang untuk menjalin kerjasama dalam memasarkan produknya kepada para produsen pengguna tepung umbi talas. Untuk wilayah Bogor, pasar tepung umbi talas masih terbuka karena belum terlalu banyak produsen dari luar Bogor yang memasok tepung umbi talas. Dengan demikian peluang kerjasama dengan produsen pengguna tepung umbi talas dapat menjadi sebuah peluang besar bagi KWT Melati.

(c) Tepung umbi talas dapat mensubstitusi tepung terigu

Tepung umbi talas merupakan salah satu alternatif tepung yang dapat digunakan untuk menggantikan tepung terigu. Hal ini disebabkan tepung umbi talas memiliki komposisi kimia yang relatif sama dengan tepung terigu. Saat ini penggunaan tepung umbi talas sebagian besar digunakan untuk pembuatan olahan makanan. Olahan makanan tersebut antara lain

brownies, pia, roll talas, donat dan masih banyak yang lainnya. Kondisi tersebut dapat menjadi peluang bagi KWT Melati untuk memasarkan produknya kepada produsen pengguna tepung umbi talas dan konsumen akhir.

46

(d) Peluang pasar untuk tepung umbi talas masih terbuka di wilayah Bogor Sejalan dengan semakin berkembangnya olahan makanan berbahan tepung umbi talas, maka peluang tepung umbi talas di pasar semakin terbuka. Selain itu, prospek tepung umbi talas akan semakin meningkat dengan adanya nilai tambah dari tepung umbi talas yang dapat dimanfaatkan untuk diet bebas gluten. Kondisi tersebut mampu memberikan keuntungan bagi KWT Melati untuk memasarkan produknya. Oleh karena itu peluang pasar yang masih terbuka ini dapat dimanfaatkan oleh KWT Melati untuk memperluas pemasaran tepung umbi talas.

(e) Adanya perkembangan teknologi (internet) untuk mendukung kegiatan promosi tepung umbi talas

Perkembangan teknologi saat ini telah memberikan banyak kemudahan dalam mendukung berbagai kegiatan seperti kegiatan pemasaran. Adanya internet dapat dijadikan sebagai sarana utama bagi para pelaku bisnis untuk mempromosikan dan mempublikasikan produknya kepada masyarakat luas. Selain itu adanya internet mampu menjawab tantangan atau kendala bisnis seperti wilayah geografis, promosi, target pemasaran, proses administrasi pembelian dan penjualan, biaya yang dikeluarkan atau kendala bisnis lainnya. Oleh karena itu perkembangan teknologi menjadi sebuah peluang yang harus dimanfaatkan oleh KWT Melati untuk mendukung kegiatan promosi dalam kegiatan pemasaran.

Ancaman merupakan situasi lingkungan yang tidak memberikan keuntungan bagi keberlangsungan suatu usaha. Identifikasi ancaman perlu dilakukan sebelum melakukan perumusan strategi. Hal ini bertujuan untuk mengenali dan mengevaluasi faktor-faktor yang dapat mempengaruhi strategi pemasaran dari luar. Identifikasi ancaman pada KWT Melati mencakup:

(a) Persaingan dengan produsen sejenis semakin kompetitif

Persaingan dengan produsen sejenis merupakan kekuatan kompetitif yang paling kuat dalam pemasaran. Intensitas persaingan dengan produsen sejenis akan meningkat ketika jumlah pesaing semakin bertambah. Persaingan produk KWT Melati dengan produsen sejenis umumnya mencakup daerah pemasaran, kualitas produk dan persaingan penentuan harga.

Menurut KWT Melati, persaingan penentuan harga merupakan persaingan yang sangat kompetitif diantara produsen sejenis. Hal ini disebabkan oleh pesaing baru menetapkan harga lebih rendah dibandingkan KWT Melati. Pesaing baru tersebut menetapkan harga sebesar Rp13 000 per kilogram, sedangkan KWT Melati menetapkan harga sebesar Rp20 000 per kilogram. Rendahnya harga yang ditawarkan oleh pesaing membuat tiga konsumen KWT Melati beralih kepada pesaing baru tersebut. Kondisi persaingan tersebut menjadi ancaman bagi KWT Melati dalam memasarkan produknya.

(b) Harga tepung substitusi (tepung terigu) yang lebih murah dibandingkan tepung umbi talas

Adanya perbedaan harga yang lebih murah pada produk substitusi merupakan salah satu ancaman bagi produk utama. Umumnya konsumen akan membandingkan perbedaan harga produk utama dengan produk substitusinya. Apabila produk substitusi memiliki harga yang lebih murah

47 dibandingkan produk utama maka sebagian besar konsumen akan lebih memilih produk substitusi.

Pada tepung umbi talas yang diproduksi oleh KWT Melati, penetapan harga tepung umbi talas lebih tinggi dibandingkan tepung substitusi yaitu Rp20 000 per kilogram untuk tepung umbi talas dan Rp8 836 (harga harian nasional pada tanggal 26 Mei 2015) untuk tepung terigu per kilogram. Penetapan harga tepung umbi talas yang lebih tinggi dibandingkan dengan tepung terigu disebabkan oleh kebutuhan bahan baku yang banyak dan harga bahan baku yang mahal. Oleh karena itu adanya perbedaan harga tersebut menjadi ancaman bagi KWT Melati karena akan mempengaruhi keputusan pembelian konsumen.

(c) Ancaman pendatang baru akan mempengaruhi kegiatan pemasaran tepung umbi talas

Masuknya pendatang baru ke dalam industri dapat dipengaruhi oleh adanya hambatan masuk pada industri tersebut. Apabila hambatan masuk ke suatu industri rendah maka intensitas persaingan diantara produsen sejenis akan meningkat, namun jika hambatan masuk ke suatu industri tinggi, maka produsen tidak akan mendapatkan ancaman dari pendatang yang baru.

Pada industri tepung umbi talas, hambatan masuk industri relatif rendah sehingga pesaing mudah untuk masuk ke dalam industri. Masuknya pesaing baru tersebut akan berdampak pada penurunan penjualan produk KWT Melati. Oleh karena itu masuknya pesaing baru merupakan ancaman bagi keberlanjutan pemasaran tepung umbi talas KWT Melati.

(d) Adanya tepung substitusi (tepung terigu) yang lebih dahulu dikenal oleh masyarakat

Produk substitusi adalah produk yang dapat menggantikan fungsi dari produk lain secara sempurna. Adanya produk substitusi dapat mengancam keberadaan dari produk utama. Ancaman produk substitusi dapat ditentukan dari banyaknya produk yang memiliki fungsi sama dan mempunyai kecenderungan untuk memiliki harga atau prestasi yang lebih baik daripada produk industri. Produk substitusi juga sering kali datang dengan cepat ke dalam pasar apabila beberapa pengembangan meningkatkan persaingan dalam industri.

Ancaman produk substitusi bagi industri tepung umbi talas relatif besar. Hal ini disebabkan oleh cukup banyak produk yang memiliki fungsi yang hampir sama dengan tepung umbi talas, sehingga adanya produk substitusi tersebut dapat menjadi ancaman bagi pemasaran produk KWT Melati. (e) Daya beli konsumen yang merupakan produsen pengguna tepung umbi

talas menurun

Adanya pesaing dari produsen sejenis mampu memberikan pengaruh yang besar bagi KWT Melati dalam memasarkan produknya. Dengan penawaran harga yang lebih rendah oleh pesaing menyebabkan produsen olahan makanan beralih untuk membeli tepung umbi talas kepada pesaing KWT Melati. Kondisi ini dapat mempengaruhi kegiatan pemasaran yang dilakukan oleh KWT Melati karena konsumen yang membeli tepung umbi talas kepada KWT Melati menurun. Oleh karena itu daya beli konsumen yang menurun merupakan ancaman bagi keberlanjutan pemasaran KWT Melati.

48